commit to user 27
diduga karena cadangan makanan yang seharusnya juga digunakan untuk keberlangsungan tanaman dimanfaatkan oleh tunas untuk tumbuh. Menurut
Koesriningrum dan Harjadi 1974, bahan stek yang ditanam berisi cadangan makanan yang berupa karbohidrat akan menghasilkan energi yang selanjutnya
mendorong terjadinya pembelahan sel dan akan membentuk sel-sel baru dalam jaringan.
Sedangkan pada perlakuan M1P3, M2P2 dan M3P2 menunjukkan hasil tinggi tunas rata-rata antara 1-4 cm dengan persentase hidup stek mencapai
100. Hal ini diduga karena dari total cadangan makanan yang dimiliki oleh tanaman tidak seluruhnya digunakan untuk pertumbuhan tunas, namun juga
digunakan untuk keberlangsungan hidup tanaman.
E. Persentase Stek Hidup
Persentase stek hidup merupakan indikator keberhasilan penyetekan. Persentase hidup stek berkaitan dengan faktor ekologi yaitu lingkungan yang
didalamnya mencakup pengaruh suhu, kelembaban, cahaya matahari, keadaan media serta kecukupan unsur hara dan mineral yang dibutuhkan tanaman.
Persentase stek yang hidup ini dihitung menggunakan rumus : Persentase hidup stek =
100 ยด
perlakuan per
sampel total
perlakuan per
hidup yang
stek jumlah
Keberhasilan stek terletak pada kecermatan dalam memilih dan memelihara bahan stek, penyediaan dan pengendalian faktor luar yang
berpengaruh pada faktor pertumbuhan. Untuk mendapat bibit stek yang banyak dan seragam, maka harus diperoleh bahan stek yang tidak terlalu tua
dan tidak terlalu muda Wudianto, 2001.
commit to user 28
Gambar 5. Pertumbuhan Stek Tanaman Kepuh
20 40
60 80
100 120
M P
1 M
P 2
M P
3 M
1 P
1 M
1 P
2 M
1 P
3 M
2 P
1 M
2 P
2 M
2 P
3 M
3 P
1 M
3 P
2 M
3 P
3
Perlakuan R
e ra
ta p
e rs
e n
ta s
e s
te k
h id
u p
pers entas e hidup
Gambar 5.1 Histogram Rerata Persentase Hidup Stek Berdasarkan hasil penghitungan, persentase hidup stek yang diperoleh
sebesar 53. Hal ini diduga karena kelembaban media yang terlalu tinggi menyebabkan stek menjadi busuk serta komposisi media yang diduga kurang
homogen sehingga menyebabkan terhambatnya kemunculan akar tanaman karena penyebaran hara dalam media tidak merata. Oleh karena itu, tanaman
hanya mengandalkan cadangan makanan yang berasal dari dalam tanaman itu sendiri sehingga lama kelamaan tanaman menjadi mati dan kering karena
belum mampu memanfaatkan cadangan makanan yang disediakan oleh media
commit to user 29
tanam. Faktor lain pula cadangan makanan dari media pupuk organik dianggap slow release sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama agar
dapat mencukupi kebutuhan hara bagi tanaman. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Sutedjo 1995 bahwa pupuk yang lambat menyediakan
unsur N dalam tanah bagi tanaman, misalnya : pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos.
F. Jumlah akar