Dampak Negatif Bilingual BILINGUAL DAN MONOLINGUAL 1. Definisi Bilingual dan Monolingual

d Kemampuan mengembangkan kepribadian Penggunaan bilingual dapat menumbuhkan dan menaikkan rasa percaya diri pada anak, karena dengan menguasai dua bahasa anak lebih berani untuk berkomunikasi dan tetap merasa aman dalam lingkungan yang menggunakan dua bahasa yang dipahami oleh anak.

4. Dampak Negatif Bilingual

Namun, di samping memiliki segudang manfaat, bilingual ternyata juga memiliki efek yang negatif bagi anak. Reynold dalam Saunders, 1988 berpendapat bahwa bilingualism mengarahkan pada pencampuran dan kekacauan bahasa yang dapat menghasilkan kurangnya kemampuan untuk berpikir dan bertingkah laku yang tepat, penurunan inteligensi, peningkatan kelemahan mental dan pengurangan disiplin diri. Saunders 1988 juga mengungkapkan bahwa dengan menjadi bilingual dapat mempengaruhi sikap anak terhadap bahasa yang digunakannya. Ia menyatakan bahwa anak dapat menolak menggunakan satu bahasa karena ia tidak menyukainya sehingga menimbulkan sikap negatif anak terhadap bahasa tersebut. Hurlock 1993, mengungkapkan bahwa bilingual dapat mempengaruhi penyesuaian sosial dan kemampuan beradaptasi seorang anak. Anak yang merasa bahasa yang digunakannya berbeda dengan orang lain akan sangat berhati-hati dalam berbicara sehingga dapat menyebabkan anak enggan berbicara. Anak juga menemukan kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang yang bahasa dominannya berbeda dengan mereka. Universitas Sumatera Utara Raguenaud 2009 menyatakan bahwa ketika seorang anak menggunakan dua bahasa dalam kesehariannya, akan sangat besar kemungkinan anak tersebut melakukan pencampuran dalam penggunaan dua bahasanya. Jika pencampuran bahasa ini terus berlanjut maka dapat menyebabkan code-switching yang dapat menurunkan kemampuan bahasa dan komunikasi anak tersebut seiring perkembangannya. Remaja monolingual yang hanya menggunakan satu bahasa, tidak akan mengalami kesulitan komunikasi yang disebabkan karena perbedaan bahasa, berbeda dengan remaja bilingual yang menggunakan dua bahasa dalam kesehariannya. Menurut Esch dan Riley 2003 perkembangan individu yang bilingual dengan monolingual sebenarnya sangat mirip, perbedaannya hanyalah individu bilingual memiliki tugas ekstra dalam membedakan dua bahasa yang digunakannya, yaitu pengalihan kode code-switching dan penerjemahan yang memang tidak perlu dilakukan individu monolingual. Raquel Arias and Usha Lakshmanan 2005 dalam penelitiannya menyatakan bahwa bilingual dapat beresiko terhadap pencampuran bahasa dalam penggunaannya sebagai alat komunikasi. Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana dua bahasa direpresentasikan dalam diri seorang anak bilingual, dalam hal ini bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris dan Spanyol. Penelitian longitudinal ini melaporkan bahwa terdapat pencampuran ucapan dalam perkembangan bahasa Inggris dan Spanyol anak tersebut. Pencampuran dalam pengucapan ini juga dianalisa lebih lanjut untuk mengetahui apakah akan meluas pada masa dewasa. Universitas Sumatera Utara Raguenaud 2009 mengungkapkan beberapa alasan yang menyebabkan anak bilingual mencampurkan penggunaan bahasanya, di antaranya adalah anak- anak belum sepenuhnya mengetahui kosa kata yang cocok sehingga ia memilih menggunakan kosa kata yang lebih gampang untuk diingat. Pilihan pribadi juga menjadi salah satu alasan seorang bilingual melakukan pencampuran bahasa. Seorang anak akan lebih sering menggunakan bahasa yang disukainya dan ia juga suka mencampurkan bahasa saat berkomunikasi dengan orang lain untuk menunjukkan identitas dirinya yang bilingual. Dalam kasus para remaja, pilihan kata yang paling pendek dan paling mudah diingat akan menjadi pilihan yang paling sering digunakan. Hal ini disebabkan karena remaja tidak menyukai sesuatu yang merepotkan dan senang melakukan sesuatu sesuai dengan keinginannya.

C. REMAJA 1. Definisi Remaja