RSB RS. Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, Tahun 2015 s.d. 2019
3.2. Aspirasi Stakeholders Inti
Harapan dan kekhawatiran dari setiap stakeholders inti terhadap RS Paru dr. Ario Wirawan  Salatiga  dari  pelbagai  utama  yang  meliputi  Ditjen  Bina  Upaya Kesehatan  dan
Kementerian  Kesehatan,  Pemerintah  Daerah,  Insitusi  Pendidikan  Kedokteran  Terkait, Pasien, Karyawan, Supplier, dll.  Dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.1. Analisis Stakeholders Inti No
Komponen Stakeholders Inti
Harapan Kekhawatiran
1. BUK Kemenkes
•
Keharusan untuk tipe A
•
Bergerak di UKP
•
Rujukan Nasional Tidak masuk kelas A dan
menjadi Rujukan nasional kemungkinan
akan didesentralisasikan
2. Dinkes Provinsi
Jawa Tengah Suksesnya Program ATM di
Jawa Tengah Tidak dapat mewujudkan
program ATM di Jawa Tengah
3. RS Muwardi dan
UNS Sebagai jejaring dan afiliasi
pendidikan dokter spesialis paru
MoU dapat diputus karena tidak memnuhi
persyaratan sebagai RS Jejaring Pendidikan
4. Dinkes Kota Salatiga
RS yang memberikan pelayanan paru paripurna
Tidak memenuhi harapan untuk pelayanan paru
paripurna
5. Masyarakat
Pelayanan paru paripurna Tidak tercapai sehingga
dapat ditinggalkan oleh masyarakat
6. Staf Medik
Radiology Information Systems RIS dan LIS
menuju telemedicine Tidak tercapai sehingga
pelayanan kurang optimal
7. Karyawan
Peningkatan kesejahteraan karyawan
Terjadi penurunan kesejahteraan karyawan
3.3. Tantangan Strategis
Tantangan strategis, sebagai berikut : 1.  Pelayanan  paru  dan  pernapasan  yang  berkualitas  dan  paripurna  sebagai  Rujukan
Nasional  terutama wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Timur; 2.  Pelayanan  penyakit  yang  termasuk  pada  New  Emerging  Disease  bidang  paru  dan
pernapasan termasuk TB HIV Aids; 3.  Kesiapan sumber daya pembelajaran untuk studi kasus dokter spesialis paru;
22
RSB RS. Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, Tahun 2015 s.d. 2019 4.  Peningkatan  penyakit  akibat  polusi  udara  dan  gaya  hidup  karena  perpindahan
kawasan  perindustrian  di  daerah  perifer  dan  peningkatan  tingkat  kesejahteraan masyarakat;
5.  Peningkatan Kompetensi SDM  dan  Peningkatan Kualitas dan kuantitas Sarana dan Prasarana
6.  Perubahan pola pembiayaan kesehatan di Indonesia melalui sistem asuransi BPJS Kesehatan;
7.  Perubahan  pola  pembinaan  pelayanan  kesehatan  rujukan  rumah  sakit  dengan Sistem Desentralisasi;
8.  Terwujudnya  sistem  TIK  Teknologi  Informasi  dan  Komunikasi  yang    handal  untuk pelayanan medik;
9.  Tuntutan kesejahteraan karyawan.
3.4. Benchmarking