d. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk setiap jenis pajak: 1. Kecuali telah memiliki izin untuk mengangsur atau menunda untuk
pembayaran pajak 2. Tidak temasuk tunggakan pajak sehubungan dengan STP yang diterbitkan
untuk 2 dua masa pajak terakhir e. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan dalam jangka waktu 10 sepuluh tahun terakhir; dan f. Dalam hal laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan harus dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau dengan pendapat wajar dengan pengecualian sepanjang pengecualian
tersebut tidak mempengaruhi laba rugi fiskal.
2.1.4.4 Dimensi dan Indikator Kepatuhan Perpajakan
Kepatuhan wajib pajak yang dikemukakan oleh Norman D. Nowak dan Safri Nurmantu yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu 2009:135 sebagai:
“Suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi dimana:
1. Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,
2. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas, 3. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar,
4. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya 5. Melaporkan pajak tepat waktu,
6. Tidak menunggak pajak, 7. Tidak dijatuhi hukuman, dan
8. Menyelenggarakan pembukuan.
Menurut Siti Kurnia Rahayu 2009: 140 faktor yang mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak anatara lain :
1. Kondisi sistem administrasi perpajakan suatu Negara, 2. Pelayanan pada wajib pajak,
3. Penegakan hukum pajak, 4. Pemeriksaan pajak,
5. Tarif pajak.
Kerangka Pemikiran
Suatu Negara umumnya bertujuan untuk mensejahterakan rakytanya, salah satu cara yang dilakukan pemerintah Indoneisa untuk mencapai tujuan tersebut adalah
dengan melakukan permbangunan di berbagai sector kehidupan dan sumber utama dari pembangunan tersebut dari sector pajak, maka sector pajak sangat berperan
penting dalam kelangsungan perekonomian bangsa. Jadi butuh partisipasi masyarakat dalam membayar pajak dan juga harus patuh terhadap aturan aturan yang sudah
ditentukan oleh undang undang perpajakan. Bahwa dalam melakukan pproses perpajakan butuh adanya suatu perencanaan
dalam meminimalkan beban pajak itu sendiri tanpa melanggar undang undang perpajakan yang berlaku.
Adapun strategi umum dalam perencanaan pajak menurut Aris Aviantara 2008 adalah sebagai berikut :
a. Tax Saving
Upaya efisiensi beban pajak melalui pemilihan alternative pengenaan pajak dengan tariff yang lebih rendah.
b. Tax Avoidance
Upaya efisiensi beban pajak dengan menghindari pengenaan pajak melalui transaksi yang bukan merupakan objek pajak.