Penelitian tentang hubungan status gizi masyarakat dengan keadaan lingkungan serta keadaan sosial-ekonomi masyarakat masih perlu dilakukan. Oleh
karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memberi pengetahuan tentang hubungan indeks massa tubuh IMT dengan pekerjaan orang tua pada mahasiswa baru
Fakultas Kedokteran USU.
1.2 Rumusan masalah
Bagaimanakah gambaran indeks massa tubuh pada mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2014?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
gambaran indeks massa tubuh pada mahasiswa baru Fakultas Kedokteran USU. 1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah 1.
Untuk mengetahui gambaran tinggi badan pada mahasiswa baru Fakultas Kedokteran USU angkatan 2014
2. Untuk mengetahui gambaran berat badan pada mahasiswa baru Fakultas
Kedokteran USU angkatan 2014
1.4 Manfaat Penelitian
1. Untuk mengetahui gambaran indeks massa tubuh mahasiswa baru Fakultas
Kedokteran USU.
2. Sebagai referensi untuk penelitian lanjutan yang berhubungan dengan
penelitian ini
3. Memotivasi peneliti lain untuk meneliti lebih lanjut tentang status gizi
khususnya peneliti di Indonesia
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Indeks Massa Tubuh IMT 2.1.1. Definisi Indeks Massa Tubuh
Indeks Massa Tubuh IMT adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan BB dan tinggi badan TB seseorang. IMT dipercayai dapat
menjadi indikator atau menggambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang. IMT tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, tetapi penelitian menunjukkan
bahwa IMT berkolerasi dengan pengukuran secara langsung lemak tubuh seperti underwater weighing dan dual energy x-ray absorbtiometry Grummer-Strawn
LM et al., 2002. IMT merupakan alternatif untuk tindakan pengukuran lemak tubuh karena murah serta metode skrining kategori berat badan yang mudah
dilakukan. Untuk mengetahui IMT, dapat dihitung dengan rumus berikut: Menurut rumus metrik: CDC,2009
Berat Badan Kg IMT= ------------------------
[ Tinggi badan m ]
2
Atau menurut rumus Inggeris: IMT= Berat badan lb [Tinggi badan in]
2
x 703
Indeks massa tubuh IMT diartikan sebagai berat dalam kilogram yang dibagi dengan tinggi badan dalam meter kuadrat Bandini, Flynn dan Scampini,
2011. Indeks massa tubuh yang digunakan sebagai alat skrining untuk mendeteksi masalah berat badan pada anak CDC, 2011. Setelah dilakukan
pengukuran pada tinggi dan berat badan anak, maka kita dapat melakukan plot hasil IMT pada kurva CDC BMI-for-age growth chart yang dibedakan
berdasarkan jenis kelamin Gambar 2.1; Gambar 2.2 CDC, 2000. Perhitungan IMT pada orang dewasa berbeda dikarenakan kriteria IMT pada anak maupun
Universitas Sumatera Utara
remaja spesifik terhadap umur dan jenis kelamin CDC, 2011. Jenis kelamin dan umur pada anak dan remaja dipertimbangkan karena jumlah lemak tubuh yang
berubah sesuai dengan umur dan jumlah lemak tubuh yang berbeda antara perempuan dan laki-laki CDC, 2011.
2.1.2 Kategori Indeks Massa Tubuh Untuk orang dewasa yang berusia 20 tahun ke atas, IMT diinterpretasi
menggunakan kategori status berat badan standard yang sama untuk semua umur bagi pria dan wanita. Untuk anak-anak dan remaja, interpretasi IMT adalah
spesifik mengikuti usia dan jenis kelamin CDC, 2009. Secara umum, IMT 25 ke atas membawa arti pada obesitas. Standar baru
untuk IMT telah dipublikasikan pada tahun 1998 mengklasifikasikan BMI di bawah 18,5 sebagai sangat kurus atau underwegiht, IMT melebihi 23 sebagai
berat badan lebih atau overweight, dan IMT melebihi 25 sebagai obesitas. IMT yang ideal bagi orang dewasa adalah diantara 18,5 sehingga 22,9. Obesitas
dikategorikan pada tiga tingkat: tingkat I 25-29,9, tingkat II 30-40, dan tingkat III 40 CDC, 2002.
Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa egara berkembang. Pada
akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas pada Orang
Dewasa Berdasarkan IMT Menurut WHO
Sumber: WHO technical series,2000
Tabel 2.2 Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT Menurut Kriteria Asia Pasifik
Klasifikasi IMT
Berat Badan Kurang 18,5
Kisaran Normal
18,5-22,9
Berat Badan Lebih
≥ 23,0
Beresiko 23,0-24,9
Obes I 25,0-29,9
Obes II
≥30,0 Sumber: WHO WPRIASOIOTF dalam The Asia-Pacific Perspective:
Redefining Obesity and its Treatment 2000
Klasifikasi IMT Kgm
2
Berat Badan Kurang 18,5
Kisaran Normal 18,5-24,9
Berat Badan Lebih
25
Pre-Obes 25-29,9
Obes Tingkat I 30-34,9
Obes Tingkat II
35-39,9
Obes Tingkat III 40
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 Klasifikasi IMT Berdasarkan Depkes RI 1994 IMT Kgm
2
Klasifikasi 17,0
Kekurangan Berat Badan Tingkat Berat Kurus
17,0-18,4 Kekurangan Berat Badan Tingkat
Ringan
18,5-25,0
Normal Normal
25,1-27,0 Kelebihan Berat Badan Tingkat Ringan
27,0 Kelebihan Berat Badan Tingkat Berat
Gemuk
Sumber:
Depkes RI 1994 dalam Supariasa, 2001 Saat ini,IMT secara internasional diterima sebagai alat untuk
mengidentifikasi kelebihan berat badan dan obesitas Hill, 2005. Penggunaan IMT hanya berlaku unutk orang dewasa yang berusia 18
tahun ke atas. IMT tidak diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan. Disamping itu pula, IMT tidak diterapka pada keadaan khusus
penyakit lainnya seperti edema, asites, dan hepatomegali Supariasa,2001.
2.1.3 Kekurangan dan Kelebihan Indeks Massa Tubuh Indeks massa tubuh IMT merupakan salah satu indikator yang dapat
dipercayai untuk mengukur lemak tubuh. Walau bagaimanapun, terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan dalam mengggunakan IMT sebagai indikator
pengukuran lemak tubuh. Kekurangan indeks massa tubuh adalah:
1. Pada olahragawan: tidak akurat pada olahragawan terutama atlet bina
yang cenderung berada pada kategori obesitas dalam IMT disebabkan mereka mempunyai massa otot yang berlebihan walaupun presentase
Universitas Sumatera Utara
2. lemak tubuh mereka dalam kadar yang rendah. Sedangkan dalam
pengukuran berdasarkan berat badan dan tinggi badan, kenaikan nilai IMT adalah disebabkan oleh lemak tubuh.
3. Pada anak-anak: tidak akurat karena jumlah lemak tubuh akan berubah
seiringan dengan pertumbuhan dan perkembangan tubuh badan seseorang. Jumlah lemak tubuh pada lelaki dan perempuan juga berbeda selama
pertumbuhan. Oleh itu, pada anak-anak dianjurkan untuk mengukur berat badan berdasarkan nilai persentil yang dibedakan atas jenis kelamin dan
usia. 4.
Pada kelompok bangsa: tidak akurat pada kelompok bangsa tertentu karena harus dimodifikasi mengikuti kelompok bangsa tertentu. Sebagai
contoh IMT yang melebihi 23,0 adalah berada dalam kategori kelebihan berat badan dan IMT yang melebihi 27,5 berada dalam kategori obesitas
pada kelompok bangsa seperti Cina, India, dan Melayu CORE, 2007. Kelebihan indeks massa tubuh adalah:
1. Biaya yang diperlukan tidak mahal
2. Untuk mendapat nilai pengukuran, hanya diperlukan data berat badan dan
tinggi badan seseorang 3.
Mudah dikerjakan dan hasil bacaan adalah sesuai nilai standar yang telah dinyatakan pada tabel IMT.
2.2 Hal-Hal yang Mempengaruhi Indeks Massa Tubuh