Bagaimakah pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar di SMKN 2 Cilacap Bagaimanakah Kinerja Sekolah SMK Negeri 2 Cilacap setelah dihapusnya Wawancara Observasi

26

D. Pertanyaan Penelitian

Adapun pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimakah pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar di SMKN 2 Cilacap

setelah dihapusnya RSBISBI ?

2. Bagaimanakah Kinerja Sekolah SMK Negeri 2 Cilacap setelah dihapusnya

RSBISBI?

3. Apakah penghapusan RSBISBI berdampak kepada pelaksanan Kegiatan

Belajar Mengajar dan Kinerja Sekolah di SMK N 2 Cilacap ? 27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian Dampak Kegiatan Belajar Mengajar Dan Kinerja Sekolah Pasca Penghapusan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Di SMKN 2 Cilacap merupakan jenis penelitian mixed method berdasarkan cara menganalisis datanya. Penelitian mixed method ialah penelitian yang menggunakan dua jenis atau lebih metode penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian ini bisa dikatakan penelitian deskriptif-studi kasus apabila dilihat dari pendekatan penelitian yang digunakan. Pendekatan deskriptif ditujukan untuk mengambarkan suatu fakta penelitian ke dalam bentuk angka- angka atau diagram. Sedangkan pendekatan studi kasus bertujuan untuk memperoleh data yang lebih mendalam dan terperinci mengenai permasalahan yang sedang diteliti Data yang diperoleh dalam penelitian ini nantinya akan dikelompokan ke dalam dua jenis, data kuantitatif dan data kualitatif. Masing-masing data akan diolah sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan. Tujuan dari penggabungan pendekatan penelitian ialah untuk mengungkap atau melukiskan secara lebih dalam terkait kegiatan belajar mengajar dan kinerja sekolah SMK Negeri 2 Cilacap pasca penghapusan RSBI. 28

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian Lokasi Penelitian : SMKN 2 Cilacap Alamat : Jl Budi Utomo no.8 Cilacap 2. Waktu penelitian : 27 Maret – 30 Mei 2013

C. Desain Penelitian

Desain penelitian bertujuan memudahkan pemahaman akan metode peneltian yang digunakan. Desain penelitian yang digunakan ialah Convergent Parralel Design, sesuai Gambar 2 berikut.

D. Subyek dan Obyek Penelitian

Pengambilan subyek dalam penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Pengertian dari teknik ini adalah peneliti dalam memilih responden menggunakan “alasan tertentu” yang telah diperhitungkan peneliti Sukardi, 2006:41. Dengan menggunakan teknik ini diharapkan bisa memperoleh responden yang dapat memberikan informasi relevan di lapangan. Adapun subyek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, staff TU selain itu juga dari guru, teknisi dan siswa Progam Studi Keahlian Teknik Ketenaga Listrikan SMK Negeri 2 Cilacap. Gambar 2. Desain Penelitian 29 Obyek penelitian dalam Penelitian ini adalah kondisi lingkungan SMK Negeri 2 Cilacap khususnya untuk lingkungan Progam Studi Keahlian Teknik Ketenaga Listrikan.

E. Populasi dan Sampel Penelitian

Mengingat penelitian ini merupakan gabungan dari penelitian kuantitatif dan kualitatif. Maka dalam penelitian ini juga terdapat populasi dan sampel penelitian. Populasi adalah wilayah genelarisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteritik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan kelas XI Progam Studi Keahlihan Teknik Ketenaga Listrikan SMKN 2 Cilacap tahun ajaran 20122013 yang berjumlah 173 siswa. Terdiri dari tiga kelas kelas X dan dua kelas kelas XI. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang diambil haruslah yang mampu mewakili populasi itu sendiri. Penentuan sampel penelitian dilakukan secara acak random sampling. Teknik random sampling adalah teknik pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak sehingga semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama besar untuk bisa menjadi sampel. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Solvin. n= . ……………………………………………………….. 1 Keterangan : n = Ukuran sampel N = Jumlah Populasi = 173 Siswa d = Presisi ditetapkan 5 dengan tingkat kepercayaan 95 30 Bedasarkan persamaan 1 diperoleh jumlah sampel sebesar : n= . = . . = 120.76 121 siswa Jumlah sample sebanyak 121 siswa tersebut kemudian menentukan jumlah masing-masing sampel menurut tingkat siswa setiap kelasnya secara proportionate sampling. Teknik proportionate sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi yang memiliki anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proposional, dengan persamaan sebagai berikut. ni= . ……………………………………………………….. 2 Keterangan : ni = Jumlah sampel tiap kelas n = Ukuran sampel 121 siswa N = Jumlah Populasi 173 Siswa Ni = Jumlah siswa tiap kelas Dengan menggunakan persamaan 2 diatas, maka dapat diperoleh jumlah sampel pada setiap kelasnya sebagai berikut : Kelas X TITL 1 = . 121= 24.5 25 siswa Kelas X TITL 2 = . 121= 24.5 25 siswa Kelas X TITL 3 = . 121= 24 Kelas XI TITL 1 = . 121= 24 Kelas XI TITL 2 = . 121= 23.08 23 siswa Perhitungan diatas dirangkum ke dalam Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Jumlah Sampel Tiap Kelas Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sampel X TITL 1 35 25 X TITL 2 35 25 X TITL 3 35 24 XI TITL 1 35 24 XI TITL 2 33 23 Jumlah 173 121 31 Perlu diingat juga bahwa dalam pengambilan sampling tidak dilakukan bedasarkan urutan abjad atau absensi siswa di kelasnya namun menggunakan teknik incidential sampling. Maksudnya ialah siapa saja siswa yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sampel.

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Angket

Angket digunakan untuk mengumpulkan data yang berasal dari responden siswa. Angket yang digunakan merupakan angket tertutup dengan bentuk jawaban skala 4 dari Likert. Tiap-tiap butir pernyataan memiliki 4 pilihan jawaban, yang masing-masing jawaban memiliki bobot yang berbeda.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam yang mungkin tidak terambil oleh metode angket. Wawancara dilakukan secara langsung tatap muka dengan metode semiterstruktur. Peneliti telah menyiapkan daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh responden, namun peneliti juga bisa berimprofisasi pertanyaan tergantung dari jawaban responden. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik dan Kepala Jurusan Teknik Ketenaga Listrikan. Data yang didapat berupa rekaman percakapan yang perlu diubah kedalam bentuk transkrip wawancara yang nantinya diberi kode-kode untuk mempermudah analisis data. Kode-kode wawancara yang digunakan dalam transkrip wawancara penelitian ini mendeskripsikan siapa dan tema atau topik apa yang sedang diperbincangkan. Maksud dari pengkodean ini adalah untuk mempermudah dalam 32 analisis data wawancara nantinya. Kode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini ditampilkan dalam Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Kode-kode Wawancara No Kode KeteranganTema 1 KS Kepala Sekolah 2 WKS Wakil Kepala Sekolah 3 G Guru 4 LL Lulusan 5 BHS Bahasa Pengantar 6 KLS Ruang KelasBengkel 7 TIK Teknologi Informasi Komputer 8 BIA Biaya 9 ISO ISO 10 KLN Kerja Sama Luar Negeri 11 KBM Kegiatan Belajar Mengajar 12 KRK Kurikulum 13 GR Guru

3. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap kondisi teknis yang ada dilapangan. Hal yang akan diobservasi adalah lingkungan sekolah, kelengkapan sarana prasarana dan aktifitas sekolah seperti memperhatikan cara guru mengajar serta keaktifan siswa di kelas. Data yang didapat dari kegiatan observasi misalnya berupa ucapan seseorang yang disertai dengan gerak-gerik badan, tangan dan mimik atau raut wajah. Kadangkala juga gerakan-gerakan yang tampak dengan jelas seperti gerakan tangan, anggukan kepala dan lain-lain. Observasi dapat dilakukan secara bersama-sama dengan metode yang lain, seperti saat membagikan angket kuesioner ke siswa sambil memperhatikan kondisi kelas. Observasi secara terpisah dapat dilakukan dengan cara berkeliling sembari memperhatikan aktifitas atau kondisi lingkungan sekolah. 33

4. Dokumentasi

Dokumen yang terkait

BRAND LOYALTY SMP NEGERI 1 LUMAJANG PASCA PENGHAPUSAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL

0 3 21

PERBEDAAN KREATIVITAS SISWA SMP PADA SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (SBI) DAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SURAKARTA.

0 1 12

BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Budaya Belajar Matematika Siswa Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (Studi Etnografi Di SMPN2 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasioanl Demak).

0 3 16

BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Budaya Belajar Matematika Siswa Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (Studi Etnografi Di SMPN2 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasioanl Demak).

0 1 16

ANALISIS KESALAHAN SISWA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) SMP NEGERI 1 BOYOLALI Analisis Kesalahan Siswa Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Boyolali dalam Menyelesaikan Soal Geometri.

0 0 14

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPS PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) Pengelolaan Pembelajaran IPS Pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) (Studi Situs di SMP Negeri 4 Surakarta).

0 0 18

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPS PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) Pengelolaan Pembelajaran IPS Pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) (Studi Situs di SMP Negeri 4 Surakarta).

0 0 22

EVALUASI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMK NEGERI 5 SURAKARTA.

0 0 24

KEBIJAKAN SEKOLAH UNGGULAN PASCA DIHAPUSKANNYA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KLATEN UTARA.

0 0 184

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 6 SURAKARTA

0 0 119