mana-mana. Lev menyimpulkan bahwa musyawarah conciliation akan
merupakan karakteristik tetap dari budaya hukum Indonesia.
186
c. Asas PersonalitasNasional Aktif
187
Sama halnya dengan hukum pidana nasional, hukum pidana adat Baduy mengenal ketentuan semacam asas personalitas. Dalam asas
personalitas yang terpokok adalah orang, person. Berlakunya hukum
pidana dikaitkan dengan orangnya, tanpa mempersoalkan di mana orang itu berada, hukum pidana nasional selalu melekatinya.
188
Demikian halnya dengan Baduy, setiap warga Baduy dilekati hukum pidana adat
Baduy ke mana pun ia pergi, sekalipun seorang Baduy yang berada di luar wilayah Baduy.
Penerapan asas personalitas pernah terjadi di Baduy pada pertengahan Agustus di tahun 2005. Saat itu Sadim seorang warga
Cikeusik Baduy Dalam, melakukan pembunuhan atas Kamsina dan melukai Yadi dan Aisah. Peristiwa tersebut terjadi di Kampung Citebang
186
Satjipto Rahardjo. Negara Hukum yang Membahagiakan Rakyatnya. Yogyakarta.
Genta Press. 2008. Hlm. 50. Pada tahun 1960-an, Daniel S. Lev pernah mengalami peristiwa hukum di Yogyakarta yang ingin diprosesnya secara hukum. Namun Lev
kemudian keheranan karena kendati posisinya benar, seorang hakim kenalannya menyarankan untuk berdamai agar Lev diterima dengan baik dalam komunitas
masyarakat Yogyakarta. Sejak saat itu Lev menyadari bahwa ada kekuatan-kekuatan di luar hukum negara yang masih bekerja. Lihat lebih lanjut dalam Satjipto Rahardjo.
Biarkan Hukum Mengalir. Jakarta. Kompas. 2007. Hlm. 55 dan Ferry Fathurokhman. Menerebos Kekakuan Legalitas Formil dalam Hukum Pidana. Jurnal Hukum Progresif.
Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Diponegoro Semarang. Volume 4Nomor 1April 2008.Hlm.31.
187
Asas ini juga dikenal sebagai asas kebangasaan nationaliteits beginselpersonaliteits
beginselactieve persoonlijkheidsstelselactieve nationaliteits beginsel lihat dalam PAF Lamintang.
Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung. Sinar Baru. 1984. Hlm 85.
188
E.Y.Kanter dan S.R.Sianturi. Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan
Penerapannya.Jakarta. Storia Grafika.2002.Hlm 101.
Desa Sukajaya Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak. Tempat terjadinya tindak pidana
locus delicti tersebut berada di luar wilayah Baduy Dalam, namun Sadim tetap dimintakan pertanggungjawaban dan diadili dengan
menggunakan hukum pidana adat Baduy setelah divonis penjara 7 bulan 8 hari oleh Pengadilan Negeri Rangkasbitung yang didasarkan pada
dakwaan pasal 351 ayat 3 penganiayaan yang mengakibatkan kematian.
189
Menurut Ayah Mursyid, hukum pidana adat Baduy Dalam berlaku bagi setiap warga Baduy Dalam. Jika seorang Baduy Dalam diketahui
melakukan pelanggaran di luar wilayah Baduy Dalam misalnya menaiki kendaraan, mencuri dan sebagainya maka perbuatan tersebut harus
dipertanggungjawabkan dalam proses persidangan Baduy Dalam. Bahwa kemudian ada persoalan
ne bis in idem karena telah diproses menurut hukum negara, maka hal itu diabaikan karena masyarakat Baduy telah
memiliki sistem hukum tersendiri yang pada hakikatnya si pelaku harus dibersihkan lahir dan batinnya untuk memulihkan keseimbangan dalam
masyarakat Baduy. Ketentuan asas personalitas pada Baduy Dalam juga berlaku bagi
warga Baduy Luar. Bagi warga Baduy Luar yang melakukan tindak pidana di luar wilayah Baduy Luar diserahkan pada Jaro Dainah, Kepala
Desa Kanekes, kebanyakan kemudian diserahkan pada hukum pidana
189
Lihat lebih lanjut dalam lampiran mengenai kronologis perkara Sadim bin Samin dan Putusan PN Rangkasbitung No 210PidB2005PNRKB.
nasional, namun dalam hal pembersihan batinnya diserahkan pada struktur adat Baduy Dalam.
d. Asas PerlindunganNasional Pasif