UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.7.2 Uji Aktivitas Antibakteri dari Supernatan Hasil Fermentasi Bakteri
Endofit
Uji aktivitas antibakteri dari supernatan hasil fermentasi bakteri endofit dilakukan dengan metode difusi cakram disc diffusion methods dan pengukuran
zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri uji. Dari pengukuran diameter zona hambat diperoleh hasil yang ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Uji Aktivitas Antibakteri dari Supernatan Hasil Fermentasi Bakteri
Endofit Distribusi Zona Hambat dari Supernatan Hasil Fermentasi Isolat
Bakteri Endofit berdasarkan Bakteri Patogen E.coli, B.subtilis,
S.aureus, S.dysenteriae, dan S.typhimurium mm
Isolat Bakteri Endofit
E.coli S.aureus B.subtilis
S.dysenteriae S.typhimurium
IGB1 6,95
5,88 IGB2
6,9 IGB3
7,08 7,07
6,8 6,92
5,93 IGB4
6,67 IGB5
6,52 7,57
IGB6 6,68
7,22 6,58
IGB7 6,48
Kloramfenikol Kontrol +
7,9 18,55
15,82 14,9
14,63 Aquades steril
Kontrol -
Gambar 4.38. Zona hambat uji aktivitas antibakteri dari supernatan hasil fermentasi bakteri endofit terhadap E.coli: a zona hambat isolat IGB1 terhadap E.coli; b zona
hambat isolat IGB2 terhadap E.coli; c zona hambat isolat IGB3 terhadap E.coli; d zona hambat isolat IGB4 terhadap E.coli; e zona hambat isolat IGB5 terhadap E.coli; f
zona hambat isolat IGB6 terhadap E.coli; g zona hambat isolat IGB7 terhadap E.coli; h zona hambat Kloramfenikol terhadap E.coli; i kontrol negatif.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.39. Zona hambat uji aktivitas antibakteri dari supernatan
hasil fermentasi bakteri endofit terhadap S.aureus: a zona hambat
isolat IGB3 terhadap S.aureus; b zona hambat isolat IGB5 terhadap
S.aureus; c zona hambat isolat IGB6 terhadap S.aureus; d zona
hambat Kloramfenikol terhadap S.aureus; e kontrol negatif.
Gambar 4.40. Zona hambat uji aktivitas antibakteri dari supernatan
hasil fermentasi bakteri endofit terhadap B.subtilis: a zona hambat
isolat IGB1 terhadap B.subtilis; b zona hambat isolat IGB3 terhadap
B.subtilis; c zona hambat Kloramfenikol terhadap B.subtilis;
d kontrol negatif
Gambar 4.41. Zona hambat uji aktivitas antibakteri dari supernatan
hasil fermentasi bakteri endofit terhadap S.dysenteriae: a zona
hambat isolat IGB3 terhadap S.dysenteriae; b zona hambat
isolat IGB6 terhadap S.dysenteriae; c zona hambat Kloramfenikol
terhadap S.dysenteriae; d kontrol negatif.
Gambar 4.42. Zona hambat uji aktivitas antibakteri dari supernatan
hasil fermentasi bakteri endofit terhadap S.typhimurium: a zona
hambat isolat IGB3 terhadap S.typhimurium; b kontrol negatif;
c zona hambat Kloramfenikol terhadap S.typhimurium
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.2 PEMBAHASAN
Garcinia benthami Pierre atau yang lebih dikenal sebagai tanaman manggis-manggisan merupakan tumbuhan tropis. Dari berbagai penelitian yang
dilakukan pada beberapa spesies Garcinia berhasil diisolasi senyawa-senyawa kelompok xanton, benzofenon, flavonoid, dan triterpenoid Verheij Coronel,
1992; Likhitwitayawuid et al., 1998. Umumnya senyawa-senyawa tersebut mempunyai aktivitas biologik dan farmakologik seperti antiinflamasi,
antimikroba, antifungi, dan antioksidan Likhitwitayawuid et al., 1998; Iinuma et al., 1998. Bagian tanaman yang berbeda dari Genus Garcinia seperti buah, kulit
buah, bunga, daun, kulit batang dan batang telah digunakan secara global sebagai ethnomedicine untuk mengobati beberapa gangguan seperti peradangan, stres
oksidatif, infeksi mikroba, kanker, dan obesitas Hemshekhar et al., 2011. Oleh karena itu penelitian mengenai tanaman ini terus-menerus dikembangkan. Salah
satunya dibidang mikrobiologi, yaitu dengan mengisolasi mikroba endofit dari tanaman ini dan kemudian diuji aktivitas antibakterinya.
Tahap awal dari proses isolasi mikroba endofit dari daun tanaman Garcinia benthami Pierre ini adalah sterilisasi permukaan. Sebelum isolasi,
dilakukan terlebih dahulu sterilisasi permukaan terhadap sampel tanaman. Sterilisasi permukaan ini bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme epifit
yang berada di permukaan tumbuhan, sehingga koloni yang diperoleh merupakan koloni endofit yang berasal dari dalam jaringan tumbuhan Larran et al., 2001.
Alkohol 70 digunakan sebagai bahan untuk sterilisasi permukaan karena alkohol 70 bekerja dengan cara merusak lapisan membran sel mikroorganisme. Alkohol
dapat melarutkan lipid dan mendenaturasi protein yang ada pada membran sel. Hal tersebut dapat mengganggu fungsi membran sel dalam mengatur transportasi
cairan ke dalam dan keluar sel sehingga membuat sel mikroorganisme menjadi lisis McDonnell Russell, 1999.
Kemampuan alkohol untuk mensterilkan permukaan organ tumbuhan tersebut mempunyai spektrum yang sempit atau sangat terbatas sehingga perlu
dikombinasikan dengan bahan kimia lainnya, dan biasanya sering dikombinasikan dengan larutan natrium hipoklorit NaOCl Agusta, 2009. Natrium hipoklorit
merupakan senyawa klorin. Senyawa klorin diketahui mampu menghambat