Ciri-Ciri Nilai Sosial

4. Ciri-Ciri Nilai Sosial

Segala sesuatu mempunyai penanda khas atau karakteristik tertentu. Di mana melalui penanda itulah, sesuatu dapat diidentifikasi. Begitu pula dengan nilai sosial. Tidak semua hal atau sesuatu yang baik di mata masyarakat dapat dianggap sebagai nilai sosial. Oleh karena itu, tanda-tanda atau ciri-ciri nilai sosial antara lain (sebagaimana dikutip Abdulsyani; 2002):

a. Nilai merupakan hasil interaksi antaranggota masya- rakat. Nilai tercipta secara sosial bukan secara biologis atau bawaan sejak lahir.

b. Nilai sosial ditularkan di antara anggota-anggota Sumber: Dokumen Penulis masyarakat melalui pergaulan.

Gambar 2.7 Interaksi sosial memunculkan nilai sosial.

Nilai dan Norma dalam Masyarakat Nilai dan Norma dalam Masyarakat

d. Nilai sebagai alat pemuas kebutuhan sosial. Artinya, nilai berfungsi sebagai sarana untuk mencapai cita-cita bersama.

e. Nilai berbeda-beda antara kebudayaan yang satu dengan yang lain.

f. Masing-masing nilai dapat mempunyai efek yang berbeda terhadap orang perorangan dan masyarakat secara keseluruhan.

g. Nilai dapat memengaruhi perkembangan pribadi dalam masyarakat baik positif maupun negatif.

h. Nilai merupakan hasil seleksi dari berbagai macam aspek kehidupan di dalam masyarakat.

Pergeseran Nilai sebagai Akibat Pers Bebas

Di era globalisasi ini, kekencangan arus informasi internasional didukung oleh kemajuan dan kecanggihan teknologi media telekomunikasi massa, baik media cetak (majalah, surat kabar, tabloid, jurnal) maupun media elektronik (radio, film, televisi, internet, dunia maya (cyber). Pada hakikatnya, media komunikasi massa (MKM) tersebut dengan fungsi dan kemampuan- nya yang khas untuk mencapai dan memengaruhi masyarakat komunikan (pembaca, pendengar, dan pemirsa), benar-benar merupakan media atau jalur pendidikan nonformal yang paling mudah dan praktis.

Saat ini, dalam kondisi kencangnya arus globalisasi melalui MKM, terutama media elektronik, banyak terjadi proses pendidikan berupa propa- ganda mengenai konsep HAM dan demokrasi ala Barat, atau tayangan- tayangan yang bersifat destruktif seperti tema kekerasan/sadis, pornografis, dan acara-acara misteri yang melenceng dari tata nilai, kesopanan serta moral-etika dan kaidah agama.

Belum lagi pengaruh global penyebaran narkoba serta gaya hidup permissif, materialistis, dan konsumtif yang membolehkan segala cara dan perbuatan apa saja yang bisa memuaskan kebutuhan lahir batin meskipun melanggar kaidah agama dan nilai-nilai sosial budaya yang dianut masyarakat bangsa ini. Selain itu, masalah kecanduan rokok, narkoba, minuman keras dan gaya hidup bebas (free sex) sekarang telah memasuki bukan saja dunia remaja dan preman, namun anak-anak SD sampai ke bangku perguruan tinggi.

Kenyataan-kenyataan di atas menunjukkan bahwa betapa besarnya pengaruh pers dalam kehidupan manusia dan anak-anak pada khususnya. Oleh karenanya, para insan pers (elektronik maupun cetak) harus menyadari dan bertanggung jawab terhadap pendidikan generasi muda bangsa secara baik dan benar. Untuk itulah dibuatnya Undang-ndang Nomor 40 Tahun1999 tentang Pers di Era Presiden B.J. Habibie, bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan menjadi unsur yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis serta kemerdekaan mengeluarkan pikiran dan pendapat sebagaimana diatur dalam pasal 28 UUD 1945. Selain itu, mengenai kebebasan penyiaran tercakup pula dalam pasal 2 dan 3. Undang-ndang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Penyiaran yang disahkan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri. Tujuan dan fungsi siaran adalah untuk memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, dan lain-lain. Melalui undang-undang tersebut, diharapkan proses penyiaran

32 SOSIOLOGI Kelas X 32 SOSIOLOGI Kelas X

Sumber: www.waspada.com