UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4.10 Uji Aktivitas Antibakteri dari Supernatan Hasil Fermentasi Mikroba
Endofit
Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram disc diffusion methods. Sebanyak 20 µL larutan uji supernatan dari hasil
fermentasi mikroba endofit diserapkan pada kertas cakram steril berdiameter 6 mm. Cakram yang sudah diresapi larutan uji diletakkan pada permukaan media
MHA padat yang sebelumnya telah diinokulasi bakteri uji Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, Shigella dysenteriae, dan Salmonella
typhimurium dengan metode pour plate yaitu dengan cara mengambil 1 mL suspensi bakteri uji pada fase mid log menggunakan pipet, kemudian diteteskan
ke dalam cawan petri steril dan selanjutnya ditambahkan media MHA cair suhu ±55°C sebanyak 10 mL lalu digoyangkan sampai suspensi bakteri uji merata di
seluruh media, didiamkan sampai membeku dan media siap digunakan. Sebagai kontrol positif digunakan cakram kloramfenikol konsentrasi 30 µg dan kontrol
negatif yaitu aquades steril yang diserapkan pada cakram dan dikeringkan. Setelah semua cakram diletakkan di atas permukaan media MHA tersebut, kemudian
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35ºC. Aktivitas antibakteri dinyatakan sebagai diameter zona hambat mm yang dihasilkan oleh supernatan hasil
fermentasi mikroba endofit. Diameter zona hambat diukur dengan menggunakan jangka sorong Radji et al., 2011 dengan modifikasi.
39 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
4.1.1 Isolasi Mikroba Endofit
Mikroba endofit diisolasi dari tanaman Garcinia benthami Pierre. Sebelum isolasi, dilakukan dahulu sterilisasi permukaan terhadap sampel tanaman.
Sterilisasi permukaan dilakukan di dalam Laminar Air Flow Cabinet LAFC. Daun direndam di dalam alkohol 70 selama 1 menit, sambil di kocok pelan.
Lalu dipindahkan ke dalam larutan natrium hipoklorit NaOCl 5,25 selama 5 menit. Selanjutnya daun tersebut direndam kembali di dalam alkohol 70 selama
30 detik Radji et al., 2011. Setelah itu dibilas dengan aquades steril selama 1 menit dan diulang dua kali Ariyono et al., 2014.
Pada proses isolasi, koloni mikroba endofit yang tumbuh dari dalam jaringan daun di media pertumbuhannya yang secara makroskopis berbeda
dianggap merupakan isolat yang berbeda, dan jika bentuk koloni mikroba endofit sama maka dianggap isolat yang sama, akan tetapi jika terdapat perbedaaan dari
laju pertumbuhan mikroba endofit yang secara makroskopis sama, maka dianggap sebagai isolat yang berbeda. Setiap koloni dengan morfologi berbeda dipisahkan
menjadi isolat-isolat tunggal, sampai diperoleh isolat murni yaitu isolat yang hanya mengandung satu bentuk morfologi yang sama.
Berdasarkan hasil isolasi didapatkan 25 isolat mikroba endofit yang terdiri dari 18 isolat kapang endofit yaitu GB1, GB2, GB3, GB4, GB5, GB6, GB7, GB8,
GB9, GB10, GB11, GB12, GB13, GB14, GB15, GB16, GB17, dan GB18; dan 7 isolat bakteri endofit yaitu IGB1, IGB2, IGB3, IGB4, IGB5, IGB6, dan IGB7.
Kapang endofit tumbuh setelah 5 hari dan bakteri endofit tumbuh setelah 3 hari dari proses penanaman potongan daun di atas media isolasi. Kontrol sterilisasi
menunjukkan bahwa sterilisasi permukaan yang dilakukan mampu menghambat pertumbuhan mikroba pada permukaan tanaman sehingga isolat mikroba yang
diperoleh diyakini merupakan mikroba endofit. Isolat kapang dan bakteri endofit serta kontrol sterilisasi permukaan dapat dilihat pada lampiran 8 hal. 93.