Kabupaten Banyuwangi
5.10.1. Kabupaten Banyuwangi
A. Produksi Tambak Udang di Kabupaten Banyuwangi Berdasarkan rencana tata ruang wilayah (RT-RW) di
Kabupaten Banyuwangi, kawasan peruntukan perikanan budidaya air payau atau tambak di Kabupaten Banyuwangi dialokasikan di Kecamatan Pesanggaran, Kecamatan Tegaldlimo, Kecamatan Muncar, Kecamatan Rogojampi, Kecamatan Kabat, Kecamatan Wongsorejo, Kecamatan Kalipuro dan Kecamatan Banyuwangi. Total luasan area tambak di Kabupaten Banyuwangi sebesar 1.782,50 Ha.
Gambar 5.37.
Tambak Udang Intensif di Kecamatan Kabat. Sumber: hasil pengamatan di lapang
Udang Vanname mendominasi sebagai komoditas unggulan dari total produksi tambak di Kabupaten Banyuwangi yaitu dengan prosentase total sekitar 95%. Produksi total Udang Vanname di Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2011 meningkat sebanyak 464,775 ton dibanding tahun 2010 yang berjumlah 6.908,455 ton. Kenaikan ini lebih disebabkan sudah semakin banyak tambak intensif yang menggunakan dasar pleseng atau terpal, sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk pengeringan, pembersihan dan persiapan untuk budidaya siklus selanjutnya. Produksi udang vaname di Kabupaten Banyuwangi sejak tahun 2010-2012 disajikan pada Tabel 5.39.
Tabel 5.39. Perbandingan Produksi Udang Vanname dengan Produksi Tambak Selain Udang Vanname di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010-2012 (dalam ton)
Jenis produksi
Udang vanname
7.373,230 5.584,215 *produksi sementara (bulan Januari-Agustus)
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuwangi, 2012
B. Sub Sistem Produksi
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuwangi tahun 2012 menyebutkan bahwa berdasarkan tipe teknologinya, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuwangi tahun 2012 menyebutkan bahwa berdasarkan tipe teknologinya,
Tabel 5.40. Perkembangan Luas Areal Tambak di Kabupaten Banyuwangi
Tingkat Pengolahan dan Jumlah No
2011 RTP/RTBP
1 Intensif (ha)
600 2 Semi intensif (ha)
440 3 Tradisional (ha)
321 4 Tahap konstruksi (ha)
- 5 Persiapan (ha)
- 6 RTP (orang)
353 7 RTBP (orang)
1.570 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi, 2012
Tambak udang yang ada di Kabupaten Banyuwangi tersebar di delapan kecamatan. Kecamatan Muncar memiliki luas lahan paling besar yaitu sebesar 554 Ha, disusul kecamatan Wongsorejo, Rogojampi, Kabat, Banyuwangi. Sedangkan Kecamatan Tegaldlimo, Pesanggaran dan Kalipuro memiliki luas lahan tambak relatif lebih kecil yaitu sebesar 75 Ha, 37 Ha dan 1,2 Ha. Pada beberapa lokasi terdapat beberapa tambak idle, kondisi ini disebabkan oleh beberapa masalah diantaranya saluran tambak yang kurang baik dan tergantung pada pasang surut air laut serta Tambak udang yang ada di Kabupaten Banyuwangi tersebar di delapan kecamatan. Kecamatan Muncar memiliki luas lahan paling besar yaitu sebesar 554 Ha, disusul kecamatan Wongsorejo, Rogojampi, Kabat, Banyuwangi. Sedangkan Kecamatan Tegaldlimo, Pesanggaran dan Kalipuro memiliki luas lahan tambak relatif lebih kecil yaitu sebesar 75 Ha, 37 Ha dan 1,2 Ha. Pada beberapa lokasi terdapat beberapa tambak idle, kondisi ini disebabkan oleh beberapa masalah diantaranya saluran tambak yang kurang baik dan tergantung pada pasang surut air laut serta
Tabel 5.41. Potensi Tambak di Kabupaten Banyuwangi
No Kecamatan Luas Tambak (Ha) Tambak Idle (Ha)
1 Pesanggaran 37 15 2 Tegaldlimo
1,2 - 8 Banyuwangi
122 30 Total
Pada pola tambak udang intensif di Kabupaten Banyuwangi, petak tambak telah diplester sehingga mempermudah pada saat pemanenan maupun pengeringan. Luas tambak dalam satu petak
berkisar 3.000 – 4.000 m 2 . Air tambak diisi dengan cara menyedot air laut dan dimasukkan dalam saluran tambak.
Gambar 5.38.
Saluran Air ke Tambak Sumber: hasil pengamatan di lapang
Setelah petak diisi air dan masa perendaman selesai, tiap petak ditebar benih dengan kepadatan 150-200 ekor/m 2 untuk
lahan intensif, sedangkan untuk lahan non-intensif kepadatan tebar benih udang biasanya <100 ekor/m 2 . Pakan yang diberikan
pada udang di tambak intensif adalah 1,3 kali dari bobot udang. Selain pakan juga diberikan probiotik untuk menjaga kesehatan ikan. Biasanya probiotik ini dicampur dengan pelet, dengan jumlah sekitar 10-20 liter per petak per hari dengan luas petak
4.000 m 2 .
Gambar 5.39.
Gudang Pakan Udang Sumber: hasil pengamatan di lapang
Kincir digunakan pada tambak udang intensif dan semi intensif. Hal ini diperlukan untuk sirkulasi udara dan air pada tiap petak tambak. Jumlah kincir yang digunakan dalam satu petak tambak intensif berkisar antara 10-24 buah kincir. Kincir-kincir ini menggunakan daya dari listrik yang jika dikalkulasikan per kincir per hari akan membutuhkan listrik senilai Rp 50.000-Rp 75.000.
Gambar 5.40.
Kincir yang Digunakan pada Tambak Udang Intensif Sumber: hasil pengamatan di lapang
C. Sub Sistem Panen
Pemanenan Udang Vanname di Kabupaten Banyuwangi umumnya dilakukan sekitar 90-100 hari setelah tebar benih. Pada tambak intensif pemanenan dilakukan dengan memasang jala di pintu keluar air dan mengeluarkan air hingga tambak kering, sehingga udang akan terjerat pada jala. Sedangkan pada tambak tradisional pemanenan udang biasanya dilakukan dengan menjala di sepanjang pinggir kolam yang merupakan habitat udang.
Udang yang di panen bervariasi ukurannya. Udang berukuran 40-43 (dalam 1 kg terdapat udang 40-43 ekor) harganya sekitar Rp 47.500 dan biasanya diperuntukkan bagi pasar ekspor. Semakin kecil ukuran udang maka harga per kg juga semakin murah.
Gambar 5.41.
Pintu Keluar Air pada Tambak Udang Intensif Sumber: hasil pengamatan di lapang
D. Sub Sistem Agroindustri
Udang dari hasil tambak di Kabupaten Banyuwangi dipasarkan mayoritas dalam bentuk segar, namun juga ada yang mengalami proses pengolahan terlebih dahulu. Hasil olahan udang antara lain adalah kerupuk udang, terasi dan petis. Pemasaran produk hasil Udang dari hasil tambak di Kabupaten Banyuwangi dipasarkan mayoritas dalam bentuk segar, namun juga ada yang mengalami proses pengolahan terlebih dahulu. Hasil olahan udang antara lain adalah kerupuk udang, terasi dan petis. Pemasaran produk hasil
E. Sub Sistem Pemasaran
Pemasaran udang hasil budidaya di Kabupaten Banyuwangi ditujukan pada pasar dalam negeri maupun luar negeri. Udang beku segar dengan kualitas ekspor dipasarkan antara lain ke Eropa, Jepang, Amerika Serikat, Australia, Singapura, Canada dan lain- lain. Ekspor udang ini dilakukan melalui pelabuhan Banyuwangi dan Surabaya. Sedangkan udang segar yang bukan kualitas ekspor biasanya karena ukurannya under size, juga memiliki pasar yang baik di dalam negeri antara lain Pulau Bali dan seluruh Pulau Jawa (Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Banyuwangi 2012).
F. Sub Sistem Manajemen Usaha
Berdasarkan Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan perikanan Kabupaten Banyuwangi, budidaya tambak di Kabupaten Banyuwangi memiliki potensi produksi yang tinggi. Terlihat dari luas areal tambak intensif yang merupakan tambak mayoritas dengan proporsi 44,1% dari total tambak. Nilai produksi tambak tahun 2011 yaitu sebesar Rp 325.898.725.000 dengan jumlah produksi mencapai 7373.320 kg, dimana sekitar 95% dari hasil tambak di Kabupaten Banyuwangi merupakan hasil dari tambak udang.