dalam penyesuaian dalam kehidupan, seperti keberanian, kejujuran, kemandirian, kepercayaan diri, aspirasi dan kemampuan diri dari tipe-tipe yang berbeda, yaitu:
1. Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki individu tentang dirinya, meliputi karakteristik
fisik, sosial, psikologis, emosional, aspirsi daan prestasi Hurlock. 2.
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan individu tentang dirinya sendiri yang dapat bersifat psikiologis, sosial dan fisik Brooks.
3. Konsep diri adalah pengetahuan dan evaluasi terhadap diri sendiri yang diperoleh melalui
pengalaman dari interaksi dengan orang lain burns. Konsep diri mulai terbentuk dan berkembang begitu manusia lahir. Soeitoe menyatakan
konsep diri seseorang terbentuk dari pengalaman sendiri dari uraian yang diberikan oleh orang lain tentang dirinya. Pengalaman sendiri dan informasi dari lingkungan terintegrasi kedalam
konsep diri. Konsep diri merupakan faktor bawaan tapi dibentuk dan berkembang melalui proses
belajar yaitu dari pengalaman-pengalaman individu dalam interaksinya dengan orang lain. Individu dengan konsep diri yang tinggi lebih banyak memiliki pengalaman yang menyenangkan
dari pada individu dengan konsep diri yang rendah. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah kesadaran
akan pandangan , pendapat, penilaian, dan sikap seseorang terhadap dirinya sendiri yang meliputi fisik, diri pribadi, diri keluarga, diri sosial juga etika.
2.2. KOMPONEN KONSEP DIRI
Komponen-komponen konsep diri menurut Hurlock 1976 antara lain : a.
The Perceptual Component Gambaran dan kesan seseorang tentang penampilan tubuhnya dan kesan yang dibuat pada orang
lain atau sering disebut konsep diri fisik. Tercangkup didalamnya gambaran yang dipunyai seseorang tentang daya tarik tubuhnya attractiveness dan keserasian jenis kelamin sex
apporiateness. Komponen ini sering disebut physical self concept.
b. The Conseptual Component
Pandangan tentang karakteristik yang berbeda dengan orang lain baik tentang dengan kemampuan dan kekurangnya serta disusun dari kualitas penyesuaian hidupnya tentang
kepercayaan diri tergantung keberanian, kegagalan dan kelemahan. Komponen ini sering disebut psychological self concept.
c. The Attitudinal Component
Perasaan tentang kebangaan dan rasa malunya. Yang termasuk dalam komponen ini adalah keyakinan nilai, aspirasi dan komitmen yang membentuk dirinya.
Sedangkan menurut Pudjijogyanti 1988, Komponen-komponen konsep diri ada dua yaitu :
1. Komponen Kognitif
Komponen kognitif merupakan pengetahuan individu tentang keadaan dirinya. Misalnya “ saya anak bodoh “ atau “ siapa saya “. Jadi komponen kognitif merupakan penjelasan dari “siapa
saya” yang akan member gambaran tentang diri saya. Gambaran diri self-picture tersebut akaan membentuk citra diri self-image .
2. Komponen Afektif
Komponen afektif merupakan penilaian individu terhadap diri. penilaian tersebut akan membentuk penerimaan terhadap diri self acceptance , serta harga diri self-esteem individu.
2.3. CIRI – CIRI KONSEP DIRI YANG POSITIF DAN NEGATIF
Menurut William D.Brooks dalam Rahkmat, 2005:105 bahwa dalam menilai dirinya seseorang ada yang menilai positif dan ada yang menilai negatif. Maksudnya individu
tersebut ada yang mempunyai konsep diri yang positif dan ada yang mempunyai konsep diri yang negatif.
Tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah : a.
Ia yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Orang ini mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari
dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. b.
Ia merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain.
c. Ia menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan
rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain.
d. Ia menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan
serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak di setujui oleh
masyarakat. e.
Ia mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk mengintrospeksi
dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya. Dasar konsep diri positif
adalah penerimaan diri. Kualitas ini lebih mengarah kekerendahan hati dan kekedermawanan dari pada keangkuhan dan keegoisan. Orang yang mengenal dirinya dengan
baik merupakan orang yang mempunyai konsep diri yang positif.
Menurut hamachek dalam Rahmat, 2000 menyebutkan 11 karakteristik orang yang mempunyai konsep diri positif :
1. Meyakini betul nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta bersedia mempertahankannya,
walaupun menghadapi pendapat kelompok yang kuat. Tapi ia juga merasa dirinya cukup tangguh untuk merubah prinsip-prinsip itu bila pengalaman dan bukti-bukti baru menunjukkan ia salah.
2. Mampu bertindak berdasarkan penelitian yang baik tanpa merasa bersalah yang berlebih-lebihan
atau menyesali tindakannya jika orang lain tidak menyetujui tindakannya. 3.
Tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk mencemaskan apa yang terjadi besok, apa yang telah terjadi waktu yang lalu dan apa yang sedang terjadi waktu sekarang.
4. Memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi persoalan, bahkan ketika ia akan
menghadapi kegagalan atau kemunduran. 5.
Merasa sama dengan orang lain, sebagai manusia tidak tinggi atau rendah, walaupun terdapat perbedaan dalam kemampuan tertentu, latar belakang keluarga atau sikap orang lain terhadapnya.
6. Sanggup menerima dirinya sebagai orang penting dan benilai bagi orang lain, paling tidak bagi
orang-orang yang ia pilih sebagai sahabatnya. 7.
Dapat menerima pujian tanpa berpuar-pura rendah hati dan menerima penghargaan tanpa merasa bersalah.
8. Cenderung menolak usaha orang lain untuk mendominasinya.
9. Sanggup mengaku kepada orang lain bahwa ia mampu merasa berbagai dorongan dan keinginan,
dari persaan marah sampai cinta, dari sedih sampai bahagia, dari kekecewaan yang mendalam sampai kepuaasan yang mendalam pula.
10. Mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan yang meliputi pekrjaan,
permainan, ungkapan diri yang kreatif, persahabatan atau sekedar mengisi waktu. 11.
Peka pada kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah diterima dan terutama sekali pada gagasan bahwa ia tidak bisa bersenang-senang dengan mengorbankan orang lain.
Sedangkan tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri negatif menurut William D.Brooks dalam Rahkmat, 2005:105 adalah :
a. Ia peka terhadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya dan
mudah marah atau naik pitam, hal ini berarti dilihat dari faktor yang mempengaruhi dar individu tersebut belum dapat mengendalikan emosinya, sehingga kritikan dianggap sebagi
hal yang salah. Bagi orang seperti ini koreksi sering dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam berkomunikasi orang yang memiliki
konsep diri negatif cenderung menghindari dialog yang terbuka, dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai logika yang keliru.
b. Ia responsif sekali terhadap pujian. Walaupun ia mungkin berpura-pura menghindari
pujian, ia tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian. Buat orang seperti ini, segala macam embel-embel yang
menjunjung harga dirinya menjadi pusat perhatian. Bersamaan dengan kesenangannya terhadap pujian, merekapun hiperkritis terhadap orang lain.
c. Ia cenderung bersikap hiperkritis. Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan
apapun dan siapapun. Mereka tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain.
d. Ia cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan, karena
itulah ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan, berarti individu tersebut merasa
rendah diri atau bahkan berperilaku yang tidak disenangi, misalkan membenci, mencela atau bahkan yang melibatkan fisik yaitu mengajak berkelahi bermusuhan.
e. Ia bersikap psimis terhadap kompetisi. Hal ini terungkap dalam keengganannya untuk bersaing
dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia akan menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.
2.4. PEMBENTUKAN KONSEP DIRI