d. Kotak Jadi
Kotak  jadi  adalah  struktur  kaku  yang  telah  dicetak  dengan  bagian  atas  dan bagian  bawah.  Kotak  jadi  umumnya  dibuat  dari  kardus  yang  berat  atau
papan  yang  terbuat  dari  serpihan  kayu  dan  dilaminasi  dengan  kertas dekoratif,  material  dekoratif  atau  material  lainnya.  Sering  digunakan  untuk
bahan  kosmetik,  permen,  perhiasan,  dan  produk  kelas  atas  lainnya. Struktur  ini  merupakan  struktur  rumit  yang  memberikan  kesan  mewah  dan
menambah  daya tarik  visual  bagi  produk.
e. Kaleng
Kaleng  logam  telah  dipakai  sebagai  kemasan  sejak  awal  1800, dikembangkan  untuk  menyuplai  makanan  kepada  militer  Inggris  dan
kemudian  diperkenalkan  ke  Amerika  Serikat,  mengawali  diproduksinya kaleng  besi  lapis  timah  pertama.  Saat  ini  kaleng  logam  sangat  ringan  dan
seringkali  dilapisi  dengan  material  yang  mencegah  interaksi  dengan produk.  Kaleng  merupakan  benda  yang  kuat,  hemat  ruang,  dan  dapat
didaur  ulang.
f. Logam
Kemasan  logam  dibuat  dari  timah,  aluminium  dan  baja.  Ketersediaan bahan  baku  produksi  telah  membuat  material  kemasan  ini  sebagai  struktur
berbiaya  rendah  untuk  dapat  di  produksi.  Makanan  hasil  olahan,  aerosol, cat,  bahan  kimia  dan  produk-produk  otomotif  adalah  beberapa  produksi
konsumsi  umum  yang  menggunakan  kaleng  dan  botol  baja.  Aluminum
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
seringkali  digunkan  dalam  kategori  produk  minuman  berkarbonasi  serta kategori  kesehatan  dan kecantikan.
g. Kaca
Kontainer  kaca  dikenalkan  dalam  bentuk,  ukuran  dan  warna  yang  sangat bervariasi  dan  merupakan  struktur  yang  umum  dalam  hampir  semua
kategori  produk  konsumsi.  Kaca  dapat  dicetak  menjadi  bentuk  yang beraneka  ragam  dengan  bagian  bukaan  dan  ornamen  yang  bervariasi.
Desain  botol  yang  inovatif  menggunakan  pelabelan  dan  teknik  cetak  yang berbeda-beda  adalah  sarana  untuk  mencapai  desain  kemasan  yang  sesuai.
Secara  alamiah,  sifat  kaca  yang  inert  tidak  bereaksi  dengan  isi  yang dikandungnya    membuatnya  lebih  sesuai  dibandingkan  material  lainnya
yang  cenderung  berinteraksi  dan  mempengaruhi  makanan,  obat-obatan  dan beberapa produk lain.
h. Kemasan Siap Pakai
Kemasan  siap  pakai  adalah  istilah  yang  digunakan  untuk  struktur  dan material  yang  tidak  dibuat  secara  khusus  namun  tersedia  di  pasar.  Kaca,
plastik  dan  logam  adalah  beberapa  material  yang  digunakan  untuk membuat  struktur  kemasan  dan  penutup  siap  pakai.  Struktur  kemasan  siap
pakai  tidak  dikhususkan  untuk  satu  merek  atau  perusahaan,  yang  berarti kemasan  tersebut  tersedia  untuk  semua  orang.  Dengan  desain  dan
pembuatan  struktur  dan  penutup  baru  yang  terus  menerus,  pilihan  kemasan siap  pakai menjadi  banyak  dan tumbuh  pesat.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
4. Citra
Persepsi  mengenai  suatu  citra  berbeda  dari  suatu  budaya  dengan  budaya lainnya.  Tidak  seperti  warna,  citra  mempunyai  interpretasi  standar  yang  lebih
sedikit  dan  mewakili  hal  yang  berbeda  bagi  orang  yang  berbeda.  Bila  digunakan secara  efektif  dalam  desain  kemasan,  citra  baik  berupa  foto  maupun  ilustrasi  dapat
memberikan  impresi  visual  yang  kuat.  Konsumen  melihat  gambar  sebelum membaca  teks.  Bila  digunakan  secara  benar,  citra  bisa  menjadi  alat  desain  yang
efektif.  Ilustrasi,  foto,  ikon,  simbol  dan  karakter  bisa  dibuat  dalam  berbagai  gaya yang  menciptakan  bahasa  visual  yang  kaya  dan  memberikan  rangsangan  visual.
Citra  bisa  sederhana,  memberikan  pengenalan  konsep  yang  cepat,  atau  bisa  juga rumit  atau  menyimpang,  membuat  orang  harus  melihatnya  lebih  lama  agar  dapat
memahami  arti  citra  itu.  Citra  harus  tepat  dan  langsung  mengena  sasaran  dalam mengkomunikasikan
kepribadian merek
dan atribut
produk tertentu.
Pengkomunikasian  pembangkit  selera  dalam  desain  kemasan  makanan,  konotasi gaya  hidup,  sugesti,  mood,  dan  instruksi  penggunaan  produk  adalah  cara-cara
pembentukan  citra  atau desain  kemasan.
2.2.3 Tujuan  kemasan
Berikut  ini  adalah  tujuan  dari  penggunaan  kemasan  menurut   Tjiptono  2001:106. 1.  Untuk  memberikan  kemudahan  dalam  penggunaan  operating,  misalnya
seperti  tidak  tumpah,  sebagai  alat  pemegang,  mudah  menyemprotkannya, seperti  obat nyamuk,  parfum  dan lain-lain.
2.   Bermanfaat  dalam  pemakaian  ulang  reusable,  misalnya  untuk  diisi kembali  refill atau  untuk  wadah  yang  lainnya.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
3.  Memberikan  daya  tarik  promotion  yaitu  seperti  aspek  artistik,  warna, bentuk,  maupun  desainnya.
4.  Sebagai  identitas  image  produk,  misalnya  agar  berkesan  kokoh  atau awet, lembut  dan mewah.
5.  Distribusi  shipping,  misalnya  mudah  disusun,  mudah  dihitung,  dan mudah  ditangani.
6.  Informasi  labeling,  yaitu  menyangkut  isi,  pemakaian,  dan kualitas. 7.  Sebagai  inovasi  produk  berkaitan  dengan  kemajuan  teknologi  dan  daur
ulang. 8.  Sebagai  pelindung  isi  protection,  misalnya  dari  kerusakan,  kehilangan,
berkurangnya  kadar atau isi  kemasan.
2.2.4 Etika Kemasan
Dalam  menentukan  kebijakan  dalam  pengemasan  suatu  produk  produsen hendaknya  memperhatikan  etika  pemasaran  yaitu  dengan  membuat  kemasan  yang
dapat  di  pertanggung  jawabkan  secara  sosial  misalnya  dengan  membuat  kemasan yang  dapat  di  daur  ulang  atau  kemasan  yang  dapat  dipakai  kembali  sehingga  tidak
merusak lingkungan.
Disamping itu
produsen dalam
kemasannya harus
mencantumkan  tanggal  kadaluwarsa  produk  tersebut  agar  konsumen  tidak  di rugikan  oleh  barang-barang  yang  tidak  ia  perlukan  dan  berbahaya  bagi  merek  dan
perlu  juga  di  cantumkan  tentang  informasi  harga  barang  tersebut  pada  konsumen produk tersebut.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
2.3 Harga 2.3.1 Pengertian  Harga
Menurut  kamus  besar  bahasa  Indonesia  harga  adalah  jumlah  uang  atau  alat tukar  lain  yang  senilai  yang  harus  dibayarkan  untuk  produk  atau  jasa,  pada  waktu
tertentu  dan di pasar tertentu. Menurut  Kotler  dan  Armstrong  2008:345  pengertian  harga  didefinisikan
sebagai  sejumlah  uang  yang  harus  dibayarkan  konsumen  untuk  melakukan pembelian,  dan  metode  pembayaran.  Lebih  jauh  lagi,  harga  adalah  sejumlah  nilai
yang  ditukarkan  konsumen  untuk  jumlah  manfaat  dengan  memiliki  atau menggunakan  suatu  barang  atau  jasa.  Harga  merupakan  hal  yang  diperhatikan
konsumen saat
melakukan pembelian.
Sebagian konsumen
bahkan mengidentifikasikan  harga  dengan  nilai.
Dari  berbagai  sudut  pandang,  harga  adalah  elemen  yang  paling  tidak umum  dari  bauran  pemasaran.    Didalam  ekonomi  teori  pengertian  harga,  nilai  dan
utility  merupakan  konsep  yang  saling  berhubungan,  yang  dimaksud  dengan  utility adalah  suatu  atribut  yang  melekat  pada  suatu  barang  yang  memungkinkan  barang
tersebut  dapat memenuhi  kebutuhan,  keinginan  dan memuaskan  konsumen
2.3.2 Penetapan  Harga
Menurut  Kotler  2005:32  strategi  penetapan  harga  dapat  digolongkan menjadi  lima  bagian  yaitu  penetapan  harga  geografis,  discount  atau  potongan
harga,  penetapan  harga  diskriminatif,  penetapan  harga  bauran  produk,  penetapan harga  promosi.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
1.  Penetapan  harga  geografis Penerapan  harga  geografis  mengharuskan  perusahaan  untuk  memutuskan
bagaimana  menetapkan  harga  produknya  untuk  pelanggan  di  berbagai lokasi  dan negara.
2.  Discount  atau potongan  harga Perusahaan  umumnya  akan  memodifikasi  harga  dasar  mereka  untuk
menghargai  pelanggan  atas  tindakan-tindakannya  seperti  pembayaran awal,  volume  pembelian,  dan  pembelian  di  luar  musim.  Bentuk
penghargaan  ini  berupa pembelian  discount. 3.  Penetapan  harga  diskriminatif
Penetapan  harga  ini  terjadi  jika  perusahaan  menjual  produk  dan  jasa dengan  dua  harga  atau  lebih  yang  tidak  mencerminkan  perbedaan  biaya
secara  proporsional.  Penetapan  harga  seperti  ini,  mempertimbangkan  pada segmen  pelanggan,  bentuk  produk,  citra,  lokasi,  waktu.
4.  Penetapan  harga  bauran  produk Logika  penetapan  harga  harus  dimodifikasi  jika  produk  tersebut
merupakan  bagian  dari  bauran  produk.  Dalam  hal  ini,  perusahaan  mencari sekumpulan  harga  yang  memaksimumkan  laba  keseluruhan  bauran
produk.  Penetapan  harga  itu  sulit  karena  berbagai  produk  memiliki permintaan  dan  biaya  yang  saling  terkait  dan  dipengaruhi  oleh  berbagi
tingkat  persaingan.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
5.  Penetapan  harga  promosi Dalam  kondisi-kondisi  tertentu  perusahaan  akan  menetapkan  harga
sementara  untuk  produksinya  di  bawah  daftar  dan  kadang-kadang  di bawah  biayanya.  Penetapan  harga  promosi  menilai  beberapa  bentuk  antara
lain  harga  kerugian,  harga  peristiwa  khusus,  perjanjian  garansi,  pelayanan dan discount  psikologis.
2.3.3 Tujuan  Penetapan  Harga
Menurut  Swastha  2002:149  adapun  tujuan  ditetapkan  besaran harga  yaitu:
1. Mendapatkan  laba  maksimum
Terjadinya  harga  ditentukan  oleh  penjual  dan  pembeli.  Makin  besar  daya beli  konsumen,  semakin  besar  pula  kemungkinan  bagi  penjual  untuk
menetapkan  tingkat  harga  yang  lebih  tinggi.  Dengan  demikian  penjual mempunyai  harapan  untuk  mendapatkan  keuntungan  maksimum  sesuai
dengan  konidsi  yang  ada.
2. Mendapat  pengambilan  investasi  yang  ditargetkan  atau  pengambilan  pada
penjualan  bersih. Harga  yang  dapat  dicapai  dalam  penjualan  dimaksudkan  pula  untuk
menutup  investasi  secara  berangsur-angsur.  Dana  yang  dipakai  untuk mengembalikan  investasi  hanya  dapat  diambilkan  dari  laba  perusahaan
dan  laba  hanya  dapat  diperoleh  bila  harga  jual  lebih  besar  dari  jumlah biaya  seluruhnya.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
3. Mencegah  atau mengurangi  persaingan
Tujuan  mencegah  atau  mengurangi  persaingan  dapat  dilakukan  melalui kebijaksanaan  harga.  Hal  ini  dapat  diketahui  bilamana  para  penjual
menawarkan  barang  dengan  harga  yang  sama.
4. Mempertahankan  atau  memperbaiki  market share
Memperbaiki  market  share  hanya  mungkin  dilaksanakan  bilamana kemampuan  dan  kapasitas  produksi  perusahaan  masih  cukup  longgar,  di
samping  juga  kemampuan  di bidang  lain  sperti  pemasaran,  keuangan  dan sebagainya.
2.4 Kualitas  Produk 2.4.1 Pengertian  Kualitas  Produk
Salah  satu  keunggulan  dalam  persaingan  bisnis  adalah  kualitas  produk yang  dapat  memenuhi  keinginan  konsumen.  Bila  tidak  sesuai  dengan  spesifikasi
maka  produk  akan  ditolak.  Sekalipun  produk  tersebut  masih  dalam  batas  toleransi yang  telah  ditentukan  maka  kualitask  produk  tersebut  sebaiknya  perlu  menjadi
catatan  untuk  menghindari  terjadinya  kesalahan  yang  lebih  besar  diwaktu  yang akan datang.
Demikian  juga  konsumen  dalam  dalam  membeli  suatu  produk  konsumen selalu  berharap  agar  barang  yang  dibelinya  dapat  memuaskan  segala  keinginan
dan  kebutuhannya.  Untuk  itu  perusahaan  harus  dapat  memahami  keinginan konsumen,  sehingga  perusahaan  dapat  menciptakan  produk  yang  sesuai  dengan
harapan  konsumen.  Kualitas  produk  yang  baik  merupakan  harapan  konsumen
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
yang  harus  dipenuhi  oleh  perusahaan,  karena  kualitas  produk  yang  baik merupakan  kunci  perkembangan  produktivitas  perusahaan.
Menurut  Anoraga  2000:175  kualitas  adalah  karakteristik  mutu  suatu produk  seperti  antara  lain  warnanya,  ukurannya,  dan  sebagainya.  Kualitas
merupakan  hal  yang  perlu  mendapat  perhatian  utama  dari  perusahaan    produsen, mengingat  kualitas  dari  suatu  produk  berkaitan  erat  dengan  masalah  keputusan
pembelian  konsumen. Terdapat  beberapa strategi  tingkatan  kualitas  bila  dikaitkan  dengan  harga  produk:
1.  Kualitas  rendah  dengan  harga  sangat  murah. 2.  Kualitas  sedang  dengan  harga  sedang.
3.  Kualitas  baik  dengan  harga  mahal. 4.  Kualitas  sangat  baik  dengan  harga  sangat  mahal.
Dalam  perkembangan  suatu  perusahaan,  persoalan  kualitas  produk  akan ikut  menentukan  pesat  tidaknya  perkembangan  perusahaan  tersebut.    Dalam
situasi  pemasaran  yang  semakin  ketat  persaingannya,  peranan  kualitas  produk akan  semakin  besar  dalam  perkembangan  perusahaan.  Selain  itu  konsumen  akan
menyukai  produk  yang  menawarkan  kualitas,  kinerja,  dan  pelengkap  inovatif yang  terbaik  Lupiyoadi  dan Hamdani,2006:131.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
2.4.2 Dimensi Kualitas  Produk
Dimensi  kualitas  produk menurut  Tjiptono  2008:25  antara  lain  : 1.  Kinerja  Performance  merupakan  karakteristik  operasi  dan  produk  inti
core  product  yang  dibeli.  Misalnya  kecepatan,  kemudahan  dan kenyamanan  dalam  penggunaan
2.  Ciri-ciri  atau  keistimewaan  tambahan  Features  yaitu  karakteristik sekunder  atau pelengkap.
3.  Kesesuaian  dengan  spesifikasi  Conformance  to  Spesification  yaitu  sejauh mana  karakteristik  desain  dan  operasi  memenuhi  standar  yang  telah
ditetapkan  sebelumnya.  Misalnya  pengawasan  kualitas  dan  desain,  standar karakteristik  operasional.
4.  Keandalan Realibility
yaitu kemungkinan
kecil akan
mengalami kerusakan  atau  gagal  pakai.  Misalnya  pengawasan  kualitas  dan  desain,
standar  karakteristik  operasional 5.  Daya  tahan  Durability  berkaitan  dengan  berapa  lama  produk  tersebut
dapat  terus  digunakan.  Dimensi  ini  mencakup  umur  teknis  maupun  umur ekonomis.
6.  Estetika  Esthetica  yaitu  daya  tarik  produk  terhadap  panca  indera.  Misal keindahan  desain  produk, keunikan  model  produk, dan kombinasi
7.  Kualitas  yang  dipersepsikan  Perceived  Quality  merupakan  persepsi konsumen  terhadap  keseluruhan  kualitas  atau  keunggulan  suatu  produk.
Biasanya  karena  kurangnya  pengetahuan  pembeli  akan  atribut  atau  ciri-ciri produk  yang  akan  dibeli,  maka  pembeli  mempersepsikan  kualitasnya  dari
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
aspek  harga,  nama  merek,  iklan,  reputasi  perusahaan,  maupun  negara pembuatnya.
8.  Dimensi kemudahan
perbaikan Serviceability
meliputi kecepatan,
kemudahan,  penanganan  keluhan  yang  memuaskan.  Pelayanan  yang diberikan  tidak  terbatas  hanya  sebelum  penjualan,  tetapi  juga  selama
proses  penjualan  hingga  purna  jual  yang  mencakup  pelayanan  reparasi  dan ketersediaan  komponen  yang  dibutuhkan.
2.5  Keputusan  Pembelian 2.5.1  Pengertian  Keputusan  Pembelian
Kotler  dan  Armstrong  2008:129  mendefinisikan  keputusan  pembelian sebagai  sebuah  proses  dimana  konsumen  mengenal  masalahnya,  mencari
informasi  mengenai  produk  atau  merek  tertentu  dan  mengevaluasi  seberapa  baik masing-masing  alternatif  tersebut  dapat  memecahkan  masalahnya  yang  kemudian
mengarah  kepada keputusan  pembelian.
2.5.2 Tipe Perilaku  Pembelian
Perilaku  konsumen  untuk  melakukan  suatu  keputusan  pembelian  memiliki jenis  dan  pertimbangan  yang  berbeda  dalam  memilih  suatu  merek.  Semakin
kompleks  keputusan  pembelian  biasanya  akan  semakin    melibatkan  banyak  pihak yang  terkait  dan semakin  banyak  membutuhkan  pertimbangan.
Menurut  Kotler  dan  Amstrong  2001:219,  terdapat  tipe-tipe  perilaku pembelian  berdasarkan  tingkat  keterlibatan  pembeli  dan  tingkat  perbedaan  di
antara  berbagai  merek,  sebagai  berikut  :
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
1.  Perilaku  membeli  yang  kompleks Konsumen  melakukan  perilaku  membeli  yang  kompleks  complex  buying
behavior  ketika  konsumen  terlibat  dalam  pembelian  dan  perilaku membeli  yang  kompleks    perilaku  membeli  yang  mencari  variasi  perilaku
membeli  yang  mengurangi  ketidakcocokan  perilaku  membeli  karena kebiasaan  adanya  perbedaan  pandangan  yang  signifikan  diantara  merek
yang  satu  dengan  merek  yang  lain. 2.  Perilaku  membeli  yang  mengurangi  ketidakcocokan
Perilaku  membeli  konsumen  dalam  situsi  ini  bercirikan  keterlibatan konsumen  yang  tinggi  dengan  pembelian  yang  mahal,  jarang,  atau
beresiko,  tetapi  hanya  melihat  sedikit  perbedaan  di  antara  merekmerek yang
ada. Setelah
pembelian konsumen
mungkin mengalami
ketidakcocokan  pasca  pembelian  ketika  mereka  menemukankelemahan- kelemahan
tertentu dari
merek  yang  mereka  beli  ataupunkarena mendengar  hal-hal  yang  bagus  mengenai  merek  karpet  yang  tidak  mereka
beli. 3.  Perilaku  membeli  karena  kebiasaan
Perilaku  membeli  karena  kebiasaan  terjadi  dalam  kondisi  keterlibatan konsumen  yang  rendah  dan  sedikit  perbedaan  yang  dirasakan  di  antara
merek-merek  yang  ada. 4.  Perilaku  membeli  yang  mencari  variasi
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Pelanggan  melakukan  perilaku  pembelian  yang  mencari  variasi  dalam situasi
yang bercirikan
rendahnya keterlibatan
konsumen namun
perbedaan  merek  dianggap  cukup  berarti.
2.5.3 Peran  Dalam Perilaku  Pembelian
Menurut  Simamora  2004  :  15  terdapat  lima  peran  yang  terjadi  dalam keputusan  membeli,  yaitu  :
1.  Pemrakarsa  inisiator Yaitu  orang  yang  pertama  kali  menyarankan  membeli  suatu  produk  atau
jasa tertentu. 2.  Pemberi  Pengaruh  influencer
Yaitu    orang  yang  pandangan  atau  nasihatnya  memberi  bobot  dalam pengambilan  keputusan  akhir.
3.  Pengambil  Keputusan  decider Yaitu  orang  yang  sangat  menentukan  sebagian  atau  keseluruhan  keputusan
pembelian,  apakah  membeli,  apa  yang  dibeli,  kapan  hendak  membeli, dengan  bagaimana  cara membeli  dan di  mana  akan  membeli.
4.  Pembeli  buyer Yaitu  orang  yang  melakukan  pembelian  nyata.
5.  Pemakai  user Yaitu  orang  yang  mengkonsumsi  atau  menggunakan  produk atau  jasa.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
2.6 Penelitian  Terdahulu
Femy  2012  melakukan  penelitian  dengan  judul  “  Pengaruh  Iklan, Kualitas,  dan  Harga  Shampo  Dove  terhadap  Keputusan  Membeli  Mahasiswa
Fakultas Ekonomi  Universitas  Sumatera  Utara  “.    Penelitian  tersebut  bertujuan
untuk  mengetahui    dan  menganalisis  pengaruh  variabel  iklan,  kualitas,  dan  harga terhadap  keputusan  membeli  produk  shampo  Dove  pada  mahasiswa  Fakultas
Ekonomi    Universitas  Sumatera  Utara.  Hasil  dari    analisis  data  primer  dengan menggunakan  metode  analisis  regresi  berganda  menunjukkan  bahwa  variabel
iklan,  kualitas,  dan  harga  secara  bersama-sama  berpengaruh  positif  dan  signifikan terhadap  keputusan  membeli  Shampo  Dove  pada  mahasiswa  Fakultas  Ekonomi
Universitas  Sumatera  Utara. Rosvita  Dua  Lembang  2010  melakukan  penelitian  dengan  judul
Pengaruh  faktor  Kualitas  Produk,  Harga,  Promosi,  dan  Cuaca  terhadap  Keputusan Pembelian  Teh  Siap  Minum  Dalam  Kemasan  Merek  Teh  Botol  Sosro  Pada
Mahasiswa  S1  Fakultas  Ekonomi  Reguler  II  Universitas  Diponegoro.  Penelitian tersebut  bertujuan  untuk  mengetahui  pengaruh  variabel  Kualitas  Produk,  Harga,
Promosi,  dan  Cuaca  terhadap  Keputusan  Pembelian  Teh  Siap  Minum  Dalam Kemasan  Merek  Teh  Botol  Sosro.  Pengumpulan  data  dilakukan  dengan  menyebar
kuesioner  dan  metode  analisis  data  dilakukan  dengan  regresi  linier  berganda menggunakan  software  SPSS.  Hasil  uji  regresi  menunjukkan  bahwa  variable
kualitas  produk  berpengaruh  positif  dan  signifikan  terhadap  keputusan  pembelian terhadap  Teh  Botol  Sosro.  Variabel  harga  berpengaruh  positif  dan  signifikan
terhadap  keputusan  pembelian.  Variabel  promosi  berpengaruh  positif  dan
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
signifikan  terhadap  keputusan  pembelian.Variabel  cuaca  berpengaruh  positif  dan signifikan  terhadap  keputusan  pembelian.
.
2.7 Kerangka Konseptual