Pengertian Norma Sosial

1. Pengertian Norma Sosial

Untuk mewujudkan suatu keadaan yang diharapkan oleh masyarakat, maka diperlukan adanya suatu peraturan yang menjamin terbentuknya kondisi tersebut. Oleh karena itu, dibuat norma sosial yang mana berisi perintah dan larangan yang dilengkapi dengan sanksi yang tegas bagi pelanggarnya. Adanya sanksi yang tegas dimaksudkan agar setiap warga masyarakat dapat bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang ada.

Di dalam hal ini, norma sosial berarti suatu ketentuan baik tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur tingkah laku antarindividu. Seiring dengan perkembangan zaman, norma sosial pun mengalami suatu pertumbuhan. Muncullah berbagai macam norma sosial dalam masyarakat seperti norma cara, mode, hukum, adat, dan lain-lain.

Pernahkah kamu berpikir sejak kapan norma sosial itu ada dan bagaimana terbentuknya norma sosial tersebut? Cobalah diskusikan dua pertanyaan di atas dengan teman sebangkumu.

Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa keberadaan orang

Norma sosial adalah petun- lain. Manusia harus berhubungan dengan manusia lain untuk

juk hidup bermasyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu

yang berisi larangan dan aturan yang membatasi tingkah laku setiap mereka. Sehingga

perintah untuk tercapainya terciptanya suatu hubungan yang baik tanpa adanya salah satu pihak

suatu nilai dalam masya- yang dirugikan. Tidak dapat dimungkiri bahwa keberadaan norma

rakat. sosial digunakan sebagai pelindung dari pengaruh-pengaruh negatif

atau buruk dari individu lain.

Nilai dan Norma dalam Masyarakat

Awalnya, norma sosial merupakan suatu petunjuk yang dipakai oleh beberapa orang saja. Namun, lambat laun petunjuk tersebut di- sepakati secara bersama sebagai pedoman dalam bertingkah laku. Dengan adanya norma, seseorang tidak dapat bertingkah laku sesuka hatinya dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu, adanya norma sosial membuat seseorang berpikir dua kali terhadap tingkah laku mereka dalam masyarakat, terlebih di dalam norma terdapat adanya sanksi yang tegas dan mengikat. Sanksi-sanksi tersebut biasanya berupa teguran, denda, pengucilan, atau hukuman fisik.

Dapat disimpulkan bahwa norma merupakan petunjuk hidup bermasyarakat yang berisi larangan dan perintah untuk tercapainya suatu nilai dalam masyarakat.

Nilai Solidaritas dalam Kehidupan Suku Mentawai Amati masyarakat di sekitar- Dalam kehidupan suku bangsa Mentawai terdapat beragam nilai dan

mu! Cari dan tulislah norma- norma yang hingga kini masih hidup dan dipertahankan kelangsungannya.

norma sosial yang ada, Misalnya di dalam hubungan-hubungan antaruma. Mereka hidup secara

kemudian bincangkan dengan damai dan tidak mengganggu satu sama lain. Meskipun begitu, ada juga

orang tua atau tokoh masya- semangat pertentangan di antara uma yang satu dengan uma yang lain.

rakat tentang pelaksanaan Ada semacam kebanggaan apabila bisa mengungguli uma yang lain. Untuk

norma sosial tersebut! itu, setiap uma menjadi hak dan kedudukannya dengan penuh kewaspadaan

serta mencurigai uma tetangganya. Di dalam masyarakat Siberut juga terdapat rasa ketidakpercayaan, persaingan, dan ketegangan yang bisa menyebabkan permusuhan terbuka. Namun, ada kecenderungan bahwa persaingan yang mengarah ke konflik terbuka tersebut diimbangi oleh kebutuhan akan kerja sama antaruma. Kerja sama dan solidaritas di dalam masyarakat ini memang kuat.

Uma tetangga biasanya dimintai bantuannya untuk membangun rumah yang memang memerlukan biaya yang banyak. Apalagi, di kalangan uma- uma tersebut terdapat kesamaan kebutuhan di dalam mencari istri. Seluruh keluarga di dalam sebuah uma di Siberut merupakan keturunan dari satu garis laki-laki yang sama. Para istri diambil dari masyarakat uma yang lain. Setelah menikah, seorang wanita akan menjadi anggota uma suaminya.

Kebutuhan untuk mencari dan menerima wanita untuk dijadikan istri pada masyarakat Siberut, sangat membantu mereka di dalam menjalin hubungan kerja sama antaruma. Apalagi dalam masyarakat Siberut tidak terdapat pemimpin tradisional yang bisa memaksakan perdamaian. Sebaliknya, perdamaian dipelihara melalui persekutuan antaruma. Setiap uma berusaha menjalin persekutuan dengan sebanyak mungkin uma yang lain. Persekutuan ini didasarkan atas prinsip perkawinan. Dalam sebuah perkawinan, uma pengambil maupun penerima istri menyumbang berbagai kebutuhan sebagai mas kawin dan hadiah balasannya. Ikatan antarkeluarga inilah yang bisa memperkuat persekutuan dan solidaritas.

Seiring dengan perkembangan masyarakat maka norma sosial pun mengalami pertumbuhan. Hal ini dibuktikan dengan munculnya norma-norma sosial baru. Di mana setiap norma-norma sosial mempunyai daya ikat yang berbeda-beda. Berdasarkan daya ikatnya, norma sosial dapat dibedakan menjadi empat macam (Soerjono Soekanto; 1987), yaitu: