mungkin saja disebabkan masih kurangnya akurasi estimasi pemerintah dalam menentukan atau memperkirakan hal-hal yang berkaitan dengan penerapan harga
dasar tersebut. Masalah lainnya adalah dengan kondisi perekonomian global saat ini yang mendorong adanya kompetisi, harga beras di pasar dunia cenderung menurun
dan lebih murah dari harga beras dalam negeri. Hal ini yang menyebabkan harga gabah di tingkat petani pada saat panen tertekan. Walaupun telah ada kebijakan tarif
impor beras, ternyata hal ini tidak mengurangi masuknya arus impor. Jelas kondisi yang tidak menguntungkan petani tersebut merupakan kenyataan yang terus berulang
setiap tahunnya. Belum lagi permintaan beras melalui program “raskin” yang di beberapa daerah mendorong perubahan pola konsumsi pangan pokok yang semua
non-beras, turut pula menyebabkan makin bertambahnya permintaan beras secara nasional. Disinilah pemerintah dituntut untuk lebih bekerja secara ekstra guna
memecahkan permasalahan yang kian rumit.
2.1.3 Pengendalian Harga Beras Oleh BULOG
Bahan pangan pokok seperti beras pengendaliannya dilakukan oleh BULOG.
Pengendalian harga komoditi pangan pokok seperti beras tidak dapat dihindari karena adanya masalah ketimpangan produksi dan konsumsi antar waktu dan antar daerah,
pasar pangan yang tidak sempurna, dan sifat komoditi pangan yang sering terkait tidak saja dengan aspek ekonomi, tetapi juga aspek sosial dan politik. Secara umum,
pengendalian harga sejauh mungkin perlu diarahkan kepada mekanisme pasar. Tetapi, mengingat sifat pasar pangan masih belum sempurna, sehingga melepaskan
harga pangan pokok seperti beras kepada mekanisme pasar saja akan menimbulkan masalah. Hal ini karena mekanisme pasar sering tidak mampu menjamin stabilitas
harga pangan, terutama untuk daerah-daerah terpencil yang sulit transportasinya. Tidak berlangsungnya mekanisme pasar dengan baik dapat disebabkan karena tidak
adanya insentif ekonomi yang cukup bagi swasta untuk melakukan aktivitas perdagangan antar tempat atau tidak cukup tersedianya sarana dan prasarana ekonomi
yang memadai. Dengan orientasi mencapai keuntungan bagi modal yang digunakan, maka opportunity cost perdagangan pangan ke daerah terpencil yang daya beli
penduduknya rendah sangat sulit transportasinyaadalah sangat tinggi. Kelemahan dalam mekanisme pasar ini perlu diambil alih oleh pemerintah agar
distorsi yang terjadi tidak merugikan masyarakat. Namun peran pemerintah juga tidaklah sempurna. Sebab itu, masalahnya bukanlah pilihan secara kaku antara
peranan pemerintah dengan mekanisme pasar , tetapi yang lebih penting adalah selalu memperbaiki atau memodernisasi peran pemerintah dengan cara menugaskan
birokrasi untuk melaksanakan kegiatan yang tidak dapat atau sulit dilakukan oleh mekanisme pasar.
Evaluasi terhadap kelemahan mekanisme pasar yang merugikan masyarakat perlu secara terus-menerus dilakukan sehingga dapat dipilih peran pemerintah yang
tepat sesuai perkembangan. Dengan demikian, peran pemerintah dalam pengendalian harga disesuaikan dengan sifat-sifat komoditi pangan yang ditangani baik dalam
kaitanya dengan aspek produksi, konsumsi maupun perdagangannya. Maka intervensi tersebut sifatnya fleksibel.
Dalam menentukan suatu tingkat harga berbagai faktor perlu mendapat perhatian. Timmer, 1986 menyebutkan ada 7 aspek yang perlu dipertimbangkan
dalam kebijaksanaan menetapkan suatu harga yang tepat, yaitu: •
Bagaimana implementasi harga tersebut dan apa pengaruhnya terhadap pasar domestik seperti dampaknya terhadap imbangan antara peran swasta dan
pemerintah; •
Karakteristik pasar internasional komoditi yang bersangkutan; •
Pengaruh harga tersebut terhadap konsumen dan produsen; •
Pengaruh jangka pendek penetapan suatu harga terhadap kebijaksanaan fiskal dan moneter;
• Pengaruh harga komoditi yang ditetapkan terhadap makro seperti nilai tukar
mata uang asing; •
Pengaruh harga komoditi tersebut terhadap pasar komoditi lain, pasar input, sektor pertanian atau sektor ekonomi secara keseluruhan;
• Efek dinamis yang ditimbulkan oleh penetapan suatu harga terhadap makro
ekonomi seperti tenaga kerja, investasi dan struktur pertumbuhan ekonomi. Untuk mendapatkan suatu harga yang memberi pengaruh positif kepada semua
aspek tersebut adalah sangat kecil kemungkinannya. Sebab itu, dalam menetapkan suatu harga, maka perlu dipilih “prioritas” tujuan yang akan dicapai. Prioritas ini
dapat berbeda antar komoditi pada waktu yang sama atau antar waktu untuk komoditi yang sama. Pertimbangan ekonomi saja mungkin tidak cukup untuk memilih suatu
tingkat harga yang tepat. Namun demikian, pertimbangan yang bersifat ekonomi perlu mendapat porsi yang semakin besar sejalan dengan perbaikan struktur industri
dan pasar komoditi tersebut.
2.2 Stok