5.2 Pembahasan
Obesitas dapat mempengaruhi kejiwaan remaja, yakni kurangnya rasa percaya diri, pasif dan depresi karena tidak dilibatkan dalam kegiatan yang
dilakukan oleh teman sebayanya Wulandari, 2007. Ada banyak faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap kejadian
obesitas, dalam penelitian ini yang mungkin dapat berpengaruh terhadap kejadian obesitas adalah: Jenis kelamin, pekerjaan orang tua, daerah asal
tempat tinggal, jumlah saudara kandung, tingkat rutinitas berolahraga, dan frekuensi makan dalam sehari.
\ `1. Jenis Kelamin
Dari hasil penelitian ini, bagi klasifikasi obesitas, didapat bahwa mahasiswa dengan jenis kelamin perempuan sekitar 74 29 orang lebih banyak
dibandingkan jenis kelamin laki-laki yaitu 26 10 orang. Begitu pula untuk klasifikasi underweight, mahasiswa perempuan 86 lebih banyak menderita
underweight dari pada laki-laki 15. Sedangkan untuk normoweight, mahasiswa laki-laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan yang cukup
jauh walaupun mahasiswa perempuan masih lebih banyak dibandingkan mahasiswa laki-laki pada klasifikasi ini.
Hal ini sesuai dengan pendapat Salam dalam Manurung 2009 bahwa obesitas lebih umum dijumpai pada wanita terutama saat remaja, yang kemungkinan
disebabkan faktor endokrin dan perubahan hormonal.
Menurut Krummel dalam Manurung 2009 tubuh anak perempuan lebih banyak menyimpan lemak dibandingkan dengan tubuh anak laki-laki. Pada
kematangan fisik terjadi, biasanya jumlah lemak pada tubuh perempuan dua kali lebih banyak dari laki-laki. Penimbunan lemak ini terjadi di daerah sekitar
panggul, payudara, dan lengan atas.
Universitas Sumatera Utara
Akumulasi sering dikaitkan dengan datangnya menarche yang terjadi ketika anak perempuan memiliki lemak tubuh minimal 17 dari berat badannya,
sehingga anak perempuan yang gemuk akan mendapat menarche lebih awal daripada yang kurus Amaliah,2005.
2. Pekerjaan Orang tua Dari pene;itian ini didapat bahwa mahasiswa yang pekerjaan orang tuanya
adalah PNS, yang normoweigtht berjumlah 17 orang 10, yang mengalami obesitas sebanyak 9 orang 5, serta yang mengalami
underweight adalah 7 orang 4.
Mahasiswa yang pekerjaan orang tuanya adalah wiraswasta serta mengalami obesitas berjumlah 17 orang 10, normoweightberjumlah 39
22. Serta underweight 9 orang 5.
Menurut Hidayati dkk 2006, peningkatan pendapatan juga dapat mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi.
Peningkatan kemakmuran di masyarakat yang diikuti oleh peningkatan pendidikan dapat menugbah gaya hidup dan pola makan dari pola makan
tradisional ke pola makan praktis dan siap saji yang dapat menyebabkan gizi tidak seimbang
Namun, menurut penelitian yang dilakukan Jerome di Amerika Utara disimpulkan bahwa pendapatan bukan faktor penentu terhadap perilaku
makan, tetapi faktor gabungan antara pendapatan dan gaya hidup dapat memberikan andil bagi perubahan perilaku makan suatu kelompok yang
kebudayaannya cenderung berubah Suhardjo, 1989
Universitas Sumatera Utara
3. Daerah Asal Tempat Tinggal Berdasarkan hasil penelitian, tidak ada mahasiswa yang mengalami
obesitas dari kelompok mahasiswa yang berasal dari pedesaan, namun mahasiswa underwieght berjumlah 3 orang 50 dan normowieght juga
berjumlah 3 orang 50. Mahasiswa yang berasal dari perkotaan terdapat 39 orang 23 yang mengalami obesitas, 19 orang mengalami
underweight 11, dan 109 orang 66 mengalami normoweight.
Hal ini sejalan denga penelitian dari Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS tahun 2007 yang menyatakan bahwa prevalensi obesitas di
perkotaan untuk anak laki-kali sebesar 10,6 dan perempuan 7,1. Sedangkan pada anak lak-laki dan perempuan yang tinggal dipedesaan
mempunyai prevalensi berturut-turut 8,8 dan 6
4. Tingkat Rutinitas Berolahraga Obesitas terjadi karena adanya ketidak seimbangan energi yang masuk
dengan yang keluar. Banyaknya asupan energi yang digunakan untuk metabolisme dan aktivitas fisik sehari-hari. Kelebihan energi ini akan
disimpan dalam bentuk lemak pada jaringan lemak Rosenbaum, 1998. Dari hasil penelitian ini didapat bahwa mahasiswa yang jarang
berolahraga terdapat 76 orang 67 yang normoweight, sedangkan untuk underweight dan obesitasberturut-turut berjumlah 17 orang 15 da 20
orang 18.
Untuk mahasiswa yang cukup sering berolahraga 5 orang diantaranya 12 mengalami underweight, 25 orang diantaranya 58 mengalami
normoweight, 13 orang 30 mengalami obesitas
Universitas Sumatera Utara
Mahasiswa yang sangat sering berolahraga tidak didapati mengalami underweight, namun yang mengalami obesitas berjumlah 6 orang 37
dan 11 orang 64 mengalami normoweight.
Sebagian besar energi yang masuk melalui makanan pada anak remaja dan orang dewasa seharusnya digunakan untuk aktivitas fisik. Kurangnya
aktivitas fisik menyebabkan banyak energi yang tersimpan sebagai lemak, sehingga orang-orang yang kurang melakukan aktivitas cenderung menjadi
gemuk Manurung, 2009
5. Frekuensi Makan Dalam Sehari Berdsarkan hukum termodinamika, obesitas terjadi oleh karena adanya
keseimbangan energi positif, sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara asupan energi dan keluaran energi, sehingga terjadi kelebihan energi yang
disimpan dalam bentuk jaringan lemak Whitney, 1990 dan Nassar 1995
Dari hasil penelitian, mahasiswa obesitas yang makan 3 kali sehari berjumlah 35 orang 23, 105 orang 67 merupakan normoweight
dan 16 orang 10 adalah underweight.
Sedangkan mahasiswa yang makan 4 kali dalam sehari memiliki jumlah mahasiswa yang obesitas sebanyak 2 orang 20, underweight 4 orang
40, dan normoweight sebanyak 4 orang 40.
Untuk mahasiswa yang makan 2 kali sehari, memiliki jumlah mahasiswa yang obesitas sebanyak 2 orang 28,5, normoweight sebanyak 3 orang
43, dan underweight sebanyak 2 orang 28,5.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Epidemiology yang menyatakan bahwa orang yang
mengkonsumsi makanan sampai tiga kali per hari beresiko menderita obeistas 45 lebih tinggi daripada orang yang makan empat kali atau lebih
Siagian, 2004.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan