d. Kotak Jadi
Kotak jadi adalah struktur kaku yang telah dicetak dengan bagian atas dan bagian bawah. Kotak jadi umumnya dibuat dari kardus yang berat atau
papan yang terbuat dari serpihan kayu dan dilaminasi dengan kertas dekoratif, material dekoratif atau material lainnya. Sering digunakan untuk
bahan kosmetik, permen, perhiasan, dan produk kelas atas lainnya. Struktur ini merupakan struktur rumit yang memberikan kesan mewah dan
menambah daya tarik visual bagi produk.
e. Kaleng
Kaleng logam telah dipakai sebagai kemasan sejak awal 1800, dikembangkan untuk menyuplai makanan kepada militer Inggris dan
kemudian diperkenalkan ke Amerika Serikat, mengawali diproduksinya kaleng besi lapis timah pertama. Saat ini kaleng logam sangat ringan dan
seringkali dilapisi dengan material yang mencegah interaksi dengan produk. Kaleng merupakan benda yang kuat, hemat ruang, dan dapat
didaur ulang.
f. Logam
Kemasan logam dibuat dari timah, aluminium dan baja. Ketersediaan bahan baku produksi telah membuat material kemasan ini sebagai struktur
berbiaya rendah untuk dapat di produksi. Makanan hasil olahan, aerosol, cat, bahan kimia dan produk-produk otomotif adalah beberapa produksi
konsumsi umum yang menggunakan kaleng dan botol baja. Aluminum
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
seringkali digunkan dalam kategori produk minuman berkarbonasi serta kategori kesehatan dan kecantikan.
g. Kaca
Kontainer kaca dikenalkan dalam bentuk, ukuran dan warna yang sangat bervariasi dan merupakan struktur yang umum dalam hampir semua
kategori produk konsumsi. Kaca dapat dicetak menjadi bentuk yang beraneka ragam dengan bagian bukaan dan ornamen yang bervariasi.
Desain botol yang inovatif menggunakan pelabelan dan teknik cetak yang berbeda-beda adalah sarana untuk mencapai desain kemasan yang sesuai.
Secara alamiah, sifat kaca yang inert tidak bereaksi dengan isi yang dikandungnya membuatnya lebih sesuai dibandingkan material lainnya
yang cenderung berinteraksi dan mempengaruhi makanan, obat-obatan dan beberapa produk lain.
h. Kemasan Siap Pakai
Kemasan siap pakai adalah istilah yang digunakan untuk struktur dan material yang tidak dibuat secara khusus namun tersedia di pasar. Kaca,
plastik dan logam adalah beberapa material yang digunakan untuk membuat struktur kemasan dan penutup siap pakai. Struktur kemasan siap
pakai tidak dikhususkan untuk satu merek atau perusahaan, yang berarti kemasan tersebut tersedia untuk semua orang. Dengan desain dan
pembuatan struktur dan penutup baru yang terus menerus, pilihan kemasan siap pakai menjadi banyak dan tumbuh pesat.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
4. Citra
Persepsi mengenai suatu citra berbeda dari suatu budaya dengan budaya lainnya. Tidak seperti warna, citra mempunyai interpretasi standar yang lebih
sedikit dan mewakili hal yang berbeda bagi orang yang berbeda. Bila digunakan secara efektif dalam desain kemasan, citra baik berupa foto maupun ilustrasi dapat
memberikan impresi visual yang kuat. Konsumen melihat gambar sebelum membaca teks. Bila digunakan secara benar, citra bisa menjadi alat desain yang
efektif. Ilustrasi, foto, ikon, simbol dan karakter bisa dibuat dalam berbagai gaya yang menciptakan bahasa visual yang kaya dan memberikan rangsangan visual.
Citra bisa sederhana, memberikan pengenalan konsep yang cepat, atau bisa juga rumit atau menyimpang, membuat orang harus melihatnya lebih lama agar dapat
memahami arti citra itu. Citra harus tepat dan langsung mengena sasaran dalam mengkomunikasikan
kepribadian merek
dan atribut
produk tertentu.
Pengkomunikasian pembangkit selera dalam desain kemasan makanan, konotasi gaya hidup, sugesti, mood, dan instruksi penggunaan produk adalah cara-cara
pembentukan citra atau desain kemasan.
2.2.3 Tujuan kemasan
Berikut ini adalah tujuan dari penggunaan kemasan menurut Tjiptono 2001:106. 1. Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan operating, misalnya
seperti tidak tumpah, sebagai alat pemegang, mudah menyemprotkannya, seperti obat nyamuk, parfum dan lain-lain.
2. Bermanfaat dalam pemakaian ulang reusable, misalnya untuk diisi kembali refill atau untuk wadah yang lainnya.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
3. Memberikan daya tarik promotion yaitu seperti aspek artistik, warna, bentuk, maupun desainnya.
4. Sebagai identitas image produk, misalnya agar berkesan kokoh atau awet, lembut dan mewah.
5. Distribusi shipping, misalnya mudah disusun, mudah dihitung, dan mudah ditangani.
6. Informasi labeling, yaitu menyangkut isi, pemakaian, dan kualitas. 7. Sebagai inovasi produk berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur
ulang. 8. Sebagai pelindung isi protection, misalnya dari kerusakan, kehilangan,
berkurangnya kadar atau isi kemasan.
2.2.4 Etika Kemasan
Dalam menentukan kebijakan dalam pengemasan suatu produk produsen hendaknya memperhatikan etika pemasaran yaitu dengan membuat kemasan yang
dapat di pertanggung jawabkan secara sosial misalnya dengan membuat kemasan yang dapat di daur ulang atau kemasan yang dapat dipakai kembali sehingga tidak
merusak lingkungan.
Disamping itu
produsen dalam
kemasannya harus
mencantumkan tanggal kadaluwarsa produk tersebut agar konsumen tidak di rugikan oleh barang-barang yang tidak ia perlukan dan berbahaya bagi merek dan
perlu juga di cantumkan tentang informasi harga barang tersebut pada konsumen produk tersebut.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
2.3 Harga 2.3.1 Pengertian Harga
Menurut kamus besar bahasa Indonesia harga adalah jumlah uang atau alat tukar lain yang senilai yang harus dibayarkan untuk produk atau jasa, pada waktu
tertentu dan di pasar tertentu. Menurut Kotler dan Armstrong 2008:345 pengertian harga didefinisikan
sebagai sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk melakukan pembelian, dan metode pembayaran. Lebih jauh lagi, harga adalah sejumlah nilai
yang ditukarkan konsumen untuk jumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang atau jasa. Harga merupakan hal yang diperhatikan
konsumen saat
melakukan pembelian.
Sebagian konsumen
bahkan mengidentifikasikan harga dengan nilai.
Dari berbagai sudut pandang, harga adalah elemen yang paling tidak umum dari bauran pemasaran. Didalam ekonomi teori pengertian harga, nilai dan
utility merupakan konsep yang saling berhubungan, yang dimaksud dengan utility adalah suatu atribut yang melekat pada suatu barang yang memungkinkan barang
tersebut dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan memuaskan konsumen
2.3.2 Penetapan Harga
Menurut Kotler 2005:32 strategi penetapan harga dapat digolongkan menjadi lima bagian yaitu penetapan harga geografis, discount atau potongan
harga, penetapan harga diskriminatif, penetapan harga bauran produk, penetapan harga promosi.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
1. Penetapan harga geografis Penerapan harga geografis mengharuskan perusahaan untuk memutuskan
bagaimana menetapkan harga produknya untuk pelanggan di berbagai lokasi dan negara.
2. Discount atau potongan harga Perusahaan umumnya akan memodifikasi harga dasar mereka untuk
menghargai pelanggan atas tindakan-tindakannya seperti pembayaran awal, volume pembelian, dan pembelian di luar musim. Bentuk
penghargaan ini berupa pembelian discount. 3. Penetapan harga diskriminatif
Penetapan harga ini terjadi jika perusahaan menjual produk dan jasa dengan dua harga atau lebih yang tidak mencerminkan perbedaan biaya
secara proporsional. Penetapan harga seperti ini, mempertimbangkan pada segmen pelanggan, bentuk produk, citra, lokasi, waktu.
4. Penetapan harga bauran produk Logika penetapan harga harus dimodifikasi jika produk tersebut
merupakan bagian dari bauran produk. Dalam hal ini, perusahaan mencari sekumpulan harga yang memaksimumkan laba keseluruhan bauran
produk. Penetapan harga itu sulit karena berbagai produk memiliki permintaan dan biaya yang saling terkait dan dipengaruhi oleh berbagi
tingkat persaingan.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
5. Penetapan harga promosi Dalam kondisi-kondisi tertentu perusahaan akan menetapkan harga
sementara untuk produksinya di bawah daftar dan kadang-kadang di bawah biayanya. Penetapan harga promosi menilai beberapa bentuk antara
lain harga kerugian, harga peristiwa khusus, perjanjian garansi, pelayanan dan discount psikologis.
2.3.3 Tujuan Penetapan Harga
Menurut Swastha 2002:149 adapun tujuan ditetapkan besaran harga yaitu:
1. Mendapatkan laba maksimum
Terjadinya harga ditentukan oleh penjual dan pembeli. Makin besar daya beli konsumen, semakin besar pula kemungkinan bagi penjual untuk
menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi. Dengan demikian penjual mempunyai harapan untuk mendapatkan keuntungan maksimum sesuai
dengan konidsi yang ada.
2. Mendapat pengambilan investasi yang ditargetkan atau pengambilan pada
penjualan bersih. Harga yang dapat dicapai dalam penjualan dimaksudkan pula untuk
menutup investasi secara berangsur-angsur. Dana yang dipakai untuk mengembalikan investasi hanya dapat diambilkan dari laba perusahaan
dan laba hanya dapat diperoleh bila harga jual lebih besar dari jumlah biaya seluruhnya.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
3. Mencegah atau mengurangi persaingan
Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan dapat dilakukan melalui kebijaksanaan harga. Hal ini dapat diketahui bilamana para penjual
menawarkan barang dengan harga yang sama.
4. Mempertahankan atau memperbaiki market share
Memperbaiki market share hanya mungkin dilaksanakan bilamana kemampuan dan kapasitas produksi perusahaan masih cukup longgar, di
samping juga kemampuan di bidang lain sperti pemasaran, keuangan dan sebagainya.
2.4 Kualitas Produk 2.4.1 Pengertian Kualitas Produk
Salah satu keunggulan dalam persaingan bisnis adalah kualitas produk yang dapat memenuhi keinginan konsumen. Bila tidak sesuai dengan spesifikasi
maka produk akan ditolak. Sekalipun produk tersebut masih dalam batas toleransi yang telah ditentukan maka kualitask produk tersebut sebaiknya perlu menjadi
catatan untuk menghindari terjadinya kesalahan yang lebih besar diwaktu yang akan datang.
Demikian juga konsumen dalam dalam membeli suatu produk konsumen selalu berharap agar barang yang dibelinya dapat memuaskan segala keinginan
dan kebutuhannya. Untuk itu perusahaan harus dapat memahami keinginan konsumen, sehingga perusahaan dapat menciptakan produk yang sesuai dengan
harapan konsumen. Kualitas produk yang baik merupakan harapan konsumen
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
yang harus dipenuhi oleh perusahaan, karena kualitas produk yang baik merupakan kunci perkembangan produktivitas perusahaan.
Menurut Anoraga 2000:175 kualitas adalah karakteristik mutu suatu produk seperti antara lain warnanya, ukurannya, dan sebagainya. Kualitas
merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan produsen, mengingat kualitas dari suatu produk berkaitan erat dengan masalah keputusan
pembelian konsumen. Terdapat beberapa strategi tingkatan kualitas bila dikaitkan dengan harga produk:
1. Kualitas rendah dengan harga sangat murah. 2. Kualitas sedang dengan harga sedang.
3. Kualitas baik dengan harga mahal. 4. Kualitas sangat baik dengan harga sangat mahal.
Dalam perkembangan suatu perusahaan, persoalan kualitas produk akan ikut menentukan pesat tidaknya perkembangan perusahaan tersebut. Dalam
situasi pemasaran yang semakin ketat persaingannya, peranan kualitas produk akan semakin besar dalam perkembangan perusahaan. Selain itu konsumen akan
menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan pelengkap inovatif yang terbaik Lupiyoadi dan Hamdani,2006:131.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
2.4.2 Dimensi Kualitas Produk
Dimensi kualitas produk menurut Tjiptono 2008:25 antara lain : 1. Kinerja Performance merupakan karakteristik operasi dan produk inti
core product yang dibeli. Misalnya kecepatan, kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaan
2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan Features yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.
3. Kesesuaian dengan spesifikasi Conformance to Spesification yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah
ditetapkan sebelumnya. Misalnya pengawasan kualitas dan desain, standar karakteristik operasional.
4. Keandalan Realibility
yaitu kemungkinan
kecil akan
mengalami kerusakan atau gagal pakai. Misalnya pengawasan kualitas dan desain,
standar karakteristik operasional 5. Daya tahan Durability berkaitan dengan berapa lama produk tersebut
dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis.
6. Estetika Esthetica yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misal keindahan desain produk, keunikan model produk, dan kombinasi
7. Kualitas yang dipersepsikan Perceived Quality merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk.
Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atau ciri-ciri produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
aspek harga, nama merek, iklan, reputasi perusahaan, maupun negara pembuatnya.
8. Dimensi kemudahan
perbaikan Serviceability
meliputi kecepatan,
kemudahan, penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga selama
proses penjualan hingga purna jual yang mencakup pelayanan reparasi dan ketersediaan komponen yang dibutuhkan.
2.5 Keputusan Pembelian 2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian
Kotler dan Armstrong 2008:129 mendefinisikan keputusan pembelian sebagai sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari
informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya yang kemudian
mengarah kepada keputusan pembelian.
2.5.2 Tipe Perilaku Pembelian
Perilaku konsumen untuk melakukan suatu keputusan pembelian memiliki jenis dan pertimbangan yang berbeda dalam memilih suatu merek. Semakin
kompleks keputusan pembelian biasanya akan semakin melibatkan banyak pihak yang terkait dan semakin banyak membutuhkan pertimbangan.
Menurut Kotler dan Amstrong 2001:219, terdapat tipe-tipe perilaku pembelian berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan di
antara berbagai merek, sebagai berikut :
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
1. Perilaku membeli yang kompleks Konsumen melakukan perilaku membeli yang kompleks complex buying
behavior ketika konsumen terlibat dalam pembelian dan perilaku membeli yang kompleks perilaku membeli yang mencari variasi perilaku
membeli yang mengurangi ketidakcocokan perilaku membeli karena kebiasaan adanya perbedaan pandangan yang signifikan diantara merek
yang satu dengan merek yang lain. 2. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan
Perilaku membeli konsumen dalam situsi ini bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi dengan pembelian yang mahal, jarang, atau
beresiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan di antara merekmerek yang
ada. Setelah
pembelian konsumen
mungkin mengalami
ketidakcocokan pasca pembelian ketika mereka menemukankelemahan- kelemahan
tertentu dari
merek yang mereka beli ataupunkarena mendengar hal-hal yang bagus mengenai merek karpet yang tidak mereka
beli. 3. Perilaku membeli karena kebiasaan
Perilaku membeli karena kebiasaan terjadi dalam kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan yang dirasakan di antara
merek-merek yang ada. 4. Perilaku membeli yang mencari variasi
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Pelanggan melakukan perilaku pembelian yang mencari variasi dalam situasi
yang bercirikan
rendahnya keterlibatan
konsumen namun
perbedaan merek dianggap cukup berarti.
2.5.3 Peran Dalam Perilaku Pembelian
Menurut Simamora 2004 : 15 terdapat lima peran yang terjadi dalam keputusan membeli, yaitu :
1. Pemrakarsa inisiator Yaitu orang yang pertama kali menyarankan membeli suatu produk atau
jasa tertentu. 2. Pemberi Pengaruh influencer
Yaitu orang yang pandangan atau nasihatnya memberi bobot dalam pengambilan keputusan akhir.
3. Pengambil Keputusan decider Yaitu orang yang sangat menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan
pembelian, apakah membeli, apa yang dibeli, kapan hendak membeli, dengan bagaimana cara membeli dan di mana akan membeli.
4. Pembeli buyer Yaitu orang yang melakukan pembelian nyata.
5. Pemakai user Yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
2.6 Penelitian Terdahulu
Femy 2012 melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Iklan, Kualitas, dan Harga Shampo Dove terhadap Keputusan Membeli Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara “. Penelitian tersebut bertujuan
untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel iklan, kualitas, dan harga terhadap keputusan membeli produk shampo Dove pada mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Hasil dari analisis data primer dengan menggunakan metode analisis regresi berganda menunjukkan bahwa variabel
iklan, kualitas, dan harga secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan membeli Shampo Dove pada mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara. Rosvita Dua Lembang 2010 melakukan penelitian dengan judul
Pengaruh faktor Kualitas Produk, Harga, Promosi, dan Cuaca terhadap Keputusan Pembelian Teh Siap Minum Dalam Kemasan Merek Teh Botol Sosro Pada
Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Reguler II Universitas Diponegoro. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Kualitas Produk, Harga,
Promosi, dan Cuaca terhadap Keputusan Pembelian Teh Siap Minum Dalam Kemasan Merek Teh Botol Sosro. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar
kuesioner dan metode analisis data dilakukan dengan regresi linier berganda menggunakan software SPSS. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variable
kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian terhadap Teh Botol Sosro. Variabel harga berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian. Variabel promosi berpengaruh positif dan
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
signifikan terhadap keputusan pembelian.Variabel cuaca berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
.
2.7 Kerangka Konseptual