Pandangan Monistis Aliran Monistis dan Dualistis

38 Bagan 9:Contoh Tindak Pidana Formal

D. Aliran dan Doktrin Terkait Unsur-Unsur Tindak Pidana

Untuk membahas lebih jauh mengenai pengertian dan unsur-unsur tindak pidana, penulis akan membahasnya secara doktrinal dan berdasarkan aliran yang berkaitan dengan unsur-unsur tindak pidana.

1. Aliran Monistis dan Dualistis

Dalam hukum pidana dikenal dua pandangan tentang unsur perbuatan pidana, yaitu : 20

a. Pandangan Monistis

Pandangan monistis adalah suatu pandangan yang melihat syarat, untuk adanya pidana harus mencakup dua hal yakni sifat dan perbuatan. Pandangan ini memberikan prinsip- prinsip pemahaman, bahwa di dalam pengertian perbuatan tindak pidana sudah tercakup di dalamnya perbuatan yang dilarang criminal act dan pertanggungjawaban pidana kesalahan criminal responbility. 20 Sudarto.Op. Cit. hal. 31-32. 39 Menurut D. Simons tindak pidana adalah : 21 Tindakan melanggar hukum yang telah dilakukan dengan sengaja ataupun tidak dengan sengaja oleh seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan atas tindakannya dan yang oleh undang-undang telah dinyatakan sebagai suatu tindakan yang dapat dihukum. Dengan batasan seperti ini menurut Simons, untuk adanya suatu tindak pidana harus dipenuhi unsur-unsur sebagai berikut: 1. Perbuatan manusia, baik dalam arti perbuatan positif berbuat maupun perbuatan negatif tidak berbuat; 2. Diancam dengan pidana; 3. Melawan hukum; 4. Dilakukan dengan kesalahan; dan 5. Oleh orang yang mampu bertanggungjawab; Strabaarfeit yang secara hariah berarti suatu peristiwa pidana, dirumuskan oleh Simons yang berpandangan monistis sebagai : “Kelakuan handeling yang diancam dengan pidana, dimana bersifat melawan hukum, yang dapat berhu- bungan dengan kesalahan dan yang dilakukan oleh orang yang mampu bertanggung jawab”. Andi Zainal Abidin menyatakan bahwa “kesalahan yang dimaksud oleh Simons meliputi dolus sengaja dan culpalata alpa, lalai dan berkomentar sebagai berikut : 22 Simons mencampurkan unsur-unsur perbuatan pidana criminal act yg meliputi perbuatan serta sifat yang me- lawan hukum, perbuatan dan pertanggungjwaban pidana criminal liability dan mencakup kesengajaan,kealpaan dan kelalaian dan kemampuan bertanggungjawab . 21 Lamintang, Op.Cit.Hal. 185. 22 Abidin, Andi Zainal, 1987, Hukum Pidana Asas Hukum Pidana dan Beberapa Pengupasan tentang Delik-delik Khusus. Prapanca, Jakarta. 40 Menurut J. Bauman “perbuatantindak pidana adalah per buatan yang memenuhi rumusan delik, bersifat melawan hukum dan dilakukan dengan kesalahan”. 23 Sementara Menurut Wirjono Prodjodikoro yang juga berpandangan monistis menerjemahkan strabaarfeit ke dalam tindak pidana dengan menyatakan bahwa, “suatu perbuatan yang pada pelakunya dapat dikenakan hukuman dan pelaku tersebut termasuk subyek tindak pidana”. 24 Van Hammel yang berpandangan monistis juga merumuskan strabaarfeitsebagai, “perbuatan manusia yang diuraikan oleh undang-undang sebagai melawan hukum, strafwaardig patut atau dapat bernilai untuk dipidana, dan dapat dicela karena kesalahan en dan schould to wijten” 25

b. Pandangan Dualistis