Stimulatif Fasilitatif Motivatif Pengertian Sekolah Terpadu

107 dan menantang akan selalu mereka dapatkan. Proses pembelajaran juga semestinya melibatkan semua inteligensi multiple intelligences. d. Peran serta, yakni melibatkan pihak orangtua dan kalangan eksternal masyarakat sekolah untuk berperan serta menjadi fasilitator pendidikan para peserta didik. Orangtua harus ikut secara aktif memberikan dorongan dan bantuan baik secara individual kepada putera-puterinya maupun kesertaan mereka terlibat di dalam sekolah dalam serangkaian program yang sistematis. Keterlibatan orangtua memberikan pengaruh yang sangat signifikan dalam meningkatkan performance sekolah. e. Iklim sekolah, yakni lingkungan pergaulan, tata hubungan, pola perilaku dan segenap peraturan yang diwujudkan dalam kerangka manajemen satu atap. Pola penataan lingkungan yang sesuai dengan hukum-hukum alam, seperti penataan kebersihan, kerapihan, keteraturan, keefektifan, kemudahan, kesehatan, kelogisan, keharmonisan, keseimbangan dan lain sebagainya.

2. Stimulatif

Kegiatan belajar yang efektif haruslah mampu memberikan stimulasi yang optimal kepada peserta didik. Memberikan stimulasi yang optimal sebaiknya menyesuaikan diri dengan bagaimana sifat-sifat dan gaya kognitif bekerja. Dalam hal ini psikologi kognitif dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam upaya mengoptimalkan kemampuan daya serap anak dalam konteks belajar. Riding 2002 memaparkan bahwa strategi belajar hendaknya mempertimbangkan bagaimana memory bekerja working memory dan bagaimana gaya kognitif seseorang cognitive style. Working memory sangat mempengaruhi performance seorang anak dalam menyelesaikan tugas-tugas yang melibatkan kemampuan problem solving, reasoning, penyerapan perbendaharaan kata baru, dan reading comprehension. 108

3. Fasilitatif

Kegiatan belajar mengajar harus mampu menyediakan seluas-luasnya sumber dan media belajar yang dapat digunakan secara bersama-sama. Belajar tidak hanya terpaku pada ruang kelas dan sumber belajar tradisional. Sumber dan media belajar haruslah diperluas tidak hanya di lingkungan sekolah, namun juga di lingkungan alam sekitar, masyarakat, instansilembaga, keluarga, mesjid, pasar, tokoh dan lain sebagainya. Berbagai kegiatan informal juga dapat dijadikan media bagi proses belajar mereka, seperti: dalam hal berpakaian, aktivitas makan dan jajan, aktivitas ibadah, aktivitas kebersihan, aktivitas sosial. Dengan memperluas sumber dan media belajar yang terpadu, maka peserta didik akan mendapatkan pengalaman yang membentuk kepribadian.

4. Motivatif

Kegiatan belajar mengajar harus mampu membangkitkan motivasi berprestasi pada peserta didik. Dengan tumbuhnya need of achievement pada setiap siswa, maka ia akan selalu menjadikan seluruh aktivitasnya untuk meraih prestasi. Untuk dapat membangkitkan kebutuhan untuk selalu meraih prestasi, maka setiap pengalaman belajar anak haruslah dirasakan sebagai sesuatu pengalaman yang menyenangkan dan sekaligus menantang. Lingkungan belajar yang motivatif juga harus memunculkan iklim sekolah yang sehat yang ditandai dengan pola interaksi dan pergaulan yang hangat bersahabat diantara seluruh tenaga pendidikan dengan anak didik tanpa kehilangan ketegasan dan kewibawaan mereka. 2. Implementasi Manajemen Sekolah Terpadu Sebagai sebuah sistem, sekolah juga mempunyai komponen-komponen input, proses output, lingkungan dan umpan balik. Input sekolah biasanya terdiri dari siswa, tenaga pendidikan, pembiayaan sekolah, regulasi pemerintah. Proses tranformasi meliputi antara lain kurikulum, proses belajar mengajar, motivasi, iklim, dan budaya sekolah. Output sekolah akan menghasilkan antara lain prestasi 109 dan perkembangan siswa, kepuasan siswa dan wali siswa, kinerja dan kepuasan kerja tenaga kependidikan. Sedangkan umpan balik dalam sistem ini, merupakan informasi mengenai output atau proses yang akan berguna dan berpengaruh pada seleksi input pada masa datang, agar input sekolah dapat lebih baik kualitas maupun kuantintasnya. Untuk mendapatkan proses yang mengantarkan pada pencapaian tujuan, diperlukan suatu rekayasa manajemen organisasi yang efektif dan terpadu, dengan memperhatikan sifat-sifat dari proses itu sendiri. 110

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri pola pembelajaran yang diterapkan di SD al-Muttaqin Full Day School, Tasikmalaya dalam menanamkan Nilai Islam melalui pembelajaran terintegrasi dalam pembelajaran Sain IPA di SD. Dari aspek pendekatan metodologi, penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang lazim dikenal dengan sebutan “naturalistik dan fenomenologi” Bogdan dan Biklen, 1982:27-29 . Lebih lanjut Bogdan mengemukakan 5 karakteristik dari penelitian kualitatif yaitu sebagai berikut: 1. Peneliti sendiri sebagai instrumen utama untuk mendatangi langsung sumber data. 2. Mengimplikasikan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini lebih cenderung dalam bentuk kata-kata daripada angka-angka. 3. Menjelaskan bahwa hasil penelitian ini lebih menekankan kepada proses tidak semata-mata pada hasil. 4. Melalui analisis induktif peneliti mengungkapkan makna dari keadaan yang diamati. 5. Mengungkapkan makna sebagai hal yang esensial dari pendekatan kualitatif. Pendekatan metode kualitatif dalam penelitian ini sangat tepat karena metode ini lebih mengedepankan pada proses dan bukan hasil. Dengan metode ini berupaya untuk memahami bagaimana guru dalam menerapkan keterpaduan pembelajaran dalam latar kelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dah hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Selain itu pun untuk memahami faktor-faktor yang melatarbelakangi guru dan pimpinan dalam menerapkan pembelajaran terintegrasi ini, hal ini sesuai dengan prinsip penelitian

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN SISTEM PEMBELAJARAN ISLAMIC FULL DAY SCHOOL BIDANG STUDI MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL MADINAH SUKOHARJO.

0 0 8

KEMANDIRIAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN FULL DAY KEMANDIRIAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL DI SD ISLAM TERPADU NURUL ISLAM TENGARAN KABUPATEN SEMARANG.

0 0 12

PENDAHULUAN KEMANDIRIAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL DI SD ISLAM TERPADU NURUL ISLAM TENGARAN KABUPATEN SEMARANG.

0 0 9

ANALISIS KEMAMPUAN BERTANYA SISWA DALAM PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR (Penelitian Deskriptif Kualitatif pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Kota Tasikmalaya).

0 0 35

DAMPAK FULL DAY SCHOOL TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK DI SEKOLAH DASAR ISLAM INTERNASIONAL AL ABIDIN Dampak Full Day School Terhadap Perkembangan Sosial Anak Di Sekolah Dasar Islam Internasional Al Abidin Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.

0 0 15

STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM FULL DAY SCHOOL DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU IMAM BUKHARI JATINANGOR-SUMEDANG :Studi Deskriptif di Sekolah Dasar Islam Terpadu Imam Bukhari Jatinangor-Sumedang.

0 6 45

PROSES PEMBELAJARAN SENAM LANTAI DI SEKOLAH DASAR :Studi Deskriptif Kualitatif di SD Negeri Cikalong Kabupaten Tasikmalaya.

0 4 27

Penerapan Sistem Full Day School di SD Islam Al- Azhaar Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

INTEGRASI NILAI-NILAI ISLAM DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH | Muspiroh | QUALITY 2099 7121 1 SM

0 1 21

Pengaruh Manajemen Pembelajaran Full Day School terhadap Kinerja Guru dalam Mewujudkan Pengamalan Nilai-Nilai Islam Siswa

0 0 11