commit to user
persentasenya pada pupuk kandang bahan cair dan P lebih banyak pada bahan padat Hilman, 1990.
Pemberian pupuk kandang signifikan meningkatkan kemantapan agregat. Perbaikan kondisi tanah akan berpengaruh pada aktivitas biologi
tanah dan pertumbuhan akar. Perakaran yang lebih baik akan mempengaruhi penyerapan air dan hara oleh tanaman Sukarno, 1995.
E. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian adalah : 1. Media tanah dan pasir dengan penambahan pupuk kompos merupakan
tempat tumbuh yang paling efektif dalam penyimpanan air 2. Semakin panjang, tua dan besar batang stek maka pertumbuhan tunas akan
semakin baik 3. Perlakuan antara media tanah dan pasir dengan penambahan pupuk kompos
serta penggunaan batang stek yang semakin, panjang, tua, dan besar memberikan hasil yang efektif dan terbaik terhadap pertumbuhan tunas
tanaman kepuh
commit to user
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2010 sampai bulan Januari 2011 bertempat di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
B. Bahan dan Alat Penelitian
1. Bahan penelitian a. Stek tanaman kepuh
b. Polibag c. Tanah
d. Pasir e. Pupuk kandang
f. Pupuk kompos 2. Alat penelitian
a. Penggaris b. Alat tulis
c. Kamera digital d. Cetok
e. Pisau f. Label
C. Cara Kerja Penelitian
1. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL dengan menggunakan dua faktor perlakuan. Faktor
pertama yaitu macam media yang digunakan yang terdiri atas 4 taraf, yaitu :
17
commit to user
M0 : tanah + pasir, dengan perbandingan 1 : 1 kontrol M1 : tanah + pasir + kompos, dengan perbandingan 1 : 1 : 1
M2 : tanah + pasir + pupuk kandang, dengan perbandingan 1 : 1 : 1 M3 : tanah + pasir + pupuk kompos + pupuk kandang, dengan
perbandingan 1: 1: 1 : 1 Faktor kedua yaitu panjang batang yang terdiri dari 3 taraf, yaitu :
P1 : panjang batang 15 cm P2 : panjang batang 20 cm
P3 : panjang batang 25 cm Masing – masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali.
2. Pelaksanaan Penelitian
1 Persiapan Media Media yang digunakan adalah media tanah, pupuk kompos, dan
pupuk kandang. Media tanah yang digunakan diayak terlebih dahulu agar bersih dari kotoran fisik berupa kerikil. Pembuatan media dengan
perlakuan yaitu tanah + pasir 1 : 1, tanah + pasir + kompos 1 : 1 : 1, tanah + pasir + pupuk kandang 1 : 1 : 1, dan tanah + pasir + pupuk
kompos + pupuk kandang 1 : 1 : 1 : 1 2 Persiapan Bahan Stek
Bahan stek diperoleh dari beberapa tanaman di Jumantono. Batang yang digunakan berumur 2 tahun dengan diameter ± 1,5 cm.
Batang kepuh yang akan digunakan dipotong – potong sesuai perlakuan yaitu 15 cm, 20 cm, dan 25 cm.
3 Penanaman Bahan stek yang telah tersedia ditanam pada beberapa jenis media
yang telah disiapkan sesuai dengan perlakuan dengan masing – masing polibag sebanyak 1 bahan tanam.
4 Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman setiap hari
sekali serta penyiangan gulma
commit to user
3. Variabel Penelitian
1 Saat kemunculan tunas Indikator saat kemunculan tunas digunakan untuk mengetahui
perlakuan mana yang memberikan pengaruh terbaik terhadap kecepatan kemunculan tunas. Pengamatan dilakukan mulai pertama kemunculan
tunas hingga akhir pengamatan. Pengamatan dilakukan setiap seminggu sekali.
2 Jumlah tunas Pengamatan dimulai sejak tunas pertama muncul sampai akhir
penelitian dilakukan. Pengamatan dilakukan pada akhir pengamatan. 3 Jumlah daun
Indikator jumlah daun digunakan untuk mengetahui pengaruh jumlah akar terhadap jumlah daun pada stek. Jumlah daun dihitung pada akhir
pengamatan. 4 Tinggi tunas cm
Tinggi tunas merupakan indikator untuk mengetahui tingkat pertumbuhan stek. Pengamatan dimulai sejak tanaman mulai ditaman
hingga akhir pengamatan, dengan mengukur tinggi tunas mulai dari pangkal tunas sampai titik tumbuh. Pengamatan dilakukan setiap
seminggu sekali. 5 Persentase hidup stek
Persentase stek hidup merupakan indikator keberhasilan penyetekan. Persentase stek yang hidup ini dihitung berdasarkan jumlah stek yang
hidup dibanding dengan total sampel perlakuan dalam tanaman. Pengamatan akan dilakukan pada akhir penelitian.
6 Jumlah akar Jumlah akar merupakan indikator untuk mengetahui pengaruh media
terhadap pertumbuhan dan perkembangan akar. Pengamatan dilakukan pada saat akhir percobaan, dengan cara menghitung banyaknya akar
yang terdapat pada stek tanaman kepuh.
commit to user
7 Panjang akar cm Panjang akar merupakan indikator untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan akar dalam menyerap unsur hara bagi tanaman. Panjang akar diukur menggunakan penggaris dari pangkal hingga ujung akar.
Pengamatan dilakukan pada akhir penelitian. 8 Luas daun cm
2
Luas daun merupakan parameter utama untuk mengetahui laju fotosintesis. Luas daun dihitung menggunakan metode gravimetri.
Pengamatan dilakukan pada akhir penelitian.
4. Analisis data
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Yaitu dengan mendeskripsikan hasil penelitian antar perlakuan.
commit to user
21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Saat Tumbuh Tunas
Saat kemunculan tunas merupakan salah satu parameter yang menandakan keberhasilan suatu penyetekan. Bahan stek dapat dikatakan telah
tumbuh tunas apabila panjang tunas telah mencapai 0,5 cm.
Gambar 1. Saat Muncul Tunas
1 2
3 4
5 6
7 8
M0 P
1 M0
P 2
M0 P
3 M1
P 1
M1 P
2 M1
P 3
M2 P
1 M2
P 2
M2 P
3 M3
P 1
M3 P
2 M3
P 3
Pe rla kua n S
a a
t m
u n
c u
l tu
n a
s M
S T
saat muncul tunas MST
Gambar 1.1 Histogram Rerata Saat Muncul Tunas MST Berdasarkan gambar 1 dapat diketahui bahwa perlakuan yang diberikan
tidak berpengaruh nyata terhadap saat munculnya tunas. Terkait dengan jumlah tunas yang terdapat pada masing-masing bahan tanam stek, pada
panjang bahan stek 15 cm P1 yang mana mampu menumbuhkan tunas rata-
commit to user 22
rata pada 3 MST diduga karena letak tunas yang berada dekat dengan sumber karbohidrat tersimpan yaitu ujung batang stek sehingga mempermudah
tanaman untuk memanfaatkan cadangan makanan tersebut memunculkan tunas. Pada panjang bahan stek 20 cm P2 dan 25 cm P3 dimana tunas
tumbuh rata-rata pada 5-6 MST diduga karena letak munculnya tunas berada lebih jauh dari sumber cadangan makanan dalam batang stek sehingga saat
tumbuhnya tunas menjadi lebih lama dibanding pada panjang bahan stek 20 cm25 cm. Harjadi 1993 bahwa metabolisme cadangan makanan yang
berupa karbohidrat akan menghasilkan energi yang selanjutnya mendorong terjadinya pembelahan sel dan membentuk sel baru sebagai awal pembentukan
tunas. Sedangkan untuk pengaruh media dirasa tidak mempengaruhi saat pertumbuhan tunas. Hal ini diduga karena pada bahan tanaman stek masih
mengandalkan cadangan makanan dari dalam tanaman itu sendiri sehingga
belum memanfaatkan hara yang disediakan oleh media. B.
Jumlah tunas
Jumlah tunas merupakan salah satu indikator terjadinya akumulasi fotosintat yang tinggi. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Indriyani et al.,
1999 bahwa akumulasi fotosintat yang tinggi mengakibatkan pembesaran dan differensiasi sel yang dinyatakan dalam pertambahan tinggi, jumlah tunas,
perubahan ukuran daun dan diameter batang.
commit to user 23
Gambar 2. Jumlah Tunas
0.5 1
1.5 2
2.5
M P
1 M
P 2
M P
3 M
1 P
1 M
1 P
2 M
1 P
3 M
2 P
1 M
2 P
2 M
2 P
3 M
3 P
1 M
3 P
2 M
3 P
3
Pe rla kua n J
u m
la h
t u
n a
s
jumlah tunas
Gambar 2.1 Histogram Rerata Jumlah Tunas Berdasarkan dari gambar 2 diatas maka dapat diketahui bahwa dari
seluruh perlakuan rata-rata menghasilkan tunas 1-2 buah. Pada panjang bahan stek 20 cm P2 menunjukkan hasil yang tidak berbeda pada berbagai macam
perlakuan media dengan persentase hidup 100. Hal ini diduga karena panjang bahan stek 20 cm P2 merupakan panjang bahan stek yang tepat
dibanding dengan panjang bahan stek yang lain dimana panjang bahan stek 15 cm P1 terlalu sedikit mengandung karbohidrat sebagai cadangan makanan
sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan tanaman. Panjang bahan stek 25 cm P3 diduga terlalu panjang sehingga menyebabkan tanaman kurang
optimal untuk dapat memunculkan tunas.
commit to user 24
Pada panjang bahan tanam 15 cm P1 diduga kandungan cadangan makanan terlalu sedikit sehingga meskipun terdapat 1 jumlah tunas, namun
persentase hidup stek 0. Sedangkan pada panjang bahan tanam 25 cm P3 dengan rata-rata jumlah tunas 1 dan persentase hidup 58,25, hal ini diduga
karena dari total cadangan makanan yang dimiliki tanaman dimanfaatkan oleh keduanya, sehingga hasil yang diperoleh kurang optimal. Menurut Sitompul
dan Guritno 1995, setelah bahan tanam ditanam, substrat yang terdapat didalamnya akan mengalami perombakan secara enzimatik untuk membentuk
organ utama seperti batang, daun, dan akar.
C. Jumlah daun