Gambar 4.1. Perkembangan Penduduk di Sumut 000 Jiwa Tahun 1984-2007
Berdasarkan  data  di  atas  diketahui  bahwa  jumlah  penduduk  Sumatera  Utara dari tahun ke tahun menunjukkan angka  yang meningkat. Peningkatan terjadi akibat
adanya  kelebihan  jumlah  penduduk  yang  melahirkan  mortalitas  dibandingkan penduduk yang meninggal fertilitas.
4.3. Konsumsi Rumah Tangga
Pengeluaran  konsumsi  rumah  tangga  menempati  urutan  pertama  dari penggunaan  PDRB.  Pengeluaran  konsumsi  masyarakat  merupakan  faktor  yang
dominan  dalam  mempengaruhi  pertumbuhan  ekonomi  Sumatera  Utara,  ini  terlihat dari  komposisinya  yang  cukup  tinggi  dalam  pembentukan  PDRB.  Dari  tahun  2002
sampai  dengan  tahun  2005  porsi  konsumsi  masyarakat  cenderung  mengalami penurunan  yaitu  58,44  2002  menjadi  53,32  2005.  Namun  untuk  tahun  2006
- 2,000,000
4,000,000 6,000,000
8,000,000 10,000,000
12,000,000 14,000,000
1984 1986
1988 1990
1992 1994
1996 1998
2000 2002
2004 2006
Tahun Juta Rp
Penduduk 000 jiwa
Universitas Sumatera Utara
dan  2007  distribusi  konsumsi  terhadap  PDRB  mengalami  peningkatan  sebesar 54,28 2006 dan 58,00  2007, seperti terlihat pada Tabel 4.2 di bawah ini:
Tabel  4.2.  Distribusi  Persentase  PDRB  Atas  Dasar  Harga  Berlaku  Menurut Penggunaan Tahun 2002-2007
No Jenis Penggunaan
2002 2003
2004 2005
2006 2007
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. Konsumsi RT
Konsumsi  Lembaga  Swasta  yang tidak mencari untung
Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal
Perubahan Stok Ekspor
Impor 58,44
0,44 6,63
14,36 2,35
42,04 -24,26
56,05 0,48
8,13 14,79
3,85 36,89
20,20 53,72
0,47 8,34
16,24 3,76
42,00 24,53
53,32 0,47
8,46 16,18
4,20 42,92
25,54 54,28
0,45 9,29
15,34 2,57
42,61 24,54
58,00 0,46
9,13 16,02
0,96 42,50
27,07 PDRB
100,00 100,00
100,00 100,00
100,00 100,00
Sumber: BPS, Sumut Dalam Angka 2008.
Lebih  lanjut  secara  persentase  distribusi  pengeluaran  konsumsi  masyarakat dapat dilihat pada penggunaannya seperti pengeluaran konsumsi untuk makanan dan
non makanan.
Universitas Sumatera Utara
36.45 34.67
32.62 30.99
29.93 21.99
21.38 21.09
22.33 24.48
5 10
15 20
25 30
35 40
2002 2003
2004 2005
2006
Tahun
D a
la m
P e
rs e
n
Konsumsi Makanan Konsumsi Non Makanan
Gambar  4.2.  Distribusi  Persentase  Konsumsi  Rumah  Tangga  Menurut  Jenis Konsumsi Tahun 2002-2006
Seseorang  atau  rumah  tangga  akan  terus  menambah  konsumsi  makanannya sejalan dengan bertambahnya pendapatan, namun sampai batas tertentu penambahan
pendapatan tidak lagi menyebabkan bertambahnya jumlah makanan yang dikonsumsi, kebutuhan  akan  bergeser  kearah  peningkatan  kualitas  makanan  dan  pemenuhan
kebutuhan bukan makanan. Dengan kata lain semakin sejahtera seseorang atau rumah tangga  maka  kebutuhan  makanan  yang  berkualitas  dan  pemenuhan  kebutuhan  non
makanan akan meningkat.
Universitas Sumatera Utara
- 10,000,000.00
20,000,000.00 30,000,000.00
40,000,000.00 50,000,000.00
60,000,000.00 70,000,000.00
19 84
19 86
19 88
19 90
19 92
19 94
19 96
19 98
20 00
20 02
20 04
20 06
Tahun
Gambar 4.3. Perkembangan Konsumsi di Sumut Juta Rp Tahun 1984-2007
Pertumbuhan  konsumsi  masyarakat  Sumatera  Utara  bervariasi  setiap  tahun. Pada  tahun  2002  sampai  2003  pertumbuhan  terjadi  pada  kisaran  3  sampai  4  persen.
Tahun  2005  konsumsi  rumah  tangga  mengalami  pertumbuhan  6,19  persen  dan meningkat pada tahun 2007 sebesar 9,92 persen. Pertumbuhan konsumsi masyarakat
ini  karena  daya  beli  masyarakat  secara  bertahap  sudah  kembali  normal  pasca kenaikan  BBM  di  tahun  2005.  Selain  itu  juga  karena  adanya  kenaikan  Upah
Minimum Propinsi UMP, serta stimulus fiskal berupa lanjutan program kompensasi penghematan  subsidi  BBM  yang  disalurkan  baik  secara  tunai  langsung  maupun
melalui sektor pendidikan dan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel  4.3.  Pertumbuhan  Konsumsi  Rumah  Tangga  Atas  Dasar  Harga  Konstan 2000 Tahun 2002-2007
Jenis Penggunaan 2002
2003 2004
2005 2006
2007
Konsumsi RT 3,78
3,73 4,62
6,19 8,24
9,92
Sumber: BPS, SUMUT Dalam Angka 2008.
Konsumsi juga sebahagian besar dibiayai oleh pinjaman dari bank umum dan BPR.  Di  Sumatera  Utara  pinjaman  untuk  konsumsi  terus  mengalami  peningkatan
terutama  yang  diberikan  oleh  bank  pemerintah  dan  swasta  nasional.  Data  tersebut menggambarkan  masyarakat  di  Sumatera  Utara  sangat  konsumtif,  yang  artinya
konsumsi selain tergantung pada pendapatan juga dibiayai dari pinjaman. Dalam hal pinjaman  upaya  masyarakat  untuk  memenuhi  kebutuhan  konsumsinya  tergantung
pada  kemampuan  bayar.  Selama  pendapatan  dapat  memenuhi  kemampuan  bayar maka  pinjaman  untuk  konsumsi  akan  terus  dilakukan,  walaupun  akhirnya  secara
rasional  tingkat  bunga  akan  menentukan  posisi  pinjaman.  Seperti  yang  terlihat  pada tabel  di  bawah  memperlihatkan  posisi  pinjaman  yang  dilakukan  oleh  masyarakat
di Sumatera Utara dari bank umum dan BPR.
Tabel 4.4. Posisi Pinjaman Konsumsi Juta Rp yang Diberikan Bank Umum dan BPR Kelompok Bank
2004 2005
2006 2007
2008 Rupiah
5,645,642 7,621,511
8,732,868  11,124,160  15,708,934 Bank Pemerintah
3,001,917 3,473,296
4,408,674 5,919,436
8,783,791 Bank Swasta Nasional
2,292,267 3,693,210
3,975,374 4,844,112
6,388,506 Bank Asing dan Campuran
316,030 421,203
291,410 282,248
443,638 Bank Perkreditan Rakyat
35,428 33,802
57,410 78,364
92,999
Sumber: BI Medan.
Universitas Sumatera Utara
4.4. PDRB Sumatera Utara