52
2. Hasil Penelitian Kinerja Sekolah a. Kinerja Sekolah Bedasarkan Data Angket
Aspek penelitian kinerja sekolah pasca dihapusnya RSBI di SMKN 2 Yogyakarta dengan responden siswa memiliki 18 butir pernyataan. Angket
penelitian diberikan kepada siswa kelas X dan kelas XI, setelah dilakukan perhitungan didapat besar sampel sebanyak 121 siswa.
Angket penelitian menggunakan skala empat skala linkert. Sehingga nilai maksimal yang mampu didapat untuk masing-masing pernyataan sebesar 484.
Nilai ketercapain yang didapat setiap butir pernyataan akan dibandingkan dengan nilai maksimal tersebut sehingga didapatkan nilai ketercapaian. Hasil ketercapaian
aspek kinerja sekolah dapat dilihat dalam Tabel 16 dan Gambar 9 berikut. Tabel 16. Hasil Ketercapaian Aspek Kinerja Sekolah
No Butir Nilai
Pencapaian Kategori
1 374
77 Baik
2 375
77 Baik
3 387
80 Baik
4 348
72 Cukup
5 371
77 Baik
6 314
65 Cukup
7 345
71 Cukup
8 264
55 Kurang
9 329
68 Cukup
10 386
80 Baik
11 281
58 Cukup
12 392
81 Baik
13 396
82 Baik
14 234
48 Kurang
15 394
81 Baik
16 342
71 Cukup
17 301
62 Cukup
18 290
60 Cukup
53 Gambar 9. Diagram Batang Ketercapaian Aspek Kinerja
Bedasarkan diagram batang di atas , pencapaaian terendah diperoleh butir pernyataan nomor 14. Butir pernyataan ini terkait ketersediaan tenaga kerja yang
berasal dari luar negeri. Dengan pencapaian sebesar 48 dapat dikategorikan bahwa ketersediaan tenaga pengajar yang berasal dari luar negeri dalam kategori
kurang. Bedasarkan hasil pehitungan statistik diketahui bahwa skor rata-rata
siswa dalam pengisian angket kuesioner kegiatan belajar mengajar sebesar 48.5 dengan skor minimum sebesar 30 , skor maksimum sebesar 67 dan standar deviasi
sebesar 6.17. Dengan nilai rata-rata dan nilai standar deviasi, nilai kecenderungan dapat diketahui seperti yang ditampilkan dalam Tabel 17.
Tabel 17. Nilai Kecenderungan Aspek Kinerja No
Interval Frekuensi
Presentase Kategori
1 57.75 – 67
20 17
Tinggi 2
48.5 – 57.75 59
49 Cukup
3 39.25 – 48.5
34 28
Kurang 4
30 – 39.5 8
7 Rendah
Jumlah 121
100
10 20
30 40
50 60
70 80
90
P e
rs e
n ta
se
Kinerja
54 Data pada tabel 17 dapat digambarkan kedalam bentuk diagram pie seperti
Gambar 10 berikut.
Gambar 10. Diagram Pie Nilai Kecenderungan Aspek Kinerja Sekolah
Dari diagram pie tersebut terlihat bahwa sebagian kecil siswa 7 menyatakan kinerja sekolah dalam kategori Rendah. Sebanyak 28 siswa
menyatakan bahwa kinerja sekolah dalam kategori Kurang. Sebanyak 48 siswa menyatakan kinerja sekolah dalam kategori Cukup dan sebanyak 17 siswa
menyatakan kinerja sekolah dalam kategori Tinggi.
Tinggi 17
Cukup 48
Kurang 28
Rendah 7
55
b. Kinerja Sekolah Bedasarkan Hasil Wawancara
Kinerja sekolah dapat dilihat dari beberapa faktor yang mengacu pada Peraturan Pemerintah Perpu No. 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah ditambah dengan ciri- ciri sekolah RSBI. Faktor-faktor tersebut ada beberapa yang dijadikan indikator
dalam mengajukan pertanyaan kepada responden penelitian. Indikator-indikator yang dilihat dalam penelitian ini terkait kinerja sekolah pasca dihapusnya status
RSBI diantaraanya dilihat dari manajemen ISO, sarana prasarana, bidang keuangan, serta kemitraan sekolah.
Selama menyandang status RSBI sekolah harus mempunyai standar ISO. Hal ini dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat ISO yang diberikan oleh instansi
terkait. Meski tidak lagi menyandang RSBI sekolah ex-RSBI haruslah menjamin mutu sekolah tidak turun, salah satunya dengan kepemilikan sertifikat ini.
Berkenaan dengan hal ini wakil kepala sekolah menjelaskan bahwa : Kalo SMK 2 secara prinsip ga bermasalah, mau RSBI mau tidak, kita tidak
berpengaruh terhadap pelayanan. Karena kita mengacu pada standar pelayanan mutu ISO.
Kita sudah sistem manajemen mutu ISO, ya itu tidak berpengaruh, Mau statusnya tidak RSBI,itu kan, hanya artinya secara hukum RSBI tidak
ada. Tetapi secara kualitas tetap terjaga, jadi ya tidak ada pengaruhnya. Iya. Sudah, Ber ISO. Sejak Tahun 2006. Ini sudah survey-len yang ke 3,
sertifikasi yang ke 3 W.WK.ISO1-11 .
Bidang sarana prasana terkait tentang ketersedian ruang kelas dan bengkel serta sarana pendukung lainnya yang dimiliki oleh SMKN 2 Cilacap. Hal ini telah
dijawab oleh pernyataan wakil kepala sekolah dalam interview wawancara
W.WKS.KLS48-56. Kemudian diperkuat dengan pernyataan guru intstalasi
tenaga listrik dalam wawancara terpisah W.G.KLS31-35. Kedua responden
56 tersebut menyatakan bahwa jumlah kelas dan bengkel SMKN 2 Cilacap
mencukupi sehingga mampu memberikan kinerja yang baik. Aspek lain yang dijadikan indikator ialah kerjasama sekolah dengan
sekolah luar negeri dan kerjasama sekolah dengan industri. Terkait kerja sama dengan luar negeri, wakil kepala sekolah menjelaskan bahwa :
….Hubungan dalam arti MoU, pernah. Sekolah, biasanya. Ya, semacam Sister School lah.Itu ke New Zeland, Turki pernah. tapi kan yang
berangkat ya kepala sekolah. Owh, belum pertukaran pelajar. Kalau itu belum. baru baru kepala sekolah. tapi guru-guru sini ya banyak yang
dikirim ke luar negeri, W.WKS.KLN57-61
Lantas lebih lanjut wakil kepala sekolah menjelaskan kerjasama sekolah dengan industri sebagai berikut :
….Ow..rekrut. klo itu ya setiap tahun. kita itu, baru pengumumman kemarin, itu sudah 70 sudah diterima perusahaan. dan itu Skala
Perusahaannya sudah Internasional, bukan nasional. Astra Honda Motor. Buma. Busan. W.WKS.LL66-71
Selain indikator-indikator yang telah dijelaskan, masih ada beberapa indikator yang dijelaskan oleh responden seperti ketersediaan guru dan tenaga
pengajar serta pembiyayan sekolah. Kesemua indikator tersebut dapat dilihat lebih lengkap pada transkrip wawancara responden Wakil Kepala Sekolah.
c. Kinerja Sekolah Bedasarkan Hasil Observasi
Sekolah ini berdiri sejak 15 September 1978. Dari data sekunder yang didapat, diketahui bahwa sekolah ini memiliki 8 kompetensi keahlian yaitu :
Teknik Gambar Bangunan, Teknik Kontruksi Kayu, Teknik Instalasi Tenaga listrik, Teknik Permesinan, Teknik Pengelasan, Teknik Kendaran Ringan, Nautika
Kapal Penangkap Ikan, Teknika Kapal Penangkap Ikan dengan akreditas kesuanya A Amat Baik.
57 Terlihat pula bahwa sekolah ini telah memiliki sertifikat ISO 9001:2008
per tanggal 11 Desember 2012, hal ini menunjukan bahwa sekolah ini mempunyai manajemen mutu yang baik. Selain itu sekolah ini juga telah ditetapkan sebagai
salah satu sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di Kabupaten Cilacap sejak tanggal 2 Oktober 2009. Menurut keputusan Direktur Pembinaan SMK
Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Nasional dengan nomo SK 4294CS.3KepKU2009. Tentu saja keputusan
mengenai status RSBI tersebut sekarang tidak berlaku, karena RSBI sendiri telah dihapuskan oleh Mahkamah Konstitusi per 8 Januari 2013.
Bedasarkan data obesrvasi terlihat kondisi lingkungan sekolah yang berlokasi di jalan Budi Utomo no 8 Cilacap Selatan ini nampak bersih. Tidak
terdapat sampah berserakan. Terdapat tempat sampah yang tersedia di beberapa titik sekolah. Selain itu tempat sampah itu juga dibedakan antara sampah organik
dan anorganik. Halaman depan SMKN 2 Cilacap dapat dilihat pada gambar 11 berikut.
Gambar 11. Halaman SMK N 2 Cilacap
58 Selain kondisi lingkungan sekolah yang bersih , sekolah ini juga
mengusung tema Go Green. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya pohon rindang
yang tersebar hampir setiap sudut sekolah selain itu juga terdapat taman sekolah disertai kolam berisi ikan hias. Kondisi sekolah yang rindang ini menambah
kenyamanan siswa dalam belajar. Kedua hal ini ditunjukan pada Gambar 12 dan Gambar 13.
Gambar 12. Poster Go Green pada Salah Satu Dinding Sekolah
Gambar 13. Taman Sekolah
59 Sekolah ini telah menerapkan
system moving class yang mana dengan sistem ini para siswa diharuskan datang kepada kelas mata pelajaran sesuai
dengan jadwalnya masing-masing. Jumlah kelas teori yang dimiliki oleh sekolah ini sebanyak 24 kelas. Tersedia pula lab gambar, lab computer, lab CNC, lab
Fisika-Kimia, lab Bahasa InggrisHK, masjid, lapangan basket, lapangan tenis, lapangan olahraga serta memiliki aula. Terdapat beberapa ruang lain yang
kesemuanya dapat dilihat pada dokumen Profil SMK N 2 Cilacap tahun pelajaran 20122013.
Dari observarsi yang dilakukan terlihat bahwa sekolah ini telah mulai menerapkan TIK dalam kegiatannya. Hal ini dapat dilihat dari ketersedianya LCD
proyektor hampir disetiap ruang teori dan ruang bengkel. Terlebih lagi dalam sekolah ini telah tersedia wifi. Sehingga memudahkan siswanya dalam mencari
bahan belajar atau info-info penting yang berasal dari internet, seperti yang ditunjukan pada Gambar 14 berikut.
Gambar 14. Penerapan TIK dalam lingkungan Sekolah
60 Kinerja sekolah dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang diserap oleh
industri. Sekolah ini mempunyai motto “Aku Datang Untuk Belajar, Lulus Langsung Bekerja”. Guna menudukung hal tersebut sekolah mempunyai Bursa
Kerja Khusus BKK yang secara khusus menangani hal ini. Ada beberapa industri yang telah bekerja sama dengan SMK N 2 Cilacap, diantarannya Astra
Honda Motor, Buma, Bussan. Dengan penyerapan lulusan hampir sebesar 70 untuk tahun ini sendiri. Selain dilihat dari penyerapan lulusan, kinerja sekolah
juga dapat dilihat dari prestasi yang diraih sekolah dalam kejuaraan. Dalam satu tahun terakhir SMK N 2 Cilacap telah menjuarai beberapa kejuaraan seperti yang
tertera pada Tabel 18 berikut. Tabel 18. Prestasi Sekolah
No Kegiatan
Kejuaraan Tingkat Tahun
1 Juara 1 Lomba Karya Ilmiah Remaja
Plastik UKSW Provinsi
2012 2
Juara 1
POPDA SMASMKMA
Taekwondo Kabupaten
2012 3
Juara II POPDA SMASMKMA Atletik Kabupaten
2012 4
Juara 1 POPDA SMASMKMA Pencak Silat
Kabupaten 2012
5 Juara
1Putra Lomba
Siswa SMK
Berprestasi Tingkat Kabupaten Kabupaten
2012
61
B. Pembahasan 1. Pembahasan Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap ini akan membahas aspek kegiatan belajar mengajar dengan cara melihat dari tiga metode pengumpulan data secara bersaamaan. Guna
memudahkan dalam menganalisis penelitian, data yang telah terkumpul dari metode-metode tersebut dimasukan kedalam satu tabel triangulasi seperti
ditunjukan pada Tabel 19 berikut. Tabel 19. Triangulasi Data Aspek KBM
Indikator Butir Angket
Interview Observasi
Ket Persyaratan
Pelaksanaan Proses
Pembelajaran Butir 1.
Ktrcapain 60 W.G.KLS31-35
Jumlah siswa
lebih dari 32 Sesuai
Butir 5. Ktrcapaian 85
- Terdapat
sikap saling
menghargai selama KBM
Sesuai
Pelaksanaan Pembelajaran
Butir 6. Ktrcapaian 77
- Terlihat
saat KBM
guru menggunakan
beberapa metode berbeda.
Sesuai
Butir 10. Ktrcapaian 67
W.G.TIK39-41 Siswa melakukan
praktek secara
bergantian Sesuai
Penggunaan Bhs Asing
Butir 13. Ktrcapaian 53
W.G.BHS19-25 Bahasa pengantar
lebih banyak
menggunakan bahasa Indonesia
Sesuai
Pemanfaatan Teknologi
Butir 15. Ktrcapaian 80
W.G.TIK36 Terlihat
guru menggunkan
media laptop sbg alat
bntu mengajar
Sesuai
Butir 16. Ktrcapaian 84
W.WKS.TIK40-47 W.G.TIK36
Telah terpasang LCD proyektor di
setiap kelas dan bengkel
Sesuai
Indikator persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran dalam tabel 19 diwakili oleh butir angket nomor 1 dan butir angket nomor 5. Pernyataan butir 1
62 terkait jumlah maksimal dalam 1 kelas yang dianjurkan. Peraturan Pemerintah
nomor 41 tahun 2007 menyatakan bahwa jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah sebanyak 32 peserta didik. Ketercapaian butir nomor 1
sebesar 60 dengan ketercapaian ini butir nomor 1 termasuk kategori Cukup. Hal ini menandakan bahwa jumlah maksimal siswa dalam satu rombongan di Prodi
Instalasi Listrik terindikasi tidak sama dengan 32 siswa. Ketua Jurusan Ketenaga Listrikan dalam interview W.G.KLS31-35
menyatakan bahwa rombongan belajar rombel yang dimiliki saat ini sebanyak 8 rombel yang terdiri dari 3 kelas X , 2 kelas XI dan 3 kelas XII. Dalam observasi
lapangan dan data sekunder profil sekolah diketahui bahwa jumlah maksimal dalam satu rombel lebih dari 32 siswa. Namun perlu diingat bahwa hal ini jumlah
siswa telah terdata sejak sekolah masih menyandang SBI, bukan lantas karena tidak lagi menyandang status RSBI terjadi penambahan jumlah siswa. Dengan
melihat data yang ada dapat dipahami bahwa perubahan status sekolah tidak mempengaruhi jumlah maksimal dalam satu rombongan belajar.
Butir angket nomor 5, pernyataan pada butir ini terkait sikap saling menghargai tanpa memandang suku, agama, jenis kelamin dan sosial ekonomi.
Ketercapaian butir ini sebesar 85 , dengan ketercapaian ini butir 5 termasuk kategori baik. Hal ini menandakan penerapan sikap saling menghargai tanpa
memandang suku, agama, jenis kelamin dan sosial ekonomi di jurusan listrik dalam ketegori baik. Hasil ini sesuai dengan hasil yang didapat dari observasi
lapangan, pada catatan lapangan diketahui bahwa saat mengajar guru terlihat sangat nyaman dalam memberi materi. Tak terlihat ketegangan pada raut wajah
63 siswa atau adanya intimidasi yang dilakukan oleh guru tapi memang terkadang
guru memberi peringatan kepada siswa yang terlihat gaduh. Indikator pelaksanaan pembelajaran dalam tabel 19 diwakili oleh butir
angket nomor 6 dan butir angket nomor 10. Pernyataan butir 6 terkait metode mengajar yang digunakan guru saat mengajar. Peraturan Pemerintah nomor 41
tahun 2007 menyatakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran seorang guru harus menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan
sumber belajar lainnya. Ketercapain butir nomor 6 sebesar 77 dengan ketercapaian ini butir nomor 6 termasuk kategori Baik. Hal ini menandakan
bahwa saat mengajar, guru menerapkan beragam metode pembelajaran yang untuk menciptakan suasana belajar yang interaktif.
Dari observasi lapangan diketahui bahwa memang selama mengajar, guru menerapkan beberapa metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhannya.
Metode ceramah merupakan metode yang paling sering digunakan namun terkadang diselingi dengan tanya jawab dan diskusi kelas atau ditambahi dengan
metode lainya seperti demontrasi. Dengan melihat data yang ada, terlihat bahwa antara data angket dan data hasil observasi terdapat kesesuaian.
Butir angket nomor 10, pernyataan pada butir ini terkait jumlah peralatan praktek yang digunakan saat pembelajaran praktek. Peraturan Pemerintah nomor
41 tahun 2007 menyatakan bahwa sekolah memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio atau lapangan. Terlebih sekolah ini telah
menyandang RSBI sekarang ex-RSBI seharusnya memiliki fasilitas satu peralatan praktek untuk satu siswa ketika dilakukan pembelajaran praktek.
Ketercapaian butir ini sebesar 67 , dengan ketercapaian ini butir 10 termasuk
64 kedalam kategori Cukup. Hal ini menandakan bahwa jumlah peralatan praktek
yang dimiliki terindikasi tidak mampu untuk dilaksanakan pembelajaran praktek dengan kriteria satu alat praktek untuk satu siswa.
Ketua Jurusan Ketenaga Listrikan dalam interview W.G.TIK39-41 menyatakan bahwa dana RSBI sebagian besar digunakan untuk anggaran fisik dan
alat bantu mengajar. Sedangkan untuk peralatan praktek relatih tetap. Hal ini selaras dengan hasil observasi lapangan, dalam Gambar 8 terlihat bahwa siswa
sedang melakukan kegiatan praktek secara bergantian. Hal ini diamini juga oleh guru mata pelajaran bahwa memang peralatan praktek yang dimilki tidak
mencukupi untuk dilakukannya pembelajaran praktek secara serentak, sehingga untuk menyiasatinya dilakukan dengan cara bergantian.
Indikator penggunaan bahasa asing dalam tabel 19 diwakili oleh butir angket nomor 13. Pernyataan butir ini terkait pembelajaran bilingual telah
diterapkan pada mata pelajaran inti kejuruan. Sekolah SBIRSBI disyaratkan melaksanakan pembelajaran menggunakan bahasa Inggris untuk mata pelajaran
kelompok SAINS, Matematika dan Inti Kejuruan. Ketercapaian butir ini sebesar 53 , dengan pencapaian ini butir 13 termasuk kedalam kategori Kurang. Hal ini
menandakan bahwa penerapan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan belajar mengajar masih rendah.
Ketua Jurusan Ketenaga Listrikan dalam interview W.G.BHS19-25 menyatakan bahwa terdapat guru yang telah melaksanakan pembelajaran secara
bilingual namun hanya sebagian saja. Beliau menjelaskan bahwa hal tersebut urung dilakukan secara penuh karena melihat SDM yang dimiliki. Lebih lanjut
beliau menjelaskan bahwa untuk pembelajaran di jurusan listrik tidak ada masalah
65 karena memang pada dasarnya mereka guru menggunakan bahasa inggris teknik
yang mana menggunakan istilah-istilah teknik yang biasanya mengggunakan bahasa Inggris dalam penyampaian materinya.
Indikator pemanfaatan teknologi dalam tabel 19 diwakili oleh butir angket nomor 15 dan butir angket nomor 16. Pernyataan butir 15 terkait
penggunaan media komputerlaptop oleh guru sebagai alat bantu mengajar. Ketercapaian butir ini sebesar 80 , dengan pencapaian ini butir 15 termasuk
dalam kategori Baik. Hal ini menandakan bahwa guru telah menggunakan media komputerlaptop sebagai alat bantu mengajar dengan baik.
Ketua Jurusan Ketenaga Listrikan dalam interview W.G.TIK36 menyatakan bahwa sebagian besar guru telah menggunakan media laptop sebgai
alat bantu mengajarnya. Dari hasil observasi lapangan terlihat bahwa guru telah menggunakan media laptop sebagai alat bantu mengajarnya, baik itu untuk
pelajaran teori maupun pelajaran praktek. Butir angket nomor 16, pernyataan pada butir ini terkait penggunaan
media LCD proyektor oleh guru dalam penyampaian materinya. Ketercapaian butir ini sebesar 84 , dengan pencapaian ini butir 16 termasuk dalam kategori
Baik. Hal ini menandakan bahwa guru telah menggunakan media LCD proyektor dalam penyampaian materinya.
Ketua Jurusan Ketenaga Listrikan dalam interview W.G.TIK36 menyatakan bahwa guru jurusan teknik instalasi listrik telah menggunakan media
LCD proyektor dalam penyampaian materinya. Hal ini diamini Wakil Kepala Sekolah dalam wawancara terpisah W.WKS.TIK40-47 menyatakan bahwa
penggunaan LCD proyektor sudah dilakukan sejak tahun 2003 yang saat itu masih
66 menggunakan LCD proyektor
portable. Namun secara bertahap terus bertambah hingga sampai saat ini LCD proyektor telah terpasang di setiap ruang. Hasil
observasi lapangan yang diperoleh juga sesuai dengan hasil angket dan hasil wawancara. Terlihat bahwa di setiap ruang telah terpasang LCD proyektor, dan
guru hanya tinggal memasukan kabel VGA apabila ingin memakainya. Secara keseluruhan kegiatan belajar mengajar pasca dihapusnya status
RSBI oleh Mahkama Konstitusi dapat dilihat dari diagram Pie nilai kecenderungan kegiatan belajar mengajar gambar 5. Dari diagram pie tersebut
diketahui bahwa sebanyak 4 siswa menyatakan KBM dalam kategori Rendah, sebanyak 29 siswa menyatakan KBM dalam kategori Kurang , sebanyak 49
siswa menyatakan KBM dalam kategori Cukup dan sebanyak 18 siswa menyatakan KBM dalam ketegori Tinggi. Dari persentase ini dapat disimpulkan
bahwa menurut siswa Kegiatan Belajar Mengajar pasca dihapusnya RSBI tergolong cukup baik. Sedangkan menurut hasil wawancara dengan Kajur
W.G.KBM2-13 Kegiatan belajar mengajar tidak terpengaruh dengan adanya penghapusan status RSBI. Kegiatan belajar mengajar masih tetap berjalan normal
seperti biasanya, tidak ada penambahan atau pengurangan. Guru tetap menjalankan KBM sesuai dengan kurikulum yang digunakan.
Melihat data-data yang ada, disimpulkan bahwa penghapusan status
RSBI tidak berdampak terhadap Kegiatan Belajar Mengajar di Progam Studi
Teknik Keahlian Ketenaga Listrikan SMK N 2 Cilacap. Hal ini telah dibuktikan dalam penjabaran dan penjelasan data dari beberapa metode pengumpulan data
yang berbeda yakni metode pengumpulan data dengan angket, wawancara dan observasi lapangan.
67
2. Pembahasan Kinerja Sekolah