Sumarti, 2015 STRATEGI TIND AK TUTUR D IREKTIF GURU DAN RESPONS WARNA AFEKTIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
2. Validasi Instrumen Penelitian
Setiap jenis instrumen penelitian ini dilakukan validasi atau penilaian pakar sesuai dengan bidang ilmu terkait intrumen tersebut.
1. Pedoman Lembar Pengamatan
Untuk mendapatkan data STTDG yang valid dan reliabel, pedoman lembar observasi ditimbang oleh pakar pragmatik yang terdiri atas tiga orang. Selanjutnya
hasil análisis terhadap catatan lapangan pun ditimbang oleh ketiga pakar tersebut. Demikian halnya dengan lembar pengamatan RWAS ditimbang oleh pakar
psikologi praktisi. Hasil timbangan para pakar dapat dilihat dalam lampiran 5 dan 6.
2. Kisi-Kisi Angket STTDG
Pada tahap pendahuluan digunakan teknik angket untuk mendapatkan data tertulis dari RWAS terhadap STTDG. Kisi-kisi dan hasil angket ditimbang oleh
pakar psikologi pendidikan. Hasil timbangan pakar ini dapat dilihat dalam lampiran 7.
3. Rancangan Model Pembelajaran Sinektik Berbasis Temuan STTDG yang be-RWAPS
Sebagai implikasi temuan penelitian yang berupa STTDG be-RWAPS terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP dilakukan uji coba implementasi
dalam sebuah model, yakni sinektik. Oleh karena itu, nama rancangan model pembelajarannya adalah rancangan model sinektik berbasis STTDG be-RWAPS
MSBSS. Sebelum diimplementasikan, desain model tersebut ditimpang oleh pakar pedagogik dan psikologi pendidikan. Hasil timbangan pakar ini dapat
dilihat dalam lampiran 8.
Sumarti, 2015 STRATEGI TIND AK TUTUR D IREKTIF GURU DAN RESPONS WARNA AFEKTIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
G. Teknik Analisis data
Untuk menentukan apakah sebuah tuturan direktif atau bukan, digunakan parameter berupa penanda golongan verba yang dikemukakan Searle 1979:14,
yaitu ask, order, command, request, beg, plead, entreat, invite, permit, dan advise. Dalam bahasa Indonesia, verba tersebut dapat dipadankan dengan meminta,
memesan, memerintah, mengundang, dan menyarankan. Jika tuturan guru mengandung verba tersebut dan memiliki maksud yang sama dengan modusnya,
maka termasuk tutran direktif secara langsung. Sebaliknya, tuturan yang mengandung verba tersebut, tetapi tidak memiliki maksud yang tidak sesuai
dengan modusnya termasuk dalam tuturan direktif tidak langsung. Untuk menentukan fungsi komunikasi yang digunakan guru dalam tindak tutur direktif,
penulis menggunakan parameter atau pedoman analisis sebagai berikut.
1 Pedoman Analisis Fungsi Komunikasi Tindak Tutur Direktif
Fungsi komunikasi merupakan tindak atau maksud tuturan dalam TDG meliputi menyuruh, meminta, menyarankan, melarang, dan menanya. Untuk
menentuka fungsi komunikasi tersebut digunakan indikator sebagai berikut. a.
Tindak tutur menyuruh: menggunakan verba dasar, berpartikel –lah, bermodalitas harus
bersufiks kan-, -i, berprefiks di-, per- b.
Tindak tutur meminta: menggunakan kata tolong, coba, atau silakan c.
Tindak tutur melarang: menggunakan kata jangan, nggak usah d.
Tindak tutur menyarankan: menggunakan kata sebaiknya, hendaknya, agar e.
Tindak tutur menanya: intonasi tanya dan atau menggunakan kata tanya
2 Pedoman Analisis Realisasi Tindak Tutur Direktif Guru
Istilah realisasi tindak tutur direktif guru ini mengacu pada tipe Flor, 2005 atau strategi Brasdefer 2007 yang terdiri atas tindak tutur langsung atau
direct dan tindak tutur tidak langsung atau indirect. Untuk menentukan masing- masing realisasi tindak tutur direktif tersebut digunakan indikator sebagai berikut.