BAB II SEJARAH BERDIRINYA GEREJA HKBP RESSORT BALIGE
DISTRIK XI TOBA HASUNDUTAN TAHUN 1954-1981
2.1 Sejarah Ringkas Gereja HKBP Ressort Balige
Pada tanggal 6 Mei 1956, Johannes Warneck ditempatkan di Balige. Sebelum melakukan misi zending Johannes Warneck melakukan observasi didampingi oleh para
penginjil lainnya seperti G. Pilgram, Pohlig, Jung, dan Bruch selama 3 hari di daerah penginjilan Tanah Batak yaitu pada bulan Maret 1957. Dalam observasi tersebut mereka
mendapat sambutan yang baik dari para raja serta menjamu mereka dengan makan dengan khas Batak. Dari hasil observasi itulah dia memilih daerah Balige sebagai tahap awal untuk
melakukan pengabaran Injil dan sebagai pos penginjilan untuk Tanah Batak.
8
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia memberikan arti “silsilah”, dua arti untuk
kata “sejarah” yang perlu dikutip di sini.
9
8
J. R. Hutauruk, Tebarkanlah Jalamu, Pematang Siantar: Percetakan HKBP, 2010. hal 43.
9
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, 1976, hal. 887.
Pertama, sejarah adalah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Kedua, pengetahuan atau uraian mengenai
peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau. Dalam arti kedua ini “sejarah” sama dengan “ilmu sejarah”. Jadi harus dibedakan antara kejadian
dan peristiwa, fakta dan kenyataan dari masa lampau, dan pengetahuan atau uraian
Universitas Sumatera Utara
mengenai fakta tersebut. Ada perbedaan antara peristiwa dari masa lampau, dan ilmu yang menguraikan peristiwa yang dimaksud.
Dalam pemakaian kata sehari-hari kedua arti seringkali saling ditukar. Kita mengatakan: “orang ini meneliti sejarah gereja Batak”, artinya masa lampau. Tetapi
juga dikatakan: “saya belajar sejarah gereja”, artinya ilmu sejarah gereja.
10
Perbedaan ini patut diperhatikan, karena inilah yang dapat menjelaskan kepada kita apa yang hendak dicapai oleh imu sejarah. Pertama ada peristiwa dan kejadian, kenyataan
dari masa lampau yang dapat dihubungkan dengan nama-nama dan tanggal-tanggal. Semula hal ini adalah fakta objektif, yaitu hal yang dapat ditetapkan dengan kepastian.
Kadang-kadang sulit untuk menetapkan fakta ini, khususnya kalau suatu peristiwa telah terjadi jauh di masa lampau, sehingga perlu penelitian ilmiah terhadap sumber-sumber di
arsip-arsip.
11
Inti dan hakekat ilmu sejarah adalah uraian mengenai peristiwa yang pernah terjadi. Ilmu sejarah mencoba menafsirkan fakta historis, menetapkan arti dan makna dari apa
yang terjadi pada masa lampau, juga dalam hubungannya dengan peristiwa lain. Ilmu sejarah mencoba mempersatukan kepingan-kepingan dari masa lampau menjadi satu cerita
atau satu gambar yang jelas. Untuk itu ilmu sejarah mencari hubungan antara satu peristiwa dengan yang lain. Tujuan dari segala usaha menguraikan dan menafsirkan zaman
lampau ini ialah untuk menciptakan suatu gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang masa yang telah silam.
12
10
De Jonge, C, Pembimbing Ke Dalam Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004, hal. 14.
11
Ibid, hal. 15.
12
De Jonge, C, op. cit ., hal. 19,20.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu defenisi sejarah gereja harus menghubungkan kedua hal ini: uraian kenyataan dan penilaian theologis
13
HKBP adalah Gereja, bukan lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Oleh sebab itu yang dibutuhkan oleh jemaat HKBP adalah pelayanan yang takut akan Tuhan, bukan
pelayanan yang memiliki gelar. Jika pelayanan HKBP memiliki rasa takut akan Tuhan, maka yang namanya pendeta materialistis, gila hormat tidak ada dalam daftar pelayanan
HKBP. HKBP juga bukan lembaga pelestarian budaya Batak. Tujuan dari dipeliharanya adat Batak oleh para missionaris dari Jerman adalah agar orang Batak bisa menerima
100 Firman Tuhan yang mereka bawa. Itu adalah salah satu starategi penginjilan untuk memenangkan Kristus.
, sehingga menjadi nyata bahwa sejarah gereja adalah pertanggungjawaban masa silam gereja yang terjadi dalam terang Injil Yesus. Defenisi
yang berikut boleh menjadi kesimpulan di atas: ilmu sejarah gereja meneliti bagaimana hidup manusia dipengaruhi dan diubah oleh keselamatan yang diberikan Tuhan.
14
Huria Kristen Batak Protestan HKBP adalah Gereja Protestan terbesar di kalangan
masyarakat Batak, bahkan juga di antara Gereja-gereja Protestan yang ada di Indonesia. Gereja ini tumbuh dari misi RMG Rheinische Missions Gesselschaft dari Jerman. Saat
ini, HKBP memiliki lebih dari 3 juta anggota di seluruh Indonesia. HKBP juga mempunyai
13
Theologi; berasal dari bahasa Jerman yang artinya ilmu ketuhanan, ajaran tentang Allah secara Am ajaran tentang agama Kristen. Oleh karena itu tujuan ilmu theologia adalah berbicara tentang Allah atau
memperhadapkan Firman Allah kepada dunia Karl Barth. Istilah teologi, dalam bahasa Yunani adalah theologia. Istilah yang berasal dari gabungan dua kata
theos, Allah dan logos, logika. Arti dasarnya adalah suatu catatan atau wacana tentang, para dewa atau Allah.
14
Nommensen, J.T, Ompoei Toean Ephorus Dr Ingwer Lodewijk, Laguboti : terbitan ulang, 1921. Hal. 23.
Universitas Sumatera Utara
beberapa gereja di Luar Negeri, seperti di Singapura, Kuala Lumpur, Los Angeles, dan
New York. Meski memakai nama Batak, HKBP juga terbuka bagi suku bangsa lainnya.
15
Sejak pertama kali berdiri, HKBP berkantor pusat di Pearaja Kabupaten Tapanuli
Utara, Sumatera Utara yang berjarak sekitar 2 km dari Tarutung, ibu kota kabupaten tersebut. Pearaja merupakan sebuah desa yang terletak di sepanjang jalan menuju kota
Sibolga ibu kota Kabupaten Tapanuli Tengah. Kompleks perkantoran HKBP, pusat administrasi organisasi HKBP, berada dalam area lebih kurang 20 hektar. Di kompleks ini
juga Ephorus uskup sebagai pimpinan tertinggi HKBP berkantor.
16
HKBP ditata mengikuti sistem keuskupan, mirip dengan Gereja-gereja yang menganut sistem episkopal seperti
Gereja Katolik Roma, Gereja Anglikan, Gereja Methodis, dan lain-lain. Pimpinan tertingginya disebut Ephorus. Ephorus HKBP yang
pertama adalah Dr. I.L. Nommensen. Ephorus dibantu oleh seorang Sekretaris Jenderal dan sejumlah Kepala Departemen. Di bawahnya adalah praeses yang memimpin distrik-distrik
gereja, sementara di bawah distrik terdapat resort yang dipimpin oleh pendeta ressort, dan di tingkat yang paling bawah adalah jemaat individual yang dipimpin oleh pendeta.
17
15
Berkhof, H, Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005, hal. 13.
16
Ephorus HKBP, Bonar Napitupulu, Wawancara, 2 April 2011.
17
Simanjuntak Pahala, Pdt, Wawancara, 26 Maret 2011.
Universitas Sumatera Utara
Adapun daftar Ephorus HKBP dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
No. Nama Dari Sampai Keterangan
1. Pdt. Dr. H.C. Justin
Sihombing 1950 1960
2. Pdt. Dr. H.C. Justin
Sihombing 1960 1962
3. Pdt. Dr. H.C. T.S.
Sihombing 1962 1974
Terpilih dalam Sinode Godang Istimewa.
4. Pdt. G.H.M. Siahaan
1974 1981
Tabel 1.1. Sumber :Distrik XI Toba Hasundutan
Sebelum berdirinya gereja HKBP Balige secara fisik, masyarakat masih mengadakan ibadah di lapangan terbuka. Melihat keadaan itulah maka Pdt. Pilgram
mengajak masyarakat untuk membangun gereja yang besar dan lebih bagus. Kemudian pada tanggal 14 Mei 1881, diadakan rapat yang dipimpin oleh Pdt. Pilgram untuk
merencanakan pembangunan Gereja. Semua peserta rapat saat itu setuju dan persetujuan akan pembangunan gereja bukan hanya dalam perkataan saja, tetapi benar-benar nyata saat
itu dana terkumpul sebanyak 700 ringgit. Pembangunan gereja baru dapat selesai tepatnya pada tanggal 26 April 1883 dan dimasuki menjadi Gereja yang disebut dengan HKBP
Balige oleh ompu Ephorus Pdt. DR. Ingwer Ludwig Nommensen.
18
Pada saat diresmikannya gereja HKBP Balige, ketegangan terjadi di seluruh tanah Batak. Banyak dari orang yang telah menerima Kristus murtat akibat kejamnya perang
18
Simanjuntak, Hot Marulak MP, op. cit., hal. 36,42.
Universitas Sumatera Utara
antara Belanda dengan Sisingamangaraja. Namun sebagian besar penduduk Humbang dan Balige semakin kokoh dan bersatu dalam mewujudkan pembangunan gereja seperti halnya
di Paindoan dan Tampubolon. Pdt. Pilgram selalu hadir dalam segala kegiatan masyarakat Toba Balige, sehinga pada tahun 1954 sebanyak 606 orang menerima Babtisan Kudus.
Sudah semakin banyak masyarakat Balige yang semakin tertarik akan Firman Tuhan dan juga dikarenakan ketenangan yang sudah semakin membaik. Karena dari sejak
awal Pdt. DR. Ingwer Ludwig Nommensen selalu menekankan agar putera bangsa semakin giat belajar dan menekuni Firman Tuhan supaya nanti mampu memimpin HKBP maupun
bangsa Indonesia. Dan juga Missionaris yang paling berhasil adalah DR. I.L. Nommensen yang melanjutkan tugas pendahulunya menyebarkan agama di wilayah Tapanuli. DR. I.L.
Nommensen dalam misinya selalu berpedoman kepada apa yang Ia pelajari di Jerman melalui beberapa buku tentang Suku Batak Tanah Batak.
19
19
Simanjuntak, Pahala, Wawancara, 26 Maret 2011.
2.2 Pertumbuhan Gereja HKBP di Tengah-Tengah Masyarakat Balige