Data Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian

48

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi linier berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi digunakan dengan menggunakan software SPSS versi 16. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. ` Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, sehingga diperoleh 14 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel penelitian ini dan diamati selama periode 2009-2011. Daftar perusahaan yang dijadikan sebagai sampel dapat dilihat pada tabel 4.1 49 Tabel 4.1 Sampel penelitian KODE NAMA PERUSAHAAN SAMPLE ADMG PT Polychem Indonesia Tbk S1 ARGO PT Argo Pantes Tbk S2 CNTX PT Centex Tbk S3 ESTI PT Ever Shine Textile Industry S4 HDTX PT Pan Asia Indosyntec Tbk S5 INDR PT Indo Rama Synthetic Tbk S6 KARW PT Karwell Indonesia Tbk S7 MYTX PT Apac Citra Centertex Tbk S8 PAFI PT Pan Asia Filament Inti Tbk S9 PBRX PT Pan Brothers Tbk S10 POLY PT Asia Pasific Fibers Tbk S11 RICY PT Ricky Putra Globalindo Tbk S12 UNIT PT Nusantara Inti Corpora Tbk S13 UNTX PT Unitex Tbk S14 Sumber : www.idx.co.id , ditabulasi Penulis 2012

4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Pengujian statistik deskriptif penting dilakukan sebelum melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul . Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, dan nilai standar deviasi dari variabel- variabel independen dan variabel dependen. Hasil pengujian statistik deskriptif pada sampel penelitian yang berjumlah 14 perusahaan ditunjukkan pada tabel 4.2. 50 Tabel 4.2 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation RETURN SAHAM 42 -19.64 12.79 -.1021 4.59388 AKTIVITAS OPERASI 42 -59.28 13.40 -2.8157 12.40627 AKTIVITAS INVESTASI 42 -9362.50 8706.92 12.0274 2004.34368 AKTIVITAS PENDANAAN 42 -212.28 72.35 -5.5552 36.78473 Valid N listwise 42 Tabel 4.2 menunjukkan hasil ouput SPSS mengenai statistik deskriptif variabel penelitian tahun 2009-2011 dengan jumlah sampel keseluruhan sebanyak 42 14 perusahaan selama 3 tahun. Dari tabel tersebut, dapat dijelaskan statistik deskriptif masing-masing variabel bahwa : a. Variabel return saham memiliki nilai minimum terkecil -19.64, nilai maksimum terbesar 12.79, nilai mean nilai rata-rata -0.1021, Standart Deviation simpangan baku 4.59388, dan jumlah observasi sebanyak 42. b. Variabel aktivitas operasi memiliki nilai minimum terkecil -59.28, nilai maksimum terbesar 13.40, nilai mean nilai rata-rata -2.8157, Standart Deviation simpangan baku 12.40627, dan jumlah observasi sebanyak 42. c. Variabel aktivitas investasi memiliki nilai minimum terkecil -9362.50, nilai maksimum terbesar 8706.92, nilai mean nilai rata-rata 12.0274, Standart Deviation simpangan baku 2004.34368, dan jumlah observasi sebanyak 42. 51 d. Variabel aktivitas pendanaan memiliki nilai minimum terkecil -212.28, nilai maksimum terbesar 72.35, nilai mean nilai rata-rata -5.5552, Standart Deviation simpangan baku 36.78473, dan jumlah observasi sebanyak 42. 4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak, dengan membuat hipotesis sebagai berikut: : data residual berdistribusi normal : data residual tidak berdistribusi normal Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Pada penelitian ini akan digunakan kedua cara tersebut. 1 Analisis Grafik Analisis grafik dapat digunakan dengan dua alat, yaitu grafik histogram dan grafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng. Pada grafik P-P Plot, sebuah data dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan, melainkan menyebar di sekitar garis diagonal. 52 Gambar 4.1 Grafik Histogram Gambar 4.2 Grafik P-Plot 53 Dengan melihat tampilan grafik histogram, penulis melihat bahwa gambar histogram telah berbentuk lonceng tetapi menceng ke arah kiri yang menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal. Pada grafik P-P Plot terlihat titik-titik tidak menyebar di sekitar garis diagonal dan jauh dari garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi menyalahi asumsi normalitas. 2 Analisis Statistik Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik dapat menyesatkan kalau tidak melihat secara seksama, sehingga kita perlu melakukan uji normalitas data dengan menggunakan statistik agar lebih meyakinkan. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov 1 sample K-S dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.3. 54 Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 2,073 dan signifikan pada 0,001 maka disimpulkan data tidak terdistribusi secara normal karena p = 0,000 0,05. Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya data yang outlier, yaitu data yang memiliki nilai yang sangat menyimpang dari nilai data lainnya. Menurut Jogiyanto 2004:172 beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal yaitu: 1. Dengan melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu: logaritma natural, akar kuadrat, logaritma 10, 2. Melakukan trimming, yaitu memangkas observasi yang bersifat outlier, 3. Melakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai-nilai data outliers menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal. Dari ketiga cara di atas, penulis memutuskan untuk melakukan transformasi data terhadap semua variabel menjadi bentuk Logaritma 10 Tabel 4.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 42 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 2.59798804 Most Extreme Differences Absolute .320 Positive .320 Negative -.154 Kolmogorov-Smirnov Z 2.073 Asymp. Sig. 2-tailed .000 a. Test distribution is Normal. 55 LOG10, agar variabel-variabel dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas. Setelah itu, dilakukan pengujian ulang dengan metode statistik. a Uji Grafik Gambar 4.3 Grafik Normal Histogram Dengan cara melihat grafik histogram di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng skewness kiri maupun menceng kanan. 56 Demikian pula dengan uji normalitas dengan menggunakan grafik p-p plot berikut ini, pada grafik normal p-p plot, dapat dilihat titik – titik menyebar disekitar garis diagonal dan agak mendekati garis diagonal sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi normal. Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot 57 b. Uji Statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 42 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .70060421 Most Extreme Differences Absolute .099 Positive .071 Negative -.099 Kolmogorov-Smirnov Z .644 Asymp. Sig. 2-tailed .801 a. Test distribution is Normal. Berdasarkan hasil pengujian K-S diatas, nilai K- S yang diperoleh adalah 0,644, dan signifikan pada 0,801, sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal dimana nilai p lebih besar dari 0,05 p = 0,644 0,05. Dengan demikian secara keseluruhan bahwa nilai observasi telah terdistribusi normal

4.2.2.2 Uji Multikolonieritas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolonieritas adalah dengan melihat besaran korelasi antara variabel independen dan besarnya tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir, yaitu Tolerance 0,10 dan Variance Inflation Factor VIF 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian: 58 Tabel 4.5 Uji Multikolonieritas Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki tolerance value lebih kecil dari 0,1. Hasil pengujian menunjukkan angka tolerance untuk arus kas operasi lebih besar dari 0.1 0.857 0.1, arus kas investasi lebih besar dari 0.1 0.928 0.1, arus kas pendanaan lebih besar dari 0.1 0.919 0.1. Angka VIF untuk arus kas operasi lebih kecil dari 10 1.167 10, arus kas investasi lebih kecil dari 10 1.078 10, arus kas pendanaan 1.088 10. Berdasarkan hasil pengujian tersebut diperoleh kesimpulan tidak terdapat multikolonieritas. Hasil ini menunjukkan tidak ada hubungan antar variabel bebas independen. Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -.103 .114 AKTIVITAS OPERASI -.067 .191 -.060 .857 1.167 AKTIVITAS INVESTASI .037 .106 .057 .928 1.078 AKTIVITAS PENDANAAN .181 .140 .214 .919 1.088 a. Dependent Variable: RETURN SAHAM 59

4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas

Untuk pengujian heteroskedastisitas, penulis menggunakan alat analisis grafik Scatterplot. Pada analisis grafik Scatterplot, deteksi ada tidaknya heteroskesdatisitas dapat dilakukan dengan melihat jika tidak ada pola tertentu pada grafik Scatterplot maka tidak terjadi heteroskedastisitas dengan kata lain terjadi homoskedastisitas. Hasil pengujian dapat ditunjukkan grafik scatterplot antara ZPRED dan ZRESID sebagai berikut. Gambar 4.5 Grafik Scatterplot 60 Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada persamaan regresi.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan tingkat kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya, hal ini sering ditemukan pada time series. Metode yang digunakan penulis telah diungkapkan dalam bab tiga. Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Uji yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan menggunakan uji Durbin-Watson. 1 angka D-W di bawah –2 berarti ada autokorelasi positif, 2 angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3 angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. 61 Tabel 4.6 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .217 a .047 -.028 .72779 1.800 a. Predictors: Constant, aktivitas pendanaan, aktivitas investasi, aktivitas operasi b. Dependent Variable: return saham Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan nilai D-W sebesar 1,800. Angka ini terletak diantara -2 dan +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif dalam penelitian ini.

4.3 Pengujian Hipotesis

Hasil uji asumsi klasik memperlihatkan data observasi tidak memenuhi asumsi normalitas, kemudian dilakukan transformasi ke dalam bentuk Logaritma 10 LOG10. Sehingga persamaan yang baru memenuhi asumsi klasik dan dapat dianalisis lebih lanjut untuk pengujian hipotesis. Penulis menggunakan analisis regresi berganda untuk melakukan pengujian hipotesis dengan bantuan program SPSS 16. 62

4.3.1 Analisis Regresi

Tabel 4.7 Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -.103 .114 AKTIVITAS OPERASI -.067 .191 -.060 .857 1.167 AKTIVITAS INVESTASI .037 .106 .057 .928 1.078 AKTIVITAS PENDANAAN .181 .140 .214 .919 1.088 a. Dependent Variable: RETURN SAHAM Berdasarkan tabel di atas, di dapatlah persamaan regresi sebagai berikut : Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Return Saham = -0,103 – 0,067 AKO + 0.037 AKI + 0,181 AKP + e Keterangan : 1 β0 sebesar -0.103 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen Arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan maka tingkat return saham sebesar 10.3 63 2 β1 sebesar -0.067 menunjukkan bahwa setiap penambahan arus kas operasi sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan return saham sebesar 6.7 dengan asumsi variabel lain tetap. 3 β2 sebesar 0.037 menunjukkan bahwa setiap penambahan arus kas investasi sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan return saham sebesar 3.7 dengan asumsi variabel lain tetap. 4 β3 sebesar 0,181 menunjukkan bahwa setiap penambahan arus kas pendanaan sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan return saham sebesar 18.1 dengan asumsi variabel lain tetap.

4.3.2 Analisis Koefisien Korelasi

Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi R square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. 64 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .217 a .047 -.028 .72779 1.800 a. Predictors: Constant, aktivitas pendanaan, aktivitas investasi, aktivitas operasi b. Dependent Variable: return saham Pada tampilan ouput SPSS model summary , nilai koefisien korelasi R sebesar 0,217 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan variabel independen terhadap return saham variabel dependen rendah. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada diatas 0,5 dan mendekati 1. Angka R Square atau koefisien determinasi adalah 0,047. Hal ini berarti 4.7 variasi atau perubahan dalam variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan sisanya 95.3 dijelaskan oleh faktor – faktor lain. Standar Error of Estimate SEE adalah 0,72779 semakin kecil nilai SEE maka akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.

4.3.3 Pengujian secara Parsial Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Pada uji t digunakan hipotesis berikut : Tabel 4.8 65 : a = = = = 0, artinya variabel arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan tekstil dan garment yang terdaftar di BEI. : a ≠ ≠ ≠ ≠ 0, artinya variabel arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan secara parsial berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan tekstil dan garment yang terdaftar di BEI. Uji t ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi dengan dengan ketentuan − jika , maka diterima dan ditolak untuk α = 5 atau signifikansi 0,05, − jika , maka ditolak dan diterima untuk α = 5 atau signifikansi 0,05. Hasil dari pengujian secara parsial Uji t ditunjukkan sebagai berikut : Tabel 4.9 Hasil Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.103 .114 -.900 .374 aktivitas operasi -.067 .191 -.336 -.352 .727 aktivitas investasi .037 .107 .040 .345 .732 aktivitas pendanaan .181 .140 .281 1.293 .204 a. Dependent Variable: return saham 66 Dari tabel hasil pengolahan SPSS dapat dilihat besarnya untuk variabel arus kas operasi sebesar -0.352 dengan nilai signifikan 0,727. Hasil uji tersebut dapat menunjukkan adalah lebih kecil dari -0,352 1,662. Dilihat signifikansinya, nilai signifikansi arus kas operasi adalah sebesar 0.727, lebih besar dari nilai signifikan sebesar 0,05. Hasil perhitungan baik melalui maupun nilai signifikannya, menunjukkan arus kas operasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel return saham. Nilai , dimana level of significance α = 0,05 5 dan derajat kebebasan df = N – k atau 42 – 3. Nilai untuk variabel arus kas investasi adalah 0,345 dengan nilai signifikan 0,732. Hasil uji tersebut dapat menunjukkan adalah lebih kecil dari 0.345 1,662. Dilihat signifikansinya, nilai signifikansi arus kas investasi adalah sebesar 0,732 lebih besar dari nilai signifikan sebesar 0,05. Hasil perhitungan baik melalui maupun nilai signifikannya, menunjukkan arus kas investasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel return saham. Nilai untuk variabel arus kas pendanaan adalah 1,293 dengan nilai signifikan 0,204. Hasil uji tersebut dapat menunjukkan adalah lebih kecil dari 1,293 1,662. Dilihat signifikansinya, nilai signifikansi arus kas pendanaan adalah sebesar 0,204 lebih besar dari nilai signifikan sebesar 0,05. Hasil perhitungan baik melalui maupun nilai signifikannya, menunjukkan arus kas pendanaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel return saham. 67

4.3.4 Pengujian secara Simultan Uji F

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F F test. Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Dalam uji F digunakan hipotesis sebagai berikut: = variabel arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap return saham. = variabel arus kas operasi, arus kas invesatsi dan arus kas pendanaan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap return saham. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi dengan Ftabel dengan ketentuan: 1 jika pada α 0.05, maka ditolak dan diterima, 2 jika pada α 0.05, maka diterima ditolak. Tabel 4.10 Hasil Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression .995 3 .332 .626 .602 a Residual 20.128 38 .530 Total 21.123 41 a. Predictors: Constant, AKTIVITAS PENDANAAN, AKTIVITAS INVESTASI, AKTIVITAS OPERASI b. Dependent Variable: RETURN SAHAM 68 Dari uji ANOVA Analysis of Variance didapat sebesar 0,626 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,602. Sedangkan diketahui sebesar 3,24. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa 0,626 3,24 maka diterima dan ditolak. Kesimpulan yang dapat diambil adalah variabel arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan tekstil dan garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh baik secara simultan dan parsial terhadap return saham pada perusahaan tekstil dan garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dimana variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham. Populasi yang digunakan digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan tekstil dan garment yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011 dimana jumlah populasi yang digunakan adalah sebesar 14 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah tenik purposive sampling dimana jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 42 14 x 3 tahun. 69 Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolineritas dan Uji hipotesis Uji t, Uji F dan Uji Determinasi. Berdasarkan hasil uji determinasi, nilai R Square sebesar 0.047. Hal ini berarti bahwa 4.7 variasi atau perubahan dalam return saham dapat dijelaskan oleh variasi arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan, sedangkan sisanya sebesar 95.3 dijelaskan oleh sebab – sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Berdasarkan hasil uji simultan diperoleh kesimpulan variabel arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham, ini ditunjukkan dengan nilai 0.626 3.24 dengan tingkat signifikansi 0,602 . Hasil uji ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosdiana 2008. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tagor 2008 Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh variabel arus kas operasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham, ini ditunjukkan dengan nilai -0.352 1,662 dengan tingkat α = 5 pada signifikansi 0,727 0,05 . Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosdiana 2008. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilkukan oleh Tagor 2008. Variabel arus kas investasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham, ini ditunjukkan dengan nilai 0.345 1,662 dengan tingkat α = 5 pada signifikansi 0,732 0,05. Penelitian ini sejalan 70 dengan penelitian yang dilakukan olehTagor 2008. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosdiana 2008. Variabel arus kas pendanaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham, ini ditunjukkan dengan nilai 1.293 1,662 dengan tingkat α = 5 pada signifikansi 0,204 0,05 Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosdiana 2008. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tagor 2008. 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap return saham pada perusahaan tekstil dan garment yang terdafatar di Bursa Efek Indonesia. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham dan variabel independennya adalah arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel arus kas operasi secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0.727 0.05 setelah dilakukan uji t. 2. Variabel arus kas investasi secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0.732 0.05 setelah dilakukan uji t. 3. Variabel arus kas pendanaan secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0.204 0.05 setelah dilakukan uji t.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Operasi, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 33 97

Pengaruh Arus Kas Operasi Dan Likuiditas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 7 1

Pengaruh arus kas operasi dan likuiditas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI0

1 5 1

PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS DAN LABA KOTOR TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Kasus Pada Perusahaan Tekstil dan Garment di Bursa Efek Indonesia)

0 15 72

PENGARUH INFORMASI LAPORAN ARUS KAS DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 24

PENGARUH ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Pengaruh Arus Kas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 15

PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI, ARUS KAS PENDANAAN DAN LABA BERSIH TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2 4 12

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Laporan Arus Kas 2.1.1Pengertian dan Tujuan Arus Kas - Pengaruh Laporan Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tekstil Dan Garment Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 21

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan - Pengaruh Laporan Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tekstil Dan Garment Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 8

SKRIPSI PENGARUH LAPORAN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMENT YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 11