Rudini Triyadi, 2013 Kemampuan Matematis Ditinjau dari Perbedaan Gender
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika  merupakan  ilmu  universal  yang  mendasari  perkembangan teknologi  modern,  mempunyai  peran  penting  dalam  berbagai  disiplin  dan
mengembangkan  daya  pikir  manusia.  Perkembangan  pesat  di  bidang  teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di
bidang  teori  bilangan,  aljabar,  analisis,  teori  peluang  dan  matematika diskrit.  Untuk  menguasai  dan  mencipta  teknologi  di  masa  depan  diperlukan
penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari  sekolah  dasar  untuk  membekali  peserta  didik  dengan  kemampuan  berpikir
logis,  analitis,  sistematis,  kritis,  dan  kreatif,  serta  kemampuan  bekerjasama. Kompetensi  tersebut  diperlukan  agar  peserta  didik  dapat  memiliki  kemampuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Pembelajaran  matematika  di  sekolah  erat  kaitannya  dengan  pencapaian kemampuan-kemampuan  matematis  itu  sendiri.  Pembelajaran  matematika
dilaksanakan  harus  memperhatikan  tujuan-tujuan  dari  pembelajaran  matematika itu sendiri. Dalam KTSP 2006 menyatakan bahwa:
“Mata  pelajaran  matematika  bertujuan  agar  peserta  didik  memiliki kemampuan  sebagai  berikut:  1  Memahami  konsep  matematika,  menjelaskan
keterkaitan  antar  konsep  dan  mengaplikasikan  konsep  atau  algoritma,  secara luwes,  akurat,  efisien,  dan  tepat,  dalam  pemecahan  masalah;  2  Menggunakan
penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti,
atau menjelaskan
gagasan dan
pernyataan matematika;  3  Memecahkan  masalah  yang  meliputi  kemampuan memahami  masalah,  merancang  model  matematika,  menyelesaikan  model  dan
menafsirkan  solusi  yang  diperoleh;  4  Mengomunikasikan  gagasan  dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;
5  Memiliki  sikap  menghargai  kegunaan  matematika  dalam  kehidupan,  yaitu memiliki  rasa  ingin  tahu,  perhatian,  dan  minat  dalam  mempelajari  matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.”
Rudini Triyadi, 2013 Kemampuan Matematis Ditinjau dari Perbedaan Gender
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Dari  tujuan  pembelajaran  matematika  berdasarkan  KTSP  di  atas,  maka  dapat disimpulkan bahwa kemampuan matematis meliputi: 1 kemampuan pemahaman
matematis,  2  kemampuan  penalaran  matematis,  3  kemampuan  pemecahan masalah  matematis,  4  kemampuan  komunikasi  matematis,  5  kemampuan
koneksi matematis. Kemampuan matematis didefinisikan oleh NCTM 1999 sebagai,
Mathematical power includes the ability to explore,  conjecture and reason logically  to  solve  non-routine  problems,  to  communicate  about  and  through
mathematics and to connect ideas within mathematics and between mathematics and other intellectual activity”.
Kemampuan  matematika  mencakup  kemampuan  untuk  mengeksplorasi, menentukan  praduga  dan  memberikan  alasan  yang  logis  untuk  memecahkan
masalah  non-rutin,  untuk  mengkomunikasikan  ide  tentang  matematika,  serta untuk  menghubungkan  ide-ide  dalam  matematika  dan  antara  matematika  serta
aktivitas intelektual lainnya. Kemampuan matematika ini berarti dapat digunakan dalam  menghadapi  permasalahan,  baik  dalam  matematika  maupun  kehidupan
nyata.
Pembelajaran  matematika  di  sekolah  bukan  hanya  bertujuan  agar  siswa sekedar  memahami  materi  matematika  yang  diajarkan.  Hal  ini  barulah  tujuan
pembelajaran  yang  paling  dasar.  Selain  memahami  materi  matematika  yang diajarkan,
pembelajaran matematika
juga mempunyai
tujuan pengembangan kemampuan dalam matematika yang lain.
Berdasarkan  tujuan  pembelajaran  matematika  yang  dilansir  oleh  NCTM 1999  diantaranya  adalah  mengembangkan:  1  kemampuan  komunikasi
matematis,  2  kemampuan  penalaran  matematis,  3  kemampuan  pemecahan masalah  matematis,  4  kemampuan  koneksi  matematis,  dan  5 kemampuan
representasi  matematis.  Berdasarkan  taksonomi  bloom  dapat  disimpulkan  ada
beberapa kemampuan matematis yaitu: 1 kemampuan pemahaman matematis, 2 kemampuan pemahaman konsep matematis, 3kemampuan analogi matematis, 4
kemampuan  koneksi  matematis,  5  kemampuan  penalaran  matematis,  6 kemampuan penalaran induktif matematis, 7 kemampuan komunikasi matematis,
Rudini Triyadi, 2013 Kemampuan Matematis Ditinjau dari Perbedaan Gender
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
8  kemampuan  berpikir  analitis,  9  kemampuan  berpikir  kreatif,  10 kemampuan berpikir kritis, 11 kemampuan pemecahan masaalah matematis.
Dari sekian banyak kemampuan matematis yang ada yang telah dikutip dari berbagai  sumber  maka  akan  diambil  kemampuan  matematis  yang  lebih  sesuai
dalam  mencapai  tujuan  pembelajaran  matematis  di  Indonesia,  berikut  adalah kemampuan-kemampuan  matematis  tersebut,  yaitu  kemampuan  pehamaman
matematis,  kemampuan  komunikasi  matematis,  kemampuan  koneksi  matematis, kemampuan pemecahan masalah matematis dan kemampuan penalaran matematis
dan  mungkin  dapat  dikembangkan  dengan  meneliti  kemampuan  matematis lainnya dikemudian hari.
Jika  dilihat  dari  tujuan  pembelajaran  matematika  yang  diterapkan  di Indonesia,  dapat  dilihat  bahwa  posisi  pembelajaran  matematika  adalah  sebagai
target  yang  berarti  kemampuan-kemampuan  matematis  yang  terdapat  dalam pembelajaran  matematika  itulah  yang  ingin  dicapai.  Oleh  karena  penguasaan
kemampuan  matematis  ini  penting  guna  menunjang  pencapain  tujuan pembelajaran  matematika,  maka  penting  dikembangkan  cara  untuk  memperoleh
serta mengembangkan kemampuan-kemapuan matematis tersebut.
Pengembangan kemampuan belajar seseorang erat kaitannya dengan tingkat kecerdasan  baik  itu  secara  intelegensi  maupun  emosionalnya.  Telah  diketahui
bahwa kecerdasan ditentukan oleh kerja otaknya. Sebagaimana disampaikan oleh Evania 2011: 35 bahwa “Perkembangan otak terkait erat dengan perkembangan
korteks prefrontal yang membutuhkan waktu paling lama daripada daerah-daerah otak  lainnya.  Perkembangan  ini  bertanggung  jawab  terhadap  perkembangan
kognitif pada manusia”. Pendapat ini menunjukkan bahwa penting memperhatikan perkembangan  dan  kerja  otak  dalam  meningkatakan  kemampuan  kognitif  atau
kemampuan  belajar  siswa.  Ini  berarti,  pengembangan  pembelajaran  di  sekolah harus  lah  memperhatikan  fungsi  dan  kerja  otak  siswa  sesuai  dengan  pernyataan
lanjutan Jensen, E. 2011: 9 yaitu “… otak terlibat dalam segala sesuatu yang kita lakukan  disekolah;  maka  jika  mengabaikannya,  berarti  kita  tidak  bertanggung
jawab.”
Rudini Triyadi, 2013 Kemampuan Matematis Ditinjau dari Perbedaan Gender
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pembicaraan  mengenai  tentang  perbedaan  otak  laki-laki  dan  perempuan berkembang pesat dalam beberapa generasi terakhir. Hal ini ditunjukkan dengan
banyaknya riset yang dilakukan tentang perbedaan fisik antara otak laki-laki dan otak  perempuan  serta  menyatakan  bahwa  perempuan  dan  laki-laki  memang
berbeda.  Kajian  riset  membahas  tentang  penyebab  dari  banyaknya  perbedaan emosional, tingkah laku, pola berpikir dan kecerdasan yang ditunjukkan oleh laki-
laki  dan  perempuan  ini.  Hasil  riset  yang  ditunjukkan  adalah  ditemukan  banyak perbedaan  secara  struktur  atau  fisiologis  dari  otak  laki-laki  dan  perempuan  itu
sendiri.  Perbedaan  dari  struktur  atau  fisiologis  otak  ini  bisa  mengakibatkan perbedaan  perilaku,  pengembangan,  dan  pengolahan  kognitif  antara  pria  dan
wanita.
Salah satu hasil penelitian  mengakatakan bahwa  “In particular, my position was and still is that the cognitive and brain system that have evolved to enable
movement  in  and  the  the  representation  of  three-dimensional  space  are  more highly  elaborated  in  boys  and  men  than  in  girls  and  women”  Geary,  1998.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan spasial tiga-dimensi laki-laki lebih baik atau berkembang dibandingkan dengan perempuan.  Lebih lanjut, penelitian
ini  menunjukkan  bahwa  perempuan  belajar  dengan  cara  yang  berbeda  dengan laki-laki karena kemampuan yang dimiliki dan cara berpikir  yang berbeda. Dari
hasil  penelitian  tersebut  berimplikasi  besar  bagi  teori  pendidikan  dan pengembangannya. Sesuai dengan pendapat Evania 2011: 56 yang menyatakan
bahwa “Anak perempuan belajar dengan cara yang berbeda dengan anak laki-laki. Hal ini dipengaruhi oleh cara berpikir keduanya yang berbeda. Itu berarti bahwa
pendidik harus mengajarkan sesuatu kepada keduanya dengan cara yang berbeda pula”.
Dalam pendidikan berbasis otak Jensen, E. 2011 menyatakan bahwa “…kita  menggunakan  otak  dalam  segala  sesuatu  yang  kita  lakukan,  maka
marilah kita pelajari lebih banyak tentang otak dan menerapkan pengetahuan itu. Otak  terlibat  dalam  segala  sesuatu  yang  siswa  lakukan  di  sekolah,  maka  jika
mengabaikannya  berarti  kita  tidak  bertanggung  jawab.  Otak  bekerja  secara optimal jika bekerja dengan lingkungan yang paling kondusif.”
Rudini Triyadi, 2013 Kemampuan Matematis Ditinjau dari Perbedaan Gender
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Oleh  karena  itu  untuk  memaksimalkan  fungsi  otak  dalam  melaksanakan  suatu pembelajaran maka pendidik harus memperhatikan kerja dan fungsi otak termasuk
perbedaan-perbedaan  di  dalamnya  agar  pencapaian  tujuan  pembelajaran  dapat lebih maksimal. Fugsi dan kerja otak harus diakomodasi lingkungan kerjanya agar
dapat bekerja secara optimal seperti yang telah dikemukanakan oleh Jensen 2011: 8  bahwa  “….tidak  ada  intelegensi  atau  kemampuan  akan  berkembang,  kecuali
jika ada lingkungan model yang memadai”.
Seperti  yang  dilansir  oleh  Softpedia  2013,  tim  peneliti  University  of California  dan  beberapa  universitas  di  Madrid,  Spanyol  menyatakan  bahwa
“Meskipun  perempuan  memiliki  otak  sekiranya  delapan  persen  lebih  kecil dibandingkan  dengan  laki-laki,  namun  mereka  bisa  melakukan  berbagai  tugas
lebih cepat dan lebih baik”. Pada penelitian lainnya Hensley 2009 menyebutkan bahwa
“Otak laki-laki 11 - 12  lebih besar dibandingkan dengan otak perempuan. Otak  laki-laki  memiliki  4  lebih  banyak  neuron  atau  sel  penyusun  otak
dibandingkan  dengan  otak  perempuan,  dan  otak  laki-laki  mempunyai  100  gram otot otak lebih banyak dibandingkan dengan otak perempuan”.
Para ahli menyelidiki dan menjelaskan bahwa menurut penemuan mereka, hal ini dikarenakan  neuron  yang  menyusun  otak  perempuan  berkomunikasi  lebih  baik
anatra satu dengan yang lainnya, daripada neuron yang ditemukan di dalam otak laki-laki  atau  dapat  dikatakan  bahwa  otak  perempuan  memiliki  dendrit  atau
penghubung sel otak yang lebih banyak.
Selain  dari  ukurannya,  otak  laki-laki  dan  perempuan  juga  berbeda  dalam beberapa  bagian  pada  otak  lainnya,  yaitu:  1  ukuran  korpus  kalosum  yaitu
jembatan  yang  menghubungkan  otak  kiri  dan  otak  kanan;  2  bagian  otak  yang mengatur tentang produksi dan proses bahasa; 3 sistem limbik yaitu sistem yang
mengatur  perasaan  serta  hormon;  dan  4  inferior-parietal-lobule  yaitu  bagian yang bertanggung jawab akan kemampuan matematika.
Perbedaan pertama terletak pada ukuran korpus kalosum yaitu jembatan yang menghubungkan kedua belah bagian otak kiri dan otak kanan. Muhammad 2011:
100  menyatakan  bahwa  “Pada  wanita,  korpus  kalosum  lebih  besar  dan
Rudini Triyadi, 2013 Kemampuan Matematis Ditinjau dari Perbedaan Gender
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
berkembang  daripada  pria”.  Perbedaan  ini  mengakibatkan  perempuan  dapat menggunakan  kedua  belah  otaknya  secara  seimbang  lebih  baik  dibandingkan
dengan laki-laki. Perbedaan yang kedua yaitu perbedaan ukuran bagian otak yang mengatur tentang produksi  dan proses bahasa. Pada perempuan bagian ini lebih
berkembang sehingga perempuan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam hal yang  berhubungan  dengan  kemampuan  verbal.  Perbedaan  yang  ketiga  terletak
pada  perbedaan  sistem  limbik  yaitu  bagian  yang  mengatur  perasaan  dan  sistem hormon. Muhammad 2011: 103 menyatakan bahwa “Wanita mempunyai sistem
limbik yang lebih besar daripada pria. Hal menyebabkan wanita lebih emosional karena tugas sitem limbik adalah mengatur emosi”. Dengan kata lain perempuan
memiliki  kemampuan  yang  lebih  baik  untuk  mengerti  perasaan  mereka  sendiri dan  mengekspresikannya.  Perbedaan  yang  terakhir  adalah  perbedaan  ukuran
inferior  lobe  parietal  yaitu  bagian  yang  bertanggung  jawab  pada  kemampuan matematika  seseorang.  Pada  laki-laki  bagian  ini  lebih  besar  dibandingkan
perempuan, terutama pada bagian otak kirinya. Sejalan dengan Muhammad 2011: 103  yang  menyatakan  “Inferior  lobe  parietal  ILP  pada  pria  pun  lebih  besar
daripada  wanita.”  dan  “Pada  pria  ILP  disebelah  kiri  lebih  besar  dibadningkan sebelah  kanan.  Sedangkan  pada  wanita,  ILP  sebelah  kanan  lebih  besar
dibandingkan  dengan  ILP  di  sebelah  kiri.”  Sehingga  pada  umumnya  membuat laki-laki  memiliki  kemampuan  matematika  yang  lebih  baik  dibandingkan
perempuan.  Oleh  karena  adanya  perbedaan  pada  beberapa  bagian  otak  di  atas yang berimplikasi pada fungsi  dan cara kerja otak masing-masing baik laki-laki
maupun perempuan sehingga terdapat perbedaan pula pada fungsi dan cara kerja otaknya.
Geary  1999  menjelaskan  bahwa  “The  male  advantage  is  most  evident  in high-ablity sample and for the solving of word problems and items that require
complex spatial competencies.” Berdasarkan pendapat tersebut maka disimpulkan bahwa pada laki-laki kemampuan spasial yang cenderung lebih berkembang dan
lebih  kompleks,  yakni  seperti  kemampuan  peracangan  mekanis,  pengukuran penentuan  arah  abstraksi,  dan  manipulasi  benda-benda  fisik.  Selain  itu  laki-laki
memiliki  kelebihan  dibidang  matematika  karena  seperti  yang  telah  dikatakan
Rudini Triyadi, 2013 Kemampuan Matematis Ditinjau dari Perbedaan Gender
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
sebelumnya  Inferior  Lobe  Parietal  ILP  pada  otak  laki-laki  lebih  besar,  yang bertanggung jawab akan kemampuan matematika seseorang. Pada umumnya otak
kiri pada laki-laki lebih banyak digunakan dan bagian ILP yang berada pada otak kiri  ini  juga  lebih  besar  dimiliki  oleh  laki-laki  sehingga  membuat  laki-laki
memiliki  kemampuan  yang  lebih  untuk  hal-hal  yang  berhubungan  dengan aktivitas yang menggunakan otak sebelah kiri.
Perempuan  menggunakan  kedua  bagian  otaknya  secara  seimbang  karena bagian  korpus  kalosum  pada  otak  perempuan  lebih  besar  seperti  yang  telah
disebutkan sebelumnya. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa bagian frontal dari korteks  dan  bagian  temporal  dari  korteks  pada  perempuan  lebih  terorganisasi
dengan  baik  dan  memiliki  volum  yang  lebih  besar.  Sehingga  mengakibatkan perempuan  memiliki  kemampuan  bahasa  yang  lebih  kuat  atau  dapat  dikatakan
kemampuan bahasa atau verbalnya lebih dominan.
Trevor Robbins dalam Savitri 2013 menyatakan “Peneltian ini menunjukkan bahwa  pada  perempuan  semakin  kecil  hippocampuss,  maka  semakin  baik
kerjanya. Ukuran struktur tidak selalu berkaitan dengan seberapa baik melakukan dan  menyelesaikan  tugasnya.”  Para  ahli  menyelidiki  tentang  kerja  hippocampus
dan  menjelaskan  bahwa  menurut  hasil  penemuan,  kerja  otak  perempuan  lebih efektif  dan  efisien  dikarenakan  neuron  yang  menyusun  otak  perempuan
berkomunikasi lebih baik antara satu dengan yang lainnya, daripada neuron yang ditemukan dalam otak laki-laki. Karena itulah perempuan memiliki kemampuan
menyelesaikan tugas yang diberikan tanpa harus melibatkan neuron dalam jumlah besar pada prosesnya. Ditambahkan juga, ukuran yang lebih kecil dapat mewakili
kemasan sel saraf yang lebih intens atau sinyal yang lebih aktif pada perempuan, sehingga mereka dapat bekerja lebih efektif dan efisien dalam berbagai hal.
Dengan fakta-fakta yang ada dan informasi mengenai perbedaan struktur dan fungsi  otak  pada  laki-laki  dan  perempuan  serta  pentingnya  mengembangkan
kemampuan-kemampuan  matematis  untuk  pencapaian  tujuan  pembelajaran matematika, maka penulis ingin meneliti hubungan dari kedua hal tersebut. Agar
dapat  mengoptimalkan  kerja  otak,  memaksimalkan  pengembangan  kemampuan- kemampuan  matematis  serta  mencari  alternatif  bentuk  dalam  pembelajaran
Rudini Triyadi, 2013 Kemampuan Matematis Ditinjau dari Perbedaan Gender
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
matematika yang berbasis pengoptimalan kerja otak. Sehingga berdasarkan urain diatas  hal  yang  akan  diteliti  adalah  “Kemampuan  Matematis  Ditinjau  dari
Perbedaan Gender”.
B. Fokus Penelitian