Ekstraksi methanol
Fraksinasi n - heksan
Fraksinasi etyl asetat
Gambar 3 Skematis Pembuatan Ekstraksi
3.3.3. Uji Efikasi
Uji pendahuluan dilakukan untuk menentukan taraf konsentrasi dari tiap fraksi Methanol, n-heksan dan etyl asetat ekstrak daun, ranting, kulit batang dan biji tanaman
suren terhadap efek kontak dan metode celup daun terhadap larva Eurema spp dan S. litura. Konsentrasi yang digunakan untuk ekstrak daun, ranting dan kulit batang adalah
Serbuk dari Tanaman suren diekstraksi dengan alat sokslet
Fraksi terlarut n –
heksan
Fraksi terlarut etil
asetat
Uji bioaktivitas terhadap hama daun Eurema spp dan Spodoptera litura F
Ekstrak kasar
Residu Residu
0,3,5,10,15 dan 20 wv, sedangkan untuk ekstrak biji digunakan konsentrasi 0,1,3,5,7 dan 10 wv. Penentuan konsentrasi didasari pada
pengujian sebelumnya, bahwa ekstrak biji pada kisaran 10 - 20 menyebabkan kematian 100 sehingga konsentrasi diturunkan. Bahan ekstrak uji dicampur dengan
pelarut metanol dan aseton sebanyak 0,1 ml pengemulsi twenn sebanyak 0,2 ml dan aquades steril banyaknya disesuaikan dengan konsentrasi yang dipakai sehingga jumlah
bahan ekstrak yang didapat sebanyak 10 ml. Untuk perlakuan kontrol digunakan pelarut methanol dan aseton sebanyak 0,1 ml dan pengemulsi twenn 0,2 ml dan aquadest steril
sebanyak 9,7 ml .
Uji efikasi terhadap larva Eurema spp. dan Spodoptera litura F.
Masing-masing konsentrasi diuji cobakan pada 10 larva instar dua, dengan 6 konsentrasi dan 5 ulangan. Jadi tiap bagian tanaman suren dibutuhkan 6 x 10 x 5 = 300
larva . Perlakuan uji efikasi terhadap larva Eurema spp.disemprotkan langsung pada tubuh larva sekitar 10 detik baru dipindahkan dalam petri dish yang sudah diberi pakan
daun sengon, kemudian dilakukan pengamatan sampai hari ke 3, sedangkan untuk uji efikasi terhadap larva S. litura larutan uji yang telah siap pakai diberi perlakuan daun
sawi ukuran 4 x 4 cm sebanyak 4 lembar, kemudian daun yang akan digunakan dicelupkan pada larutan uji kemudian dikering anginkan baru dimasukan kedalam petri
dish yang sudah berisi larva instar 2 sebanyak 10 larva. Jumlah serangga yang mati dicatat sampai hari ke 3. Ekstrak dianggap aktif bila mengakibatkan 90 kematian dari
populasi serangga uji pada hari ke 3 setelah perlakuan, kemudian dihitung mortalitasnya dengan menggunakan rumus :
MA = Mortalitas x 100 N
Keterangan : MA = Mortalitas teramati
N = Jumlah larva yang digunakan
Data kematian pada hari ke-3 diolah dengan analisis probit Finney 1971 dengan program Polo Plus Robertson et al.2003 untuk mengetahui Lethal Concentration LC
dengan selang kepercayaan 95.
Gambar 4a Daun Suren Gambar 4b Kulit Batang Suren
Gambar 4c Ranting Suren Gambar 4d Biji Suren
Gambar 5 Sampel Ekstraksi
Gambar 6 Hama Eurema spp Gambar 7 Hama Spodoptera litura F.
Gambar 8 Uji Efikasi di Laboratorium
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN