benar mampu dan sanggup melaksanakan kebijakan yang telah dibebankan kepadanya. Pelaksana yang tidak mampu hanya akan
menimbulkan permasalahan dalam mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi dalam pelaksanaan kebijakan tersebut.
3. Disposisi, berupa sikap dan komitmen para pelaksana di lapangan dalam
menjalankan kebijakan yang telah ditentukan. Komitmen pelaksana di lapangan harus benar-benar dalam melaksanakan kebijakan terbut demi
kepentingan yang lebih tinggi, tidak hanya mementingkan kepentingan pribadi. Tanpa suatu komitmen yang benar, suatu kebijakan tentu tidak
dapat dilaksanakan dengan baik. 4.
Struktur birokrasi, struktur birokrasi harus mampu mewadahi proses kerja organisasi bersangkutan dengan pengaruh lingkungan. Birokrasi harus
benar-benar mendukung dalam pelaksanaan suatu kebijakan. Hal ini berarti bahwa dalam pelaksanaannya, kebijakan tidak boleh dihadapkan
kepada suatu proses birokrasi yang berbelit-belit karena ini hanya akan menghambat implementasi dari kebijakan tersebut.
2.2 Pengertian Rumah Susun
Pembangunan rumah dan perumahan senantiasa memerlukan lahan sebagai basisnya. Tidak mungkin kita membangun rumah dan perumahan tanpa adanya lahan
yang tersedia. Seiring dengan pesatnya pertumbuhan kota, keberadaan lahan ini menjadi permasalahan yang sangat serius. Hal ini disebabkan semakin terbatasnya
lahan yang tersedia dan semakin mahalnya harga lahan tersebut baik secara kuantitas
Universitas Sumatera Utara
maupun kualitas. Keterbatasan lahan ini menyebabkan pemerintah harus mencari solusi untuk penyediaan pembangunan perumahan di perkotaan.
Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional
dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing- masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian,
yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama UU No. 16 Tahun 1985. Seperti juga rumah susun, rusunawa juga merupakan salah satu
bentuk rumah yang dibangun secara vertikal. Rumah susun sederhana sewa atau yang lebih dikenal dengan nama rusunawa merupakan rumah susun yang kepemilikannya
menggunakan sistem sewa. Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran pembangunan rusunawa adalah masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan.
Masyarakat berpenghasilan rendah ini cenderung menyebabkan terjadinya pertumbuhan lingkungankawasan kumuh di perkotaan.
Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun memberi gambaran tujuan pembangunan rumah susun yaitu:
1. Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi rakyat terutama
golongan masyarakat berpenghasilan rendah, yang menjamin kepastian hukum dalam pemanfatannya;
2. Meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah di daerah perkotaan dengan
memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan menciptakan lingkungan pemukiman yang lengkap, serasi dan seimbang;
Universitas Sumatera Utara
3. Pemerintah melakukan pengaturan dan pembinaan rumah susun;
4. Pemerintah dapat menyerahkan kepada pemerintah daerah untuk
melaksanaka sebagian urusan pengaturan dan pembinaan rumah susun.
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 60PRT1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan Rumah Susun, pengertian dan pembangunan rumah
susun adalah: 1.
Lingkungan rumah susun adalah sebidang tanah dengan batas-batas yang jelas, di atasnya dibangun rumah susun termasuk prasarana dan fasilitas
secara keseluruhan merupakan tempat pemukiman; 2.
Satuan lingkungan rumah susun adalah kelompok rumah susun yang terletak pada tanah bersama sebagai salah satu lingkungan yang
merupakan satu kesatuan sistem pelayanan pengelolaan; 3.
Rumah susun adalah bangunan bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi-bagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan
secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan yang masing-masing dapat memiliki dan digunakan secara
terpisah, terutama untuk hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama dan tanah bersama;
4. Prasarana lingkungan rumah susun adalah kelengkapan dasar fisik
lingkungan yang memungkinkan rumah susun dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Universitas Sumatera Utara
Rumah susun harus memenuhi syarat-syarat minimum seperti rumah biasa yakni dapat menjadi tempat berlindung, memberi rasa aman, menjadi wadah
sosialisasi dan memberikan suasana harmonis. Pembangunan rumah susun diarahkan untuk mempertahankan kesatuan komunitas kampung asalnya. Pembangunannya
diprioritaskan pada lokasi di atas bekas kampung kumuh dan sasaran utamanya adalah penghuni kampung kumuh itu sendiri yang mayoritas penduduknya
berpenghasilan rendah. Mereka diprioritaskan untuk dapat membeli atau menyewa rumah susun tersebut secara kredit atau angsuran ringan Peraturan Pemerintah RI
No. 41988. Hamzah 2000 menyatakan bahwa syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pembangunan rumah susun adalah:
1. Persyaratan teknis untuk ruangan
Semua ruangan yang dipergunakan untuk kegiatan sehari-hari harus mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan udara luar
dan pencahayaa dalam jumlah yang cukup. 2.
Persyaratan untuk struktur, komponan dan bahan-bahan bangunan Harus memenuhi persyaratan konstruksi dan standar yang berlau yaitu
harus tahan dengan beban mati, bergerak, gempa, hujan, angin, dan lain- lain.
3. Kelengkapan rumah susun
Jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan gas, saluran pembuangan air, saluran pembuangan sampah, jaringan teleponalat komunikasi, alat
transportasi berupa tangga, lift atau eskalator, pintu dan tangga darurat
Universitas Sumatera Utara
kebakaran, alat pemadam kebakaran, penangkal petir, alarm, pintu kedap asap, generator listrik dan lain-lain.
4. Satuan rumah susun
a. Mempunyai ukuran standar yang dapat dipertanggungjawabkan dan
memenuhhi persyaratan sehubungan dengan fungsi dan penggunaannya;
b. Memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti tidur, mandi, buang hajat,
mencuci, menjemur, memasak, makan, menerima tamu dan lain-lain. 5.
Bagian bersama dan benda bersama a.
Bagian bersama berupa ruang umum, ruang tunggu, lift atau selasar harus memenuhi syarat sehingga dapat memberi kemudahan bagi
penghuni; b.
Benda bersama harus mempunyai dimensi, lokasi, kualitas dan kapasitas yang memenuhi syarat sehingga dapat menjamin keamanan
dan kenikmatan bagi penghuni. 6.
Lokasi rumah susun a.
Harus sesuai peruntukan dan keserasian dengan memperhatikan rencana tata ruang dan tata guna tanah;
b. Harus memungkinkan berfungsinya dengan baik saluran-saluran
pembuangan dalam lingkungan ke sistem jaringan pembuang air hujan dan limbah;
c. Harus mudah mencapai angkutan;
Universitas Sumatera Utara
d. Harus dijangkau oleh pelayanan jaringan air bersih dan listrik.
7. Kepadatan dan tata letak bangunan
Harus mencapai optimasi daya guna dan hasil guna tanah dengan memperhatikan keserasian dan keselamatan lingkungan sekitarnya.
8. Prasarana lingkungan
Harus dilengkapi dengan prasarana jalan, tempat parkir, jaringan telepon, tempat pembuangan sampah.
9. Fasilitas lingkungan
Harus dilengkapi dengan ruang atau bangunan untuk berkumpul, tempat bermain anak-anak, dan kontak sosial, ruang untuk kebutuhan sehari-hari
seperti untuk kesehatan, pendidikan, peribadatan dan lain-lain. 2.3
Kebijakan Pemerintah tentang Rumah Susun Sederhana Sewa Rusunawa Bagi Mahasiswa
Menurut Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pedoman Bantuan Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa Pada
Lembaga Pendidikan Tinggi dan Lembaga Pendidikan Berasrama, rumah susun sederhana sewa yang selanjutnya disebut rusunawa adalah bangunan gedung
bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan
merupakan satuan-satuan yang masing-masing digunakan secara terpisah, status penguasaannya sewa serta dibangun dengan menggunakan dana Anggaran
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan dan Belanja Negara danatau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dengan fungsi utamanya sebagai hunian.
Bantuan Pembangunan Rusunawa dimaksudkan untuk memfasilitasi bantuan fisik bangunan Rusunawa sehingga mendorong lembaga pendidikan tinggi danatau
lembaga pendidikan berasrama untuk memenuhi kebutuhan asrama bagi mahasiswasiswasantri dan hunian bagi pendidik danatau tenaga kependidikan dan
bertujuan sebagai pedoman bagi Pemerintah, pemerintah daerah dan penyelenggara pendidikan dalam mengajukan usulan bantuan pembangunan Rusunawa.
Menurut UU Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun Bab IV, rumah susun dibangun sesuai dengan tingkat keperluan dan kemampuan masyarakat
terutama bagi yang berpenghasilan rendah, serta dapat diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara atau Daerah, Koperasi, dan Badan Usaha Milik Swasta yang
bergerak dalam bidang itu serta swadaya masyarakat. Sebagai golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah, mahasiswasiswasantri serta pendidik dan tenaga
kependidikan memerlukan adanya tempat tinggal layak dengan harga sewa terjangkau.
Dalam pemanfaatannya, rusunawa terbagi atas 2 dua jenis pemanfaatan yaitu sebagai asrama dan sebagai hunian. Asrama adalah rusunawa yang diperuntukkan
bagi mahasiswasiswasantri, sedangkan hunian adalah rusunawa yang diperuntukkan bagi tenaga pendidik danatau kependidikan.
Untuk memperoleh Bantuan Pembangunan Rusunawa yang dikeluarkan oleh Kementrian Negara Perumahan Rakyat, lembaga pemohon dalam hal ini lembaga
Universitas Sumatera Utara
pendidikan tinggi perlu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh kementrian tersebut. Pada tahap awal, lembaga pendidikan tinggi mengajukan usulan kepada
Kementrian Negara Perumahan Rakyat disertai dengan segala kelengkapan yang dibutuhkan. Usulan bantuan pembangunan rusunawa dalah permohonan atau proposal
bantuan untuk pembangunan rusunawa yang diperuntukkan bagi mahasiswasiswasantri bagi pendidik danatau tenaga kependidikan yang memenuhi
persyaratan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 9PERMENM2008. Setelah pihak lembaga pendidikan tinggi mengajukan proposal, dilaksanakan tahap
selanjutnya yaitu verifikasi. Verifikasi adalah kegiatan pemeriksaan terhadap kelengkapan dan kebenaran dokumen usulan bantuan pembangunan rusunawa.
2.3.1 Ruang lingkup bantuan pembangunan rusunawa mahasiswa
Ruang lingkup pengaturan bantuan pembangunan rusunawa mahasiswa yang diatur dalam Peraturan Menteri Nomor 9 tahun 2008 ini meliputi:
1. Bentuk bantuan pembangunan rusunawa:
a. Penyediaan asrama bagi mahasiswasiswasantri.
b. Penyediaan hunian bagi pendidik danatau tenaga kependidikan.
c. Peningkatan kualitas asrama bagi mahasiswasiswasantri dan hunian
bagi pendidik danatau tenaga pendidik. 2.
Kriteria penerima bantuan pembangunan rusunawa: a.
Kriteria umum b.
Kriteria akademik 3.
Persyaratan pengajuan dan penyusunan bantuan pembangunan rusunawa:
Universitas Sumatera Utara
a. Pembangunan baru; berupa asrama bagi mahasiswasiswasantri
khususnya untuk tahun ajaran pertama serta hunian bagi pendidik danatau tenaga pendidik untuk jangka waktu menghuni selama 5
tahun. b.
Rehabilitasi; berupa perbaikan asrama bagi mahasiswasiswasantri dan perbaikan hunian bagi pendidik danatau tenaga kependidikan.
4. Mekanisme bantuan pembangunan rusunawa: pengajuan usulan bantuan,
verifikasi, penetapan bantuan, pelaksanaan pembangunan, penyerahan bantuan.
5. Pendanaan
6. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
7. Pembinaan
2.3.2 Persyaratan pengajuan dan penyusunan usulan bantuan pembangunan
rusunawa Bantuan pembangunan rusunawa harus memenuhi 2 dua persyaratan yaitu
non teknis dan teknis. Persyaratan non teknis terdiri dari: 1.
Persyaratan administrasi. a.
Surat permohonan yang terdiri dari surat permohonan bantuan pembangunan baru rusunawa dari lembaga pendidikan tinggi negeri
ditandatangai oleh Rektor atau lembaga pendidikan tinggi swasta ditandatangani Rektor dan ketua yayasan; surat permohonan bantuan
Universitas Sumatera Utara
pembangunan baru rusunawa dari lembaga pendidikan berasrama ditandatangani oleh ketua lembagaketua yayasan;
2. Surat permohonan ditujukan kepada Menteri Negara Perumahan Rakyat.
a. Surat dukungan yang terdiri dari surat dukungan dari pemerintah
daerah provinsi, kabupatenkota yang ditandatangani oleh kepala daerah gubernurbupatiwalikota dan Dinas Teknis yang
membidangi perumahan; surat dukungan dari Kementrian Pendidikan Nasional atau Kementrian Agama yang ditandatangani
oleh pejabat eselon 1; surat dukungan menjadi lampiran dalam surat dukungan bantuan pembangunan rusunawa dan ditujukan kepada
Deputi Bidang Perumahan Formal Kementrian Negara Perumahan Rakyat.
b. Surat pernyataan dari lembaga pendidikan tinggi atau lembaga
pendidikan berasrama yang terdiri dari surat pernyataan kepemilikan dan penguasaan lahan; surat pernyataan menyediakan
dan menyerahkan lahan dalam kondisi siap bangun; surat pernyataan bersedia memberikan jaminan tidak mengalihfungsikan
bangunan; surat pernyataan bersedia menerima dan mengelola rusunawa; surat penetapan lokasi sesuai dengan master plan dengan
mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW kabupatenkota; surat Pernyataan belum pernah menerima bantuan
Universitas Sumatera Utara
pembangunan rusunawa yang berasal dari APBN; surat pernyataan bersedia melakukan penghijauan pada lingkungan lokasi rusunawa;
c. Surat kesanggupan penyertaan dari lembaga pendidikan tinggi atau
lembaga pendidikan berasrama yang berisikan bersedia untuk menyiapkan lahan siap bangun; bersedia untuk melakukan
pengajuan permohonan dan biaya perijinan IMB; bersedia untuk menyiapkan detail design engineering design DED atau
menggunakan desain prototipe dari Kementrian Negara Perumahan Rakyat; bersedia untuk penyambungan listrik, air minum dan
jaringan komunikasi serta biaya penyambungannya; bersedia menyiapkan dukungan prasarana, sarana dan utilitas.
3. Kesiapan pengelolaan meliputi usulan badan pengelola, struktur badan
pengelola, rencana biaya pengelolaan.
Untuk persyaratan teknis, ada beberapa hal yang harus dipenuhi oleh pihak lembaga pendidikan tinggi atau berasrama dalam pengajuan bantuan pembangunan
rusunawa ini, antara lain: 1.
Lokasi a.
Lokasi sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW kabupatenkotadengan disertai surat keterangan dari Satuan Kerja
Pemerintah Daerah SKPD atau dinas terkait;
Universitas Sumatera Utara
b. Lokasi sesuai dengan master plan lembaga pendidikan tinggi dan
master plan komplek pada lembaga pendidikan berasrama yang diperuntukkan bagi asramahunian;
c. Lokasi siap bangun yaitu bebaskosong dari tanaman ataupun
bangunan; d.
Lokasi memiliki lebar jalan sekurang-kurangnya 6 m; e.
Lokasi memperhitungkan daya tampung dan daya dukung lingkungan. 2.
Lahan a.
Lahan yang digunakan untuk pembangunan rusunawa harus jelas status hukum kepemilikan dan jenis hak atas tanahnya yang
dibuktikan dengan sertifikat atas tanah serta status penguasaannya; b.
Kondisi lahan merupakan tanah siap bangun dan sudah kosong dari bangunan dan tanaman serta telah didukung oleh kesiapan PSU
lainnya; c.
Kemiringan tanah yang ditunjukkan dengan peta kontur tanah; d.
Apabila masuh diperlukan pekerjaan tambahan lainnya yang berhubungan dengan pematangan tanah dan perataan tanah yang
diakibatkan oleh kondisi fisik tanah sebagaimana dimaksud diatas merupakan penyertaan dari lembaga pendidikan tinggi dan lembaga
pendidikan berasrama danatau pemerintah daerah. e.
Lahan yang diperlukan untuk membangun rusunawa sekurang- kurangnya 3000 m² dengan lebar sekurang-kurangnya 15 m.
Universitas Sumatera Utara
3. Rancang bangun, jika tidak menggunakan detail design engineering DED
yang telah disiapkan oleh Kementrian Negara Perumahan Rakyat, maka pihak lembaga pendidikan tinggi harus membuat surat pernyataan
kesanggupan menyiapkan rancang bangun yang meliputi: a.
Rancang bangun arsitektur b.
Rancang bangun struktur c.
Rancang bangun mekanikal dan elektrikal
2.3.3 Mekanisme bantuan pembangunan rusunawa
Pengajuan usulan bantuan pembangunan rusunawa dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi dan lembaga pendidikan berasrama kepada Menteri Negara
Perumahan Rakyat dengan tembusan kepada Deputi Bidang Perumahan Formal Kementrian Negara Perumahan Rakyat. Pengajuan. Usulan bantuan pembangunan
rusunawa diajukan selambat-lambatnya bulan Maret pada tahun anggaran berjalan. Mekanisme bantuan pembangunan rusunawa ditunjukkan pada gambar 2.2.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Diagram Mekanisme Bantuan Pembangunan Rusunawa Pada Lembaga Pendidikan Tinggi dan Lembaga Pendidikan Berasrama
Sumber: Peraturan Menteri Negara Petumahan Rakyat No. 9PERMENM2008 tentang Pedoman Bantuan Pembangunan Rumah Susun
Sederhana Sewa pada Lembaga Pedidikan Tinggi dan Lembaga Pendidikan Berasrama
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar 2.2, usulan permintaan bantuan pembangunan rusunawa diajukan oleh lembaga pendidikan tinggi dan lembaga pendidikan berasrama yang
akan membangun rusunawa. Sebelum mengajukan usulan permintaan kepada Kementrian Negara Perumahan Rakyat sebagai instansi pemberi bantuan, ada 2 dua
tahap yang perlu dilakukan oleh lembaga pendidikan yaitu memperoleh surat rekomendasi dari kementrian terkait, Kementrian Pendidikan Nasional untul lembaga
perguruan tinggi dan Kementrian Agama untuk lembaga pendidikan tinggi agama dan lembaga pendidikan berasrama yang bernafaskan agama misalnya pesantren. Setelah
memperoleh rekomendasi, lembaga pendidikan tinggi dan lembaga pendidikan berasrama perlu mendapatkan surat dukungan dari pemerintah daerah setempat.
Setelah melengkapi persyaratan, lembaga pengaju usulan permintaan bantuan pembangunan rusunawa mengajukan proposal kepada Kementrian Negara
Perumahan Rakyat. Di instansi ini, usulan yang masuk ditangani oleh Deputi Perumahan Formal. Usulan-usulan dimasukkan dalam suatu daftar panjang, yang
merupakan kompilasi data usulan. Kemudian kompilasi data usulan ini diverifikasi kelengkapan administrasinya oleh tim verifikasi yang dibentuk oleh kementrian.
Usulan yang lolos verifikasi administrasi dimasukkan dalam suatu daftar pendek. Setelah itu diadakan penilaian terhadap calon lokasi yang diajukan oleh lembaga
pendidikan tinggi dan lembaga pendidikan berasrama. Hasil penilaian verifikasi administrasi usulan bantuan pembangunan rusunawa
diajukan kepada Menteri untuk ditetapkan sebagai calon penerima bantuan pembangunan rusunawa. Penetapan calon penerima bantuan ini ditindaklanjuti oleh
Universitas Sumatera Utara
tim verifikasi dengan melakukan verifikasi lapangan. Hasil penilaian verifikasi lapangan diajukan kepada Menteri untuk ditetapkan sebagai penerima bantuan
pembangunan rusunawa. Menteri dapat menetapkan penerima bantuan di luar dari ketentuan tersebut setelah mendapat pertimbangan dari Deputi Perumahan Formal.
2.3.4 Pelaksanaan pembangunan dan penyerahan bantuan
Pelaksanaan pembangunan rusunawa yang telah memperoleh persetujuan bantuan pembanguna rusunawa yang telah ditetapkan dilakukan oleh Pusat
Pengembangan Perumahan. Pusat Pengembangan Perumahan ini berkoordinasi dengan:
1. Sekretariat Kementrian Negara Perumahan Rakyat
2. Kedeputian Bidang Perumahan Formal
3. Lembaga pendidikan tinggi dan lembaga pendidikan berasrama
4. Pemerintah daerah
Rusunawa yang telah selesai dibangun diserahkan oleh Pusat Pengembangan Perumahan kepada Menteri melalui Sekretaris Kementrian Negara Perumahan
Rakyat. Bantuan pembangunan rusunawa yang telah selesai pelaksanaan pembangunannya akan diserahkan kepada lembaga pendidikan tinggi atau lembaga
pendidikan berasrama sesuai dengan peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang Pengelolaan Barang Milik NegaraDaerah, Peraturan Menteri Keuangan
tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Milik Negara. Selama belum dapat dilakukan pelaksanaan
Universitas Sumatera Utara
penyerahan bantuan pembangunan rusunawa, maka perlu ditetapkan serah terima pengelolaan sementara oleh Sekretaris Kementrian Negara Perumahan Rakyat atas
nama Menteri kepada lembaga pendidikan tinggi dan lembaga pendidikan berasrama. Pelaksanaan serah terima pengelolaan sementara perlu dilakukan pengelolaan sesuai
dengan fungsinya.
2.3.5 Pendanaan
Sumber pendanaan untuk pembangunan rusunawa didapat dari beberapa sumber anggaran yaitu dana rupiah murni yang berasal dari Pemerintah Pusat
APBN pada Kementrian Negara Perumahan Rakyat dan Kementrian terkait lainnya danatau dari Pemerintah Daerah APBD yang penggunaannya sesuai dengan
peraturan yang berlaku, dan dana pinjaman luar negeri dan dana lainnya yang sah. Pengalokasian dana bantuan pembangunan rusunawa pada lembaga
pendidikan tinggi dan lembaga pendidikan berasrama berdasarkan bantuan pembangunan rusunawa yang telah ditetapkan dan disetujui oleh menteri. Lembaga
pendidikan tinggi dan lembaga pendidikan berasrama yang menerima bantuan pembangunan rusunawa harus menyediakan dana pendamping untuk mendukung
penyelenggaraan pembangunan rusunawa.
2.3.6 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Monitoring dimaksudkan untuk pemantauan pemanfaatan bantuan pembangunan rusunawa. Monitoring ini dilakukan oleh Deputi Bidang Perumahan
Formal Kementrian Negara Perumahan Rakyat dan dapat melibatkan Kementrian
Universitas Sumatera Utara
pendidikan Nasional, Kementrian Agama, Pemeritah Daerah dan pihak penerima bantuan.
Evaluasi dilakukan untuk melakukan efektifitas pemanfaatan bantuan pembangunan rusunawa. Sama seperti monitoring, evaluasi juga dilaksanakan oleh
Deputi Bidang Perumahan Formal Kementrian Negara Perumahan Rakyat dan dapat melibatkan Kementrian pendidikan Nasional, Kementrian Agama, Pemeritah Daerah
dan pihak penerima bantuan. Pelaporan disusun berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pemanfaatan
bantuan pembangunan rusunawa dan disampaikan kepada Menteri.
2.3.7 Pembinaan
Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan pembinaan di dalam pelaksanaan program bantuan pembangunan rusunawa di lembaga pendidikan tinggi
dan lembaga pendidikan berasrama. Pelaksanaan pembinaan dilakukan oleh :Kementrian Negara Perumahan Rakyat, Kementrian Pendidikan Nasional dan
Kementrian Agama serta Pemerintah Daerah dalam bentuk pengaturan, pendampingan dan sosialisasi dan pelatihanpenyuluhan yang sesuai dengan tugas
dan wewenang.
2.4 Sintesa Teori