tingkat harga yang tepat. Namun demikian, pertimbangan yang bersifat ekonomi perlu mendapat porsi yang semakin besar sejalan dengan perbaikan struktur industri
dan pasar komoditi tersebut.
2.2 Stok
Salah satu masalah yang ada dalam sistem pangan nasional adalah
kecenderungan turunnya elastisitas harga terhadap penawaran dan permintaan pangan. Ini mengindikasikan bahwa potensi fluktuasi harga pangan cukup besar
apabila terjadi ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan, meskipun kecil. Apabila penawaran melebihi kebutuhan, fluktuasi harga akan menyebabkan tekanan
yang besar terhadap produsen. Sebaliknya bila penawaran lebih rendah dari
kebutuhan, maka konsumen yang tertekan.
Sudah menjadi semacam rumus bahwa kuatnya cadangan pangan nasional suatu negara, baik berupa immediate supply yang berada di tangan
pendudukmasyarakat stok lini I, stok di tangan pemerintah stok lini II, dan stok yang berada di hutan atau berada di luar negeri karena mampu mengimpor stok lini
III akan sangat mendukung ketahanan nasional suatu bangsa. Negara adidaya Uni Sovyet sekarang sudah terpecah diantaranya adalah Rusia, Serbia menjadi
“berantakan” karena kesulitan dalam masalah pangan, sehingga hal ini dapat menjadi pelajaran buat kita. Ungkapan “weteng ngelih, pikiran ngalih” dapat terjadi di negara
besar separti Uni Sovyet. Oleh karena itu tidak mustahil hal tersebut dapat terjadi di tempat lain apabila negara tersebut tidak mampu mencukupi pangan penduduk.
Ketiga tingkatan stok di atas merupakan hal yang saling menunjang ketahanan pangan nasional. Dengan demikian, apabila titik berat ketahanan pangan tidak
seimbang dan banyak menggantungkan pada institusi pemerintah, maka hal tersebut akan sangat mahal. Apabila keadaan tersebut terjadi, pertanyaan yang timbul
mampukah pemerintah membiayai.
2.2.1 Kebijaksanaan PersediaanStok Implementasi kebijaksanaan harga dasar dan harga batas tertinggi adalah
sebagai berikut. BULOG melakukan pengadaan gabah dan beras dalam negeri selama musim panen untuk menjaga harga dasar dan untuk mengisi persediaan. Jika
pengadaan tidak mencukupi untuk kebutuhan penyaluran, BULOG mengadakan impor beras dari luar negeri. pada waktu musim paceklik, dilakukan operasi pasar
untuk mengurangi fluktuasi harga beras musiman. Kerangka kebijaksanaan harga beras diilustrasikan oleh gambar 2.3 Sumber: Amang, 1994
Gambar 2.3 Kerangka Kebijaksanaan Harga
Pengadaan gabah dan beras dalam negeri serta penyaluran beras ke pasaran umum tidak dilakukan secara langsung oleh BULOG, akan tetapi melalui pihak ketiga.
Dengan demikian tidak mematikan usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak swasta. Pengadaan gabah dan beras dalam negeri dilakukan melalui Koperasi Unit Desa
KUD serta pedagang dan penggilingan swasta non KUD. Jadi BULOG sebagai Harga Batas Tertinggi
Daerah Defisit Beras
Harga Batas Tertinggi Daerah Surplus Beras
Harga Dasar Beras
Harga Dasar Gabah
Waktu Biaya Transportasi
Biaya Giling H
A R
G A
biaya pengelolaan antar musimpedagangpenggili
ngan swasta
jaminan pasarnya. Sedangkan penyalur swasta dan koperasi-koperasi. BULOG akan ikut melakukan pengadaan dan penyaluran melalui satuan tugas khusus, jika para
pihak swasta tidak mampu untuk mengamankan harga.
Gambar 2.4 Pengontrolan Harga Dasar Pada Waktu Panen
Mekanisme harga dan pengendalian persediaan dalam rangka pengoperasian stabilisasi harga, khususnya beras dipasarkan sebagai berikut. Pada waktu panen
padi, penawaran beras di pasaran umum berlimpah, sehingga harga beras sangat rendah. Gambar 2.4 sumber: Amang, 1994 Menunjukan bahwa tingkat harga
keseimbangan adalah OP, yang lebih rendah dibanding dengan harga dasar OF. Agar harga beras berada pada harga dasar OF, maka dilakukan pembelian beras untuk
menampung kelebihan penawaran beras sebesar OX2-OX1. Dengan pembelian ini
Harg
a
F
P
X1 X2
kuantitas D
1
D
2
S Harg
a
F
P
X1 X2
kuantitas D
1
D
2
berarti menggeser kurva permintaan dari D1 ke D2 dan harga keseimbangan yang baru pada tingkat OF.
Gambar 2.5 Pengontrolan Harga Maksimum Pada Waktu Paceklik
Sedangkan pada waktu paceklik, harga keseimbangan beras berada pada tingkat OK seperti pada gambar 2.5 sumber: Amang, 1994 tingkat keseimbangan
melebihi harga batas tertinggi yang telah ditentukan, OC. Oleh karena jumlah yang ditawarkan kurang dari jumlah yang diminta, sehingga harga keseimbangan menjadi
lebih tinggi. Untuk itu perlu dilakukan penyaluran beras ke pasaran umum, guna menambah penawaran, agar harga beras menurun. Jumlah penyaluran beras yang
dilakukan adalah sebesar OX2-OX1 dan kurva penawaran akan bergeser dari S1 ke S2. Tingkat harga keseimbangan yang baru berada pada harga batas tertinggi, OC.
Dengan kedua gambar tersebut diharapkan harga beras di pasaran umum berada di dalam selang antara harga dasar dengan harga batas tertinggi.
Harg
a
K
C
X1 X2
kuantitas D
S
1
S
2
Pada tahun 1985, BULOG mengkategorikan persediaan beras kedalam tiga bagian, yaitu :
1. Operasional stok, yaitu stok untuk kebutuhan operasional BULOG yang
jumlahnya sekitar 1,5 juta ton, 2.
Iron stok, yaitu stok yang harus ada untuk mengantisipasi kegagalan panen yang jumlahnya diperkirakan sebanyak 1 juta ton, dan
3. Surplus stok, yang merupakan kelebihan stok setelah dikurangi untuk
kebutuhan dua pengertian stok di atas Falcon et. al, 1985. Biaya pengelolaannya maupun beban bunganya dari persediaan di atas
operasional stok dibebankan pada pemerintah cq. Departemen Keuangan.
2.3 Impor