Model Tobin Elastisitas Teori Konsumsi

antarwaktu intertemporal budget constaint, yang mengukur sumber daya total yang tersedia untuk konsumsi hari ini, dan di masa depan Mankiw, 2003.

2.2.6. Model Tobin

Fungsi yang paling sering digunakan dalam meneliti konsumsi berdasar data cross-section adalah bentuk log-linier yaitu: ln C i = a + a 1 ln Y i + e i …………………………… ..xii Di mana C t dan Y t merupakan pengeluaran konsumsi dan pendapatan rumah tangga ke i dengan asumsi bahwa ei ~ N 0,  2 . Dari fungsi di atas koefisien a 1 secara langsung menunjukkan besarnya elastisitas pendapatan. Tobin 1950 mempublikasikan penelitiannya tentang permintaan pangan di Amerika Serikat sebelum perang. Tobin menggunakan data survei pendapatan tahun 1941 dan juga meneliti data runtun waktu tahun 1931-1941. Tobin membuat penggunaan yang sistematis baik untuk data jenis cross-section dan runtun waktu. Dalam penelitiannya pertama Tobin menghitung elastistias pendapatan terhadap makanan dan selanjutnya elastisitas pendapatan digunakan untuk mengestimasi bentuk reduced dari model runtun waktu. Model yang digunakan Tobin dalam penelitiannya adalah: ln C it = a + a 1 ln Y it + a 2 ln N it + e i ……………………… xiii Di mana C it , Y it , dan N it merupakan konsumsi makanan, pendapatan disposibel dan jumlah anggota keluarga ke i di tahun t. Universitas Sumatera Utara Dalam penelitiannya Tobin menghadapi permasalahan dalam meneliti kelompok keluarga dengan pendapatan tinggi dan juga kelompok keluarga pendapatan rendah. Untuk pendapatan rendah hal ini dikarenakan keluarga miskin sering mendapat bantuan pangan. Untuk pendapatan tinggi dimungkinkan karena model Tobin tidak memasukkan faktor kekayaan, tabungan dan sumber daya lain yang dimiliki keluarga. Dalam penelitiannya Tobin tidak memandang penting untuk memperlakukan secara khusus kelompok pendapatan rendah. Hal ini mengakibatkan siksaan yang besar untuk kelompok pendapatan rendah.

2.2.7. Elastisitas

Elastisitas merupakan ukuran kuantitatif yang menunjukkan seberapa besar pengaruh perubahan harga maupun faktor-faktor lainnya terhadap perubahan permintaan atau penawaran dari suatu komoditas Sugiharto, 2002. Dengan mengetahui besaran elastisitas suatu komoditas dapat diramalkan perubahan yang terjadi di pasar, yaitu bagaimana harga dan jumlah komoditas yang diperjualbelikan berubah. Elastisitas dibedakan menjadi dua, yaitu elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran. Elastisitas permintaan menunjukkan besarnya pengaruh perubahan harga atau faktor-faktor lain terhadap permintaan, sedangkan elastisitas harga menunjukkan besarnya pengaruh perubahan harga maupun faktor-faktor lain terhadap perubahan penawaran. Salah satu contoh elastisitas permintaan adalah, elastisitas permintaan terhadap pendapatan income elasticity of demand, ç i . Koefisien elastisitas ini selain menunjukkan besarnya perubahan permintaan atas suatu komoditas sebagai akibat Universitas Sumatera Utara perubahan pendapatan konsumen, juga menunjukkan responsivitas konsumsi suatu komoditas terhadap perubahan pendapatan. Berdasarkan nilai elastisitas permintaan terhadap pendapatan katagori komoditas adalah sebagai berikut: ç I = - , adalah komoditas inferior bermutu rendah ç I = +, adalah komoditas normal ç I 1, adalah komoditas mewah ç I 1, adalah komoditas kebutuhan pokok Salah satu aplikasi dari konsep elastisitas permintaan atas perubahan pendapatan adalah Kurva Engel. Kurva Engel dapat menunjukkan klasifikasi suatu komoditas, apakah normal, inferior atau gifen Sugiharto, 2002. Dalam penelitiannya Engel menemukan bahwa untuk komoditas pertanian atau komoditas yang bersifat mudah rusak perubahan pendapatan tidak diikuti dengan perubahan jumlah komoditas yang diminta secara progresif atau elastisitasnya kurang dari 1. Sedangkan untuk komoditas industri elastisitasnya lebih dari satu. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya elastisitas suatu komoditas Sugiharto, 2002. Beberapa faktor penting adalah: a. Tingkat kemampuan komoditas-komoditas lain untuk menggantikan komoditas tersebut Suatu komoditas yang mempunyai banyak komoditas pengganti, permintaannya cenderung bersifat elastis. Perubahan harga sedikit saja akan menimbulkan perubahan yang besar atas jumlah permintaan suatu komoditas dengan kata lain komoditas-komoditas bersubstitusi cenderung memiliki elastisitas lebih Universitas Sumatera Utara tinggi daripada komoditas-komoditas yang tidak memiliki substitusi. Sebagai contoh adalah komoditas beras, jika harganya naik maka jumlah beras yang diminta akan turun sedikit karena kemampuan komoditas lain mengganti komoditas beras sangat rendah. b. Persentase pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli komoditas tersebut Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli suatu komoditas akan semakin elastis permintaan akan komoditas tersebut. Sebagai contoh konsumen akan lebih menyukai diskon harga televisi dibandingkan diskon barang kebutuhan pokok seperti beras. Karena proporsi pengeluaran untuk televisi jauh lebih besar daripada proporsi pengeluaran untuk beras. c. Jangka waktu menganalisis permintaan Lamanya waktu konsumen untuk bereaksi terhadap perubahan harga menyebabkan elastisitas permintaan terhadap komoditas tertentu mendekati nol. Sebagai contoh adalah kenaikan bensin bagi seseorang yang melakukan rekreasi keluar kota. Kenaikan bensin tentu tidak serta merta mengakibatkan seseorang membatalkan rekreasi ke luar kota atau menjual mobilnya. Sehingga dalam jangka pendek elastisitas permintaan untuk bensin akan mendekati nol. d. Katagori suatu komoditi Komoditas bahan-bahan pokok cenderung bersifat inelastis atau tidak tidak terlalu terpengaruh oleh kenaikan harga atau peningkatan pendapatan. Tetapi komoditas-komoditas mewah seperti mobil cenderung bersifat elastis, karena jika Universitas Sumatera Utara harganya mengalami kenaikan orang dapat menggantinya dengan komoditas substitusi.

2.3. Pendapatan Nasional