Naskah RSB RSPAW Salatiga 2015 2019

(1)

RENCANA STRATEGIS BISNIS

RUMAH SAKIT PARU dr. ARIO WIRAWAN

S A L A T I G A

TAHUN 2015

2019

Jl. Hasanudin No. 806 Salatiga, telp (0298) 326130, fax (0298) 322703 Website www.rspaw.or.id, e-mail rsp_salatiga@rspaw.or.id

SALATIGA - 50701

“Menjadi Lebih Baik dan Membanggakan”

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.

DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN

RUMAH SAKIT PARU dr. ARIO WIRAWAN SALATIGA


(2)

(3)

(4)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga yang sejak berdirinya tahun 1934

sebagai Sanatorium atau tempat peristirahatan atau “tetirah” bagi penderita penyakit

tuberkulosa, telah berkembang menjadi Rumah Sakit Paru dan menjadi Pusat Rujukan Nasional di bidang kesehatan paru dengan pelayanan unggulan pengembangan pelayanan pencegahan dan pengobatan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Operasionalisasi rumah sakit paru ini didukung oleh 477 pegawai, yang terdiri dari tenaga 319 PNS dan 158 orang tenaga non PNS.

Jenis pelayanan yang tersedia saat ini Gawat Darurat, Rawat Jalan, Rawat Inap, dengan pelayanan penunjang mediknya meliputi Radiologi, Laboratorium, Rehabilitasi Medik, Farmasi, Gizi, dan Rekam Medik, serta pendukung pelayanan yang meliputi Kesehatan Lingkungan, Sistem Informasi Rumah Sakit, Humas dan Pelayanan Pelanggan, Logistik, Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, dan Laundry / Washray.

Keberadaan Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga sebagai Badan Layanan Umum (BLU), telah berkembang semakin baik, dengan hasil kinerja organisasi pada tahun 2010 s.d. 2013 yang senantiasa meningkat dari tahun ke tahun, sebagai berikut :

Kunjungan Gawat Darurat dari 7.152 kunjungan di tahun 2010 menjadi 9.469 kunjungan di tahun 2013;

Kunjungan Rawat jalan dari 28.165 kunjungan pada tahun 2010 menjadi 35.905 kunjungan pada tahun 2013;

BOR dari 64,01% tahun 2010 menjadi 68,51% tahun 2013;

Pendapatan fungsional meningkat dari sebesar Rp. 20.713.002.631 pada tahun 2010 menjadi Rp. 26.106.049.352 pada tahun 2013.

Hasil analisa SWOT menunjukan Rumah sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga berada pada Kuadran II dengan koordinat (-12.90, 21.95), sehingga arah pengembangannya di masa depan untuk memfokuskan pada penguatan mutu layanan sesuai kelas rumah sakit dan dengan pemenuhan persyaratan fasilitas / sumber daya.

Target pencapaian organisasi tahun 2014 diprediksikan sebagai berikut :

Kunjungan rawat jalan sebanyak 117 kunjungan per hari di tahun 2010 menjadi 151 kunjungan per hari di tahun 2014;

Kunjungan rawat darurat sebanyak 22 kunjungan per hari di tahun 2010 menjadi 38 kunjungan per hari di tahun 2014;

Jumlah hari rawat sebanyak 30.500 hari di tahun 2010 menjadi 37.500 hari di tahun 2014;

Jumlah pendapatan sebesar Rp. 20.000.000.000,- di tahun 2010 menjadi sebesar Rp. 30.000.000.000,- di tahun 2014.


(5)

DAFTAR ISI

A. Lembar Pengesahan ... i

B. Kata Pengantar ... ii

C. Ringkasan Eksekutif ... iii

D. Daftar Isi ... iv

E. Daftar Tabel ... v

F. Daftar Bagan/Gambar ... vii

Bab I Pendahuluan ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan RSB ... 2

1.3. Dasar Hukum ... 2

1.4. Sistematikan Laporan ... 3

Bab II Gambaran Kinerja Saat Ini ... 4

2.1. Sumber Daya ... 7

2.2. Gambaran Kinerja Aspek Pelayanan ... 13

2.3. Gambaran Kinerja Aspek Keuangan ... 18

Bab III Arah dan Prioritas Strategis ... 20

3.1. Rumusan Pernyatan Visi, Misi, dan Tata Nilai ... 20

3.2. Aspirasi Stakeholders Inti ... 22

3.3. Tantangan Strategis ... 22

3.4. Benchmarking ... 23

3.5. Analisa SWOT ... 26

3.6. Diagram Kartesius Pilihan Prioritas Strategis ... 27

3.7. Analisa TOWS ... 30

3.8. Rancangan Peta Strategi Balanced Scorecard (BSC) ... 33

Bab IV Indikator Kinerja Utama dan Program Kerja Strategis ... 35

4.1. Matriks IKU ... 35

4.2. Kamus IKU ... 37

4.3. Program Kerja Strategis ... 64

Bab V Analisa dan Mitigasi Risiko ... 66

5.1. Identifikasi Risiko ... 66

5.2. Penilaian Tingkat Risiko ... 67

5.3. Rencana Mitigasi Risiko ... 71

Bab VI Proyeksi Finansial ... 74

6.1. Estimasi Pendapatan ... 74

6.2. Rencana Kebutuhan Anggaran ... 74

6.3. Rencana Pendanaan ... 82


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Distribusi Pegawai Menurut Jenis Ketenagaan dan Kualifikasi Pendidikan, RS. Paru dr. Ario Wirawan Salatiga,

Januari s.d. April 2014 ... 8

Tabel 2.2. Fasilitas Gedung Pelayanan RS, Januari s.d. Juni 2014 ... 11

Tabel 2.3. Peralatan Pendukung Pelayanan, Januari s.d. Juni 2014 ... 12

Tabel 2.4. Sumber Dana RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga (DIPA) ... 13

Tabel 2.5. Pencapaian Kinerja Pelayanan Rawat Inap Tahun 2010 s.d 2013, dan Target 2014 ... 16

Tabel 2.6. Kegiatan Pelayanan Penunjang Tahun 2010 s.d. 2013, dan dan Target 2014 ... 16

Tabel 2.7. Distribusi Kunjungan di RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga Berdasarkan Asal Daerah, 2013 ………. 17

Tabel 2.8. Realisasi Belanja Operasional RSP dr. Ario Wirawan Salatiga, Tahun 2010 s.d. 2013 ... 18

Tabel 2.9. Pendapatan RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, Tahun 2010 s.d. 2013 ... 18

Tabel 2.10. Rasio Keuangan RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga Tahun 2010 s.d. 2013 ... 19

Tabel 2.11 Opini Atas Laporan Keuangan RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, Tahun 2010 s.d 2013 ... 19

Tabel 3.1. Analisis Stakeholders Inti ... 22

Tabel 3.2. Benchmarking Antar 3 (Tiga) Rumah Sakit Paru ... 23

Tabel 3.3. Faktor-Faktor yang membentuk Peluang dan Ancaman pada RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga ... 26

Tabel 3.4. Faktor-Faktor yang membentuk Kekuatan dan Kelemahan pada RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga ... 27

Tabel 3.5. Pembobotan Faktor Peluang ... 27

Tabel 3.6. Pembobotan Faktor Ancaman ... 28

Tabel 3.7. Pembobotan Faktor Kekuatan ... 28

Tabel 3.8. Pembobotan Faktor Kelemahan ... 29

Tabel 3.9. Analisa TOWS RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga ... 32

Tabel 4.1. Matriks IKU RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga Tahun 2015 s.d 2019 ... 35

Tabel 4.2. Program Kerja Strategis RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga Tahun 2015 s.d 2019 ... 65

Tabel 5.1. Jenis Risiko Berdasarkan Sasaran Strategis RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga Pada Periode 2015 s.d 2019 ... 66

Tabel 5.2 Matriks Risiko Untuk Menentukan Tingkat Risiko RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga ... 68

Tabel 5.3. Penilaian Tingkat Risiko RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga ... 69

Tabel 5.4. Posisi Berbagai Risiko Dalam Matriks Risiko ... 71

Tabel 5.5. Penentuan Rencanan Mitigasi Risiko ... 72

Tabel 6.1. Estimasi Pendapatan RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, Periode 2015 s.d 2019 ... 74

Tabel 6.2. Estimasi Anggaran Operasional RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, Periode 2015 s.d 2019 ... 75


(7)

Tabel 6.3. Estimasi Anggaran Program Pengembangan

RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, Periode 2015 s.d 2019 ... 76 Tabel 6.4. Perbandingan Estimasi Pendapatan dan Estimasi Anggaran

Pengeluaran RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga,


(8)

DAFTAR BAGAN / GRAFIK / GAMBAR

Bagan 2.1. Struktur Organisasi RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga ... 7

Grafik 2.1 Distribusi Pegawai RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Januari s.d. Juni 2014 ... 10

Grafik 2.2. Distribusi PNS RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga Menurut Golongan, Januari s.d. Juni 2014 ... 10

Grafik 2.3. Pelayanan Rawat Darurat Tahun 2010 s.d. 2013, dan Target 2014 ... 14

Grafik 2.4. Pelayanan Rawat Jalan Tahun 2010 s.d. 2013, dan Target 2014 ... 15

Grafik 2.5. Perbandingan Jumlah Hari Perawatan Tahun 2010 s.d. 2013, dan Target 2014 ... 16

Grafik 2.6. Sepuluh (10) Besar Diagnosa Penyakit Di RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, 2013 ………..…..……. 17

Gambar 3.1. Logo RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga ... 21

Gambar 3.2. Posisi Bersaing RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga Berada Pada Kuadran II Dengan Nilai (-12.90,21.95) ... 30

Gambar 3.3. Peta Strategi BSC RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga ... 34

Gambar 4.2.1. Kamus IKU Tingkat Kepuasan Pasien Per Tahun ... 38

Gambar 4.2.2. Kamus IKU Tingkat Kesehatan BLU ……….……….. 39

Gambar 4.2.3. Kamus IKU % Komplain yang Di TL secara Tuntas ………... 40

Gambar 4.2.4.1. Kamus IKU Tingkat Kepuasan Peserta Didik …... 41

Gambar 4.2.4.2. Kamus IKU Tingkat Kepuasan Peserta Didik …... 41

Gambar 4.2.4.3. Kamus IKU Tingkat Kepuasan Peserta Didik …... 42

Gambar 4.2.5.1. Kamus IKU Jumlah Supervisi Residen Per Tahun ... 43

Gambar 4.2.5.2. Kamus IKU Jumlah Supervisi Residen Per Tahun ... 44

Gambar 4.2.5.3. Kamus IKU Jumlah Supervisi Residen Per Tahun ... 44

Gambar 4.2.6. Kamus IKU Jumlah Publikasi Penelitian Tingkat Nasional ... 45

Gambar 4.2.7.1. Kamus IKU Error Rate Laboratorium TB < 5% ... 46

Gambar 4.2.7.2. Kamus IKU Error Rate Laboratorium TB < 5% ... 47

Gambar 4.2.8. Kamus IKU Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional (Fornas) ... 48

Gambar 4.2.9. Kamus IKU Angka Kematian di IGD ... 49

Gambar 4.2.10. Kamus IKU Angka Kejadian Phlebitis ………... 50

Gambar 4.2.11. Kamus IKU Waktu Tunggu RJ < 30 Menit ... 51

Gambar 4.2.12. Kamus IKU Pengembalian RM 1 x 24 Jam ... 52

Gambar 4.2.13. Kamus IKU Prosentase Kasus Perdarahan Masif pada Tindakan Bronchoscopy ………... 53

Gambar 4.2.14. Kamus IKU Penanganan Emergency Kasus Ventiel Pneumothoraks < 2 Jam ... 54

Gambar 4.2.15. Kamus IKU Waktu Tunggu Tindakan Elektif Bronchoscopy < 24 Jam ………... 55

Gambar 4.2.16. Kamus IKU Waktu Tunggu Resep Obat Jadi di Rawat Jalan < 30 Menit ………... 56

Gambar 4.2.17. Kamus IKU % Karyawan Melebihi Target Kinerja …….……... 57

Gambar 4.2.18. Kamus IKU % Pendidikan SDM Sesuai Harapan (persyaratan kompetensi jabatan) ………... 58


(9)

Gambar 4.2.19. Kamus IKU Jumlah Modul Terintegrasi ... 59

Gambar 4.2.20. Kamus IKU Pemenuhan Peralatan Medik Sesuai Standar ... 60

Gambar 4.2.21. Kamus IKU Pemeliharaan Peralatan Medik Sesuai Kebutuhan ... 61

Gambar 4.2.22. Kamus IKU Utilisasi Alat Kedokteran Canggih ... 62


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga yang pada awal mulanya merupakan sebuah Sanatorium atau tempat petirahan yang merupakan fasilitas medis untuk penyakit jangka panjang (--- terutama tuberkulosis ---), dan saat ini telah berkembang menjadi sebuah Institusi pemberi pelayanan di bidang kesehatan paru dan pernapasan. Pada saat kondisi Rumah Sakit sudah mulai berkembang, muncul hambatan dengan terjadinya krisis moneter yang berakibat pada kemampuan dana yang tersedia di masyarakat untuk pengobatan berkurang, serta terjadinya kekhawatiran rumah sakit terimbas dengan menurunnya pendapatan sementara pemerintah dalam mensubsidi kegiatan sosial termasuk sektor kesehatan juga akan menurun. Dalam hal ini rumah sakit dituntut memiliki kemampuan untuk mandiri, baik dengan pola swadana maupun swakelola sehingga dalam kondisi belum stabilnya keuangan pemerintah dan masyarakat, rumah sakit dapat meningkatkan kualitas baik pelayanan mutu maupun jenisnya

Salah satu langkah strategis yang ditempuh dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja organisasi, antara lain melalui program pemerintah dalam pemberian otonomi kepada Instansi Pemerintah, sehingga mampu menyelenggarakan manajemen unitnya sacara mandiri sejalan dengan berkurangnya intervensi birokrasi.

Dilatarbelakangi oleh permasalahan tersebut di atas, maka untuk memaksimalkan peran dan fungsi rumah sakit sebagai Institusi pemberi pelayanan khusus paru dan pengembangan pelayanan kesehatan pernapasan perlu didukung dengan pengelolaan keuangan yang memberi fleksibilitas berdasarkan prinsip ekonomi, produktivitas dan penerapan praktek bisnis yang sehat, yakni dengan menyelenggarakan fungsi organisasi berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu dan berkesinambungan.


(11)

1.2. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari Penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga sebagai Rumah Sakit Badan Layanan Umum (BLU), adalah :

1. Panduan dalam menentukan arah strategis dan prioritas tindakan RSP dr. Ario Wirawan Salatiga selama periode lima tahunan yang sejalan dengan Rencana Aksi Ditjen Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI;

2. Pedoman strategis dalam pola penguatan dan pengembangan mutu kelembagaan RSP dr. Ario Wirawan Salatiga;

3. Dasar rujukan untuk menilai keberhasilan pemenuhan misi dan dalam pencapaian visi RSP dr. Ario Wirawan Salatiga;

4. Salah satu rujukan untuk membangun arah jalinan kerjasama dengan para stakeholders inti RSP dr. Ario Wirawan Salatiga.

1.3. Dasar Hukum

1. Permenkes Menteri Kesehatan No. 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran Badan Layanan Umum Di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan;

3. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Rencana Strategis Bisnis Kementrian Kesehatan;

4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 274/KMK.05/2007 tanggal 21 Juni 2007 tentang Penetapan RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga Pada Departemen Kesehatan Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;

5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 756/Menkes/SK/VI/2007 tanggal 26 Juni 2007 tentang Penetapan 15 (Lima Belas) Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan Dengan Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;

6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 249/Menkes/Per/III/2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga;


(12)

7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 438/Menkes/SK/VI/2009 tanggal 18 Juni 2009, tentang Peningkatan Kelas Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga menjadi Rumah Sakit Khusus Kelas A;

8. Rencana Aksi Ditjen Bina Upaya Kesehatan;

9. Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-54/PB/2013 tentang Penilaian Kinerja Satuan Kerja Badan Layanan Umum Bidang Layanan Kesehatan;

10. Surat Edaran Dirjen Bina Upaya Kesehatan Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Bisnis Bagi Satuan Kerja Unit Pelaksana Teknis Vertikal di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan;

11. Kontrak Kinerja Direktur RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga 2014.

1.4. Sistematika Laporan

Bab I Pendahuluan, berisi Latar Belakang, Sejarah Singkat RSP dr. Ario Wirawan Salatiga, Tujuan RSB, Dasar Hukum dan Sistematika Laporan;

Bab II Gambaran Kinerja Saat Ini, berisi Gambaran Kinerja Aspek Pelayanan dan Gambaran Kinerja Aspek Keuangan;

Bab III Arah dan Prioritas Strategi, berisi Rumusan Pernyataan Visi, Misi, dan Tata Nilai, Aspirasi Stakeholders Inti, Tantangan Strategis, Benchmarking, Analisa SWOT, Diagram Kartesius Pilihan Prioritas Strategi, Analisa TOWS, Rancangan Peta Strategi BSC;

Bab IV Indikator Kinerja Utama dan Program Kerja Strategis, berisi Matriks IKU, Kamus IKU, dan Program Kerja Strategis;

Bab V Analisa dan Mitigasi Risiko, berisi Identifikasi Resiko, Penilaian Tingkat Risiko, dan Rencana Mitigasi Risiko;

Bab VI Proyeksi Finansial, berisi Estimasi Pendapatan, Rencana Kebutuhan Anggaran dan Rencana Pendanaan;

Bab VII Penutup.


(13)

BAB II

GAMBARAN KINERJA SAAT INI

Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, sebelumnya bernama RSTP Ngawen Salatiga, pada awal berdirinya di tahun 1934, berfungsi sebagai tempat petirahan bagi penderita kesehatan paru yang pada masa itu lebih banyak didominasi oleh warga keturunan Belanda. Dari fungsi awal tersebut, sampai saat ini masih banyak anggota masyarakat yang menyebutnya dengan Sanatorium. Pendirian Sanatorium tersebut dilatar belakangi dengan kondisi udara yang sejuk karena secara geografis daerah Ngawen Salatiga memiliki ketinggian kurang lebih 800 meter dari permukaan air laut dengan suhu udara berkisar antara 18 – 29 C. Kondisi tersebut dianggap sangat ideal sebagai tempat petirahan bagi masyarakat Belanda yang terganggu kesehatan parunya oleh karena wilayah Salatiga, Ambarawa dan sekitarnya banyak ditinggali oleh warga negara Belanda, mengingat kota Salatiga dan sekitarnya merupakan daerah konsentrasi militer/tentara Belanda dengan status sebagai daerah gemeente/kota praja.

Memasuki masa penjajahan Jepang, fungsi sanatorium ini masih tetap berlanjut, hanya penggunaannya sudah mulai dimanfaatkan oleh warga negara Indonesia (pribumi), meskipun pada saat itu pemberian pelayanan kesehatan belum juga dilaksanakan. Baru pada tahun 1952 meskipun masih dengan sebutan sanatorium, sudah mulai mulai dilakukan pemberian pelayanan ditandai dengan adanya tenaga dokter, paramedis dan peralatan untuk pengobatan penyakit TBC.

Pada tahun 1978 dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 137/MenKes/SK/IV/1978 ditetapkan Struktur Organisasi dengan tugas pokok dan fungsinya yaitu sebagai rumah sakit khusus yang menyelenggarakan pelayanan terhadap penderita penyakit TB paru, dengan sebutan RSTP.

Beberapa sanatorium di Jawa Tengah yang ditetapkan sebagai RSTP hanya

RSTP “Ngawen” Salatiga dan RSTP Kalibakung Slawi Tegal, sedangkan 3 (tiga) eks

sanatorium, masing-masing di Semarang, Klaten dan Purwokerto dikonversi dengan Rumah Sakit Umum. Selanjutnya pada tanggal 26 September 2002, dengan Surat

Keputusan Menteri Kesehatan RI, nomor 1208/Menkes/SK/IX/2002, RSTP “Ngawen”

Salatiga berubah nama menjadi Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan, dan merupakan satu-satunya rumah sakit paru di Provinsi Jawa Tengah, yang tepatnya berada di Kota Salatiga.


(14)

Peluang ini menjadikan Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga memiliki kesempatan untuk berkembang menjadi rumah sakit, dengan cakupan wilayah yang cukup luas yaitu wilayah Jawa Tengah dan Provinsi lain yang tidak memiliki RSTP. Peluang ini bertambah besar bila ditinjau dari letak Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga yang berlokasi diantara 3 (tiga) kota besar yaitu Semarang, Yogyakarta dan Surakarta, dimana ketiga kota tersebut diharapkan mampu mendukung keberadaan Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga baik dalam pengadaan SDM, sarana maupun prasarana.

Perubahan situasi dan kondisi serta perilaku hidup masyarakat mengisyaratkan, bahwa ke depan seharusnya Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga kembali pada fungsi dan tugas pokok melaksanakan dan penanggulangan dan penyembuhan penyakit paru (tidak sebatas penanggulangan dan penyembuhan penyakit TB Paru saja). Tugas ini secara riil telah dilakukan oleh Rumah Sakit Tuberkulosa Paru-Paru “Ngawen” Salatiga. Hal ini baru terwujud dengan terbitnya SK Menkes RI tanggal 26 Pebruari 2004 Nomor: 190/MENKES/SK/II/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Paru, yang membawa konsekuensi bertambahnya beban kerja, kebutuhan dana dan SDM serta lebih luasnya cakupan pelayanan.

Kebijakan pemerintah selanjutnya, dalam hal ini Departemen Kesehatan RI menetapkan bahwa Unit Pelaksana Teknis (UPT) Depkes RI sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) berdasarkan SK Menteri Keuangan no.274/KMK.05/2007 tanggal 21 Juni 2007 dan SK Menteri Kesehatan No. 756/Menkes/SK/VI/2007 tanggal 26 Juni 2007. Perkembangan selanjutnya dengan diterbitkannya Permenkes Nomor 249/Menkes/Per/III/2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga mempunyai kesempatan untuk lebih berkembang, hal ini juga didukung dengan keluarnya SK Menteri Kesehatan RI Nomor: 438/Menkes/SK/VI/2009 tanggal 18 Juni 2009, tentang Peningkatan Kelas Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga menjadi Rumah Sakit Khusus Kelas A Non Pendidikan, sehingga Rumah sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga dapat lebih fleksibel dalam melaksanakan pengelolaan keuangan, peningkatan dan pengembangan pelayanan guna memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara paripurna.

Tugas pokok RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, adalah menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan secara paripurna, pendidikan dan pelatihan,


(15)

penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan paru secara serasi, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan lainnya serta melaksanakan upaya rujukan. Adapun Fungsi RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, sebagai berikut :  Pelaksanaan pelayanan kesehatan paru.

 Penatalaksanaan deteksi dini dan pencegahan penyakit paru.  Penatalaksanaan penderita penyakit paru.

 Pelaksanaan rehabilitasi penderita penyakit paru.  Pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan.  Pelaksanaan pelayanan rujukan.

 Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang penanggulangan penyakit paru.

 Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang penanggulangan penyakit paru.

 Pelaksanaan administrasi dan keuangan.

Sejalan dengan kesadaran masyarakat tentang hak atas pelayanan kesehatan, demikian juga tentang tuntutan agar rumah sakit dapat meningkatkan mutu dan jenis pelayanan yang dimiliki RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Disamping fungsi-fungsi tersebut di atas juga melakukan fungsi promotif yang merupakan pelayanan pendukung utama rumah sakit.

Fungsi promotif yang dilakukan antara lain :

o Kunjungan sosial medis, yakni kegiatan kunjungan dalam rangka sosialisasi TB/HIV

ke Instansi Pemerintah maupun Swasta;

o PKMRS yakni kegiatan penyuluhan reguler baik terhadap pasien itu sendiri keluarga

maupun masyarakat tentang penyakit paru dan pernapasan;

o Penyelenggaraan dan sosialisasi senam asma baik terhadap pasien maupun


(16)

2.1. Sumber Daya

2.1.1. Organisasi dan Sumber Daya Manusia

Organisasi dan tatalaksana Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, diatur dengan Surat Keputusan Menkes RI Nomor : No.249/MENKES/Per/III/2008, tanggal 11 Maret 2008. Adapun Struktur Organisasi dan Tatalaksana Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, seperti di bawah ini :

Bagan 2.1. Struktur Organisasi RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga

Dewan Pengawas Direktur Utama INSTALASI KJF Direktorat Keuangan & Administrasi Umum Subbagian Rumah Tangga &

Perlengkapan Subbagian Tata Usaha & Kepegawaian Bagian Administrasi Umum Subbagian Perbendaharaan & Akutansi Subbagian Program & Anggaran Bagian Keuangan Subbagian Mobilisasi Dana INSTALASI KJF Direktorat Medik & Keperawatan Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Inap Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Jalan Bidang Keperawatan Seksi Pelayanan Penunjang Medik Seksi Pelayanan Medik Bidang Medik Seksi Pendidikan & Penelitian Staf Medis Komite Medik Komite Etik & Hukum Komite Kepera- watan SPI


(17)

Jumlah Sumber Daya Manusia / Pegawai Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan salatiga. Hingga saat ini tercatat ada 477 pegawai. Distribusi pegawai menurut jenis ketenagaan dan pendidikan dan golongan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 2.1. Distribusi Pegawai Menurut Jenis Ketenagaan dan Kualifikasi Pendidikan, RS. Paru dr. Ario Wirawan Salatiga,

Januari s.d. Juni 2014

NO KUALIFIKASI PENDIDIKAN PNS NON

PNS Total

1 2 3 4 5

1 Medis 22 2 24

a Dokter Spesialis Paru 3 3

b Dokter Spesialis Penyakit Dalam 3 3

c Dokter Spesialis Radiologi 1 1

d Dokter Spesialis Anak 1 1

e Dokter Spesialis Nuklir 1 1

f Dokter Spesialis Patologi Klinik 1 1

g Dokter Umum 11 2 13

h Dokter Gigi 1 1

2 Psikolog 1 1 2

a S-2 Psikolog 1 1

b S-1 Psikolog 1 1

3 Keperawatan 129 45 174

a S-1 15 1 16

b D-3 103 44 147

c SPK 11 11

4 Tenaga Kesehatan Non Keperawatan 57 19 76

a Tenaga Farmasi 9 8 17

S -2 Farmasi 1 1

Apoteker 1 1

Akademi Farmasi 3 3 6

Asisten Apoteker (SMF) 4 5 9

b S-2 Kesehatan Masyarakat 5 5

c Sarjana Kesehatan Masyarakat 3 3

d Tenaga Gizi 7 3 10

- S-1 Gizi 1 1

- D-3 Gizi 6 1 7

- D-3 Boga 1 1

- SPAG 1 1


(18)

Tabel 2.1. Lanjutan ...

NO KUALIFIKASI PENDIDIKAN PNS NON

PNS Total

1 2 3 4 5

f D-3 Perekam Medik 5 5

g Tenaga Fisioterapi 4 1 5

D-4 Fisioterapi 1 1

D-3 Fisioterapi 3 1 4

h Tenaga Radiologi 10 3 13

D-4 Radiologi 2 2

D-3 Radiografer 8 3 11

I Laboratorium Kesehatan : 10 3 13

- Akademi Analis Kesehatan 7 3 10

- Sekolah Menengah Analis Kesehatan 3 3

j Akademi Teknik Elektromedik 1 1

5 Tenaga Administrasi/Non Kesehatan 109 91 200

a S-2 Ekonomi 4 4

b S-1 Ekonomi / Akuntansi 7 5 12

c S-1 Hukum 1 2 3

d S-1 Pendidikan 1 1

e S-1 Teknik Informatika 1 1

f D-3 Informatika 3 3

g D-3 Personal Manajemen 1 1

h D-3 Sekretaris 1 2 3

i D-3 Manajemen 3 4 7

j D-3 Akuntansi 1 1 2

k D-3 Elektronika 1 1

l D-2 Pustakawan 1 1

m D-1 Bisnis Akuntansi 1 1

n D-1 Administrasi Keuangan 1 1

o SMU 25 28 53

p STM/SMK/SMEA 34 25 59

q SLTP 21 13 34

q SD 10 3 13


(19)

Grafik 2.1 Distribusi Pegawai RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Januari s.d. Juni

2014

0 50 100 150 200 250

Pegawai 36 38 219 183

PASCA SARJANA SARJANA AKADEMI SMA ke bawah

Grafik 2.2. Distribusi PNS RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga Menurut Golongan, Januari s.d. Juni 2014

0 20 40 60 80 100 120 140 160

9

148 140

21

GOL IV GOL III GOL II GOL I Total : 476 Pegawai


(20)

2.1.2. Sarana / Prasarana dan Peralatan

Luas tanah yang dikelola Rumah Sakit Paru Salatiga seluas 137.460,00 M2 dan kesiapan fasilitas gedung yang dimiliki RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, saat ini seluas 16.124,33 M2,yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.2. Fasilitas Gedung Pelayanan RS, Januari s.d. Juni2014

NO NAMA BANGUNAN LUAS

1 2 3

1. Asthma Center 1.195,82 M2

2. Gedung DOTS Center, termasuk di dalamnya lantai 1 (ruang Apotik, Laboratorium, Radiologi), lantai 2 (ruang Poliklinik Gigi, Inst Rekam Medik, Ansuransi / Jamkesmas).

866,00 M2

3. Gedung Direksi 180,00 M2

4. Gedung Flamboyan I 443,00 M2

5. Gedung Flamboyan II 443,00 M2

6. Gedung Kenanga 410,00 M2

7. Gedung Dahlia I 550 M2

8. Gedung Dahlia II 550 M2

9. Gedung Melati I 803,68 M2

10. Gedung Melati II 803,68 M2

11. Gedung Mawar I 480 M2

12. Gedung Mawar II 480 M2

13. Gedung Paviliun Cendana dan Poliklinik Eksekutif 6.770,876 M2

14. Gedung Instalasi Rekam Medis, Jamkesmas, SPI, Akreditasi, Panitia Rekam Medis

636 M2

15. Gedung Klinik Reguler (Lantai Dasar Poliklinik, termasuk di dalamnya Ruang Instalasi Radiologi, Instalasi Farmasi RS)

1.113 M2

16. Gedung Tindakan 173,5 M2

17. Gedung ICU / HCU 1.008,95 M2

18. Gedung Laboratorium Mikrobiologi 270 M2

19. Gedung dr. Sedijanto, termasuk di dalamnya Bagian Administrasi Umum, Instalasi Humas dan Pelayanan Pelanggan, Bidang Keperawatan, Bidang Medik, Perpustakaan

593 M2

20. IPSRS 107 M2

21. Gedung Gizi 199 M2

22. Gudang Obat / Farmasi RS 246 M2

23. Gedung Garasi Ambulance 93 M2

24. Gedung Kamar Mayat 96 M2

25. Gedung Pelayanan Administrasi Keuangan (lantai dasar) 283 M2

26. Gedung Pertemuan Grha Widya Djoko Sedijarto (lantai 1) 185 M2

27. Ruang Gudang Alat Medik 73,4 M2

28. Rumah Dinas Type 148 148 M2

29. Rumah Dinas type 45 45 M2

30. Rumah Dinas Type 36 36 M2

31. Gedung Pusat Informasi 29,12 M2

31. Gedung Diklat 2.884,28 M2

33. Gedung Gudang Farmasi dan Logistik 420,0 M2


(21)

Peralatan pendukung pelaksanaan tugas pokok Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga adalah seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.3. Peralatan Pendukung Pelayanan, s.d. Juni 2014

No Pelayanan Jenis Peralatan

1 2 3

1.

Laboratorium

 Chemistry Analyzer

 Bio Safety Cabinet

 Centryfuge PLC

 Centryfuse

 Electrolit Analyzer

 Fotometer

 Hemtology Analyzer

 Incubator

 Micro Auto Analyzer

 Mikroscop

 Mixer

 Oven / Sterilisator Kering

 Timbangan Analitik

 Urine Analyzer

 Water Bath

 Centrifuge 3G

 Deep Feezer

 Incubator

 Autoclave

 Gen Expert

 Ichroma Boditect

2.

Radiologi

 USG

 Pesawat X- Ray

 Pesawat Flouroscopy

 CT-Scan

 CR Unit

 Printer CR

 Injector CT

 Surveymeter

3.

Rehabilitasi Medik

 SWD

 IR Standing dan Portable

 Electrical Stimulation

 Ultrasound Therapy

 Traction

 Treadmill (Manual dan Elctrical)

 Shoulder Wheel

 Static Bicycle

 Body Pletysmograph

 Spirometri

 MWD

 Paraffin Bath

4

Lain-lain

:

a. Medis  Pediatric / Intant Ventilator

 Broncoscopy

 Suction Pump

 Meja Operasi

 Ventilator Medicine

 Patien Monitor

 Kelengkapan IBS

b. Non Medis  IPAL (Instalasi Pengolahan

Limbah)

 Kontainer Sampah dan Rumah Sampah

 Insenerator

 Mesin Cuci dan Mesin Pengering (Washray / Laundry )


(22)

2.1.3. Sumber Daya keuangan (Dana)

Sejak Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan ditetapkan sebagai Instansi Pemerintah sebagai PPK-BLU, maka dana operasional diperoleh dari subsidi pemerintah, pendapataan operasional dan non operasional rumah sakit. Pendapatan subsidi pemerintah disebut dengan dana rupiah murni (RM) dan dana pendapatan rumah sakit (PNBP) disebut dengan dana BLU.

Tabel 2.4. Sumber Dana RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga (DIPA)

Sumber

dana 2010 2011 2012 2013 2014

1 2 3 4 5 6

APBN 26.483.600.000 32.729.838.000 37.921.000.000 41.405.984.000 27.902.849.000

PNPB/BLU 20.550.000.000 37.028.364.000 32.100.000.000 30.115.899.000 30.000.000.000

TOTAL 47.033.600.000 69.758.202.000 70.021.515.000 71.521.883.000 57.902.849.000

2.2. Gambaran Kinerja Aspek Pelayanan

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut di atas RSPAW memiliki pelayanan unggulan pengembangan pelayanan pencegahan dan pengobatan Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis. Guna mendukung pelaksanaan pelayanan tersebut, RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, memiliki jenis jenis-jenis pelayanan, sebagai berikut :

1. Pelayanan Rawat Jalan

a. Poliklinik Reguler, terdiri dari :

 Klinik Karyawan

 Klinik Paru

 Klinik Penyakit Dalam

 Klinik Anak

 Klinik Gigi

 Klinik TB - HIV (TB, PITC / VCT dan CST)

b. Poliklinik Eksekutif, terdiri dari Klinik Paru, Klinik Penyakit Dalam dan Klinik Anak c. Asma Center


(23)

2. Pelayanan Rawat Inap

a. Ruang Rawat Intensif terdiri dari HCU dan ICU (Infeksi dan Non Infeksi) b. Ruang Rawat Inap

3. Pelayanan Gawat Darurat

Pelayanan selama 24 Jam, dengan jenis pelayanan adalah Gawat Darurat Paru dan Umum, serta One Day Care

4. Pelayanan Penunjang Medis a. Radiologi

b. Laboratorium

c. Rehabilitasi Medik, terdiri dari Fisioterapi dan Psikologi d. Farmasi / Apotik

e. Gizi (termasik Klinik Konsultasi Gizi) f. Rekam Medis

5. Pendukung Pelayanan, terdiri dari Kesehatan Lingkungan, Sistem Informasi Rumah Sakit, Humas dan Pelayanan Pelanggan, Logistik, Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, Laundry / Washray.

2.2.1. Pelayanan Gawat Darurat

Perkembangan capaian pelayanan gawat darurat dari tahun 2010 s.d.

2014, dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 2.3. Capaian Pelayanan Rawat Darurat Tahun 2010 s.d. 2013 dan Target 2014

2010 2011 2012 2013 Target 2014

Kunj. IGD 7.152 8.328 8.853 9.469 13.680

0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000


(24)

2.2.2. Pelayanan Rawat Jalan

Perkembangan kunjungan rawat jalan (poliklinik dan penunjang) dari dari tahun 2010 s.d. 2014, seperti pada grafik di bawah ini :

Grafik 2.4. Capaian Pelayanan Rawat Jalan Tahun 2010 s.d. 2013, dan Target 2014

2010 2011 2012 2013 Target 2014

Kunj Rajal 28.165 29.395 32.856 35.905 34.013 0

5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000

2.2.3. Pelayanan Rawat Inap 2.2.3.1. Hari Perawatan

Perbandingan jumlah hari perawatan tahun 2010 s.d. 2014, dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 2.5. Perbandingan Jumlah Hari Perawatan Tahun 2010 s.d. 2013, dan Target 2014

0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000

2010 2011 2012 2013 Target 2014 28.970 31.436

34.285 35.507 37.500


(25)

2.2.3.2. Angka BOR, ALOS, BTO, dan TOI

Pencapaian kinerja rawat inap dapat dilihat dari angka BOR, ALOS, BTO, TOI. Kinerja dari tahun 2010 s.d 2014 menunjukkan perkembangan yang cukup baik, hal ini dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini :

Tabel 2.5. Pencapaian Kinerja Pelayanan Rawat Inap Tahun 2010 s.d 2013, dan Target 2014

NO URAIAN

KEGIATAN

TAHUN Target

2014

2010 2011 2012 2013

1. BOR 64,01% 69,65% 75,54% 68,51% 80% 2. ALOS 5,82 hari 5,64 hari 5,50 hari 5,40 hari 3-6 hari 3. BTO 40.41 x/th 45.07 x/th 50,45 x/th 46,51x/th 48x/th 4. TOI 3,25 hari 2,45 hari 1,77 hari 2,47 hari 1-3 hari

2.2.4. Pelayanan Penunjang

Kinerja pelayanan penunjang yang dicapai oleh masing-masing Instalasi penunjang, yaitu Instalasi Farmasi, Instalasi Radiologi, Instalasi Laboratorium, Instalasi Rehabilitasi Medik, dan Pelayanan Tindakan Medik dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.6. Kegiatan Pelayanan Penunjang Tahun 2010 s.d. 2013, dan Target 2014

No Uraian Kegiatan Tahun Target

2014

2010 2011 2012 2013

1. Jumlah Pelayanan Resep

Farmasi / Apotik 226.530 254.621 293.276 309.928 350.407

2. Jumlah Kegiatan

Pelayanan Radiologi 9.778 10.588 12.619 12.105 13.315

3. Jumlah Kegiatan

Pelayanan Laboratorium 74.321 88.881 91.946 98.964 107.541

4. Jumlah Kegiatan

Pelayanan Rehab Medik 12.888 11.968 13.403 16.117 15.987

2.2.5. Capaian Kunjungan Berdasarkan Asal Daerah

Capaian kunjungan berdasarkan asal daerah di RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, tertinggi berasal dari Salatiga (31,64%), kemudian Semarang (31,35%) dan Grobogan (11.09%). Secara lebih terinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


(26)

Tabel 2.7. Distribusi Kunjungan di RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga Berdasarkan Asal Daerah, 2013

No. Asal Daerah Prosentase

1 Salatiga 31,64 %

2 Semarang 31,35 %

3 Grobogan 11,09 %

4 Boyolali 9,33 %

5 Magelang 5,03 %

6 Demak 3,51 %

7 Kota Semarang 1,59 %

8 Kendal 1,39 %

9 Jepara 0,81 %

10 Klaten 0,48 %

11 Luar Jawa dan Luar Negeri 3,77 %

2.2.6. Sepuluh (10) Besar Diagnosa

Sepuluh (10) besar diagnose penyakit di RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, tertinggi TB (22,6%), diikuti PPOK (24,8%) dan Asma (12,3%). Secara terinci dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 2.6. Sepuluh (10) Besar Diagnosa Penyakit Di RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, 2013

24.8%

22.6% 12.3%

10.7% 8.5% 6.9%

5.5%

3.9% 3.2% 1.6%

TB PPOK ASMA CHF BEKAS TB BRONKITIS HIPERTENSI DISPEPSIA NIDDM HIV


(27)

2.3. Gambaran Kinerja Aspek Keuangan

2.3.1. Belanja Barang / Operasional Rumah Sakit

Sumber pembiayaan operasional dan pemeliharaan berasal Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga dari Rutin. Besaran realisasi dana operasional Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga dengan jumlah sebagai berikut :

Tabel 2.8. Realisasi Belanja Operasional RSP dr. Ario Wirawan Salatiga, Tahun 2010 s.d. 2013 dan Target 2014

SUMBER

DANA 2010 2011 2012 2013 Target 2014

APBN 18.801.809.521 26.800.552.013 34.875.273.769 38.038.262.771 27.902.849.000

PNBP / BLU 15.872.639.736 35.170.037.483 30.465.411.619 25.874.714.874 30.000.000.000

Total 34.674.449.257 61.970.589.496 65.340.685.388 63.912.977.645 57.902.849.000

2.3.2. Pendapatan Rumah Sakit

Pendapatan Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga selama tahun 2010 s.d 2013, berdasarkan perhitungan cash basis, yaitu berdasarkan uang yang masuk dalam rekening rumah sakit di bank dan kas bendahara, seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.9. Pendapatan RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, Tahun 2010 s.d. 2013

PENDAPATAN 2010 2011 2012 2013 Target 2014

Fungsional 20.713.002.631 23.580.268.203 25.451.896.944 26.106.049.352 29.718.426.314

Non

Fungsional 14.623.227 10.403.834 2.890.245 497.695.480 281.573.686

Jasa Giro ///////////////////////// ///////////////////////// 247.110.929 125.000.951

Total 20.727.625.858 23.590.672.037 25.701.898.118 26.728.725.783 30.000.000.000

Target 20.000.000.000 22.000.000.000 25.000.000.000 27.000.000.000 30.000.000.000


(28)

2.3.3. Kinerja Rasio Keuangan

Gambaran kinerja rasio keuangan aspek kinerja keuangan RSP dr. Ario Wirawan Salatiga untuk tahun 2010 s.d. 2013, seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.10. Rasio Keuangan RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, Tahun 2010 s.d. 2013

No. Rasio Keuangan 2010 2011 2012 2013

1 Ratio Kas (Cash Ratio) 560,10 % 341,99 % 268,67 % 6.317,53 %

2 Rasio Lancar (Current Ratio) 830,71 % 560,02 % 680,40 % 20.025,50 %

3 Collection Period (CP) 52,00 hr 31,48 hr 30,97 hr 45,54 hr 4 Perputaran Aset Tetap

(Fixed Asset Turnover)

24,35 x 21,43 x 22,88 x 19,54 x

5 Imbalan atas Aktiva Tetap (Return On Asset)

1,00 % 6,54 % 6,01 % 4,65 %

6 Imbalan Ekuitas (Return On Equity)

0,89 % 7,51 % 6,86 % 6,18 %

7 Perputaran Persediaan (PP) 152,54 hr 85,37 hr 68,74 hr 64,19 hr

8 Subsidi Rumah Sakit (Corporate Social Responsibility)

0,00 % 0,00 % 0,00 % 0,00 %

9 Rasio Pendapatan PNBP

terhadap Biaya Operasional

63,38 % 58,16 % 56,75 % 58,60 %

2.3.4. Kinerja Pengelolaan Keuangan

Penilaian atas pengelolaan keuangan RSP dr. Ario Wirawan Salatiga dilakukan oleh auditor independen, hasil penilaian tersebut untuk tahun 2010 s.d. 2013 dan Target 2014, seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.11. Opini Atas Laporan Keuangan RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, Tahun 2010 s.d. 2013, dan Target 2014

No. Tahun Opini

1 2010 WTP

2 2011 WTP

3 2012 WTP

4 2013 WTP


(29)

BAB III

ARAH DAN PRIORITAS STRATEGI

3.1. Rumusan Pernyataan Visi, Misi, dan Tata Nilai

Visi Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, adalah “Menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Paru dan Pernapasan Terpercaya Nasional Tahun 2019“.

MisiRumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, sebagai berikut :

a. Memberikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif kesehatan paru dan pernapasan secara paripurna;

b. Melaksanakan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan kesehatan paru dan pernapasan;

c. Melaksanakan tata kelola rumah sakit yang baik; d. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

Tujuan Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga adalah “Mewujudkan masyarakat sehat, mandiri dan berkeadilan di bidang kesehatan paru dan pernapasan”.

Motto Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, adalah “Mitra Terpercaya

Kesehatan Paru dan Pernapasan Anda”

Nilai-nilai (Core Values) yang menjadi budaya kerja organisasi dikembangkan selaras dengan misi organisasi, adalah “PERFECT”, yang merupakan singkatan dari: Profesional, Empati, Responsif, Fokus, Efektif dan Efisien, Cinta, Terpercaya. Pengertian yang terkandung dalam budaya organisasi tersebut adalah :

Profesional, artinya pemberian pelayanan kesehatan paru dan pernapasan sesuai standar profesi;

Empati, artinya ikut memahami dan merasakan keadaan emosional yang dialami oleh pasien maupun keluarga;

Responsif, artinya cepat dan tanggap dalam memberi pelayanan terhadap pelanggan;

Fokus, artinya memberikan perhatian penuh pada tugas pokok dan fungsi (tupoksi) serta pelayanan;

Efektif dan efisien, artinya memanfaatkan sumber daya secara tepat guna dan berhasil guna;


(30)

Cinta, artinya dalam memberikan pelayanan didasarkan pada rasa cinta kasih;

Terpercaya, artinya manajemen dan pelayanan dipercaya.

Jargon yang merupakan Nilai Keyakinan (Core Belief) Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Adalah “Menjadi Lebih Baik dan Membanggakan”

Logo Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, seperti gambar di bawah ini :

Gambar 3.1. Logo RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga

Kandungan maksud dari logo tersebut, adalah :

1. Visualisasi secara Harfiah, Paduan 2 (dua) komponen gambar yang menyatu terdiri dari:

• Gambar Cross;

• Gambar penampang paru;

• Teks berisikan “rspaw”. 2. Makna Logo :

Bentuk gambar Cross berwarna Biru Toska : Lambang pelayanan kesehatan di RS. Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, dilakukan secara PERFECT dan Paripurna untuk mewujudkan masyarakat hidup sehat;

Gambar Paru berwarna Hijau : RS. Paru dr. Ario Wirawan Salatiga sebagai Rumah Sakit Khusus yang memberikan pelayanan kesehatan paru secara komprehensip, meliputi Promotif, Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif secara profesional;

Teks berwarna Orange : kejelasan bahwa RS. Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, berkomitmen tinggi untuk melakukan pelayanan kesehatan dengan mengutamakan Patien Safety dan Patien Center Care.


(31)

3.2. Aspirasi Stakeholders Inti

Harapan dan kekhawatiran dari setiap stakeholders inti terhadap RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga dari pelbagai utama yang meliputi Ditjen Bina Upaya Kesehatan dan Kementerian Kesehatan, Pemerintah Daerah, Insitusi Pendidikan Kedokteran Terkait, Pasien, Karyawan, Supplier, dll. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.1.Analisis Stakeholders Inti

No Komponen

Stakeholders Inti

Harapan Kekhawatiran

1. BUK Kemenkes

Keharusan untuk tipe A

Bergerak di UKP

Rujukan Nasional

Tidak masuk kelas A dan menjadi Rujukan

nasional kemungkinan akan didesentralisasikan 2. Dinkes Provinsi

Jawa Tengah

Suksesnya Program ATM di Jawa Tengah

Tidak dapat mewujudkan program ATM di Jawa Tengah

3. RS Muwardi dan UNS

Sebagai jejaring dan afiliasi pendidikan dokter spesialis paru

MoU dapat diputus karena tidak memnuhi persyaratan sebagai RS Jejaring Pendidikan 4. Dinkes Kota Salatiga RS yang memberikan

pelayanan paru paripurna

Tidak memenuhi harapan untuk pelayanan paru paripurna

5. Masyarakat Pelayanan paru paripurna Tidak tercapai sehingga dapat ditinggalkan oleh masyarakat

6. Staf Medik Radiology Information Systems (RIS) dan LIS menuju telemedicine

Tidak tercapai sehingga pelayanan kurang optimal

7. Karyawan Peningkatan kesejahteraan karyawan

Terjadi penurunan kesejahteraan karyawan

3.3. Tantangan Strategis

Tantangan strategis, sebagai berikut :

1. Pelayanan paru dan pernapasan yang berkualitas dan paripurna sebagai Rujukan Nasional terutama wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Timur;

2. Pelayanan penyakit yang termasuk pada New Emerging Disease bidang paru dan pernapasan (termasuk TB HIV Aids);


(32)

4. Peningkatan penyakit akibat polusi udara dan gaya hidup karena perpindahan kawasan perindustrian di daerah perifer dan peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat;

5. Peningkatan Kompetensi SDM dan Peningkatan Kualitas dan kuantitas Sarana dan Prasarana

6. Perubahan pola pembiayaan kesehatan di Indonesia melalui sistem asuransi (BPJS Kesehatan);

7. Perubahan pola pembinaan pelayanan kesehatan rujukan (rumah sakit) dengan Sistem Desentralisasi;

8. Terwujudnya sistem TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang handal untuk pelayanan medik;

9. Tuntutan kesejahteraan karyawan.

3.4.Benchmarking

Benchmarking digunakan untuk memberikan gambaran kemampuan rumah sakit dan kinerjanya, sebagai salah satu dasar dalam menentukan kemampuan RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga dalam kurun waktu periode 2015 s.d. 2019. Benchmarking tersebut dilakukan pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta, yang merupakan Rumah Sakit Umum Daerah namun berskala nasional dan RSUP Persahabatan Jakarta, yang merupakan Rumah Sakit Umum Pusat dengan unggulan pelayanan pernapasan / respirasi. Hasil benchmarking secara ringkas dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.2. Benchmarking

No. Uraian RSP dr. Ario

Wirawan Salatiga

RSUP Persahabatan Jakarta

RSUD dr. Moewardi Surakarta

1 2 3 4 5

1. Status RS Khusus Kelas A

Non Pendidikan, UPT Pusat (Kemenkes RI)

RS Umum Pusat Kelas A Pendidikan

RS Umum Daerah Kelas A Pendidikan

2. Pelayanan 1. Pelayanan

Rawat Jalan

1 Instalasi Rawat Jalan 1 Instalasi Rawat Jalan

-. Klinik Reguler Klinik Paru, Klinik Rehab Medik, Klinik Akupuntur, Klinik TB MDR

Klinik Paru, Klinik Rehabilitasi Medis, Klinik TB MDR


(33)

Tabel 3.2. Lanjutan ……

No. Uraian RSP dr. Ario

Wirawan Salatiga

RSUP Persahabatan Jakarta

RSUD dr. Moewardi Surakarta

1 2 3 4 5

-. Klinik Eksekutif Klinik Eksekutif (Griya Puspa)

Klinik Eksekutif (Cendana) -. Asma Center Klinik Paru, Klinik

Asma (Asma Center), Klinik Sleep Apneu, Klinik Akupuntur, Klinik Berhenti Merokok

Klinik Asma, Klinik Paru, Klinik Akupuntur,

Bedah Thoraks Bedah Thoraks 2 Pelayanan

Rawat Inap

-. 162 TT -. 600 TT -. 789 TT -. Ruang Rawat

Intensif terdiri dari HCU & ICU (Infeksi & Non Infeksi)

-. NICCU/

ICCU/ICU/HCU/RICU

-. Instalasi Rawat Inap Paviliun Cendana

-. Ruang Rawat Inap

-. Ruang Intermediate dan khusus

-. Instalasi Rawat Inap Anggrek

-. Ruang Rawat Inap -. Instalasi Rawat Inap Melati

-. Instalasi Rawat Inap Mawar

3 Pelayanan Gawat Darurat

3 Instalasi Gawat Darurat

3 Instalasi Gawat Darurat

Pelayanan selama 24 Jam, dengan jenis pelayanan adalah

One stop service untuk melayani pasien dengan kegawatdaruratan, dengan kekhususan pasien kegawatdaruratan paru.

Disaster dan Bencana, Triase dan Observasi Non Bedah, Resusitasi, Kamar Operasi Mayor, dan observasi bedah, Intermediate Care (IMC), Ponek, One Day Care (ODC)

Gawat Darurat Paru dan Umum, serta One Day Care

Gawat Darurat Paru, Gawat Darurat Bedah, Gawat Darurat Penyakit Dalam, Gawat Darurat Anak, Gawat Darurat Jantung, Gawat Darurat Kebidanan, Gawat Darurat THT, Mata dan Syaraf

4 Pelayanan Penunjang Medis

4 Instalasi Bedah Sentral

4 Instalasi Ginjal (HD, CAPD) & Hipertensi

a Radiologi 5 Instalasi Perawatan Intensif

5 Instalasi Perawatan Intensiv

b Laboratorium 6 Instalasi Farmasi 6 Instalasi Pelayanan Jantung Terpadu


(34)

Tabel 3.2. Lanjutan ……

No. Uraian RSP dr. Ario

Wirawan Salatiga

RSUP Persahabatan Jakarta

RSUD dr. Moewardi Surakarta

1 2 3 4 5

c Rehabilitasi Medik : Fisioterapi dan Psikologi

7 Instalasi Pemeriksaan Medik Terpadu (IPMT)

7 Instalasi Pengelola Data Elektronik

d Farmasi / Apotik 8 Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan

8 Instalasi Pengelola Aset

e Gizi (termasik Klinik Konsultasi Gizi)

9 Unit Pengelolaan Pasien Rawat (UPPR)

9 Instalasi Pensuci Hama dan Cuci Jahit

f Rekam Medis 10 Unit Hemodialisa 10 Instalasi Rekam Medis 5 Pendukung

Pelayanan :

11 Unit Bank Darah 11 Instalasi Kedokteran Forensik dan Medico Legal

a Kesehatan Lingkungan

12 Instalasi Patologi Anatomi dan Pemulasaraan Jenazah

12 Instalasi Sanitasi

b Sistem Informasi Rumah Sakit

13 Instalasi

Radiodiagnostik dan SMF Radiologi

13 Instalasi Gizi

c Humas & Pelayanan Pelanggan

14 Instalasi Laboratorium Patologi Klinik dan SMF Patologi Klinik

14 Instalasi Farmasi

d Logistik 15 Instalasi dan SMF Laboratorium MikrobiologiKlinik

15 Instalasi Laboratorium Patologi dan Mikologi

e Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit

16 Instalasi danSMF Rehabilitasi Medik

16 Instalasi Parasitologi Dan Mikologi

f Laundry / Washray

17 Instalasi - SMF Anestesi dan Manajemen Nyeri

17 Instalasi Laboratorium Mikrobiologis Klinik

18 Instalasi dan SMF Radioterapi

18 Instalasi Laboratorium Patologi Klinik

SMF Paru / Departemen Pulmonologi, SMF Kebidanan dan Penyakit Kandungan

19 Instalasi Radioterapi

SMF Bedah Toraks Kardiovaskuler, SMF Anak, SMF Bedah, SMF Penyakit Dalam

20 Instalasi Radiologi

SMF Gigi danMulut, SMF Mata,

21 Instalasi Bedah Sentral

SMF Kesehatan Jiwa, SMF Saraf, SMF Jantung, SMF THT, SMF Umum, SMF Kulit dan Kelamin

22 Instalasi Rehabilitasi Medis

19 Instalasi Sanitasi dan Pertamanan

23 Instalasi Pemeliharaan Fasilitas Medik


(35)

Tabel 3.2. Lanjutan ……

No. Uraian RSP dr. Ario

Wirawan Salatiga

RSUP Persahabatan Jakarta

RSUD dr. Moewardi Surakarta

1 2 3 4 5

20 Instalasi Gizi 24 Instalasi Cendana 21 Instalasi Logistik

22 Instalasi Pelayanan Pelanggan dan Humas

23 Instalasi

Pemeliharaan Sarana

24 Instalasi Sistem Informasi Manajemen

25 Instalasi Pelayanan Sosial dan Pasien Jaminan (IPSPJ)

3 SDM 3 Sp.PD, 3 Sp.P, 1 Sp.A, 1 Sp.Rad, 1 Sp.PK dan 15 dokter umum

Profesor 3 orang, PhD 3 orang, 11 dokter spesialis konsultan paru, 8 dokter spesialis paru ditambah dan 76 dokter umum, 4 orang spesialis Bedah Thoraks

Profesor 1 orang, PhD 3 orang, 4 dokter spesialis konsultan paru, 7 dokter spesialis paru, 2 spesialis Bedah Thoraks

4 Alat Medis Bronchoscopy Bronchoscopy,

Thorachoscopy, VATS (Video Assist

Thorachoscopy Surgery)

Bronchoscopy

3.5. Analisa SWOT

Tabel 3.3. Faktor-Faktor yang membentuk Peluang dan Ancaman pada RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga

FAKTOR PELUANG FAKTOR ANCAMAN

Angka prevalensi penyakit TB yang masih tinggi (2,7%), sejalan dengan

peningkatan prevalensi HIV/AIDS (0,5%) di Indonesia

Bertambahnya jumlah dokter spesialis paru di sekitar wilayah cakupan rumah sakit

Meningkatnya animo golongan menengah ke atas untuk mendapatkan pelayanan secara khusus (eksekutif) (57%)

Munculnya rumah sakit berstandar internasional dengan tenaga dokter dari luar negeri

Kerja sama dengan pihak ke tiga dalam hal penyediaan peralatan penunjang dan SDM (KSO Laboratorium, Radiologi, FK UNS, Outsourching, Dokter Mitra dan Institusi pendidikan lainnya)

Kecenderungan subsidi pemerintah yang menurun

Peningkatan penyakit paru dan

pernapasan akibat polusi dan gaya hidup (75% dari total pasien rumah sakit)

Tuntutan hukum masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit


(36)

Tabel 3.4. Faktor-Faktor yang membentuk Kekuatan dan Kelemahan pada RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga

FAKTOR KEKUATAN FAKTOR KELEMAHAN

Pelayanan spesialistik yang meliputi pelayanan kuratif dan rehabilitatif serta jenis pelayanan khusus yang belum dapat diberikan oleh RS lain

Biaya yang terbatas untuk investasi dan perawatan sarana dan prasarana

RS Khusus Paru yang sudah dikenal di Pulau Jawa bagian tengah.

Sarana / prasarana medis kurang mendukung

Masih mendapat subsidi pemerintah (>50%)

Jumlah SDM pendukung belum sesuai kualifikasi

Status sebagai Rumah Sakit Pusat Rujukan Nasional dengan layanan unggulan asma - PPOK

Pemasaran rumah sakit belum optimal

Tata kelola keuangan telah mengacu

pada Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum

TIK yang berjalan belum sepenuhnya mendukung kegiatan manajemen

3.6. Diagram Kartesius Pilihan Prioritas Strategis

Pembobotan untuk mendapatkan posisi total nilai peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan guna mendapatkan posisi bersaing RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, sebagai berikut :

Tabel 3.5.Pembobotan Faktor Peluang

No. Faktor Peluang Bobot Rating Nilai

Terbobot (0 s.d 100)

1 2 3 4 5

1 Angka prevalensi penyakit TB yang masih tinggi, sejalan dengan peningkatan prevalensi HIV/AIDS

0,27 60 16,20

2 Meningkatnya animo golongan menengah ke atas untuk mendapatkan pelayanan secara khusus (eksekutif)

0,23 50 11,50

4 Kerja sama dengan pihak ke tiga dalam hal penyediaan peralatan penunjang dan SDM

0,25 55 13,75

5 Peningkatan penyakit paru dan pernapasan akibat polusi dan gaya hidup

0,25 70 17,50


(37)

Tabel 3.6.Pembobotan Faktor Ancaman

No. Faktor Ancaman Bobot Rating Nilai

Terbobot (0 s.d 100)

1 2 3 4 5

1 Bertambahnya jumlah dokter spesialis paru di sekitar wilayah cakupan rumah sakit

0,23 50 11,50

2 Munculnya rumah sakit berstandar internasional dengan tenaga dokter dari luar negeri

0,20 40 8,00

3 Kecenderungan subsidi pemerintah yang menurun

0,19 50 9,50

4 Tuntutan hukum masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit

0,20 40 8,00

5 Sistem Rujukan BPJS Kesehatan 0,18 50 9,00

Jumlah 1,00 37,00

Tabel 3.7.Pembobotan Faktor Kekuatan

No. Faktor Kekuatan Bobot Rating Nilai

Terbobot (0 s.d 100)

1 2 3 4 5

1 Pelayanan spesialistik yang meliputi pelayanan kuratif dan rehabilitatif serta jenis pelayanan khusus yang belum dapat diberikan oleh RS lain

0,21 50 10,5

2 RS Khusus Paru yang sudah dikenal di Pulau Jawa Bagian Tengah

0,21 40 8,4

3 Masih mendapat subsidi pemerintah 0,19 30 5,7

4 Status sebagai Rumah Sakit Pusat Rujukan Nasional dengan layanan unggulan asma - PPOK

0,21 50 10,5

5 Tata kelola keuangan telah mengacu pada Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum

0,18 30 5,4


(38)

Tabel 3.8.Pembobotan Faktor Kelemahan

No. Faktor Kelemahan Bobot

Rating

Nilai Terbobot (0 s.d 100)

1 2 3 4 5

1 Biaya yang terbatas untuk investasi dan perawatan sarana dan prasarana

0,23 70 16,10

2 Sarana / prasarana medis kurang mendukung

0,20 60 12,00

3 Jumlah SDM pendukung belum sesuai kualifikasi

0,19 50 9,50

4 Pemasaran rumah sakit belum optimal 0,22 50 11,00 5 TIK yang berjalan belum sepenuhnya

mendukung kegiatan manajemen

0,16 30 4,80

Jumlah 1,00 53,40

Berdasarkan perhitungan pembobotan atas 4 (empat) Faktor di atas, selanjutnya dilakukan penempatan nilai dalam diagram kartesius. Penentuan nilai untuk masing-masing sumbu X dan Y ditentukan sebagai berikut :

Nilai Sumbu Y = total nilai terbobot peluang dikurangi total nilai terbobot ancaman Nilai Sumbu Y = 58,95 – 37,00 = 21,95

Nilai Sumbu X = total nilai terbobot kekuatan dikurangi total nilai terbobot kelemahan Nilai Sumbu X = 40,50 – 53,40

= minus 12.90 atau – 12.90

Berdasarkan ilustrasi di atas, maka titik koordinat (sumbu X, sumbu Y) adalah (-12.90, 21.95). Kondisi ini menunjukkan posisi RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga berada pada KUADRAN II, yang mengindikasikan bahwa RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga tersebut mempunyai posisi bersaing dengan kondisi kelemahan lebih menonjol daripada kekuatan organisasi RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, namun mempunyai nilai peluang usaha yang masih lebih tinggi dari ancamannya. Berdasarkan total nilai peluang usaha yang lebih tinggi daripada total nilai ancaman, kondisi ini menggambarkan bahwa RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga dinilai masih mempunyai peluang usaha yang masih terbuka lebar.


(39)

Selanjutnya, total nilai kelemahan yang lebih tinggi daripada total nilai kekuatan dan total nilai peluang usaha yang lebih tinggi daripada total nilai ancaman mengindikasikan bahwa RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga tersebut direkomendasikan agar arah pengembangannya di masa depan untuk memfokuskan pada penguatan mutu layanan sesuai kelas rumah sakit dan dengan pemenuhan persyaratan fasilitas / sumber daya.

Gambar 3.2. Posisi Bersaing RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga Berada Pada Kuadran II Dengan Nilai (-12.90,21.95)

3.7. Analisa TOWS

Sasaran strategis yang akan dilakukan RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga dalam kurun waktu periode 2015 s.d 2019, merupakan sasaran strategis yang diidentifikasi diperoleh melalui analisa TOWS. Sasaran strategis tersebut menggambarkan upaya strategis yang akan diwujudkan oleh RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga dalam rangka merealisasikan visi yang telah ditentukan pada kurun waktu periode 2015 s.d 2019. Selanjutnya untuk merumuskan apa saja upaya strategis, analisa dilakukan dengan mendasarkan pada masing-masing kondisi sebagai berikut, yakni dengan cara mempertemukan :


(40)

(i) hasil identifikasi kekuatan UPT vertikal dan peluang UPT vertikal (ii) hasil identifikasi kekuatan UPT vertikal dan ancaman UPT vertikal (iii) hasil identifikasi kelemahan UPT vertikal dan peluang UPT vertikal (iv) hasil identifikasi kelemahan UPT vertikal dan ancaman UPT vertikal

Pada setiap kondisi di atas, ditentukan apa saja upaya strategis yang perlu dilakukan dari segi perspektif finansial, konsumen, proses bisnis, dan pengembangan SDM dan organisasi dalam kurun waktu periode RSB, seperti tabel di bawah ini :


(41)

Tabel 3.9.Analisa TOWS RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga

Faktor Kekuatan (Strengths) Faktor Kelemahan

(Weaknesses)

1. Pelayanan spesialistik yang meliputi pelayanan kuratif dan rehabilitatif serta jenis

pelayanan khusus yang belum dapat diberikan oleh RS lain

2. RS Khusus Paru yang sudah dikenal di Pulau Jawa bagian tengah

3. Masih mendapat subsidi pemerintah (>50%)

4. Status sebagai Rumah Sakit Pusat Rujukan Nasional dengan layanan unggulan asma – PPOK

5. Tata kelola keuangan telah mengacu pada Pola

Pengelolaan Badan Layanan Umum

1. Biaya yang terbatas untuk investasi dan perawatan sarana dan prasarana

2. Sarana / prasarana medis kurang mendukung

3. Jumlah SDM pendukung belum sesuai kualifikasi

4. Pemasaran rumah sakit belum optimal

5. TIK yang berjalan belum sepenuhnya mendukung kegiatan manajemen

Faktor Peluang (Opportunities) 1. Angka prevalensi penyakit TB

yang masih tinggi (2,7%), sejalan dengan peningkatan prevalensi HIV/AIDS (0,5%) di Indonesia 2. Meningkatnya animo golongan

menengah ke atas untuk mendapatkan pelayanan secara khusus (eksekutif) (57%) 3. Kerja sama dengan pihak ke tiga

dalam hal penyediaan peralatan penunjang dan SDM (KSO Laboratorium, Radiologi, FK UNS, Outsourching, Dokter Mitra dan Institusi pendidikan lainnya) 4. Peningkatan penyakit paru dan

pernapasan akibat polusi dan gaya hidup (75% dari total pasien rumah sakit)

1. Mewujudkan jalinan pelayanan spesialistik guna penurunan prevalensi TB dan HIV/AIDS, Paru dan Pernapasan (O1, S1) 2. Mewujudkan Peralatan

Medik Sesuai Standar (O3,S4)

1. Meningkatkan

Kompetensi SDM (O1, O2, ,O3, O4, W3)

2. Mewujudkan pengelolaan RS yg bermutu, efektif & efisien

(O1,O2,O3,O4,O5, W1,W2,W3,W4) 3. Mewujudkan jalinan

kemitraan dengan institusi RS, pendidikan dan vendor (O3,W1, W2, W3, W4, W5)

Faktor Ancaman (Threats)

1. Bertambahnya jumlah dokter spesialis paru di sekitar wilayah cakupan rumah sakit

2. Munculnya rumah sakit

berstandar internasional dengan tenaga dokter dari luar negeri

3. Kecenderungan subsidi pemerintah yang menurun

4. Tuntutan hukum masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit

5. Sistem Rujukan BPJS Kesehatan

1. Terwujudnya integrasi pelayanan, pendidikan dan penelitian (T1,T2,T3,T4, S1,S5)

2. Mewujudkan peningkatan kepuasan Stakeholder (T3,T4, S5)

3. Mewujudkan Budaya Kerja yg baik (T2,T4,S5)

4. Mewujudkan peningkatan revenue dan efisinsi biaya (T3,S5)

1. Mewujudkan TIK yang handal (T4,T5,W4,W5) 2. Mewujudkan sistem

rujukan yang terpadu (T5,W5)


(42)

3.8. Rancangan Peta Strategis Balanced Scorecard (BSC)

Berdasarkan upaya-upaya strategis yang telah diidentifikasi pada tabel 3.9 Analisa TOWS RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga di atas, maka dapat disusun peta strategi BSC pada RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga untuk kurun waktu periode 2015 s.d 2019. Peta strategi BSC tersebut menggambarkan jalinan sebab-akibat berbagai sasaran strategis dalam kurun waktu periode 2015 s.d 2019 yang dikelompokkan dalam perspektif finansial, konsumen, proses bisnis, dan pengembangan personil dan organisasi RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Peta strategi yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar di bawah ini :


(43)

Gambar 3.3.Peta Strategi BSC RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga

Perspektif Stake Holder

Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif Pengembangan Personil & Organisasi

Perspektif Finansial

Terwujudnya peningkatan kepuasan

stakeholder

Terwujudnya jalinan kemitraan

dengan institusi pendidikan dan

vendor

Terwujudnya Pengelolaan RS yang

Bermutu, Efektif dan Efisien Terwujudnya

integrasi pelayanan, pendidikan dan

penelitian

Terwujudnya pelayanan spesialistik terpadu guna penurunan prevalensi TB & HIV/AIDS, Paru &

Pernapasan

Terwujudnya peningkatan revenue dan efisinsi biaya

Terwujudnya peningkatan kompetensi SDM

Terwujudnya Budaya Kerja yang

baik

Terwujudnya TIK yang handal

Terwujudnya peralatan medik yang sesuai standar

Visi : Menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Paru dan Pernapasan Terpercaya Nasional Tahun 2019

Terwujudnya layanan, pendidikan dan penelitian yang unggul

Terwujudnya Sistem Rujukan


(44)

BAB IV

INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN PROGRAM KERJA STRATEGIS

Beberapa ukuran kinerja utama dan target ukuran kinerja utama yang hendak dicapai untuk mengawal kemajuan pencapaian visi RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga pada kurun waktu periode 2015 s.d 2019. Adapun program kerja strategis merupakan upaya konkrit utama yang akan dilakukan guna mewujudkan sasaran strategis RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga dalam kurun waktu periode 2015 s.d 2019.

4.1. Matriks IKU

Indikator kinerja utama (IKU) yang pada setiap sasaran strategis di RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, merupakan sebuah indikator yang menunjukkan kemajuan perwujudan dan mengukur pencapaian suatu sasaran strategis yang telah ditentukan, dari segi masukan (input), proses, keluaran (output), dan hasil (outcome). Matriks IKU dan target yang akan dicapai pada RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, seperti pada tabel di bawah ini

Tabel 4.1. Matriks IKU RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga Tahun 2015 s.d 2019

IKU Bobot Satuan Target IKU (Pertahun) PIC

2015 2016 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Tingkat Kepuasan Pasien Per tahun

6 IKM 81.26 81.28 81.30 81.32 81.34 Direktur Keuangan dan Administrasi Umum

2. Tingkat Kesehatan BLU

7 Nilai Skor

AA (82) AA (85) AA (87) AA (89) AA (91) Direktur Keuangan dan Administrasi Umum

3. % Komplain yang di TL secara Tuntas

6 % 90% 93% 95% 97% 100% Direktur Keuangan dan Administrasi Umum

4. Tingkat Kepuasan Peserta Didik

6 IKM 81.26 81.28 81.30 81.32 81.34 Direktur Medik dan Keperawatan

5. Jumlah Supervisi Residen Per Tahun

6 Kali 12 kali 12 kali 12 kali 12 kali 12 kali Direktur Medik dan Keperawatan 6. Jumlah Publikasi

Penelitian Tingkat Nasional

2 Jumlah 1 2 3 4 5 Direktur Medik dan Keperawatan


(45)

Tabel 4.1. Lanjutan ……..

IKU Bobot Satuan Target IKU (Pertahun) PIC

2015 2016 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9

7. Error rate

Laboratorium TB < 5%

4 % 90% 90% 90% 90% 90% Direktur Medik dan Keperawatan

8. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional

4 % 75% 80% 80% 85% 85% Direktur Medik dan Keperawatan

9. Angka Kematian di IGD

4 ‰ 1,9 ‰ 1,7 ‰ 1,6 ‰ 1,5 ‰ 1,2 ‰ Direktur Medik dan Keperawatan 10.Angka Kejadian

Phlebitis

4 % 1,5 % 1,5 % 1,5 % 1,5 % 1,5 % Direktur Medik dan Keperawatan 11.Waktu Tunggu RJ

< 30 menit

4 % 90% 90% 90% 90% 90% Direktur Medik dan Keperawatan 12.Waktu

Pengembalian RM 1x24 jam

4 % 35% 40% 45% 50% 55% Direktur Medik dan Keperawatan

13.Prosentase Kasus Perdarahan Masif pada Tindakan Bronchoscopy

4 % 0% 0% 0% 0% 0% Direktur Medik dan Keperawatan

14.Penanganan

Emergency Kasus

Ventiel

Pneumothoraks < 2 jam

4 % 90% 90 % 90% 90% 90% Direktur Medik dan Keperawatan

15.Waktu Tunggu Tindakan Elektif Bronchoscopy < 24 jam

4 % 90% 92% 95% 98% 100% Direktur Medik dan Keperawatan

16.Waktu Tunggu Resep Obat Jadi di Rawat Jalan < 30 menit

4 % 90% 92% 95% 98% 100% Direktur Medik dan Keperawatan

17.% Karyawan Melebihi Target Kinerja

3 % 5% 8% 12% 15% 20% Direktur Keuangan dan Administrasi Umum

18.% Pendidikan SDM sesuai Harapan (persyaratan kompetensi jabatan)

3 % 55% 60% 65% 70% 75% Direktur Medik dan Keperawatan


(46)

Tabel 4.1. Lanjutan ……..

IKU Bobot Satuan Target IKU (Pertahun) PIC

2015 2016 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9

19.Jumlah Modul Terintegrasi

3 jumlah 5 6 7 8 9 Direktur Medik dan Keperawatan 20.% Pemenuhan

Peralatan Medik sesuai Standar

3 % 80% 85% 90% 95% 100% Direktur Keuangan dan Administrasi Umum

21.% Pemeliharaan Peralatan Medik sesuai Kebutuhan

3 % 80% 85% 90% 95% 100% Direktur Medik dan Keperawatan

22.Utilisasi Alat Kedokteran Canggih

3 % 90% 95% 100% 100% 100% Direktur Medik dan Keperawatan

23.% PNBP terhadap Biaya Operasional

7 % 65.00% 66.00% 67.00% 68.00% 69.00% Direktur Keuangan dan Administrasi Umum

Jumlah Bobot 100

4.2. Kamus IKU

Kamus IKU RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga disusun untuk setiap IKU yang terindentifikasi dengan memuat suatu penjelasan tentang definisi IKU, informasi periode pelaporan IKU, formula (bila ada) IKU, bobot IKU, penanggung jawab suatu IKU (Person in Charge), sumber data, dan target tiap tahun. Kamus IKU tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :


(47)

4.2.1. Kamus IKU Tingkat Kepuasan Pasien Per tahun

Perspektif : Stake Holder

Tujuan : Mewujudkan adanya Peningkatan Kepuasan Stake Holder

Sasaran Strategis : Terwujudnya Peningkatan Kepuasan Stakeholder

IKU : Tingkat Kepuasan Pasien Pertahun

Definisi : Tingkat Kepuasan Pasien Pertahun adalah angka yang diperoleh dari hasil

survey kepuasan pasien dengan menggunakan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dalam hal ini pasien per tahun penilaian. Pengukuran IKM dilaksanakan di lokasi layanan sesuai dengan metode dan ketentuan sebagaimana diatur dalam pedoman umum penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat unit layanan instansi pemerintah (KEP/25/M.PAN/2/2004)

Formula : Hasil Penilaian IKM

Skala Maksimal Nilai IKM x Bobot

Bobot IKU (%) : 6 %

Person in Charge : Direktur Keuangan dan Administrasi Umum

Sumber Data : Hasil Survei Kepuasan Pasien

Periode Laporan : Bulanan

Target : 2015 2016 2017 2018 2019

81,26 81,28 81,30 81,32 81,34


(48)

4.2.2. Kamus IKU Tingkat Kesehatan BLU

Perspektif : Stake Holder

Tujuan : Mewujudkan adanya Peningkatan Kepuasan Stake Holder

Sasaran Strategis : Terwujudnya Peningkatan Kepuasan Stakeholder

IKU : Tingkat Kesehatan BLU

Definisi : Tingkat Kesehatan BLU merupakan penggambaran kinerja rumah sakit

atas hasil nilai riil yang didapat dari hasil penilaian aspek keuangan dan aspek pelayanan. Nilai tersebut dikelompokkan dalam beberapa kategori, yaitu :

 TINGGI, terdiri dari : AAA (apabila total skor (TS) > 95), AA (apabila 80 < TS ≤ 95), A (apabila 65 < TS ≤ 80).

 SEDANG, terdiri dari BBB (apabila 50 < TS ≤ 65), BB apabila 40 < TS ≤ 50), B (apabila 30 < TS ≤ 40)

 RENDAH, terdiri dari : CCC (apabila 20 < TS ≤ 30), CC (apabila 10 < TS ≤ 20), C (apabila TS ≤ 10).

Formula : ∑ hasil penilaian aspek keuangan + ∑ aspek pelayanan

Bobot IKU (%) : 7 %

Person in Charge : Direktur Keuangan dan Administrasi Umum

Sumber Data : Laporan Berkala

Periode Laporan : Semester I dan Tahunan

Target : 2015 2016 2017 2018 2019

AA (82) AA (85) AA (87) AA (89) AA (91)


(49)

4.2.3. Kamus IKU % Komplain Yang di TL Secara Tuntas

Perspektif : Stake Holder

Tujuan : Mewujudkan adanya Layanan, Pendidikan dan Penelitian yang Unggul

Sasaran Strategis : Terwujudnya Layanan, Pendidikan dan Penelitian yang Unggul

IKU : % Komplain yang di TL secara Tuntas

Definisi : % Komplain yang di TL (Tindak Lanjuti) secara Tuntas adalah nilai yang didapat dari jumlah pengaduan/komplain tertulis yang dilaporkan ke unit pengelola pelayanan pelanggan dan telah direspon/ditindaklanjuti sampai tuntas oleh manajemen rumah sakit dalam periode satu tahun, dibandingkan dengan jumlah semua pengaduan/komplain tertulis yang dilaporkan dalam periode tahun yang sama dikalikan 100%. Standar persentase penanganan pengaduan / komplain adalah ≥ 60%

Formula : Pengaduan atau komplain tertulis yang telah ditindaklanjuti

sampai tuntas oleh manajemen

x 100% Jumlah seluruh pengaduan/komplain tertulis yang

dilaporkan)

Bobot IKU (%) : 6 %

Person in Charge : Direktur Keuangan dan Administrasi Umum

Sumber Data : Catatan Data Komplain

Periode Laporan : Bulanan

Target : 2015 2016 2017 2018 2019

90% 93% 95% 97% 100%


(1)

Strategis Sekarang 2015 2016 2017 2018 2019

7. Error Rate

Laboratorium TB < 5%

a. Pengembangan sumber daya Diklat Paru Nasonal

32,920,000

b. Pusat Diklat Paru Nasional

33,335,000

c. Pemantapan Pusat Diklat Paru Nasional

33,770,000

d. RS Khusus Pendidikan

38,500,000

e. Pemantapan RS Khusus Pendidikan

39,035,000

6 Terwujudnya Sistem Rujukan yang Terpadu

a. Pengembangan Sistem dan Jejaring Rujukan Regional Jawa Tengah

100,000,000

b. Pengembangan Sistem dan Jejaring Rujukan Nasional

115,000,000

c. Pusat Pelayanan Paru Nasional

400,000,000

d. Pengembangan Pusat Rujukan Rujukan Nasional

405,834,000

e. Pemantapan Pusat Rujukan Rujukan Nasional

410,015,000

7 Terwujudnya Pengelolaan RS yg Bermutu, Efektif dan Efisien

8. Kepatuhan penggunaan Formularium Nasional

32,920,000 33,335,000 33,770,000 38,500,000 39,035,000 9. Angka Kematian di

IGD

10. Angka Kejadian Phlebitis

11. Waktu Tunggu RJ < 30 Menit

12. Waktu Pengembalian RM 1 x 24 jam

13. Prosentase Kasus Perdarahan Masif pada Tindakan Bronchoscopy


(2)

Tabel 6.3

Lanjutan …….

No Nama Program

Strategis

Baseline Tahun Sekarang

Estimasi Kebutuhan Anggaran (Rp)

2015 2016 2017 2018 2019

14. Penanganan Emer-gency Kasus Ventiel Pneumothoraks

15. Waktu Tunggu Tin-dakan Elektif Bron-choscopy < 24 Jam

III Perspektif Pengembangan Personil dan Organisasi

8 Terwujudnya Budaya Kerja yang baik

16. Waktu Tunggu Resep Obat Jadi di Rawat Jalan < 30 Menit

17. % Karyawan Melebihi Target kinerja

a. Monev Kinerja

9 Terwujudnya Peningkatan Kompetensi SDM

18. % pendidikan SDM sesuai harapan (persyaratan kompetensi jabatan)

a. Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan

32,920,000 33,335,000 33,770,000 38,500,000 39,035,000

10 Terwujudnya TIK yang handal

19. Jumlah modul terintegrasi

a. Pengembangan SIRS tahap I

100,000,000

b. Pengembangan SIRS tahap II

(Telemedicine)

100,000,000

c. Pengembangan SIRS tahap III

409,570,000

d. Pengembangan SIRS terintegrasi

1,000,000,000

e. Pemantapan SIRS terintegrasi

1,500,000,000

11 Terwujudnya Peralatan Medik yang Sesuai Standar

20. % pemenuhan peralatan medik sesuai standar


(3)

Strategis Sekarang 2015 2016 2017 2018 2019

a. Pemenuhan Fasilitas Medik Kelas A

2,000,000,000

b. Optimalisasi Fasilitas Medik Kelas A

2,500,000,000

c. Penambahan Fasilitas Medik sesuai layanan unggulan RS

800,000,000

d. Pemeliharaan Fasilitas Medik sesuai standar

350,000,000

22. Utilisasi alat kedokteran canggih

a. Pengembangan Pelayanan Pendukung I (Bedah Umum, Anestesi)

1,000,000,000

b. Pengembangan Pelayanan Pendukung II (Launching Bedah Toraks)

2,000,000,000

c. Pengembangan Pelayanan Pendukung III

2,500,000,000

d. Pengembangan Pelayanan Pendukung IV

4,200,000,000

e. Pengembangan Pelayanan Pendukung V

2,650,000,000

IV Perspektif Finansial

12 Terwujudnya peningkatan revenue dan efisinsi biaya

23. % PNBP terhadap biaya operasional

a. Peningkatan Pendapatan Unit

Revenue Center Ranap, Rajal, IGD dan efisiensi Biaya Operasional


(4)

Tabel 6.3

Lanjutan …….

No Nama Program

Strategis

Baseline Tahun Sekarang

Estimasi Kebutuhan Anggaran (Rp)

2015 2016 2017 2018 2019

b. Peningkatan Pendapatan Unit Pelayanan Penunjang dan efisiensi Biaya Operasional

33,335,000

c. Peningkatan Pendapatan Unit Pelayanan Pendukung dan efisiensi Biaya Operasional

33,770,000

d. Peningkatan Investasi dan pengelolaan iddle cash

38,500,000

e. Pengelolaan iddle asset

39,035,000

B. Mitigasi Risiko

a. Pelatihan dan Pemantapan Unit Pelaksana

32,920,000

b. Pengembangan prosedur dan koordinasi

32,920,000

c. Pendidikan dan

Pelatihan SDM 32,920,000 33,335,000

d. Pemenuhan Sarpras 2,000,000,000

e. Diklat SDM dan

Penguatan SPIP

33,335,000

f. Pengembangan SDM 33,335,000

g. Pemantapan Koordinasi dan Komunikasi

33,770,000

h. Pemenuhan sumber daya melalui pihak ke-3

33,780,000

i. Peningkatan peran dan fungsi kehumasan / kerjasama

39,035,000

j. Pengembangan

Reward dan

Punishment

38,520,000

k. Pengembangan TIK

secara bertahap 38,520,000

l. Peningkatan Pendapatan dan Efisiensi Biaya

33,375,000

m. Pengembangan


(5)

membandingkan pendapatan dan anggaran pengeluaran, sehingga dapat diketahui

posisi keuangannya serta rencana pendanaanya, hal ini dilakukan terutama jika proyeksi

anggaran melebihi proyeksi pendapatan.

Gambaran perbandingan antara estimasi pendapatan dan estimasi anggaran

pengeluaran, seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 6.4. Perbandingan Estimasi Pendapatan dan Estimasi Anggaran Pengeluaran RS

Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, Tahun 2015 s.d. 2019

No Uraian Jumlah Rupiah

2015 2016 2017 2018 2019

1 Estimasi Pendapatan 66.259.412.000 77.929.534.000 85.732.927.000 93.697.267.000 101.812.862.000 2 Estimasi


(6)

BAB VII

PENUTUP

Rencana Strategi Busnis (RSB) RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga ini,

merupakan suatu proses berkelanjutan dengan berorientasi pada hasil yang akan

dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, yaitu tahun 2015 s.d. 2019, dengan

memperhitungkan

kekuatan

(

strengths

),

kelemahan

(

weaknesses

),

peluang

(

Opportunity

) dan ancaman (

Threats

) yang ada atau mungkin timbul. Selanjutnya RSB

ini juga merupakan integrasi antara kompetensi SDM, pemanfaatan sumber daya serta

pemanfaatan kondisi lingkungan strategis organisasi secara efektif, efisien dan

ekonomis, yang dilaksanakan secara terus menerus menuju perubahan ke arah

perbaikan dan secara adaktif mampu bertahan dalam lingkungan yang selalu berubah

secara cepat.

Manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan renstra ini adalah :

1. Organisasi dapat memberikan komitmen yang berorientasi ke masa depan;

2. Adanya upaya untuk mengelola keberhasilan / keunggulan bersaing (

competetive

advantage

), melalui pemanfaatan kapabilitas dan sumber daya yang ada;

3. Organisasi dapat lebih adaftif dan proaktif dalam mengelola sumber daya guna

peningkatan kinerja;

4. Adanya peningkatan integritas karyawan, unit kerja dan organisasi RS untuk

kebersamaan dalam mencapai visi, misi dan tujuan organisasi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan organisasi untuk

mencapai visi, misi dan tujuan sesuai dengan siklus administrasi, adalah :

1. Komitmen dan konsensus seluruh insan organisasi dalam

shared vision

;

2.

Sumber Daya Manusia adalah

target point orientation;

3.

Continously Evaluation Systems

sebagai alat kontrol berkelanjutan berperan penting

untuk menopang keberhasilan organisasi RS.