akan dilakukan dengan 30 responden, dimana responden dalam uji reliabilitas tersebut memiliki karakteristik dan kriteria yang sama dengan responden
penelitian. Uji reliabilitas yang dilakukan adalah uji reliabilitas internal, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja dan kemudian data yang diperoleh
dianalisis. Menurut Polit dan Hungler, 1995 suatu instumen yang sudah berkembang akan reliabilitas bila koefisien lebih dari 0,7. Uji reliabilitas untuk
kuesioner gaya kepemimpinan kepala ruangan dan kuestioner manajemen konflik dalam penelitian dilakukan uji Cronbach alpha. Jumlah pertanyaan untuk gaya
kepemimpinan adalah 20 dengan hasil uji reliabilitas 0,888 nilai alpha lebih besar dari 0,70, sedangkan untuk pertanyaan manajemen konflik jumlah pertanyaan 10
dengan hasil uji reliabilitas 0,838 dimana nilai alpha lebih besar dari 0,70. Uji reliabiltitas instrumen dihitung dengan menggunakan komputerisasi.
7. Proses Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Fakultas Keperawatan USU untuk melakukan penelitian. Setelah mendapat surat izin
penelitian dari Fakultas Keperawatan USU peneliti menyerahkan surat izin penelitian kepada pihak RSUP H. Adam Malik Medan sebagai tempat penelitian.
Setelah mendapatkan persetujuan pihak dari RSUP H. Adam Malik Medan melalui instalasi litbang penelitian dan pengembangan, yang kemudian
diserahkan kepada kepala Instalasi Rawat Inap Rindu A. Setelah mendapat izin dari kepala Instalasi Rawat Inap Rindu A, peneliti menemui setiap kepala ruangan
tempat penelitian. Setelah mendapat izin dari kepala ruangan peneliti mulai melakukan pengumpulan data.
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini peneliti dibantu oleh kepala ruangan untuk menyebarkan kuesioner ke setiap ruang rawat inap kemudian menemui calon reponden untuk
menjelaskan cara pengisian kuesioner, dan memberi kesempatan bertanya bila ada yang tidak dimengerti. Calon responden yang bersedia diminta untuk
menandatangani surat persetujuan mengikuti penelitian informed consent. Sebagian kuesioner langsung dikumpul dalam hari yang sama karena
beberapa responden langsung mengisi kuesioner dan beberapa kuesioner dikumpul setelah satu minggu peneliti menyebar kuesioner pada perawat. Jika ada
perawat yang belum mengisi kuesionernya, peneliti datang kembali pada hari berikutnya. Peneliti mengecek jumlah setiap perawat yang bekerja pada satu
ruangan dan menyesuaikannya dengan jumlah kuesioner yang terkumpul. Setelah kuesioner telah terkumpul, peneliti menganalisa data Hidayat, 2007.
8. Pengolahan Data dan Analisa Data
8.1 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan untuk memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan rumus tertentu
sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan. Kegiatan ini dilakukan dengan
tahapan Setiadi, 2007 yaitu: editing memeriksa data dilakukan setelah semua
data terkumpul. Langkah pertama adalah memeriksa kembali semua kuesioner tersebut satu persatu, hal ini dilakukan dengan maksud untuk mengecek apakah
setiap kuesioner telah diisi sesuai dengan petunjuk sebelumnya. Koding Data adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden kedalam
kategori. Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tandakode
Universitas Sumatera Utara
berbentuk angka pada masing-masing jawaban. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pada waktu pengolahan data. Sorting adalah mensortir dengan
memilih atau mengelompokkan data menurut jenis yang dikehendaki klasifikasi data. Entry Data adalah jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kategori
kemudian dimasukkan dalam program komputer.
8.2 Analisa Data
Uji statistik yang digunakan dalam menganalisis variabel gaya kepemimpinan kepala ruangan dan manajemen konflik yang dipersepsikan oleh
perawat pelaksana yaitu analisis univariat. Analisis univariat adalah suatu prosedur untuk menganalisa data dari satu variabel yang bertujuan untuk
mendeskripsikan suatu hasil penelitian Polit Hungler, 1995. Analisis univariat yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan seluruh variabel
dinyatakan dengan sebaran frekuensi. Variabel pertama adalah gaya kepemimpinan yang terdiri dari gaya kepemimpinan bebas tindak atau Laissez–
Faire, otoriter, partisipatif, dan demokratis dan variabel kedua adalah manajemen konflik yang terdiri dari kompetisi, kolaborasi, kompromi, menghindar, dan
akomodasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menguraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan mengenai gaya kepemimpinan kepala ruangan dan manajemen konflik yang
dipersepsikan oleh perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap Terpadu A Rindu A RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 25
Februari 2012 – 14 Maret 2012 dengan jumlah responden sebanyak 72 orang perawat pelaksana di Instalasi Rindu A RSUP H. Adam Malik Medan. Hasil
penelitian ini akan menguraikan tentang data demografi responden, gaya kepemimpinan kepala ruangan, manajemen konflik yang dipersepsikan oleh
perawat pelaksana di Instalasi Rindu A RSUP. H. Adam Malik Medan
1. Hasil Penelitian
1.1 Deskripsi Data Demografi
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden Berdasarkan Data
Demografi di Instalasi Rindu A RSUP H. Adam Malik Medan N=72
No. Karakteristik
Frekuensi Persentase
1.
2.
3.
4. Usia
a. 23-40 tahun b. 41-60 tahun
Jenis Kelamin
a. Laki-laki b. Perempuan
Tingkat Pendidikan
a. SPK b. D III
c. Sarjana
Status Kepegawaian
a. Non PNS b. PNS
47 25
3 69
9 37
26
20 52
65,3 34,7
4,2 95,8
12,5 51,4
36,1
27,8 72,2
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh menunjukkan karakteristik data demografi responden, yaitu diperoleh lebih dari setengah
responden 65,3 berusia diantara 23-40 tahun dan mayoritas responden 95,8 adalah perempuan. Lebih dari setengah responden 51,4 memiliki tingkat
pendidikan D-III dan lebih dari setengah responden 72,2 memiliki status kepegawaian sebagai pegawai negeri sipil PNS.
1.2 Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan
Tabel 5.2 Gambaran Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan yang Dipersepsikan
Perawat Pelaksana untuk Setiap Ruangan di Instalasi Rindu A RSUP H. Adam Malik Medan N=72
Instalasi Rindu A RA
Gaya Kepemimpinan
Partisipatif Demokrasi Otoriter
Laissez-Faire F
P F
P F
P F
P RA-1 n=10
7 70
3 30
- -
- -
RA-2 n=10 6
60 3
30 1
10 -
- RA-3 n=10
6 60
4 40
- -
- -
RA-4 BedahSaraf n=10 9
90 -
- 1
10 -
- RA-4 Neurologi n=11
4 36,4 3
27,3 4
36,4 -
- RA-5 n=9
7 77,8 2
22,2 -
- -
- RA-6 VIP A n=12
12 100
- -
- -
- -
Keterangan : F = Frekuensi, P = Persentase
Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa dari 7 ruangan yang ada di Instalasi Rawat Inap Terpadu A terdapat 6 ruang rawat inap RA-1, RA-2, RA-3,
RA-4 BS, RA-5 dan RA-6 VIP A mempersepsikan gaya kepemimpinan kepala ruangannya dominan partisipatif, dimana di ruang rawat inap RA-6 VIP A
keseluruhan responden 100 mempersepsikan gaya kepemimpinan kepala ruangannya partisipatif dan di ruang rawat inap RA-4 BS mayoritas responden
90 mempersepsikan gaya kepemimpinan kepala ruangannya partisipatif. Meskipun kebanyakan responden mempersepsikan gaya kepemimpinan kepala
Universitas Sumatera Utara
ruangan partisipatif tetapi ada juga perawat pelaksana mempersepsikan gaya kepemimpinan kepala ruangan yang otoriter di 3 ruangan yaitu di RA-2, RA-4 BS
dan RA-4 N meskipun dalam jumlah yang sedikit. Selain gaya kepemimpinan partisipatif dan otoriter ada juga perawat pelaksana yang mempersepsikan gaya
kepemimpinan kepala ruangannya demokratis meskipun dalam jumah yang sedikit yaitu di 5 ruangan RA-1, RA-2, RA-3, RA-4 N, dan RA-5.
Tabel 5.3 Gambaran Umum Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan yang
Dipersepsikan Perawat Pelaksana di Instalasi Rindu A RSUP H. Adam Malik Medan N=72
Gaya Kepemimpinan Frekuensi
Persentase
Partisipatif 51
70,8 Demokratis
15 20,8
Otoriter Laissez-Faire
6 -
8,3 -
Hasil penelitian didapat lebih dari setengah responden 70,8 mempersepsikan gaya kepemimpinan kepala ruangan diterapkan di ruangan Instalasi Rindu A
RSUP H. Adam Malik Medan adalah partisipatif.
1.3 Manajemen Konflik yang Dipersepsikan oleh Perawat Pelaksana
Tabel 5.4 Manajemen Konflik yang Dipersepsikan oleh Perawat Pelaksana untuk
Setiap Ruangan di Instalasi Rindu A RSUP H. Adam Malik Medan N=72
Instalasi Rindu A RA
Manajemen Konflik
Kompromi Menghindar
Akomodasi Kolaborasi
Kompetisi F
P F
P F
P F
P F
P RA-1 n=10
3 30
- -
4 40
2 20
1 10
RA-2 n=10 1
10 7
70 -
- 2
20 -
- RA-3 n=10
2 20
3 30
2 20
- -
3 30
RA-4 BS n=10 5
50 1
10 3
30 1
10 -
- RA-4 N n=11
3 27,3
1 9,1
- -
4 36,4
3 27,3
RA-5 n=9 8
88,9 -
- 1
11,1 -
- -
- RA-6 VIP A n=12
10 83,3
1 8,3
1 8,3
- -
- -
Keterangan : F = Frekuensi, P = Persentase
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 7 ruangan yang ada di Instalasi Rindu
A terdapat 3 ruangan yang dominan perawat pelaksananya mempersepsikan manajemen konflik adalah kompromi, dimana di ruang rawat
Universitas Sumatera Utara
inap RA-4 BS setengah dari perawat pelaksana 50 mempersepsikan manajemen konflik yang dilakukan kepala ruangannya kompromi, mayoritas
responden 88,9 di ruang rawat inap RA-5 dan ruang rawat inap RA-6 VIP A 83,3 mempersepsikan manajemen konflik yang dilakukan kepala ruangannya
kompromi. Lebih dari setengah responden 70 di ruang rawat inap RA-2 mempersepsikan manajemen konflik yang dilakukan kepala ruangannya
menghindar. Selain manajemen konflik kompromi dan menghindar ada juga perawat pelaksana yang mempersepsikan manajemen konflik yang dilakukan oleh
kepala ruangannya manajemen konflik akomodasi, kolaborasi dan kompetisi walaupun dalam jumlah yang sedikit.
Tabel 5.5 Gambaran Umum Manajemen Konflik yang Dipersepsikan oleh
Perawat Pelaksana di Instalasi Rindu A RSUP H. Adam Malik Medan N = 72 orang
Manajemen Konflik Frekuensi
Persentase
Kompromi 32
44,4 Menghindar
13 18,1
Akomodasi 11
15,3 Kolaborasi
9 12,5
Kompetisi 4
9,7 Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa manajemen konflik yang
dipersepsikan oleh perawat pelaksana di ruangan Instalasi Rindu A RSUP H. Adam Malik Medan adalah kompromi 44,4 .
2. Pembahasan