RSB RS. Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, Tahun 2015 s.d. 2019 Tabel 3.2.
Lanjutan ……
No. Uraian
RSP dr. Ario Wirawan Salatiga
RSUP Persahabatan Jakarta
RSUD dr. Moewardi Surakarta
1 2
3 4
5
20 Instalasi Gizi 24 Instalasi Cendana
21 Instalasi Logistik 22 Instalasi Pelayanan
Pelanggan dan Humas
23 Instalasi Pemeliharaan Sarana
24 Instalasi Sistem Informasi Manajemen
25 Instalasi Pelayanan Sosial dan Pasien
Jaminan IPSPJ
3 SDM
3 Sp.PD, 3 Sp.P, 1 Sp.A, 1 Sp.Rad, 1
Sp.PK dan 15 dokter umum
Profesor 3 orang, PhD 3 orang, 11 dokter spesialis
konsultan paru, 8 dokter spesialis paru ditambah
dan 76 dokter umum, 4 orang spesialis Bedah
Thoraks Profesor 1 orang, PhD 3
orang, 4 dokter spesialis konsultan paru, 7 dokter
spesialis paru, 2 spesialis Bedah Thoraks
4 Alat Medis
Bronchoscopy Bronchoscopy,
Thorachoscopy, VATS Video Assist
Thorachoscopy Surgery Bronchoscopy
3.5. Analisa SWOT Tabel 3.3. Faktor-Faktor yang membentuk Peluang dan Ancaman pada
RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga
FAKTOR PELUANG FAKTOR ANCAMAN
•
Angka prevalensi penyakit TB yang masih tinggi 2,7, sejalan dengan
peningkatan prevalensi HIVAIDS 0,5 di Indonesia
•
Bertambahnya jumlah dokter spesialis paru di sekitar wilayah cakupan rumah
sakit
•
Meningkatnya animo golongan menengah ke atas untuk mendapatkan pelayanan
secara khusus eksekutif 57
•
Munculnya rumah sakit berstandar internasional dengan tenaga dokter dari
luar negeri
•
Kerja sama dengan pihak ke tiga dalam hal penyediaan peralatan penunjang dan
SDM KSO Laboratorium, Radiologi, FK UNS, Outsourching, Dokter Mitra dan
Institusi pendidikan lainnya
•
Kecenderungan subsidi pemerintah yang menurun
•
Peningkatan penyakit paru dan pernapasan akibat polusi dan gaya hidup
75 dari total pasien rumah sakit
•
Tuntutan hukum masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit
•
Sistem Rujukan BPJS Kesehatan
26
RSB RS. Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, Tahun 2015 s.d. 2019
Tabel 3.4. Faktor-Faktor yang membentuk Kekuatan dan Kelemahan pada
RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga
FAKTOR KEKUATAN FAKTOR KELEMAHAN
•
Pelayanan spesialistik yang meliputi pelayanan kuratif dan rehabilitatif serta
jenis pelayanan khusus yang belum dapat diberikan oleh RS lain
•
Biaya yang terbatas untuk investasi dan perawatan sarana dan prasarana
•
RS Khusus Paru yang sudah dikenal di Pulau Jawa bagian tengah.
•
Sarana prasarana medis kurang mendukung
•
Masih mendapat subsidi pemerintah 50
•
Jumlah SDM pendukung belum sesuai kualifikasi
•
Status sebagai Rumah Sakit Pusat Rujukan Nasional dengan layanan
unggulan asma - PPOK
•
Pemasaran rumah sakit belum optimal
•
Tata kelola keuangan telah mengacu pada Pola Pengelolaan Badan Layanan
Umum
•
TIK yang berjalan belum sepenuhnya mendukung kegiatan manajemen
3.6. Diagram Kartesius Pilihan Prioritas Strategis
Pembobotan untuk mendapatkan posisi total nilai peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan guna mendapatkan posisi bersaing RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga,
sebagai berikut :
Tabel 3.5. Pembobotan Faktor Peluang No.
Faktor Peluang Bobot
Rating Nilai
Terbobot 0 s.d 100
1 2
3 4
5
1 Angka prevalensi penyakit TB yang masih
tinggi, sejalan dengan peningkatan prevalensi HIVAIDS
0,27 60
16,20 2
Meningkatnya animo golongan menengah ke atas untuk mendapatkan pelayanan secara
khusus eksekutif 0,23
50 11,50
4 Kerja sama dengan pihak ke tiga dalam hal
penyediaan peralatan penunjang dan SDM 0,25
55 13,75
5 Peningkatan penyakit paru dan pernapasan
akibat polusi dan gaya hidup 0,25
70 17,50
Jumlah 1,00
58,95
27
RSB RS. Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, Tahun 2015 s.d. 2019
Tabel 3.6. Pembobotan Faktor Ancaman No.
Faktor Ancaman Bobot
Rating Nilai
Terbobot 0 s.d 100
1 2
3 4
5
1 Bertambahnya jumlah dokter spesialis
paru di sekitar wilayah cakupan rumah sakit
0,23 50
11,50
2 Munculnya rumah sakit berstandar
internasional dengan tenaga dokter dari luar negeri
0,20 40
8,00
3 Kecenderungan subsidi pemerintah yang
menurun 0,19
50 9,50
4 Tuntutan hukum masyarakat terhadap
pelayanan rumah sakit 0,20
40 8,00
5 Sistem Rujukan BPJS Kesehatan
0,18 50
9,00
Jumlah 1,00
37,00 Tabel 3.7. Pembobotan Faktor Kekuatan
No. Faktor Kekuatan
Bobot Rating
Nilai Terbobot
0 s.d 100
1 2
3 4
5
1 Pelayanan spesialistik yang meliputi
pelayanan kuratif dan rehabilitatif serta jenis pelayanan khusus yang belum dapat
diberikan oleh RS lain 0,21
50 10,5
2 RS Khusus Paru yang sudah dikenal di
Pulau Jawa Bagian Tengah 0,21
40 8,4
3 Masih mendapat subsidi pemerintah
0,19 30
5,7 4
Status sebagai Rumah Sakit Pusat Rujukan Nasional dengan layanan
unggulan asma - PPOK 0,21
50 10,5
5 Tata kelola keuangan telah mengacu pada
Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum 0,18
30 5,4
Jumlah 1,00
40,50
28
RSB RS. Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, Tahun 2015 s.d. 2019
Tabel 3.8. Pembobotan Faktor Kelemahan No.
Faktor Kelemahan Bobot
Rating Nilai
Terbobot 0 s.d 100
1 2
3 4
5
1 Biaya yang terbatas untuk investasi dan
perawatan sarana dan prasarana 0,23
70 16,10
2 Sarana prasarana medis kurang
mendukung 0,20
60 12,00
3 Jumlah SDM pendukung belum sesuai
kualifikasi 0,19
50 9,50
4 Pemasaran rumah sakit belum optimal
0,22 50
11,00 5
TIK yang berjalan belum sepenuhnya mendukung kegiatan manajemen
0,16 30
4,80
Jumlah 1,00
53,40
Berdasarkan perhitungan pembobotan atas 4 empat Faktor di atas, selanjutnya dilakukan penempatan nilai dalam diagram kartesius. Penentuan nilai untuk masing-
masing sumbu X dan Y ditentukan sebagai berikut : Nilai Sumbu Y = total nilai terbobot peluang dikurangi total nilai terbobot ancaman
Nilai Sumbu Y = 58,95
– 37,00 = 21,95
Nilai Sumbu X = total nilai terbobot kekuatan dikurangi total nilai terbobot kelemahan Nilai Sumbu X = 40,50
– 53,40 = minus 12.90 atau
– 12.90 Berdasarkan ilustrasi di atas, maka titik koordinat sumbu X, sumbu Y adalah -
12.90, 21.95. Kondisi ini menunjukkan posisi RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga berada pada KUADRAN II, yang mengindikasikan bahwa RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga
tersebut mempunyai posisi bersaing dengan kondisi kelemahan lebih menonjol daripada kekuatan organisasi RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, namun mempunyai nilai
peluang usaha yang masih lebih tinggi dari ancamannya. Berdasarkan total nilai peluang usaha yang lebih tinggi daripada total nilai ancaman, kondisi ini menggambarkan bahwa
RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga dinilai masih mempunyai peluang usaha yang masih terbuka lebar.
29
RSB RS. Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, Tahun 2015 s.d. 2019 Selanjutnya, total nilai kelemahan yang lebih tinggi daripada total nilai kekuatan
dan total nilai peluang usaha yang lebih tinggi daripada total nilai ancaman mengindikasikan bahwa RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga tersebut direkomendasikan
agar arah pengembangannya di masa depan untuk memfokuskan pada penguatan mutu layanan sesuai kelas rumah sakit dan dengan pemenuhan persyaratan fasilitas sumber
daya.
Gambar 3.2. Posisi Bersaing RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga Berada Pada Kuadran II Dengan Nilai -12.90,21.95
3.7. Analisa TOWS