Pengujian Hipotesis Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif

1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi posotif, 2. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3. Angka diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,962 a ,925 ,922 6,65542E7 1,386 a. Predictors: Constant, Dana Bagi Hasil 2010-2013, Dana Alokasi Khusus 2010-2013, Dana Alokasi Umum 2010-2013, Pendapatan Asli Daerah 2010-2013 b. Dependent Variable: Belanja Langsung 2010-2013 Sumber : Lampiran diolah dari SPSS, 2015 Dari tabel diatas memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,386. Angka ini terletak diantara -2 dan +2, dari pengamatan ini dapatt disimpulkan bahwa tidak ada terjadi autokorelasi positif maupun negatif.

4.2.3. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan diperoleh kesimpulan bahwa model sudah dapat digunakan untuk melakukan pengujian analisa regresi berganda, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Ringkasan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini :

4.2.3.1. Koefisien Korelasi dan koefisien Determinasi Goodness of Fit

Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat jika nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. Adapun koefisien determinasi goodness of fit yang dinotasikan dengan � 2 merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi. Determinasi � 2 mencerminkan kemampuan model dalam menjelaskan variabel dependen. Koefisien korelasi dan koefisien determinasi dari model penelitian dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Koefisien korelasi dan Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,962 a ,925 ,922 6,65542E7 a. Predictors: Constant, Dana Bagi Hasil 2010-2013, Dana Alokasi Khusus 2010-2013, Dana Alokasi Umum 2010-2013, Pendapatan Asli Daerah 2010-2013 b. Dependent Variable: Belanja Langsung 2010-2013 Sumber : Lampiran diolah dari SPSS, 2015 Tabel menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi R sebesar 0,962 yang berarti bahwa korelasi antar variabel independen dengan variabel dependennya berpengaruh signifikan positif didasarkan pada nilai R yang berada di atas 0,5. Nilai R square � 2 atau nilai koefisien deteminasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai � 2 adalah diantara nol dan satu. Nilai � 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum � 2 untuk data silang crossection relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamat, sedangkan untuk data runtun waktu timeseries biasanya mempunyai koefisien determinasi yang tinggi. Nilai sebesar 92,5 mempunyai arti bahwa Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil mampu dijelaskan oleh variabel Belanja Langsung sebesar 92,5, sedangkan sisanya sebesar 7,5 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.

4.2.3.2. Uji Simultan Uji F

Signifikansi model regresi secara simultan diuji denga melihat perbandingan F-tabel dan F-hitung. Selain itu akan dilihat nilai signifikansi sig, dimana jika nilai sig dibawah 0,05 maka variabel independen dinyatakan berpengaruh terhadap variabel dependen. Adapun hipotesis untuk uji F adalah Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil memiliki pengaruh secara simultan terhadap Belanja Langsung. Uji F ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F-hitung dengan ketentuan : Jika F-hitung F- tabel pada α = 0,05, maka H5 ditolak, Jika F-hitung F- tabel pada α = 0,05, maka H5 diterima. Nilai F-hitung dan nilai signifikansi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.7 Uji Statistik F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 6.897E18 4 1.724E18 389.241 .000 a Residual 5.625E17 127 4.429E15 Total 7.459E18 131 a. Predictors: Constant, Dana Bagi Hasil 2010-2013, Dana Alokasi Khusus 2010-2013, Dana Alokasi Umum 2010-2013, Pendapatan Asli Daerah 2010-2013 b. Dependent Variable: Belanja Langsung 2010-2013 Sumber : Lampiran diolah dari SPSS, 2015 Dari hasil analisis regresi ini, didapat F-hitung adalah 389,241 dengan signifikansi sebesar 0.000 p = 0,000; p 0,05. Signifikan F sebesar 0.000 menunjukkan tingkat kesalah yang akan ditanggung sebagai peneliti bila menolak hipotesa nol. Dengan demikian, maka tingkat kesalahan yang akan ditanggung jika peneliti mengatakan bahwa X1, X2, X3 dan X4 mampu menjelaskan Y adalah 0.000. Tingkat kesalahan ini sangat jauh dibawah nilai α yang sudah ditetapkan diawal yaitu 5. Adapun nilai F- tabel untuk α = 0.05 dengan pembilang sebesar 4 dan penyebut sebesar 28 adalah 2,7141. Maka diperoleh bahwa F-hitung F-tabel 389,241 2,7141. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil secara bersama berpengaruh terhadap belanja langsung.

4.2.3.3. Hasil model Estimasi dan Uji Parsial Uji t 1 Hasil Model Estimasi

Tabel 4.8 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 6.812E7 1.441E7 4.728 .000 Pendapatan Asli Daerah 2010-2013 .908 .053 .664 17.239 .000 .401 2.495 Dana Alokasi Umum 2010-2013 .439 .039 .416 11.163 .000 .427 2.340 Dana Alokasi Khusus 2010-2013 .041 .086 .012 .473 .637 .868 1.152 Dana Bagi Hasil 2010- 2013 -.220 .197 -.045 -1.112 .268 .370 2.701 a. Dependent Variable: Belanja Langsung 2010-2013 Sumber : Lampiran diolah dari SPSS, 2015 Dari tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi fungsi adalah sebagai berikut: Y= 68120000 + 0.908X1 + 0.439X2 + 0.041X3 – 0.22X4 Keterangan : Y = Belanja Langsung X1 = Pendapatan Asli Daerah X2 = Dana Alokasi Umum X3 = Dana Alokasi Khusus X4 = Dana Bagi Hasil Keterangan : 1. Pendapatan Asli Daerah memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,908, artinya apabila terjadi perubahan variabel PAD sebesar 1 akan menaikkan belanja langsung sebesar 0,908 dengan asumsi variabel lain tetap. 2. Dana Alokasi Umum memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0.439, artinya apabila terjadi perubahan variabel DAU sebesar 1 akan menaikkan belanja langsung sebesar 0.439 dengan asumsi variabel lain tetap. 3. Dana Alokasi Khusus memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0.041, artinya apabila terjadi perubahan variabel DAK sebesar 1 akan menaikkan belanja langsung sebesar 0.041 dengan asumsi variabel lain tetap. 4. Dana Bagi Hasil memiliki koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0.22, artinya apabila terjadi perubahan variabel DBH sebesar 1 akan menurunkan belanja langsung sebesar 0.22 dengan asumsi variabel lain tetap. 2 Uji Parsial Uji t Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan uji t. Ada dua hipotesis yang akan di uji dengan uji t. H1: PAD memiliki pengaruh signifikan terhadap belanja langsung. H2: DAU memiliki pengaruh signifikan terhadap belanja langsung. H3: DAK memiliki pengaruh signifikan terhadap belanja langsung. H4: DBH memiliki pengaruh signifikan terhadap belanja langsung Uji t ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t-hitung dengan ketentuan : • Jika t-hitung t- tabel α = 0,05, maka Hi ditolak, • Jika t-hitung t- tabel α = 0,05, maka Hi diterima. Tabel 4.9 Uji Statistik t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 6.812E7 1.441E7 4.728 .000 Pendapatan Asli Daerah 2010-2013 .908 .053 .664 17.239 .000 .401 2.495 Dana Alokasi Umum 2010-2013 .439 .039 .416 11.163 .000 .427 2.340 Dana Alokasi Khusus 2010-2013 .041 .086 .012 .473 .637 .868 1.152 Dana Bagi Hasil 2010- 2013 -.220 .197 -.045 -1.112 .268 .370 2.701 a. Dependent Variable: Belanja Langsung 2010-2013 Sumber : Lampiran diolah dari SPSS, 2015 Dari tabel diatas dapat diambil suatu kesimpulan, yaitu : 1. Pendapatan asli daerah memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 yang berarti nilai ini lebih kecil dari 0,05, sedangkan nilai t-hitung diperoleh sebesar 17,239. Nilai t-hitung ini lebih besar dari t-tabel sebesar 2,0518 17,239 2,0518. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa H1 diterima atau pendapatan asli daerah memiliki pengaruh signifikan terhadap belanja langsung. 2. Dana alokasi umum memiliki nilai signifikansi sebesar 0.000 yang berarti nilai ini lebih kecil dari 0,05, sedangkan nilai t-hitung diperoleh sebesar 11,163. Nilai t-hitung ini lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 2,0518 11,163 2,0518. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa H2 diterima atau dana alokasi umum memiliki pengaruh signifikan terhadap belanja langsung. 3. Dana alokasi khusus memiliki nilai signifikansi sebesar 0.637 yang berarti nilai ini lebih besar dari 0,05, sedangkan nilai t-hitung diperoleh sebesar 0,473. Nilai t-hitung ini lebih kecil dari nilai t-tabel sebesar 2,0518 0,473 2,0518. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak atau dana alokasi khusus tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap belanja langsung. 4. Dana bagi hasil memiliki nilai signifikansi sebesar 0.268 yang berarti nilai ini lebih besar dari 0,05, sedangkan nilai t-hitung diperoleh sebesar -1,112. Nilai t-hitung ini lebih kecil dari nilai t-tabel sebesar 2,0518 -1,112 2,0518. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa H4 ditolak atau dana bagi hasil tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap belanja langsung.

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

3 91 94

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah di Provinsi Aceh

1 50 99

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dan Dana Bagi Hasil (DBH) Terhadap Belanja Langsung Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Jambi

1 37 98

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 35 106

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Barat

3 56 90

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

4 59 87

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

0 0 13

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

0 0 12