Analisis Deskriptif Kepatuhan Wajib PajakY

yaitu sebanyak nol atau 0. Dapat disimpulkan bahwa wajib pajak mudah dalam tunggakan pajaknya. Tabel 4.23 Tanggapan Responden Tentang Item Pernyataan ketepatan dalam melaporkan pajak No. Alternatif Jawaban Frekuensi f i Persentase 1 Sangat Mudah 6 27 2 Mudah 41 52 3 Biasa Saja 12 22 4 Sulit 1 5 Sangat Sulit Total 60 100 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui jawaban responden tentang item pernyataan ketepatan dalam melaporkan pajak. Mayoritas 41 orang atau 52 antara lain responden yang menjawab “Mudah” dan minoritas responden yang menjawab “Sangat Sulit”, yaitu sebanyak nol atau 0. Di simpulkan bahwa wajib pajak mudah dalam melaporkan perpajakanya. Karena sudah diberi info sebelumnya tentang melaporkan perpajakan baik dalam media cetak maupun media elektronik. Tabel 4.24 Tanggapan Responden Tentang Item Pernyataan proses tunggakan pajak No. Alternatif Jawaban Frekuensi f i Persentase 1 Selalu membayar tepat waktu 30 50 2 Membayar 12 20 3 Terkadang telattepat waktu 15 25 4 Memiliki tunggakan tapi sedikit 3 5 5 Memiliki tunggakan sangat banyak Total 60 100 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui jawaban responden tentang item pernyataan proses tunggakan pajak. Mayoritas 30 orang atau 50 antara lain responden yang menjawab “Selalu Membayar Tepat Waktu” dan minoritas responden yang menjawab “Memiliki tunggakan sangat banyak”, yaitu sebanyak nol atau 0. Kesimpulan dalam tunggakan pajak bahwa wajib pajak selalu membayar tepat waktu dalam tunggakan perpajakannya Tabel 4.25 Tanggapan Responden Tentang Item Pernyataan proses pembayaran pajak, selalu ada ketentuan sanksi atau hukuman jika telat membayarnya No. Alternatif Jawaban Frekuensi f i Persentase 1 Sangat Setuju 15 25 2 Setuju 35 58 3 Ragu-Ragu 5 8 4 Tidak Setuju 5 8 5 Sangat Tidak Setuju Total 60 100 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui jawaban responden tentang item pernyataan proses pembayaran pajak, selalu ada ketentuan sanksi atau hukuman jika telat membayarnya. Mayoritas 35 orang atau 58 antara lain responden yang menjawab “Setuju” dan minoritas responden yang menjawab “Sangat Tidak Setuju”, yaitu sebanyak nol atau 0. Di simpulkan bahwa wajib pajak setuju jika ada sanksi atau hukuman bila telat membayar pajaknya. Tabel 4.26 Tanggapan Responden Tentang Item Pernyataan Dalam membayar pajak harus adanya menyelenggarakan pembukuan atas pembayaran pajak No. Alternatif Jawaban Frekuensi f i Persentase 1 Sangat Setuju 11 18 2 Setuju 30 50 3 Ragu-Ragu 17 28 4 Tidak Setuju 2 3 5 Sangat Tidak Setuju Total 60 100 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui jawaban responden tentang item pernyataan Dalam membayar pajak harus adanya menyelenggarakan pembukuan atas pembayaran pajak. Mayoritas 30 orang atau 50 antara lain responden yang menjawab “Setuju” dan minoritas responden yang menjawab “Sangat Tidak Setuju”, yaitu sebanyak nol atau 0. Di simpulkan bahwa wajib pajak setuju dalam membayar pajak harus adanya melakukan pembukuan demi bisa melihat setoran pajak tersebut tidak kuran ataupun lebih. Tabel 4.27 Presentase Skor Jawaban Responden Mengenai Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Pernyataan Skor Aktual Skor Ideal Skor Aktual Kategori 1 216 300 72,00 Baik 2 237 300 79,00 Baik 3 243 300 81,00 Baik 4 233 300 78,00 Baik 5 232 300 77,00 Baik 6 249 300 83,00 Baik Pernyataan Skor Aktual Skor Ideal Skor Aktual Kategori 7 240 300 80,00 Baik 8 230 300 77,00 Baik TOTAL 1693 2400 78,00 Baik Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013 Selanjutnya persentase total skor jawaban responden pada tabel di atas tersebut di interpretasikan ke dalam tabel skala penafsiran persentase skor jawaban responden yang disajikan ke dalam gambar sebagai berikut: Gambar 4.4 Skala Penafsiran Skor Variabel Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak 78,33 Sangat Rendah Rendah Cukup Baik Baik Sangat Baik 20 36 52 68 84 100 Gambar diatas memperlihatkan bahwa hasil perhitungan persentase total skor dari variabel kualitas pelayanan pajak sebesar78,33 berada di antara interval 68 – 84. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Cimahi secara keseluruhan berada dalam kategori cukup baik. Agar lebih jelas maka penulis juga menyajikan gambaran tingkat kepatuhan wajib pajak pada masing-masing indikator, yang diukur menggunakan 8 delapan indikator dan dioperasionalisasikan menjadi 8 butir pernyataan. Berikut gambaran tanggapan responden terhadap setiap butir pertanyaan pada masing-masing indikator.

4.1.4 Analisis Verifikatif

Pada bagian ini hipotesis penelitian yang sebelumnya diajukan akan diuji dan dibuktikan melalui uji statistik. adanya pengaruh dari variabel antara pengaruh perencanaan pajak dan pelaksanaan Self Assessment System terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

4.1.4.1 Hasil Uji Asumsi Klasik

Sebelum hasil analisis regresi diuji dan dianalisa lebih lanjut, ada beberapa asumsi yang harus diuji guna mengetahui apakah kesimpulan dari regresi tersebut tidak bisa, diantaranya adalah uji normlitas, uji multikolinieritas untuk regresi linear berganda. Pada penelitian ketiga asumsi yang disebutkan diatas tersebut harus diuji karena variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini lebih dari satu.

1. Hasil Pengujian Asumsi Normalitas

Normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan signifikansi koefisien regresi, apabila model regresi tidak berdistribusi normal maka kesimpulan dari uji F dan uji t masih meragukan, karena statistik uji F dan uji t pada analisis regresi diturunkan dari distribusi normal. Pada penelitian ini digunakan uji satu sampel Kolmogorov-Smirnov untuk menguji normalitas model regresi dan berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh hasil sebagai berikut Tabel 4.28 Hasil Pengujian Asusmsi Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 60 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation 2,91436998 Most Extreme Differences Absolute ,084 Positive ,060 Negative -,084 Kolmogorov-Smirnov Z ,650 Asymp. Sig. 2-tailed ,792 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Pada tabel 4.29 dapat dilihat nilai probabilitas signifikansi yang diperoleh dari uji Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,792. Bahwa Uji Asumsi Normalitas untuk melihat signifikan 0,05, Karena nilai probabilitas pada uji Kolmogorov-Smirnov masih lebih besar dari tingkat kekeliruan 5 0.05, maka disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal dan selisih dari Y KepatuhanY yang interval dan Y prediksi Y Rumius. Jadi analisis tersebut dinyatakan bahwa uji normalitas tersebut dari olahan data ordinal menjadi interval dan teliti apakah signifikan atau tidak. pengaruh Secara visual gambar grafik normalitas dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut : Gambar 4.5 Grafik Normalitas Grafik diatas mempertegas bahwa model regresi yang diperoleh berdisitribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh titik-titik nilai residual masing-masing sampel yang menyebar disekitar garis diagonal.

2. Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan indikasi bahwa varian antar residual tidak homogen yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak lagi efisien. Untuk menguji apakah varian dari residual homogen atau tidak digunakan uji korelasi rank Spearman, yaitu dengan mengkorelasikan variabel bebas terhadap nilai absolut dari residualerror. Apabila koefisien korelasi dari variabel bebas ada yang signifikan pada tingkat kekeliruan 5, mengindikasikan adanya heteroskedastisitas. Pada tabel 4.21 berikut dapat dilihat nilai signifikansi pengaruh variabel bebas dengan nilai absolut residual error. Tabel 4.29 Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastistas Correlations absolute_residu al Spearmans rho perencanaan Correlation Coefficient ,105 Sig. 2-tailed ,425 N 60 Sas Correlation Coefficient -,084 Sig. 2-tailed ,525 N 60 Berdasarkan hasil olahan seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.30 diatas memberikan suatu indikasi bahwa residual error yang muncul dari persamaan regresi mempunyai varians yang sama tidak terjadi heteroskedastisitas, dan untuk menguji hasil regresi kalau ada penambahan jumlah sampel hasilnya konsisten. hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari koefisien pengaruh masing-masing variabel bebas dengan nilai absolut error 0,425 dan 0,525 masih lebih besar dari 0,05 . Jadi perencanaan pajak dan self assessment system signifikan dikarenakan nilai signifikanya lebih dari 0,05.

3. Pengujian Asumsi Multikolinieritas

Multikolinieritas berarti adanya hubungan yang kuat di antara beberapa atau semua variabel bebas pada model regresi. Jika terdapat Multikolinieritas maka koefisien regresi menjadi tidak tentu, tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan biasanya ditandai dengan nilai koefisien determinasi yang sangat besar tetapi pada pengujian parsial koefisien regresi, tidak ada ataupun kalau ada sangat sedikit sekali koefisien regresi yang signifikan. Pada penelitian ini digunakan nilai variance inflation factors VIF sebagai indikator ada tidaknya multikolinieritas diantara variabel bebas. Tabel 4.30 Hasil Pengujian Asumsi Multikolinieritas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Perencanaan ,973 1,028 Sas ,973 1,028 a. Dependent Variable: kepatuhanY Berdasarkan nilai VIF yang diperoleh seperti terlihat pada tabel 4.31 diatas menunjukkan tidak ada korelasi yang cukup kuat antara sesama variabel bebas, karena nilai VIF dari kedua variabel bebas masih lebih kecil dari 10 dan dapat disimpulkan tidak terdapat multikolinieritas diantara kedua variabel tersebut antara lain perencanaan pajak dan self assessment system. Karena ketiga asumsi regressi sudah terpenuhi, maka dapat disimpulkan bahwa hasil estimasi model regressi sudah memenuhi syarat BLUE best linear unbias estimation sehingga dapat dikatakan bahwa kesimpulan yang diperoleh dari model regresi sudah menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pelaksanaan PenyuluhanDalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib PajakUntuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1 72 67

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 70 56

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

2 44 65

Dampak Penggunaan Drop Box Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Peranannya Dalam Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1 37 70

Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Penghasilan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

2 61 59

Prosedur Penagihan Untuk Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakannya Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

0 57 85

Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Self Assessment System Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

6 87 59

Pengaruh Tingkat Moral Pajak dan Pelaksanaan Self Assessment System Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survey pada Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cirebon)

5 28 71

PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM OLEH WAJIB PAJAK BADAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BOYOLALI

0 3 14

PENGARUH PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT.

0 3 26