pendidikan Nasional, Kementrian Agama, Pemeritah Daerah dan pihak penerima bantuan.
Evaluasi dilakukan untuk melakukan efektifitas pemanfaatan bantuan pembangunan rusunawa. Sama seperti monitoring, evaluasi juga dilaksanakan oleh
Deputi Bidang Perumahan Formal Kementrian Negara Perumahan Rakyat dan dapat melibatkan Kementrian pendidikan Nasional, Kementrian Agama, Pemeritah Daerah
dan pihak penerima bantuan. Pelaporan disusun berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pemanfaatan
bantuan pembangunan rusunawa dan disampaikan kepada Menteri.
2.3.7 Pembinaan
Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan pembinaan di dalam pelaksanaan program bantuan pembangunan rusunawa di lembaga pendidikan tinggi
dan lembaga pendidikan berasrama. Pelaksanaan pembinaan dilakukan oleh :Kementrian Negara Perumahan Rakyat, Kementrian Pendidikan Nasional dan
Kementrian Agama serta Pemerintah Daerah dalam bentuk pengaturan, pendampingan dan sosialisasi dan pelatihanpenyuluhan yang sesuai dengan tugas
dan wewenang.
2.4 Sintesa Teori
Dari hasil kajian literatur ini akan ditentukan variabel penelitian. Variabel penelitian ini nantinya akan berfungsi sebagai acuan peneliti dalam menentukan
Universitas Sumatera Utara
metode dan pembuatan kuesioner penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Tabel Sintesa Teori
TEORI SUMBER
SUBYEK VARIABEL
VARIABEL TERPILIH
ALASAN PEMILIHAN
VARIABEL
Kebijakan Abidin, 2006
Keputusan Pemerintah
Charles dalam Alie, 2006
Perilaku Pemerintah
Masalah kepentingan
umum Tangkilisan,
2003 Tindakan
Pemerintah Aturan
Insentif Motivasi
Pal dalam Wahono, 2003
Arahpetunjuk pelaksanaan
Implementasi Kebijakan
Dwijowijoto, 2003
Cara Kebijakan
Tujuan Cara
Kebijakan Tujuan
Implementasi kebijakan di
lapangan Efektifitas
Kebijakan Mazmanian
Sabatier, 1983 Undang-undang
Undang- undang
Pelaksana Masyarakat
Partisipasi Komunikasi
Mencakup hal- hal yang
berkaitan dengan
efektifitas kebijakan
Konsistensi Wewenangan
Partisipasi Pelaksana
Sasaran Dukungan
legislatif eksekutif
Goggins dalam Chatanese, 1996
Partisipasi masyarakat dan
perencana Eduards dalam
Isworo, 1996 Komunikasi
SDM Disposisi
Struktur Birokrasi
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Lanjutan
TEORI SUMBER
SUBYEK VARIABEL
VARIABEL TERPILIH
ALASAN PEMILIHAN
VARIABEL
Kebijakan Bantuan
Pembangunan Rusunawa
Lembaga Pendidikan
Tinggi UU No. 16
Tahun 1986 Persyaratan
penghunian Warga
berpenghasilan rendah, termasuk
mahasiswapelajar
Rancangan Pedoman
Umum Penyusunan
dan Pengajuan Usulan
Pembangunan Rusunawa pada
Perguruan Tinggi No. 1
Tahun 2006 Prosedur
Bantuan Pembangunan
Pedoman penyusunan dan
pengajuan usulan pembangunan
rusunawa pada perguruan tinggi
Peraturan Menteri Negara
Perumahan Rakyat No. 9
Tahun 2008 Prosedur
Bantuan Pembangunan
Usulan dari lembaga
pendidikan tinggi Rekomendasi
instansi terkait Dukungan Pemda
Kompilasi data usulan
Usulan calon lokasi Penetapan calon
lokasi Penetapan
penerima bantuan Program bantuan
pembangunan rusunawa
Pelaksanaan pembangunan
rusunawa Serah terima
sementara pengelolaan
rusunawa Pengelolaan
rusunawa
Sumber: Olahan Penulis
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Menurut Nazir 2005, metode penelitian adalah suatu kesatuan sistem dalam penelitian yang terdiri dari prosedur dan teknik yang perlu dilakukan dalam suatu
penelitian. Prosedur memberikan kepada peneliti urutan pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu penelitian, sedangkan teknik penelitian memberikan alat-alat
ukur apa yang diperlukan dalam melakukan suatu penelitian. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan variabel-
variabel tersebut harus didefenisikan dalam bentuk operasionalisasi variable masing- masing. Reliabilitas dan validitas merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi
dalam menggunakan pendekatan ini karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil penelitian dan kemampuan replikasi serta generalisasi penggunaan
model penelitian sejenis. Selanjutnya, penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesa dan pengujiannya yang kemudian akan menentukan tahapan-tahapan
berikutnya, seperti penentuan teknik analisa dan formula statistik yang akan digunakan. Juga, pendekatan ini lebih memberikan makna dalam hubungannya
dengan penafsiran angka statistik bukan makna secara kebahasaan dan kulturalnya.
Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta,
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya.
Menurut Strauss dan Corbin 1990, yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak
dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi pengukuran. Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan
untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktifitas sosial, dan lain-lain. Salah satu alasan menggunakan pendekatan
kualitatif adalah pengalaman dpara peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi di balik fenomena yang
kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan. Bogdan dan Taylor 1992 menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah
salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif diharapkan
mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, danatau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat danatau
organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistik. Penelitian kualitatif bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu tetapi
didapat setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus
Universitas Sumatera Utara
penelitian. Berdasarkan analisis tersebut kemudian ditarik kesimpulan berupa pemahaman umum yang sifatnya abstrak tentang kenyataan-kenyataan.
Lexy J. Moleong 2005 mengungkapkan bahwa pendekatan kuantitatif dan kualitatif dapat digunakan secara bersamaan. Peneliti kuantitatif biasanya tidak puas
dengan hasil analisis statistik. Misalnya, dengan data yang dikumpulkan dengan kuesioner, analisis statistik dilakukan untuk menemukan hubungan antara dua atau
lebih variabel. Ternyata hasilnya tidak memuaskan karena tidak ada hubungan. Peneliti meragukan hasilnya karena hipotesisnya tidak teruji. Untuk itu, ia lalu
mengadakan wawancara mendalam untuk melengkapi penelitiannya. Dengan kata lain, peneliti kuantitatif tersebut menggunakannya secara bersama-sama, namun
dengan pendekatan kualitatif sebagai pegangan utama. Di pihak lain, peneliti kualitatif sering menggunakan data kuantitatif, namun yang sering terjadi pada
umumnya tidak menggunakan analisis kuantitatif bersama-sama. Jadi, dapat dikatakan bahwa kedua pendekatan tersebut dapat digunakan apabila desainnya
adalah memanfaatkan satu paradigma sedangkan paradigma lainnya hanyalah sebagai pelengkap saja. Pendapat ini sama dengan yang dikatakan oleh Glaser dan Strauss
1980, yaitu bahwa dalam banyak hal, kedua bentuk data tersebut diperlukan, bukan kuantitaif menguji kualitatif, melainkan kedua bentuk tersebut digunakan bersama
dan, apabila dibandingkan, masing-masing dapat digunakan untuk menyusun teori. Kedua jenis penelitian ini bersifat saling melengkapi antara satu dengan yang
lain. Jika pendekatan kuantitatif menghasilkan data angka tetapi belum memadai untuk interpretasi, maka salah satunya cara adalah dengan memadukannya dengan
Universitas Sumatera Utara
penelitian kualitatif dengan cara menambah data wawancara. Dan juga sebaliknya, jika dalam penelitian kualitatif, seorang peneliti tidak puas dengan data wawancara
yang ada, maka bisa didukung dengan dukungan data kuantitatif, dan seterusnya.
3.1 Pendekatan Penelitian