Konsep Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA A.

Dalam usaha yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan, siswa dituntut untuk menjadi pembelajar yang mandiri yang mampu menggunakan dan menghubungkan berbagai aturan-aturan yang telah dikenalnya serta berbagai ke- terampilan yang mereka miliki. Pada tahap empat model pembelajran problem solving , siswa diminta untuk menguji kebenaran hipotesis atau jawaban sementara dari masalah yang telah dirumuskan. Pada tahap ini siswa melakukan percobaan yang bertujuan memberi kesempatan siswa untuk memanfaatkan panca indera se- maksimal mungkin untuk mengamati fenomena-fenomena yang terjadi. Kegia-tan ini mampu meningkatkan kemampuan psikomotor siswa. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi sebanyak- banyaknya sehingga dapat meningkatkan keterampilan afektif khususnya kete- rampilan bertanya siswa. Kemudian siswa diminta memprediksikan gejala yang akan terjadi berdasarkan gejala yang ada atau gejala yang telah diamati sebelum- nya. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa yaitu keterampilan memprediksi. G. Anggapan Dasar Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah: 1. Siswa memperoleh materi yang sama oleh guru yang sama. 2. Perbedaan keterampilan mengelompokkan dan keterampilan mengkomuni- kasikan siswa kelas X semester genap MAN 1 Bandar Lampung pada materi larutan nonelektrolit dan elektrolit serta reaksi reduksi oksidasi semata-mata karena perbedaan perlakuan dalam proses pembelajaran. 3. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi keterampilan mengelompokkan dan keterampilan mengkomunikasikan siswa kelas X semester genap MAN 1 Bandar Lampung pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit serta redoks.

H. Hipotesis Umum

Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah pembelajaran model problem solving pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit serta redoks efefktif dalam meningkatkan keterampilan mengelompokkan dan keterampilan mengkomunika- sikan.

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MAN 1 Bandar Lampung tahun ajaran 20122013 yang berjumlah 350 siswa dan tersebar dalam sepuluh kelas. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampel purposif, yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya, maka ditentukan kelas X 6 dan X 7 sebagai sampel. Kelas X 7 sebagai kelompok eksperimen yang mengalami pembelajaran Problem Solving, sedangkan X 6 sebagai kelompok kontrol yang mengalami pembelajaran konvensio- nal.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang bersifat kuantitatif yaitu data hasil tes siswa sebelum pembelajaran diterapkan pretest dan hasil tes setelah pembelajaran diterapkan postest. Sumber data dibagi menjadi dua kelompok yaitu: 1. Data hasil pretest dan postest kelompok kontrol 2. Data hasil prtest dan postest kelompok eksperimen

C. Metode dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah non equivalent control group design yaitu desain kuasi eksperimen dengan melihat perbedaan pretest maupun posttest antara kelas eksperimen dan kontrol. Tabel 1. desain penelitian Pretest Perlakuan Posttest Kelas kontrol O 1 - O 2 Kelas eksperimen O 1 X 1 O 2 Keterangan: X 1 : Pembelajaran kimia dengan menggunakan model pembelajaran Problen Solving. O 1 : Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pretest O 2 : Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi posttest D. Variabel Penelitian Sebagai variabel bebas adalah model pembelajaran yang digunakan, yaitu pembel- ajaran problem solving dan pembelajaran konvensional. Sebagai variabel terikat adalah keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikani pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit serta redoks siswa MAN 1 Bandar Lampung.

E. Instrumen Penelitian dan Validitasnya

Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan sesuatu. Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul data

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI LARUTAN NONELEKTROLIT DAN ELEKTROLIT SERTA REDOKS

0 3 56

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN MENGELOMPOKKAN

0 9 33

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENJELASAN SEDERHANA DAN MENYIMPULKAN PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

0 10 48

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PREDIKSI DAN INFERENSI PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT SERTA REDOKS

2 45 50

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN NON-ELEKTROLIT DAN ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKANKETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN INFERENSI

0 7 47

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI POKOK LARUTAN NON ELEKTROLIT DAN ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN MENYIMPULKAN

0 6 42

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DISERTAI MEDIA ANIMASI PADA MATERI LARUTAN NON-ELEKTROLIT DAN ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN DAN PENGUASAAN KONSEP

1 28 56

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN MENGKOMUNIKASIKAN

1 17 48

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR DAN MEMBERIKAN PENJELASAN LANJUT PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

0 3 43

EFEKTIVITAS MODEL PLGI PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT NON-ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN MENYIMPULKAN

1 14 49