Pengaruh Kemasan, Harga, Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Shampo Clear Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KEMASAN, HARGA, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SHAMPO

CLEAR PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

OLEH

DONALD HUTAGAOL 090502113

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013


(2)

ABSTRAK

PENGARUH KEMASAN, HARGA, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SHAMPO

CLEAR PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemasan, harga, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian shampo Clear pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan juga untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian. Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang masih aktif pada tahun 2009-2012. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi berganda. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, dan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan daftar pertanyaan yang pengukurannya menggunakan skala likert. Data diolah secara statistik dengan program SPSS 16.00 for windows, yaitu model uji t, uji F, dan koefisien determinan (R2)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan faktor kemasan, harga dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian shampo Clear pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Secara parsial, harga tidak berpengaruh secara signifikan, sedangkan kemasan dan kualitas produk berpengaruh secara signifikan. Kualitas Produk merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian shampo Clear pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,359, berarti 35,9% variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independennya (kemasan, harga, dan kualitas produk), dan 64,1% dijelaskan oleh faktor-faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(3)

ABSTRACT

THE EFFECT OF PACKAGING, PRICING AND PRODUCT QUALITY OF THE PURCHASING DECISIONS OF SHAMPOO CLEAR

ON COLLEGE STUDENTS OF ECONOMICS FACULTY UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

The purpose of this research was to determine and analyze the influence of packaging, pricing, and products quality of the purchasing decisions of shampoo Clear on college students of Economics Faculty University of North Sumatera and to know and analyze the most dominant factor to influence purchasing decisions. The research was conducted on college students of Economics Faculty University of North Sumatera.

The population in this research were the student of Faculty of Economics University of North Sumatera that are still active in 2009 until 2012. Data analyzing method is by using descriptive analyzing method and multiple linear regression. This research is study associative, and this research is using primary and secondary data which was obtained by documentation study and quesionnaire whose measurement is using likert differential scale. Data was processed statistically by using SPSS 16.00 for windows, namely T-test, F-Test, and identification of the determinant (R2).

As the result of this research, based on Simultaneous test, it is proved that the factor of packaging, price and product quality have a positive and significant influence on purchasing decision of shampoo Clear on college students of Economics Faculty University of North Sumatera. Partially, pricing does not have significant effect, where packaging and product quality have significant effects. Product quality is the most dominant variable influencing the consumer purchasing decision of shampoo Clear on college students of Economics Faculty University of North Sumatera. The value of Adjusted R Square = 0,359, mean 35,9% dependent variable can be explained by the independent variable (packaging, pricing, and product quality,) while the remaining 64,1% was explained by other factors which were not examined in this research.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat dan limpahan kasihNya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini penulis menemukan beberapa kesulitan, namun berkat bantuan, motivasi, bimbingan dan doa dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, tidak berlebihan apabila dalam kesempatan ini, Penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof.Dr. Azhar SE.,MSc.Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie MSi., selaku Sekretaris Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., MSi., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Ulfah M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan saya bimbingan, saran dan masukan selama penulisan skripsi ini.


(5)

6. Ibu Prof.Dr. Rismayani M.Si., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan saya bimbingan, saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu dosen pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.

8. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis selama masa perkuliahan.

9. Terima kasih yang tidak terhingga kepada kedua orang tuaku tersayang, Ayah St. S. Hutagaol dan Ibuku N. Tinambunan. Tanpa kalian aku tidak bisa seperti sekarang. Terima kasih telah memberikan kepercayaan, semangat, nasihat, pengertian, doa dan kasih sayang yang tiada henti. 10.Terimakasih juga buat Kakakku Melva H. Anggreani Hutagaol, Saudara

Kembarku Ronald Hutagaol, adik-adikku Heriando Fernandez Hutagaol, Prima Rianto Hutagaol, Adi Hardinata Hutagaol. Terimakasih buat doa dan dukungan kalian selama ini.

11.Kawan-kawan seperjuanganku dari Manajemen 2009 : Leo, Dody Radtya, Novaria, Irene, Brando, Bara, Robi, Chibi, Olan, Jonalsal, Rieza, Surya, Fitri, Mia, Lina dan semua teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terima kasih banyak untuk semua semangat, suka duka, dukungan, dan bantuan yang selalu kalian berikan. Ingat sobat, kelulusan bukan untuk memisahkan persahabatan kita, tapi untuk mempertemukan kita kembali dengan kesuksuksesan yang diraih dilain tempat dan waktu.


(6)

12.Terimakasih juga buat kawan-kawan sepermainanku Jan, Sam, Lae Tumorang. Tanpa kalian skripsi ini tidak akan selesai selambat ini.

13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya dalam terselesaikannya skripsi ini.

14.Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh kelalaian dan keterbatasan waktu, tenaga juga kemampuan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Medan, Oktober 2013 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 8

1.3 Tujuan Penelitian... 8

1.4 Manfaat Penelitian……….... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran... 10

2.1.1 Pengertian Pemasaran... 10

2.1.2 Manajemen Pemasaran... 10

2.2 Kemasan... 11

2.2.1 Pengertian Kemasan... 11

2.2.2 Daya Tarik Kemasan... 12

2.2.3 Tujuan Kemasan... 20

2.2.4 Etika Kemasan... 20

2.3 Harga... 21

2.3.1 Pengertian Harga... 21

2.3.2 Penetapan Harga... 22

2.3.3 Tujuan Penetapan Harga... 23

2.4 Kualitas Produk... 24

2.4.1 Pengertian Kualitas Produk... 24

2.4.2 Dimensi Kualitas Produk... 26

2.5 Keputusan Pembelian... 27

2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian... 27

2.5.2 Tipe Perilaku Pembelian... 27

2.5.3 Peran Dalam Perilaku Pembelian... 29

2.6 Penelitian Terdahulu... 30

2.7 Kerangka Konseptual... 31


(8)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian... 35

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 35

3.3 Batasan Operasional... 35

3.4 Defenisi Operasional Variabel... 36

3.5 Skala Pengukuran Variabel... 38

3.6 Populasi dan Sampel... 39

3.6.1 Populasi... 39

3.6.2 Sampel... 39

3.7 Jenis Data Penelitian... 41

3.8 Metode Pengumpulan Data... 41

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas... 42

3.10 Model Analisis Data... 43

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif... 43

3.10.2 Analisis Regresi Berganda... 43

3.10.3 Pengujian Asumsi Klasik... 44

3.10.4 Pengujian Hipotesis... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan... 48

4.1.2 Sejarah singkat PT. Uniever Indonesia... 48

4.1.3 Visi dan Misi PT. Unilever... 50

4.1.4 Motto PT. Unilever Indonesia... 50

4.1.5 Filosofi Identitas (LOGO) Unilever... 51

4.1.6. Gambaran Umum Produk Shampo... 52

4.2 Hasil Penelitian... 54

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas... 54

4.3 Teknik Analisis Data... 56

4.3.1 Metode Analisis Deskriptif... 56

4.3.1.1 Analisis Deskriptif Responden... 57

4.3.1.2 Analisis Deskriptif Variabel... 59

4.3.2 Uji Asumsi Klasik... 65

4.3.2.1 Pengujian Normalitas... 65

4.3.2.2 Heteroskedastisitas... 69

4.3.2.3 Multikolinearitas... 70

4.3.3 Analisis Regresi Berganda... 72

4.3.4 Uji Hipotesis... 74

4.3.4.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)... 74

4.3.4.2 Uji Parsial (Uji-t)... 75

4.3.4.3 Pengujian Koefisien Determinan (R2)... 78


(9)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan... 84 5.2 Saran... 85


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Tabel pemenang ”Indonesia Most Favorite Youth Brand 2013″ 7

3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel... 37

3.2 Tabel Instrumen Skala Likert... 38

4.1 Jenis Produk Clear... 52

4.2 Item Total Statistics... 55

4.3 Reliability Statistics... 56

4.4 Angkatan... 57

4.5 Jurusan... 58

4.6 Usia... 58

4.7 Jenis Kelamin... 59

4.8 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Kemasan ... 60

4.9 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Harga... 61

4.10 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Kualitas... 62

4.11 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Kep. Pembelian 64

4.12 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test... 68

4.13 Uji Glejser ... 70

4.14 Multikolinearitas... 71

4.15 Analisis Regresi Berganda... 72

4.16 Hasil F Hitung... 74

4.17 Realiability Statistics... 75

4.18 Hasil T Hitung ... 77


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual... 33

4.1 Logo Unilever... 51

4.2 Histogram... 66

4.3 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual... 67


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian... 90

2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas... 105

3 Regresi Linier Berganda... 107

4 Sebaran Jawaban Responden... 110


(13)

ABSTRAK

PENGARUH KEMASAN, HARGA, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SHAMPO

CLEAR PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemasan, harga, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian shampo Clear pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan juga untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian. Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang masih aktif pada tahun 2009-2012. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi berganda. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, dan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan daftar pertanyaan yang pengukurannya menggunakan skala likert. Data diolah secara statistik dengan program SPSS 16.00 for windows, yaitu model uji t, uji F, dan koefisien determinan (R2)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan faktor kemasan, harga dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian shampo Clear pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Secara parsial, harga tidak berpengaruh secara signifikan, sedangkan kemasan dan kualitas produk berpengaruh secara signifikan. Kualitas Produk merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian shampo Clear pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,359, berarti 35,9% variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independennya (kemasan, harga, dan kualitas produk), dan 64,1% dijelaskan oleh faktor-faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(14)

ABSTRACT

THE EFFECT OF PACKAGING, PRICING AND PRODUCT QUALITY OF THE PURCHASING DECISIONS OF SHAMPOO CLEAR

ON COLLEGE STUDENTS OF ECONOMICS FACULTY UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

The purpose of this research was to determine and analyze the influence of packaging, pricing, and products quality of the purchasing decisions of shampoo Clear on college students of Economics Faculty University of North Sumatera and to know and analyze the most dominant factor to influence purchasing decisions. The research was conducted on college students of Economics Faculty University of North Sumatera.

The population in this research were the student of Faculty of Economics University of North Sumatera that are still active in 2009 until 2012. Data analyzing method is by using descriptive analyzing method and multiple linear regression. This research is study associative, and this research is using primary and secondary data which was obtained by documentation study and quesionnaire whose measurement is using likert differential scale. Data was processed statistically by using SPSS 16.00 for windows, namely T-test, F-Test, and identification of the determinant (R2).

As the result of this research, based on Simultaneous test, it is proved that the factor of packaging, price and product quality have a positive and significant influence on purchasing decision of shampoo Clear on college students of Economics Faculty University of North Sumatera. Partially, pricing does not have significant effect, where packaging and product quality have significant effects. Product quality is the most dominant variable influencing the consumer purchasing decision of shampoo Clear on college students of Economics Faculty University of North Sumatera. The value of Adjusted R Square = 0,359, mean 35,9% dependent variable can be explained by the independent variable (packaging, pricing, and product quality,) while the remaining 64,1% was explained by other factors which were not examined in this research.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan bisnis di Abad ke-21 berkembang sangat pesat dan telah mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Tidak terkecuali di Indonesia yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang turut ambil bagian pada persaingan bisnis. Banyak diantara mereka yang mendirikan jenis usaha baru yang sebelumnya belum dikenal di Indonesia dan tidak sedikit pula yang mendirikan usaha sejenis yang telah ada namun menawarkan inovasi guna menarik minat beli konsumen.

Perkembangan dunia bisnis yang ketat di Indonesia juga disertai dengan semakin cerdasnya konsumen untuk memilih produk. Hal ini tentunya menjadi tantangan bagi perusahaan untuk memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya, karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumennya.

Dalam era globalisasi ini, jumlah merek produk yang ditawarkan dalam suatu negara semakin banyak dan bevariasi dengan hadirnya produk-produk luar negeri sehingga konsumen semakin memiliki ragam pilihan dan alternatif produk yang dapat memenuhi kebutuhannya dan berhak memilih sesuai yang


(16)

diinginkannya. Setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki kepekaan terhadap setiap perubahan yang terjadi dan menempatkan orientasi kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama.

Kemasan, harga dan kualitas sering menjadi faktor pertimbangan utama konsumen dalam membeli dan menggunakan suatu produk. Pengemasan yang menarik serta harga yang sebanding dengan kualitas merupakan hal yang harus mendapat perhatian serius dari para pemasar jika ingin produknya laku dipasaran.

Kemasan suatu produk harus sesuai dengan karakter pasar sasaran, hal ini dikarenakan kemasan merupakan sesuatu yang bersentuhan langsung dengan konsumen, dapat dipegang, disentuh, dan dirasakan. Kemasan berperan efektif dalam perilaku pembelian karena dapat menarik minat calon konsumen untuk melakukan pembelian.

Klimchuk dan Krasovec ( 2006 : 33) menyatakan bahwa Pengemasan suatu produk biasanya juga dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.

Daya tarik kemasan merupakan salah satu faktor yang paling menentukan dalam kesuksesan pemasaran. Daya tarik kemasan merupakan magnet utama yang akan menarik minat konsumen untuk memperhatikan serta menilai produk hingga mempengaruhinya untuk melakukan pembelian.


(17)

Harga juga merupakan salah satu faktor yang paling menentukan keputusan akhir seorang konsumen untuk memilih suatu produk. Kesuksesan dalam penetapan harga merupakan elemen kunci dalam bauran pemasaran. Penetapan harga dapat menjadi alat untuk bersaing secara kompetitif.

Harga merupakan sebuah atribut diantara beberapa atribut lain yang sangat menentukan keputusan akhir konsumen untuk memilih produk yang akan digunakannya. Untuk kalangan konsumen menengah kebawah, harga sering kali menjadi prioritas utama dalam menentukan produk yang akan digunakan. Dengan semakin banyaknya merek produk yang ditawarkan di pasar, konsumen akan semakin sensitif terhadap perubahan harga dan cenderung beralih ke merek lain yang menawarkan harga yang lebih murah.

Penentuan harga untuk sebuah produk sangat menentukan keberhasilan penjualan suatu produk pada pasar sasaran. Jika harga sebuah produk dianggap terlalu mahal maka besar kemungkinan bahwa produk tersebut tidak akan diterima di pasar. Oleh karena itu penentuan harga sebuah produk harus mempertimbangkan beberapa hal seperti manfaat serta kualitas yang baik yang akan diperoleh konsumen jika menggunakan produk yang ditawarkan.

Selain kemasan dan harga salah satu keunggulan yang juga harus dimiliki oleh sebuah perusahaan dalam persaingan adalah kualitas produk yang dapat memenuhi keinginan konsumen. Bila tidak sesuai dengan spesifikasi maka produk akan ditolak. Sekalipun produk tersebut masih dalam batas toleransi yang telah ditentukan maka produk tersebut sebaiknya perlu menjadi catatan untuk


(18)

Kondisi pelanggan yang semakin kritis dalam hal kualitas juga memaksa perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu produknya agar terhindar dari klaim atau ketidakpuasan pelanggan sehingga dapat bersaing dengan perusahaan yang sejenis.

Perusahaan juga dituntut untuk menawarkan produk yang berkualitas dan mempunyai nilai lebih, sehingga tampak berbeda dengan produk pesaing. Kualitas ditentukan oleh sekumpulan kegunaan dan fungsinya, termasuk di dalamnya daya tahan, ketidaktergantungan pada produk lain atau komponen lain, eksklusifitas, kenyamanan, wujud luar (warna, bentuk, pembungkusan, dan sebagainya). (T.Hani Handoko, 2000; 49).

Kualitas produk harus diukur melalui sudut pandang konsumen terhadap kualitas produk itu sendiri, sehingga selera konsumen disini sangat berpengaruh. Oleh karena itu, dalam mengelola kualitas suatu produk harus sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh konsumen. Dalam hal ini yang penting adalah menjaga konsistensi dari output produk pada tingkat kualitas yang diinginkan dan diharapkan konsumen.

Menurut Anoraga (2000:175) kualitas adalah karakteristik mutu suatu produk seperti antara lain warnanya, ukurannya, dan sebagainya. Kualitas merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan atau produsen, mengingat kualitas dari suatu produk berkaitan erat dengan masalah keputusan pembelian konsumen.

Kemasan, harga, dan kualitas suatu produk akan menjadi faktor yang menentukan pilihan yang dijatuhkan oleh konsumen terhadap sebuah produk


(19)

yang akan digunakannya. Oleh karena itu perusahaan semestinya cermat untuk mengelola atribut-atribut tersebut serta peka untuk memperhatikan setiap detil perubahan lingkungan seperti faktor pesaing yang akan selalu menjadi musuh pada tujuan yang sama dalam persaingan bisnis.

Keputusan pembelian tentu menjadi sebuah misteri yang harus dipecahkan oleh setiap kalangan pebisnis. Setiap perusahaan baik besar ataupun kecil harus mampu menerjemahkan motif calon konsumen untuk menentukan keputusan pembelian pada sebuah produk. Perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen pada sebuah produk yang dicarinya di pasar. Hal ini akan memudahkan dalam menentukan strategi yang tepat untuk membentuk sebuah produk sempurna yang dibutuhkan konsumen pada pasar sasaran.

Kotler dan Armstrong (2008:129) mendefinisikan keputusan pembelian sebagai sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian.

Jika melihat persaingan bisnis kategori produk shampo di Indonesia saat ini, setiap perusahaan memang harus jeli dalam memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan pemasaran produknya. Terdapat banyak varian produk shampo yang beredar dipasaran, hal ini tentunya menjadi tugas berat bagi perusahaan untuk dapat menjaga kepercayaan konsumen serta mampu memperluas pangsa pasarnya.


(20)

Saat ini industri shampo di dalam negeri, dikuasai oleh dua pemain besar. yaitu PT. Unilever Indonesia Tbk dengan produk andalannya Sunsilk dan Clear serta PT. Procter & Gamble yang memasarkan produk Pantene.

Clear telah diluncurkan di Indonesia sejak tahun 1975. Misi utamanya adalah memberikan solusi efektif terhadap masalah Ketombe. Clear adalah merek anti ketombe terbesar di Indonesia. Salah satu faktor yang menyebabkan kinerja luar biasa Clear dibutuhkan adalah karena iklim tropis Indonesia yang mengakibatkan kelembaban sehingg membuat ketombe menjadi masalah umum masyarakat Indonesia.

Sejak kehadirannya pertama kali pada tahun 1975 penjualan Clear secara konsisten mengalami pertumbuhan yang baik setiap tahun. Dewasa ini clear menjadi salah satu merek sampo terbesar di Indonesia. Clear dianggap sebagai

merek “yang keren” di antara para remaja dan pekerja pemula berusia 18-25 tahun yang merupakan pasar sasaran utama. Produk ini telah dipasarkan secara luas dan menembus pasar nasional bahkan sampai ke pelosok.

Indonesia Best Brand Award (IBBA) 2011 menempatkan Shampo Clear menjadi salah satu dari tiga shampo terlaris di Indonesia dibawah Pantene dan Sunsilk. Untuk kategori perawatan rambut wanita Clear memang kalah bersaing dengan dua produk tesebut. Karena Clear memang lebih dikenal sebagai shampo anti ketombe dan perawatan rambut pria.


(21)

Tabel 1.1

Pemenang “Indonesia Most Favorite Youth Brand 2013″ kategori produk shampo

Kategori Peringkat I Peringkat II Peringkat III

Shampo (Male) Clear Pantene Sunsilk

Shampo (Female ) Pantene Sunsilk Dove Conditoiner (Male) Pantene Clear Nature Conditoiner (Female) Pantene Sunsilk Dove

Sumber : the-marketeers.com (data diolah)

Dapat dilihat bahwa Clear berada pada peringkat pertama pada kategori Shampo Male dan peringkat kedua pada kategori Conditioner Male, namun kalah bersaing pada kategori Shampo Female dan Conditioner Female. Hal ini menunjukkan bahwa Clear hanya mendominasi pada pasar sasaran perawatan rambut pria. Hal ini tentunya menjadi tugas utama Clear kedepannya untuk menciptakan produk yang mampu menarik minat beli konsumen wanita untuk menggunakan shampo Clear.

Tentunya terdapat banyak faktor yang mempengaruhi calon pembeli untuk memilih produk shampo yang akan digunakannya. Sebagian dari mereka mungkin lebih mengutamakan kualitas, harga yang relatif lebih murah, atau mungkin faktor kebiasaan dalam menggunakan suatu merek tertentu ataupun faktor lainnya yang mempengaruhi keputusan pembelian.

Oleh karena itu sudah semestinya Clear melakukan evaluasi terhadap produknya yang telah beredar di pasar. Dibutuhkan analisis yang bersifat evaluatif untuk mengetahui faktor kelemahan Clear dibandingkan dengan para kompetitor lainnya seperti Pentene dan Sunsilk yang saat ini telah menjadi pilihan utama para wanita untuk perawatan rambut mereka.


(22)

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti berusaha mengetahui dan menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian produk Shampo Clear. Sehingga peneliti mengambil judul penelitian : “ Pengaruh

Kemasan, Harga, dan Kualitas produk terhadap Keputusan Pembelian produk Shampo Clear

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah diuraikan diatas, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut : Apakah variabel kemasan, harga, dan kualitas shampo Clear berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian shampo Clear pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel kemasan, harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian shampo Clear pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat, baik bagi perusahaan, bagi peneliti dan juga bagi peneliti lain. Adapun manfaat yang diharapkan adalah :


(23)

a. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan perusahaan untuk meningkatkan daya beli konsumen melalui variabel-variabel yang mempengaruhinya.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk melatih dan memperluas wawasan peneliti pada bidang manajemen pemasaran kaitannya dengan keputusan pembelian konsumen.

c. Bagi peneliti lain

Penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau sumber informasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sama pada masa yang akan datang.


(24)

BAB II Tinjauan Pustaka

2.1 Pemasaran

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah suatu kegiatan bisnis yang merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, organisasi maaupun masyarakat secara keseluruhan. Dengan adanya kebutuhan manusia yang harus dipenuhi, maka perusahaan akan mencoba untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan penciptaan produk pemuas kebutuhan yang disalurkan kepada konsumen melalui proses pemasaran.

Definisi mengenai pemasa ran yang dikemukakan oleh Kotler dan Amstrong (2001:6) adalah suatu proses manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan sesuatu yang bernilai satu sama lain.

Pengertian tersebut bertumpu pada konsep pokok tentang kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk, nilai, pertukaran dan transaksi pasar, pemasaran dan pemasar.

2.1.2 Manajemen Pemasaran

Manajemen Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi.


(25)

Manajemen Pemasaran adalah proses menganalisis, merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan program-program yang mencakup pengkonsepan, penetapan harga, promosi dan distribusi dari produk, jasa dangagasan yang dirancang untuk menciptakan serta memelihara pertukaran yangmenguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. (Boyd dkk, 2000:18)

Dari kedua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran merupakan analisis, perencanaan, penerapan dan pengendalian terhadap program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran dan hubungan yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

2.2 Kemasan

2.2.1 Pengertian Kemasan

Klimchuk dan Krasovec ( 2006 : 33) menyatakan bahwa kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi, dan membedakan sebuah produk di pasar. Pada akhirnya desain kemasan berlaku sebagai pemasaran produk dengan mengkomunikasikan kepribadian atau fungsi produk konsumsi secara unik.

Pengemasan suatu produk biasanya juga dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha


(26)

memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.

2.2.2 Daya Tarik Kemasan

Daya tarik kemasan merupakan salah satu faktor yang paling menentukan dalam kesuksesan pemasaran. Daya tarik kemasan merupakan magnet utama yang akan menarik minat konsumen untuk memperhatikan serta menilai produk hingga mempengaruhinya untuk melakukan pembelian.

Klimchuk dan Krasovec ( 2006 : 82) menyatakan bahwa terdapat beberapa unsur-unsur penting dalam sebuah kemasan produk seperti warna, tipografi, struktur dan citra.

1. Warna

Warna adalah salah satu aspek yang paling berpengaruh dari desain kemasan. Konsumen lebih mengidentifikasi warna kemsan atau produk sebelum fitur visual lainnya. Warna membedakan kepribadian, menarik perhatian ke atribut-aribut lainnya, dan memungkinan untuk membuat perbedaan dari kompetitor dalam lingkungan ritel yang ramai. Keputusan pembelian sering dibuat berdasarkan hal tersebut.

Warna dapat mengidentifikasikan budaya, jenis kelamin, usia, etnis, daerah lokal dan harga, atau membedakan elemen visual dan elemen-elemen tipografi. Penggunaan warna yang tepat dapat dapat menerobos kategori


(27)

produk dan mendiferensiasi ragam produk, komposisi, rasa, atau bau dalam suatu lini produk.

Banyak produk konsumsi yang dikenali dari warna desain kemasannya. Warna merupakan segi penting suatu kepribadian produk atau citra merek. Jika

warna “mempunyai karakter yang unik” atau memiliki arti sekunder (konsumen

segera mengaitkan desain dengan merek tertentu). Warna bisa menjadi suatu

merek dagang dan menjadi “pembungkus dagang” suatu kemasan. Ukuran,

bentuk, konfigurasi grafis, warna dan komponen-komponen, nonfungsional desain yang lain, bisa menjadi merek dagang.

Pemakaian satu warna yang konsisten dalam satu desain kemasan atau dalam suatu lini produk dapat menetapkan warna sebagai alat pengidentifikasi merek. Konsistensi pemakain warna dapat mencegah produk pesaing untuk meniru bungkus dagang produk secara sengaja. Karena desain kemasan diidentifikasi dari warnanya.

2. Tipografi

Dalam desain kemasan, tipografi adalah medium utama untuk mengko-munikasikan nama, fungsi, dan fakta produk bagi konsumen luas. Pemilihan tipografi, tata letak, dan penerapan huruf dan kata-kata mempengaruhi bagaimana cetakan dibaca. Akhirnya tipografi pada desain kemasan menjadi salah satu elemen paling penting dari ekspresi visual produk.

Tipografi diturunkan dari kata-kata Yunani typos (“impresi’) dan graphein


(28)

-kasikan secara visual suatu bahasa lisan. Oleh karena huruf dibentuk oleh budaya asal huruf, penggunaan huruf sebagai sarana tipografi adalah bagian dari bahasa visual suatu budaya.

Bentuk tipografi bisa berupa huruf atau karakter individual, kata-kata, bentuk-bentuk, atau simbol-simbol. Kemudahan untuk dibaca, mudah dikenali, waktu bacaan, (berapa lama waktu yang diperlukan seseorang untuk membacanya), ukuran, bentuk, dan gaya, semuanya merupakan karakteristik tipografi yang mempengaruhi komunikasi. Secara khusus, baik mekanika cara pembacaan, (misalnya, dari kiri ke kanan dan sebaliknya) maupun persepsi individual mempunyai pengaruh penting pada komunikasi tipografi.

Aturan tipografi yang dapat diaplikasikan pada medium cetak lainnya seperti ukuran huruf, penggunaan huruf besar, penggunaan tipe huruf dekoratif, urutan tipografi, spasi, kerning, dan tanda sambung bukan merupakan aturan yang diharuskan sama dalam kemasan. Karena tipografi dalam kemasan digunakan untuk mengkomunikasikan pesan pemasaran pada media tiga dimensi dan awalnya terlihat dari kejauhan oleh konsumen masyarakat dari berbagai latar budaya, sosial dan etnis yang berbeda, dalam waktu yang singkat, aturan tipografi diarahkan oleh masing- masing individu.

Tipografi untuk Desain Kemasan haruslah :

1. Dapat dibaca dan mudah dibaca dari jarak beberapa kaki jauhnya. 2. Didesain pada skala dan bentuk struktur tiga dimensi

3. Dapat dimengerti oleh sejumlah pengamat yang berbeda-beda latar belakangnya.


(29)

4. Dapat dipercaya dan informatif dalam mengkomunikasikan informasi produk.

3. Struktur dan Material

Dalam pikiran konsumen, kemasan adalah produk. Bagi banyak produk, konfigurasi fisik mewujudkan identitas visual suatu merek. Struktur dan material digunakan sebagai tempat penyimpanan, perlindungan dan transportasi produk dan menyediakan permukaan fisik bagi desain kemasan.

Dalam lingkungan ritel struktur kemasan mendukung umur penyimpanan produk dan menyediakan kualitas nyata dan fitur protektif yang kesemuanya mempengaruhi ketertarikan awal konsumen terhadap produk. Pemilihan struktur pada akhirnya ditentukan oleh keputusan pengguna akhir, dimana stuktur melakukan tugas ergonomisnya termasuk membuka dan menutup dengan baik, mengeluarkan dan beberapa kasus menyimpan produk. Pertimbangan material dan keunggulan serta kelemahannya harus dipertimbangkan diawal setiap tugas desain kemasan.

Keputusan struktural dan material bisa menjadi isu yang paling penting karena keputusan ini mengarah pada perlindungan dan transportasi produk yang efektif, dan pada akhirnya kepuasan konsumen. Struktur dan material mungkin ditentukan oleh apa yang telah tersedia di pasar atau oleh teknologi dan penemuan baru. Apapun itu, dasar desain kemasan ditentukan oleh faktor desain struktural.

Pengetahuan dasar mengenai berbagai tipe material dan struktur yang sesuai untuk desain kemasan adalah merupakan hal yang penting. Struktur dan material bisa dibagi kedalam beberapa kategori umum.


(30)

a. Kardus

Kardus bisa menjadi kemasan yang fungsional, murah dan dapat didaur ulang. Sifat fungsional kardus memunginkan kreativitas struktural dan bahkan karton lipat sederhana bisa menjadi solusi yang baik karena permukaannya yang luas dan datar dapat berfungsi sebagai tempat untuk membangun billboarding bagi identitas merek.

b. Plastik

Terdapat banyak variasi plastik yang menawarkan kualitas dan properti yang berbeda-beda yang melayani serangkaian kebutuhan penyimpanan. Variasi plastik tersebut bisa kaku atau fleksibel, bening, putih, atau berwarna, transparan, ataupun opaq dan dapat dicetak kedalam berbagai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Struktur kemasan plastik digunakan dalam hampir semua kategori produk, termasuk tempat susu, botol soda, tempat mentega, mangkuk pasta, atau nasi yang dapat dimasukkan dalam micro wave, shampo, obat-obatan beku, sabun, dan lain-lain. Desain kemasan plastik dengan kontur atau bentuk yang khas akan mudah diidentifikasi dan memberikan karakter bagi suatu kategori produk.

c. Karton Lipat

Karton lipat biasanya didesain dengan konstruksi selembar kardus atau kardus gelombang yang di press, kemudian diberi alur untuk dilipat, dan dilem untuk menghasilkan sebuah bentuk struktur.


(31)

d. Kotak Jadi

Kotak jadi adalah struktur kaku yang telah dicetak dengan bagian atas dan bagian bawah. Kotak jadi umumnya dibuat dari kardus yang berat atau papan yang terbuat dari serpihan kayu dan dilaminasi dengan kertas dekoratif, material dekoratif atau material lainnya. Sering digunakan untuk bahan kosmetik, permen, perhiasan, dan produk kelas atas lainnya. Struktur ini merupakan struktur rumit yang memberikan kesan mewah dan menambah daya tarik visual bagi produk.

e. Kaleng

Kaleng logam telah dipakai sebagai kemasan sejak awal 1800, dikembangkan untuk menyuplai makanan kepada militer Inggris dan kemudian diperkenalkan ke Amerika Serikat, mengawali diproduksinya kaleng besi lapis timah pertama. Saat ini kaleng logam sangat ringan dan seringkali dilapisi dengan material yang mencegah interaksi dengan produk. Kaleng merupakan benda yang kuat, hemat ruang, dan dapat didaur ulang.

f. Logam

Kemasan logam dibuat dari timah, aluminium dan baja. Ketersediaan bahan baku produksi telah membuat material kemasan ini sebagai struktur berbiaya rendah untuk dapat di produksi. Makanan hasil olahan, aerosol, cat, bahan kimia dan produk-produk otomotif adalah beberapa produksi konsumsi umum yang menggunakan kaleng dan botol baja. Aluminum


(32)

seringkali digunkan dalam kategori produk minuman berkarbonasi serta kategori kesehatan dan kecantikan.

g. Kaca

Kontainer kaca dikenalkan dalam bentuk, ukuran dan warna yang sangat bervariasi dan merupakan struktur yang umum dalam hampir semua kategori produk konsumsi. Kaca dapat dicetak menjadi bentuk yang beraneka ragam dengan bagian bukaan dan ornamen yang bervariasi. Desain botol yang inovatif menggunakan pelabelan dan teknik cetak yang berbeda-beda adalah sarana untuk mencapai desain kemasan yang sesuai. Secara alamiah, sifat kaca yang inert (tidak bereaksi dengan isi yang dikandungnya ) membuatnya lebih sesuai dibandingkan material lainnya yang cenderung berinteraksi dan mempengaruhi makanan, obat-obatan dan beberapa produk lain.

h. Kemasan Siap Pakai

Kemasan siap pakai adalah istilah yang digunakan untuk struktur dan material yang tidak dibuat secara khusus namun tersedia di pasar. Kaca, plastik dan logam adalah beberapa material yang digunakan untuk membuat struktur kemasan dan penutup siap pakai. Struktur kemasan siap pakai tidak dikhususkan untuk satu merek atau perusahaan, yang berarti kemasan tersebut tersedia untuk semua orang. Dengan desain dan pembuatan struktur dan penutup baru yang terus menerus, pilihan kemasan siap pakai menjadi banyak dan tumbuh pesat.


(33)

4. Citra

Persepsi mengenai suatu citra berbeda dari suatu budaya dengan budaya lainnya. Tidak seperti warna, citra mempunyai interpretasi standar yang lebih sedikit dan mewakili hal yang berbeda bagi orang yang berbeda. Bila digunakan secara efektif dalam desain kemasan, citra baik berupa foto maupun ilustrasi dapat memberikan impresi visual yang kuat. Konsumen melihat gambar sebelum membaca teks. Bila digunakan secara benar, citra bisa menjadi alat desain yang efektif. Ilustrasi, foto, ikon, simbol dan karakter bisa dibuat dalam berbagai gaya yang menciptakan bahasa visual yang kaya dan memberikan rangsangan visual. Citra bisa sederhana, memberikan pengenalan konsep yang cepat, atau bisa juga rumit atau menyimpang, membuat orang harus melihatnya lebih lama agar dapat memahami arti citra itu. Citra harus tepat dan langsung mengena sasaran dalam mengkomunikasikan kepribadian merek dan atribut produk tertentu. Pengkomunikasian pembangkit selera dalam desain kemasan makanan, konotasi gaya hidup, sugesti, mood, dan instruksi penggunaan produk adalah cara-cara pembentukan citra atau desain kemasan.

2.2.3 Tujuan kemasan

Berikut ini adalah tujuan dari penggunaan kemasan menurut Tjiptono (2001:106). 1. Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating), misalnya

seperti tidak tumpah, sebagai alat pemegang, mudah menyemprotkannya, (seperti obat nyamuk, parfum) dan lain-lain.

2. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya untuk diisi


(34)

3. Memberikan daya tarik (promotion) yaitu seperti aspek artistik, warna,

bentuk, maupun desainnya.

4. Sebagai identitas (image) produk, misalnya agar berkesan kokoh atau

awet, lembut dan mewah.

5. Distribusi (shipping), misalnya mudah disusun, mudah dihitung, dan

mudah ditangani.

6. Informasi (labeling), yaitu menyangkut isi, pemakaian, dan kualitas.

7. Sebagai inovasi produk berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur ulang.

8. Sebagai pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan,

berkurangnya kadar atau isi kemasan.

2.2.4 Etika Kemasan

Dalam menentukan kebijakan dalam pengemasan suatu produk produsen hendaknya memperhatikan etika pemasaran yaitu dengan membuat kemasan yang dapat di pertanggung jawabkan secara sosial misalnya dengan membuat kemasan yang dapat di daur ulang atau kemasan yang dapat dipakai kembali sehingga tidak merusak lingkungan. Disamping itu produsen dalam kemasannya harus mencantumkan tanggal kadaluwarsa produk tersebut agar konsumen tidak di rugikan oleh barang-barang yang tidak ia perlukan dan berbahaya bagi merek dan perlu juga di cantumkan tentang informasi harga barang tersebut pada konsumen produk tersebut.


(35)

2.3 Harga

2.3.1 Pengertian Harga

Menurut kamus besar bahasa Indonesia harga adalah jumlah uang atau alat tukar lain yang senilai yang harus dibayarkan untuk produk atau jasa, pada waktu tertentu dan di pasar tertentu.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:345) pengertian harga didefinisikan sebagai sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk melakukan pembelian, dan metode pembayaran. Lebih jauh lagi, harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen untuk jumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang atau jasa. Harga merupakan hal yang diperhatikan konsumen saat melakukan pembelian. Sebagian konsumen bahkan mengidentifikasikan harga dengan nilai.

Dari berbagai sudut pandang, harga adalah elemen yang paling tidak umum dari bauran pemasaran. Didalam ekonomi teori pengertian harga, nilai dan utility merupakan konsep yang saling berhubungan, yang dimaksud dengan utility adalah suatu atribut yang melekat pada suatu barang yang memungkinkan barang tersebut dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan memuaskan konsumen

2.3.2 Penetapan Harga

Menurut Kotler (2005:32) strategi penetapan harga dapat digolongkan menjadi lima bagian yaitu penetapan harga geografis, discount atau potongan harga, penetapan harga diskriminatif, penetapan harga bauran produk, penetapan harga promosi.


(36)

1. Penetapan harga geografis

Penerapan harga geografis mengharuskan perusahaan untuk memutuskan bagaimana menetapkan harga produknya untuk pelanggan di berbagai lokasi dan negara.

2. Discount atau potongan harga

Perusahaan umumnya akan memodifikasi harga dasar mereka untuk menghargai pelanggan atas tindakan-tindakannya seperti pembayaran awal, volume pembelian, dan pembelian di luar musim. Bentuk penghargaan ini berupa pembelian discount.

3. Penetapan harga diskriminatif

Penetapan harga ini terjadi jika perusahaan menjual produk dan jasa dengan dua harga atau lebih yang tidak mencerminkan perbedaan biaya secara proporsional. Penetapan harga seperti ini, mempertimbangkan pada segmen pelanggan, bentuk produk, citra, lokasi, waktu.

4. Penetapan harga bauran produk

Logika penetapan harga harus dimodifikasi jika produk tersebut merupakan bagian dari bauran produk. Dalam hal ini, perusahaan mencari sekumpulan harga yang memaksimumkan laba keseluruhan bauran produk. Penetapan harga itu sulit karena berbagai produk memiliki permintaan dan biaya yang saling terkait dan dipengaruhi oleh berbagi tingkat persaingan.


(37)

5. Penetapan harga promosi

Dalam kondisi-kondisi tertentu perusahaan akan menetapkan harga sementara untuk produksinya di bawah daftar dan kadang-kadang di bawah biayanya. Penetapan harga promosi menilai beberapa bentuk antara lain harga kerugian, harga peristiwa khusus, perjanjian garansi, pelayanan dan discount psikologis.

2.3.3 Tujuan Penetapan Harga

Menurut Swastha (2002:149) adapun tujuan ditetapkan besaran harga yaitu:

1. Mendapatkan laba maksimum

Terjadinya harga ditentukan oleh penjual dan pembeli. Makin besar daya beli konsumen, semakin besar pula kemungkinan bagi penjual untuk menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi. Dengan demikian penjual mempunyai harapan untuk mendapatkan keuntungan maksimum sesuai dengan konidsi yang ada.

2. Mendapat pengambilan investasi yang ditargetkan atau pengambilan pada penjualan bersih.

Harga yang dapat dicapai dalam penjualan dimaksudkan pula untuk menutup investasi secara berangsur-angsur. Dana yang dipakai untuk mengembalikan investasi hanya dapat diambilkan dari laba perusahaan dan laba hanya dapat diperoleh bila harga jual lebih besar dari jumlah biaya seluruhnya.


(38)

3. Mencegah atau mengurangi persaingan

Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan dapat dilakukan melalui kebijaksanaan harga. Hal ini dapat diketahui bilamana para penjual menawarkan barang dengan harga yang sama.

4. Mempertahankan atau memperbaiki market share

Memperbaiki market share hanya mungkin dilaksanakan bilamana

kemampuan dan kapasitas produksi perusahaan masih cukup longgar, di samping juga kemampuan di bidang lain sperti pemasaran, keuangan dan sebagainya.

2.4 Kualitas Produk

2.4.1 Pengertian Kualitas Produk

Salah satu keunggulan dalam persaingan bisnis adalah kualitas produk yang dapat memenuhi keinginan konsumen. Bila tidak sesuai dengan spesifikasi maka produk akan ditolak. Sekalipun produk tersebut masih dalam batas toleransi yang telah ditentukan maka kualitask produk tersebut sebaiknya perlu menjadi catatan untuk menghindari terjadinya kesalahan yang lebih besar diwaktu yang akan datang.

Demikian juga konsumen dalam dalam membeli suatu produk konsumen selalu berharap agar barang yang dibelinya dapat memuaskan segala keinginan dan kebutuhannya. Untuk itu perusahaan harus dapat memahami keinginan konsumen, sehingga perusahaan dapat menciptakan produk yang sesuai dengan harapan konsumen. Kualitas produk yang baik merupakan harapan konsumen


(39)

yang harus dipenuhi oleh perusahaan, karena kualitas produk yang baik merupakan kunci perkembangan produktivitas perusahaan.

Menurut Anoraga (2000:175) kualitas adalah karakteristik mutu suatu produk seperti antara lain warnanya, ukurannya, dan sebagainya. Kualitas merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan / produsen, mengingat kualitas dari suatu produk berkaitan erat dengan masalah keputusan pembelian konsumen.

Terdapat beberapa strategi tingkatan kualitas bila dikaitkan dengan harga produk: 1. Kualitas rendah dengan harga sangat murah.

2. Kualitas sedang dengan harga sedang. 3. Kualitas baik dengan harga mahal.

4. Kualitas sangat baik dengan harga sangat mahal.

Dalam perkembangan suatu perusahaan, persoalan kualitas produk akan ikut menentukan pesat tidaknya perkembangan perusahaan tersebut. Dalam situasi pemasaran yang semakin ketat persaingannya, peranan kualitas produk akan semakin besar dalam perkembangan perusahaan. Selain itu konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan pelengkap inovatif yang terbaik (Lupiyoadi dan Hamdani,2006:131).


(40)

2.4.2 Dimensi Kualitas Produk

Dimensi kualitas produk menurut Tjiptono (2008:25) antara lain :

1. Kinerja (Performance) merupakan karakteristik operasi dan produk inti

(core product) yang dibeli. Misalnya kecepatan, kemudahan dan

kenyamanan dalam penggunaan

2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Features) yaitu karakteristik

sekunder atau pelengkap.

3. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Spesification) yaitu sejauh

mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya pengawasan kualitas dan desain, standar karakteristik operasional.

4. Keandalan (Realibility) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami

kerusakan atau gagal pakai. Misalnya pengawasan kualitas dan desain, standar karakteristik operasional

5. Daya tahan (Durability) berkaitan dengan berapa lama produk tersebut

dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis.

6. Estetika (Esthetica) yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misal

keindahan desain produk, keunikan model produk, dan kombinasi

7. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality) merupakan persepsi

konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk. Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atau ciri-ciri produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari


(41)

aspek harga, nama merek, iklan, reputasi perusahaan, maupun negara pembuatnya.

8. Dimensi kemudahan perbaikan (Serviceability) meliputi kecepatan,

kemudahan, penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga selama proses penjualan hingga purna jual yang mencakup pelayanan reparasi dan ketersediaan komponen yang dibutuhkan.

2.5 Keputusan Pembelian

2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Kotler dan Armstrong (2008:129) mendefinisikan keputusan pembelian sebagai sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian.

2.5.2 Tipe Perilaku Pembelian

Perilaku konsumen untuk melakukan suatu keputusan pembelian memiliki jenis dan pertimbangan yang berbeda dalam memilih suatu merek. Semakin kompleks keputusan pembelian biasanya akan semakin melibatkan banyak pihak yang terkait dan semakin banyak membutuhkan pertimbangan.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:219), terdapat tipe-tipe perilaku pembelian berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan di antara berbagai merek, sebagai berikut :


(42)

1. Perilaku membeli yang kompleks

Konsumen melakukan perilaku membeli yang kompleks (complex buying

behavior) ketika konsumen terlibat dalam pembelian dan perilaku

membeli yang kompleks perilaku membeli yang mencari variasi perilaku

membeli yang mengurangi ketidakcocokan perilaku membeli karena kebiasaan adanya perbedaan pandangan yang signifikan diantara merek yang satu dengan merek yang lain.

2. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan

Perilaku membeli konsumen dalam situsi ini bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi dengan pembelian yang mahal, jarang, atau beresiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan di antara merekmerek yang ada. Setelah pembelian konsumen mungkin mengalami ketidakcocokan pasca pembelian ketika mereka menemukankelemahan-kelemahan tertentu dari merek yang mereka beli ataupunkarena mendengar hal-hal yang bagus mengenai merek karpet yang tidak mereka beli.

3. Perilaku membeli karena kebiasaan

Perilaku membeli karena kebiasaan terjadi dalam kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan yang dirasakan di antara merek-merek yang ada.


(43)

Pelanggan melakukan perilaku pembelian yang mencari variasi dalam situasi yang bercirikan rendahnya keterlibatan konsumen namun perbedaan merek dianggap cukup berarti.

2.5.3 Peran Dalam Perilaku Pembelian

Menurut Simamora (2004 : 15) terdapat lima peran yang terjadi dalam keputusan membeli, yaitu :

1. Pemrakarsa (inisiator)

Yaitu orang yang pertama kali menyarankan membeli suatu produk atau jasa tertentu.

2. Pemberi Pengaruh (influencer )

Yaitu orang yang pandangan atau nasihatnya memberi bobot dalam pengambilan keputusan akhir.

3. Pengambil Keputusan (decider)

Yaitu orang yang sangat menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian, apakah membeli, apa yang dibeli, kapan hendak membeli, dengan bagaimana cara membeli dan di mana akan membeli.

4. Pembeli (buyer)

Yaitu orang yang melakukan pembelian nyata. 5. Pemakai (user)


(44)

2.6 Penelitian Terdahulu

Femy (2012) melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Iklan,

Kualitas, dan Harga Shampo Dove terhadap Keputusan Membeli Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara “. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel iklan, kualitas, dan harga terhadap keputusan membeli produk shampo Dove pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Hasil dari analisis data primer dengan menggunakan metode analisis regresi berganda menunjukkan bahwa variabel iklan, kualitas, dan harga secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan membeli Shampo Dove pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Rosvita Dua Lembang (2010) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh faktor Kualitas Produk, Harga, Promosi, dan Cuaca terhadap Keputusan Pembelian Teh Siap Minum Dalam Kemasan Merek Teh Botol Sosro Pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Reguler II Universitas Diponegoro. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Kualitas Produk, Harga, Promosi, dan Cuaca terhadap Keputusan Pembelian Teh Siap Minum Dalam Kemasan Merek Teh Botol Sosro. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner dan metode analisis data dilakukan dengan regresi linier berganda menggunakan software SPSS. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variable kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian terhadap Teh Botol Sosro. Variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel promosi berpengaruh positif dan


(45)

signifikan terhadap keputusan pembelian.Variabel cuaca berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

.

2.7 Kerangka Konseptual

Kemasan adalah semua jenis bentuk pengemasan yang digunakan untuk membungkus suatu produk serta label yang menyertainya. Bungkus atau kemasan yang menarik akan memberikan nilai plus pada konsumen yang sedang membedakan beberapa produk yang bentuk dan mutunya hampir sama. Perbedaan tersebut akan terlihat dari label yang biasanya dalam kemasan produk.

Klimchuk dan Krasovec ( 2006 : 33) menyatakan bahwa kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi, dan membedakan sebuah produk di pasar. Pada akhirnya desain kemasan berlaku sebagai pemasaran produk dengan mengkomunikasikan kepribadian atau fungsi produk konsumsi secara unik.

Manfaat kemasan pada sebuah dapat juga digunakan sebagai media pengungkapan informasi produk kepada konsumen. Informasi tersebut meliputi cara penggunaan produk, komposisi produk, dan informasi khusus seperti efek samping atau frekuensi pemakaian yang optimal dan sebagainya.

Harga merupakan salah satu faktor yang paling menentukan keputusan akhir seorang konsumen untuk memilih suatu produk. Kesuksesan dalam


(46)

penetapan harga merupakan elemen kunci dalam bauran pemasaran. Penetapan harga dapat menjadi alat untuk bersaing secara kompetitif.

Harga merupakan salah satu faktor penentu yang mempengaruhi pilihan pembelian oleh konsumen. Harga dapat menunjukkan kualitas merek dari suatu produk, dimana konsumen mempunyai anggapan bahwa harga yang mahal biasanya mempunyai kualitas yang baik. Pada umumnya harga mempunyai pengaruh yang positif dengan kualitas, semakin tinggi harga maka semakin tinggi kualitas.

Kotler (1997 : 108) menjelaskan bahwa suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kali ketika perusahaan tersebut mengembangkan atau memperoleh suatu produk baru, ketika perusahaan memperkenalkan produk regulernya ke seluruh distribusi atau daerah baru, dan ketika perusahaan akan mengikuti lelang atas suatu kontrak kerja baru. Perusahaan harus memutuskan dimana akan memposisikan produknya berdasarkan kualitas dan harga.

Kualitas produk merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh setiap perusahaan apabila menginginkan produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar. Kondisi pelanggan yang semakin kritis dalam hal kualitas memaksa perusahaan untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu produknya agar terhindar dari klaim atau ketidakpuasan pelanggan perusahaan sehingga dapat bersaing dengan perusahaan yang sejenis.

Menurut Anoraga (2000:175) kualitas adalah karakteristik mutu suatu produk seperti antara lain warnanya, ukurannya, dan sebagainya. Kualitas merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan / produsen,


(47)

mengingat kualitas dari suatu produk berkaitan erat dengan masalah keputusan pembelian konsumen.

Setiap perusahaan baik besar ataupun kecil harus mampu menerjemahkan motif calon konsumen untuk menentukan keputusan pembelian pada sebuah produk. Perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen pada sebuah produk yang dicarinya di pasar sehingga memudahkan untuk menentukan strategi yang tepat untuk membentuk sebuah produk sempurna yang dibutuhkan konsumen pada pasar sasaran.

Kotler dan Armstrong (2008:129) mendefinisikan keputusan pembelian sebagai sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternative tersebut dapat memecahkan masalahnya yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian.

Kerangka Konseptual untuk penelitian ini dapat dlilihat pada gambar 2.1 di bawah ini :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual.

Kemasan (X1)

Keputusan Pembelian (Y) Harga (X2)


(48)

2.8 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang sudah diuraikan peneliti sebelumnya, maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : variabel kemasan, harga dan kualitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Shampo Clear pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2006:11), penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Adapun variabel-variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel-variabel kemasan (X1), variabel harga (X2), variabel kualitas (X3), terhadap variabel keputusan pembelian (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Waktu penelitian dimulai dari bulan Agustus hingga September 2013.

3.3 Batasan Operasional

Batasan Operasional Penelitian adalah batasan atau spesifikasi dari variabel-variabel penelitian yang secara konkret berhubungan dengan realitas yang akan diukur dan merupakan manifestasi dari hal-hal yang akan diamati peneliti berdasarkan sifat yang didefinisikan dan diamati sehingga terbuka untuk diuji kembali oleh orang atau peneliti lain. Adapun batasan operasional variabel yang diteliti adalah:


(50)

1. Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah : variabel kemasan (X1), variabel harga (X2), variabel kualitas (X3) dan keputusan pembelian (Y).

2. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara angkatan 2009 – 2012.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dari variabel – variabel yang akan diteliti adalah :

a. Variabel Kemasan (X1)

Kemasan adalah semua jenis dan bentuk pengemasan yang digunakan untuk membungkus produk Shampo Clear serta label yang menyertainya sehingga dikenal oleh masyarakat.

b. Variabel Harga (X2)

Didefinisikan sebagai sejumlah uang yang dikeluarkan oleh konsumen, dalam hal ini Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk mendapatkan manfaat dari penggunaan produk Shampo Clear. c. Variabel Kualitas (X3)

Variabel kualitas merupakan kemampuan produk Shampo Clear dalam menjalankan fungsi-fungsinya sebagaimana yang diharapakan oleh konsumen. Kemampuan ini meliputi manfaat nyata bagi konsumen, daya tahan, kemudahan dalam penggunaan, dan atribut lainnya.


(51)

d. Keputusan Pembelian (Y)

Merupakan keputusan yang diambil oleh konsumen untuk membeli suatu produk atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen untuk melakukan pembelian.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Pengukuran Skala

Kemasan (X1)

Jenis dan bentuk penge-masan yang digunakan untuk membungkus produk Shampo Clear serta label yang menyer- tainya sehingga dikenal oleh masyarakat secara keseluruhan.

1. Bentuk menarik 2. Mudah digunakan 3. Wadah kemasan tidak mudah rusak

4 Tulisan mudah dibaca

Likert

Harga (X2)

Sejumlah uang yang dikeluarkan oleh konsum en, untuk mendapatkan manfaat dari penggunaan produk Shampo Clear.

1. Harga sesuai kualitas 2. Harga terjangkau 3. Perbandingan harga dengan produk lain

Likert

Kualitas (X3)

Kemampuan produk Shampo Clear dalam menjalankan fungsi-fungsinya sebagaimana yang diharapakan oleh konsumen.

1. Kualitas memuaskan 2. Kandungan bahan yang digunakan

3. Varians yang ditawarkan 4. Kenyamanan


(52)

Keputusan Pembelian

(Y)

Keputusan yang diambil oleh konsumen untuk membeli suatu produk atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen untuk pembelian.

1. Kualitas produk yang Ditawarkan

2. Kebiasaan dalam membeli produk

3. Keyakinan pada sebuah Produk

Likert

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran indikator variabel penelitian ini menggunakan Skala Likert, yaitu dengan menyusun pertanyaan atau pernyataan yang masing-masing item diberi range skor dalam Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan (Sugiyono, 2007:86). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban sebagai berikut:

Pedoman dalam pemberian skor sebagai berikut :

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju 5


(53)

4 Tidak Setuju 2 5 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber: Sugiyono (2007:105)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6. 1 Populasi

Menurut Kuncoro (2009 : 118) Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian.

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang berjumlah 7.530 orang dari seluruh departemen dan program studi.

3.6.2 Sampel

Dalam penelitian ini sampel diambil dengan rancangan sampel nonprobabilitas dengan teknik pengambilan Purposive sampling, yaitu teknik

penentuan sampel dipilih dengan menggunakan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2003:78).

Kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara angkatan 2009- 2012 yang masih aktif.

2. Mahasiswa tersebut pernah membeli dan menggunakan produk Shampo Clear.


(54)

Menurut Supramono (2003:62) untuk menentukan jumlah sampel dari populasi yang tidak diketahui dapat menggunakan alternatif formula sebagai berikut :

=

��2 �2

Dimana :

N : Jumlah sampel

Zα2 : Nilai tabel Z berdasarkan nilai α

Bila α= 0,05 maka Zα2 = 1,67

Bila α= 0,10 maka Zα2 = 1,96

p : Ekstimator proporsi populasi q : 1 - p

d : Tingkat kesalahan yang dapat di toleransi

Hasil studi penjajakan terhadap 30 orang mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, diketahui 23 (76,66%) orang mahasiswa sudah pernah membeli dan mengunakan produk shampo Clear. Jika menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 dan tingat kesalahan yang dapat ditoleransi sebesar 5%, maka ukuran sampel yang dapat diambil adalah :

=

, x , 2 x ,


(55)

3.7 Jenis Data Penelitian

Jenis data yang digunakan peneliti untuk menganalisis masalah dan menguji hipotesis, yaitu :

1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih pada lokasi penelitian. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dengan cara memberikan kuesioner dengan mengajukan sejumlah pertanyaan mengenai kemasan, harga, dan kualitas shampo Clear.

2. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui dokumen dengan mempelajari melalui buku, jurnal, majalah, dan internet untuk mendukung penelitian.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

a. Daftar pertanyaan (kuesioner)

Menyebarkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang terpilih sebagai responden pada penelitian ini.

b. Wawancara (Interview)

Merupakan suatu jenis pengumpulan data dimana peneliti mengajukan pertanyaan secara lisan kepada pihak organisasi untuk mendapatkan


(56)

c. Studi Dokumentasi

Merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dengan mengumpulkan data dari buku-buku, tulisan ilmiah, majalah, dan internet yang memiliki relevansi dengan penelitian.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas kuisioner dilakukan untuk menguji apakah suatu kuisioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugas mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Reliabilitas merupakan tingkat kendala suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulangkali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2003 : 110).

Uji Validitas dan Reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for Windows dan dilakukan pada mahasiswa Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara angkatan 2009-2012 sebanyak 30 responden diluar sampel.

Uji validitas dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika rhitung > rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid


(57)

Butir pernyataan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika r alpha positif atau > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan

reliabel

2. Jika r alpha negatif atau < r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak

reliabel

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16.0

dengan kriteria sebagai barikut :

a. Jika rhitung positif atau rhitung > rtabel, maka butir pertanyaan tersebut

valid.

b. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel, maka butir pertanyaan tersebut

tidak valid.

c. Nilai rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total

Correlation

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar responden penelitian. Nilai tabel r dengan ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5 %, angka yang diperoleh = 0,361. Kuesioner berisikan 14 pernyataan yang menyangkut variabel bebas, yaitu kemasan, harga dan kualitas serta variabel terikat yaitu keputusan pembelian.


(58)

Hasil pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut :

Tabel 3.3

Sumber : Hasil Penelitian 2013 (data diolah)

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan adalah valid, yang dapat dilihat dari rhitung pada Corrected Item Total Correlation

dimana pada keseluruhan butir lebih besar dari rtabel (0,361). Sehingga

diperoleh 14 pernyataan valid yang akan digunakan untuk penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Menurut kuncoro (Situmorang et al, 2008 : 75 ) suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliable jika memberikan nilai cronbach`s alpha >

0,80. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16.00 dengan kriteria sebagai berikut :

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item -Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P1 49.03 18.516 .410 .858

P2 48.73 18.547 .546 .850

P3 48.73 19.375 .424 .856

P4 48.70 18.838 .534 .851

P5 48.97 17.964 .503 .853

P6 48.97 19.068 .387 .858

P7 48.90 19.266 .398 .857

P8 49.23 18.530 .452 .855

P9 49.20 16.510 .751 .836

P10 49.17 17.385 .650 .843

P11 49.23 17.702 .564 .849

P12 49.27 17.651 .642 .844

P13 49.27 18.340 .488 .853


(59)

1. Jika ralpha positif atau ralpha > rtabel maka dinyatakan reliabel.

2. Jika ralpha negatif atau ralpha < rtabel maka dinyatakan tidak reliabel.

Tabel 3.4

Sumber : Hasil penelitian (data diolah)

Dari tabel 3.4 dapat diketahui bahwa nilai Cronbach`s Alpha sebesar

0,861. Menurut Kuncoro dalam buku Situmorang, dkk (2010 :80), suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan Cronbach Alpha > 0,60 atau

nilai Cronbach`s Alpha > 0,80. Berdasarkan Tabel Reliability Statistics diatas maka seluruh butir dinyatakan reliabel.

3.10 Model Analisis Data

3.10.1 Model Analisis Deskriptif

Yaitu suatu metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diintepretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang akan dibahas.

3.10.2 Analisis Regresi Berganda

Analisis Regresi Linear Berganda bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Model regresi linear

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(60)

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana:

Y = Keputuan pembelian Shampo Clear

a = Konstanta

b1,2,3 = Koefisien Regresi Variabel X

X1 = Kemasan

X2 = Harga

X3 = Kualitas

e = Kesalahan pengganggu (Standard error)

3.10.3 Pengujian Asumsi Klasik

Model regresi berganda harus memenuhi syarat asumsi klasik sebelum data tersebut dianalisis, adapun syarat asumsi klasik tersebut (Ghozali 2005:91) meliputi:

a) Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji data dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005:110). Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui analisis Kolmogorov


(61)

b) Uji Multikonealiritas

Uji Multikonealiritas digunakan untuk menguji data dalam model sebuah regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi antar variabel bebas (Ghozali, 2005:91). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikonealiritas di dalam model regresi dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF

(Variance Inflation Factor) melalui program SPSS dengan ketentuan:

Bila VIF>5 maka terdapat masalah multikolinearitas.

Bila VIF<5 maka tidak terdapat masalah multikolinearitas.

c) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji data dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika suatu pengamatan ke pengamatan lain sama, maka disebut homoskedastisitas. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot yang disajikan, terlihat

titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

3.10.4 Pengujian Hipotesis


(1)

REGRESI LINIER BERGANDA

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.523 2.195 2.972 .004

Kemasan .194 .095 .179 2.035 .044

Harga .165 .093 .157 1.769 .079

Kualitas .279 .091 .273 3.059 .003

a. Dependent Variable: Kep.Pembelian

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .525a .380 .359 1.531

a. Predictors: (Constant), Kualitas, Harga, Kemasan

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 40.815 3 13.605 5.420 .002a

Residual 291.152 116 2.510

Total 331.967 119


(2)

(3)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 120

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.56417907 Most Extreme Differences Absolute .075

Positive .037

Negative -.075

Kolmogorov-Smirnov Z .825

Asymp. Sig. (2-tailed) .504


(4)

LAMPIRAN III:

SEBARAN JAWABAN RESPONDEN

5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 2 5

5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4

4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 3 5

5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 5

5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4

4 3 4 4 4 5 4 5 4 4 5 3 4 4

4 3 4 3 4 3 4 5 4 4 5 3 4 3

5 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4

5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3

4 4 3 4 4 3 3 4 5 4 5 4 4 4

3 3 4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 5

4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 5 5 4 4

5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5

5 5 4 4 3 2 2 4 5 4 5 4 3 4

5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4

4 5 5 4 3 4 4 4 5 5 5 5 4 5

4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5

3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5

4 5 4 4 3 3 4 4 5 4 5 3 4 4

5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4

4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4

4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 5 5 4 4

5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4

4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4

5 5 5 5 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4

5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4

5 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 5 4

5 3 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 5

4 4 5 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5

5 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 5

4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4

4 4 5 4 5 3 4 3 3 3 4 4 4 5

4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4


(5)

4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 5 4 5

4 5 5 5 1 1 1 4 4 3 5 4 5 5

5 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 5 5 5

4 5 4 4 5 4 4 4 3 3 4 5 4 3

5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4

5 4 4 2 5 4 4 4 4 3 4 4 5 4

4 4 5 4 5 5 4 4 4 3 5 4 4 4

5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4

5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5

4 4 4 4 5 3 5 4 4 3 4 4 5 5

5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5

5 4 4 4 3 3 4 4 5 4 5 5 4 4

5 4 5 5 5 3 5 4 4 4 4 4 5 4

4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4

5 5 4 5 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4

5 4 3 3 4 3 3 4 4 4 5 4 5 4

4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5

4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 5

4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 5

3 4 5 5 4 4 4 5 3 3 4 5 5 4

4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5

4 4 4 3 5 3 5 5 5 4 4 4 3 5

4 4 4 3 4 4 5 5 5 4 4 3 3 4

5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5

4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 3 4 3 4

4 4 4 5 5 3 4 4 3 4 4 5 5 5

5 4 4 4 3 3 5 4 4 4 4 5 3 5

4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 5

5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4

5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 3 4

4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 5 4 4 4

5 4 5 3 5 4 4 4 4 3 4 4 5 3

4 4 5 5 5 3 4 4 4 5 4 4 5 4

5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 5

4 4 5 5 5 3 4 4 4 5 4 4 5 5

5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4

3 4 5 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4

5 5 5 5 5 3 4 4 3 5 5 5 5 5

5 4 4 5 4 3 3 4 5 4 4 5 4 5

4 4 3 4 3 4 4 4 5 5 5 5 5 4


(6)

4 4 5 4 3 3 3 4 4 4 5 5 4 4

5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4

4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4

4 5 4 4 5 3 4 4 5 5 5 5 5 5

4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5

4 4 5 4 5 4 5 5 5 3 1 2 3 2

4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 3 3

4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4

5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 3 3 4 4

5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 3 3

4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 3 3

5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 3 4

4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4 3

4 4 4 3 4 4 4 5 5 2 1 5 3 1

4 4 4 3 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3

5 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 3 3 4

4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4

5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5

5 4 4 5 3 3 3 5 4 4 3 3 4 5

5 4 5 5 4 3 5 5 4 3 3 3 3 3

4 4 4 5 3 4 5 4 4 3 3 3 3 4

4 4 5 5 3 4 5 4 5 5 4 5 5 5

4 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5

5 4 4 5 3 3 5 4 4 4 4 5 5 4

5 5 5 5 3 5 5 4 4 5 4 5 5 4

1 5 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 5

5 4 3 4 2 3 3 4 3 3 4 5 4 5

4 5 4 3 4 3 4 4 4 3 4 5 5 4

4 3 4 5 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4

4 5 5 5 4 3 4 4 4 3 3 4 4 5

4 4 3 5 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3

5 4 5 5 3 4 3 4 4 3 4 4 4 5

4 5 4 5 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3

4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Atribut Produk (Merek, Kualitas, Dan Kemasan) Terhadap Keputusan Pembelian Rokok Marlboro Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

8 211 107

Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Teh Kotak Ultra pada Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

14 122 117

Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Teh Kotak Ultra pada Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 11 117

PENGARUH KEMASAN, MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SHAMPO PANTENE PADA MAHASISWA Pengaruh Kemasan, Merek Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Shampo Pantene Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 14

PENGARUH KEMASAN, MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SHAMPO PANTENE PADA MAHASISWA Pengaruh Kemasan, Merek Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Shampo Pantene Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 16

Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Teh Kotak Ultra pada Mahasiswa i Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 1 12

I. IDENTITAS RESPONDEN - Pengaruh Kemasan, Harga, Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Shampo Clear Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 0 11

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran - Pengaruh Kemasan, Harga, Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Shampo Clear Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 2 25

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Kemasan, Harga, Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Shampo Clear Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

1 0 9

Pengaruh Kemasan, Harga, Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Shampo Clear Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 1 12