IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ekstraksi yang didapat dengan menggunakan tiga jenis pelarut memiliki hasil yang berbeda, hal ini ditunjukkan dengan perbedaan warna larutan ekstrak yang
dihasilkan. Larutan yang didapat dengan menggunakan pelarut methanol berwarna coklat kehitaman coklat tua, larutan yang diekstrak dengan n – heksan berwarna kehijauan
sedangkan larutan yang diekstrak dengan menggunakan pelarut etyl asetat berwarna kuning kecoklatan. Menurut Syafii 2000, menyatakan bahwa kandungan dan komposisi
ekstraktif dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis tanaman, tempat tumbuh dan musim. Jenis tanaman dapat memberikan pengaruh terhadap hasil ekstraksi yang
dilakukan begitu pula dengan tempat tumbuh suatu jenis tanaman dapat mempengaruhi hasil ekstraksi yang diperoleh, makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut maka
makin rendah zat ekstraktif yang dihasilkan dan sebaliknya makin rendah suatu tempat tumbuh dari suatu jenis tanaman maka makin tinggi pula zat ekstrak yang dihasilkan.
Selain itu juga tempat tumbuh dapat berpengaruh dalam hal tingkat kesuburan tanahnya, sebab makin subur suatu tempat tumbuh maka kayu yang tumbuh diatasnya makin subur
pula dan akan mempengaruhi pembentukan eksraktif dari tanaman tersebut.
4.1. Pengaruh fraksi methanol terhadap mortalitas Eurema spp.
Hasil pengujian dengan menggunakan fraksi methanol dari ekstrak biji menunjukkan efek kontak yang nyata terhadap hama daun Eurema spp dibanding ekstrak
dari daun , ranting dan kulit batang. Persentase kematian pada perlakuan ekstrak biji dengan konsentrasi 10 pada 1 HSP Hari Setelah Perlakuan menyebabkan kematian
sebesar 56, kemudian meningkat menjadi 64 pada 2HSP dan 72 pada 3HSP. Pada konsentrasi yang sama, perlakuan ekstrak daun, ranting dan kulit batang hanya
mengakibatkan kematian pada 3HSP mencapai 34, 50 dan 56. Untuk melihat tingkat kematian sampai 50, konsentrasi pada perlakuan ketiganya ditingkatkan hingga
20. Berdasarkan data mortalitas Eurema spp, ekstrak daun dari fraksi metanol hanya menyebabkan kematian 60, sedangkan ekstrak ranting dan kulit batang mencapai 64
dan 72 Tabel 1.
Table 1 Pengaruh letal fraksi Methanol dari berbagai bagian tanaman T.sinensis Merr terhadap larva Eurema spp.
Fraksi Methanol
Konsentrasi , wv
Jumlah larva Mortalitas
1 hari 2 hari
3 hari Daun
Ranting
Kulit
Biji Kontrol
3 5
10 15
20
Kontrol 3
5 10
15 20
Kontrol 3
5 10
15 20
Kontrol 1
3 5
7
10 50
50 50
50 50
50
50 50
50 50
50 50
50 50
50 50
50 50
50 50
50 50
50 50
4 18
18 22
30 46
26 34
46 48
60
8 12
20 30
44 56
6 28
30 36
50 56
8 20
22 28
34 50
4 34
42 50
56 60
8 24
26 42
56 64
6 30
36 48
58 64
12 20
30 34
46 60
8 42
46 50
60 64
12 36
38 56
64 72
10 42
50 56
64 72
Hasil analisis probit dengan menggunakan program Polo Plus menunjukkan bahwa
fraksi methanol dari bagian-bagian tanaman suren memiliki toksisitas yang berbeda. Dengan memperhatikan faktor LC
50
terdapat kecenderungan bahwa fraksi methanol dari biji memiliki aktivitas insektisida yang paling toksik bila dibandingkan dengan yang lain.
Tabel 2 Parameter hubungan konsentrasi mortalitas fraksi Methanol dari berbagai bagian tanaman T. sinensis Merr terhadap larva Eurema spp.
Fraksi Methanol a ± GB
b ± GB LC
50
SK
95
Daun 2,89 ± 0,46
1,61± 0,43 20,33
14,64 – 43,52 Ranting
4,27 ± 0,28 0,73 ± 0,29
9,82 5,82 – 19,57
Kulit 3,62 ± 0,33
1,39 ± 0,33 9,91
7,11 – 14,23 Biji
4,54 ± 0,19 0,84 ± 0,27
3,50 1,64 – 5.94
a : Intersep garis regresi b : Kemiringan garis regresi slope
GB : Galat Baku standard error LC : Lethal concentration untuk tanggap mortalitas
SK : Selang Kepercayaan
Hasil pengujian lanjutan sesuai hasil pengujian awal, yaitu bahwa biji suren memiliki efek kontak yang nyata terhadap hama daun Eurema spp. LC
50
terhadap mortalitas pada hari ke-3 sebesar 3,50 1,64 – 5,94 pada selang kepercayaan 95 Tabel 2.
Perlakuan fraksi methanol dari ekstrak daun, ranting dan kulit batang masing-masing memiliki nilai LC
50
sebesar 20,33 14,64 – 43,52, 9,82 5,82 – 19,57 dan 9,91 7,11 – 14,23.
10 20
30 40
50 60
70
K ont
rol 3
5 10
15 20
K ont
rol 3
5 10
15 20
K ont
rol 3
5 10
15 20
K ont
rol 1
3 5
7 10
Daun Ranting
Kulit Biji
M o
rt a
lit a
s
1 HSP 2 HSP
3 HSP
Gambar 9 Grafik hubungan mortalitas fraksi methanol dengan Eurema spp.
Berdasarkan grafik kematian Gambar 9 pada fraksi methanol ternyata pada pemaparan hari pertama telah menunjukkan adanya mortalitas yang tinggi baik pada
konsentrasi yang rendah maupun yang tinggi pada semua bagian dari ekstrak tanaman suren hingga mencapai 60 pada 1 HSP Hari Setelah Perlakuan dan menunjukkan
adanya interaksi dari serangga uji dengan pestisida nabati dari tanaman suren dan bersifat knock down, pada pengamatan hari kedua dan ketiga menunjukkan penurunan
tapi tidak semua serangga uji mati, masih menunjukkan kehidupan tapi aktivitas serangga uji lemah tidak menunjukkan gerakan yang normal, dikarenakan paralysis tungkai sudah
tidak mampu lagi menopang tubuh. 4.2. Pengaruh fraksi n - heksan terhadap kematian
Eurema spp.
Hasil pengujian dengan menggunakan fraksi n - heksan menunjukkan persentase kematian yang berbeda-beda. Dari keempat bagian tersebut dari fraksi n-heksan ekstrak
ranting dengan konsentrasi 10 pada 1HSP Hari Setelah Perlakuan menyebabkan kematian 66, kemudian meningkat menjadi 70 pada 2HSP dan 78 pada 3HSP. Pada
konsentrasi yang sama fraksi n - heksan dari ekstrak daun, kulit dan biji hanya menyebabkan kematian 64, 62 dan 54. Setelah ditingkatkan konsentrasinya
menjadi 20, mortalitas dari fraksi n-heksan daun mencapai 84 pada 1HSP, 90 pada 2HSP dan 96 pada 3HSP Tabel 3.
Tabel 3 Pengaruh letal fraksi n-heksan dari berbagai bagian tanaman T. sinensis Merr terhadap larva Eurema spp.
Fraksi n-heksan
Konsentrasi , wv
Jumlah larva Mortalitas
1 hari 2 hari
3 hari Daun
Ranting Kontrol
3 5
10 15
20
Kontrol 3
5 10
15 20
50 50
50 50
50 50
50 50
50 50
50 50
4 8
42 64
66 84
4 22
32 66
68 74
8 18
48 72
74 90
12 32
44 70
68 78
16 28
64 76
76 96
12 42
54 78
74 82
Kulit
Biji Kontrol
3 5
10 15
20
Kontrol 1
3 5
7
10 50
50 50
50 50
50
50 50
50 50
50 50
4 18
46 62
70 78
6 26
46 46
48 54
4 32
52 64
74 82
8 46
48 48
60 58
8 42
62 78
80 84
12 58
60 66
64 76
Berdasarkan grafik kematian Gambar 10 pada fraksi n - heksan ternyata pada
pemaparan hari pertama telah menunjukkan adanya mortalitas yang tinggi baik pada konsentrasi yang rendah maupun yang tinggi pada semua bagian dari ekstrak tanaman
suren hingga mencapai 84 pada 1 HSP untuk perlakuan ekstrak daun 20. Kemudian mortalitas menurun pada 2 HSP hingga mencapai 2 pada ekstrak kulit 10, ekstrak biji
3 dan 5.
10 20
30 40
50 60
70 80
90
K ont
rol 3
5 10
15 20
K ont
rol 3
5 10
15 20
K ont
rol 3
5 10
15 20
K ont
rol 1
3 5
7 10
Daun Ranting
Kulit Biji
M o
rt a
lit a
s
1 HSP 2 HSP
3 HSP
Gambar 10 Grafik hubungan mortalitas fraksi n – heksan dengan Eurema spp.
Hasil analisis probit dengan menggunakan program Polo Plus menunjukkan bahwa fraksi n-heksan dari bagian-bagian tanaman suren memiliki toksisitas yang
berbeda. Dengan memperhatikan faktor LC
50
terdapat kecenderungan bahwa fraksi n- heksan dari biji memiliki aktivitas insektisida yang paling toksik bila dibandingkan
dengan yang lainnya. Perlakuan fraksi n-heksan dari daun, ranting, kulit dan biji masing- masing memiliki nilai LC
50
sebesar 5,93 2,37 – 9,11; 5,23 3,21 – 7,01 ; 4,17 2,42 – 5,65 dan 1,07 1,38 – 4,42 pada selang kepercayaan 95 Tabel 4.
Tabel 4 Parameter hubungan konsentrasi mortalitas fraksi n-Heksan dari berbagai bagian tanaman T. sinensis Merr terhadap larva Eurema spp.
Fraksi n-heksan a ± GB
b ± GB LC
50
SK
95
Daun 3,17 ± 0,35
2,37 ± 0,36 5,93
2,37 – 9,11 Ranting
3,94 ± 0,30 1,48 ± 0,31
5,23 3,21 – 7,01
Kulit 4,07 ± 0,29
1,51 ± 0,30 4,17
2,42 – 5,65 Biji
4,99 ± 0,18 0,45 ± 0,26
1,07 1,38 – 4,42
a : Intersep garis regresi
b : Kemiringan garis regresi slope GB : Galat Baku standard error
LC : Lethal concentration untuk tanggap mortalitas SK : Selang Kepercayaan .
4.3. Pengaruh fraksi etyl asetat terhadap kematian Eurema spp.