menerima Firman Tuhan, banyak ajaran yang muncul. Bermacam cara mereka lakukan untuk menarik minat anggota jemaat HKBP Balige dan jemaat cabang agar meninggalkan
HKBP. Namun berkat kegigihan para pendeta, dimana segala usaha mereka lakukan agar jemaat HKBP tidak tertarik dengan ajaran itu. Dan pada akhirnya pun ajaran tersebut gagal
tanpa hasil, malah mereka menuai kerugian moral dan material.
1.5 Metode Penelitian
Untuk mendapatkan penulisan sejarah yang deskriptif analitis haruslah melalui tahapan demi tahapan. Tahapan-tahapan ini ada empat bagian yaitu sebagai berikut:
Tahap pertama, Heuristik pengumpulan data yang sesuai dengan objek yang
diteliti. Hal ini menggunakan metode penelitian kepustakaanstudi literatur dan metode penelitian lapanganstudi lapangan. Dalam penelitian kepustakaan tersebut dilakukan
dengan cara mengumpulkan beberapa buku, artikel, dan karya tulis yang pernah ditulis sebelumnya yang berkaitan dengan judul yang telah dikaji. Kemudian penelitian lapangan
akan dilakukan dengan cara menggunakan metode wawancara terhadap informan-informan yang dianggap mampu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penulisan ini,
khususnya informan yang merupakan sebagai pelaku perkembangan Gereja HKBP di Balige.
Tahap kedua, Kritik Sumber yaitu usaha yang dilakukan peneliti untuk
menyeleksi sumber atau bahan yang dikumpulkan, sehingga akan dihasilkan suatu nilai kebenaran. Sumber tersebut ialah kritik intern yang menelaah dan menyeleksi kebenaran
Universitas Sumatera Utara
isi atau fakta baik yang bersifat tulisan misalnya, buku-buku atau dokumen yang berkaitan dengan perpustakaan daerah. Kritik ekstern yang dilakukan untuk menentukan keabsahan
data dan dilakukan dengan cara pengujian untuk menentukan keaslian sumber, baik dari buku maupun wawancara dengan narasumber.
Tahap ketiga, Interpretasi yaitu tahap menafsir atau menganalisis suatu sumber
atau data yang diperoleh. Hal ini dilakukan untuk berupaya menghilangkan kesubjektifitasan data, walaupun sebenarnya hal ini tidak dapat dihilangkan secara total.
Interpretasi ini diharapkan dapat menjadi data sementara sebelum peneliti menuangkannya dalam penulisan. Kemudian menghasilkan suatu kesimpulan dari objek yang diteliti baik
secara analisi maupun sintetis.
Tahap terakhir, Historiografi yaitu penyusunan kesaksian yang dapat dipercaya,
menjadi satu kisah atau kajian yang menarik dan selalu berusaha memperhatikan aspek kronologisnya untuk menghasilkan suatu tulisan sejarah yang ilmiah dan objektif mengenai
perkembangan Gereja HKBP Ressort Balige Distrik XI Toba Hasundutan. Metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah deskriptif analitis, yaitu dengan menganalisis setiap data
dan fakta. Historiografi ini merupakan hasil dari pengumpulan sumber kritik baik itu kritik internal maupun kritik eksternal serta hasil interpretasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB II SEJARAH BERDIRINYA GEREJA HKBP RESSORT BALIGE
DISTRIK XI TOBA HASUNDUTAN TAHUN 1954-1981
2.1 Sejarah Ringkas Gereja HKBP Ressort Balige