Diagnosis Gejala Klinis 3 Faktor resiko diabetes melitus tipe 2

Gambar 2.4. Efek insulin pada metabolisme glukosa, asam lemak, dan protein. Sumber : Pathophysiology: Concepts of Altered Health Sta tes, 8th ed., 2008

2.1.5 Diagnosis

Diagnosis diabetes melitus dapat ditegakkan melalui tiga cara PERKENI, 2011, WHO, 2006, ADA,2011 , yaitu :  Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu 200 mgdL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis diabetes melitus.  Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mgdL dengan adanya keluhan klasik.  Tes toleransi glukosa oral TTGO. Meskipun TTGO sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan tersendiri. TTG O sulit untuk dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan karena membutuhkan persiapan khusus. ............................................................... Tabel 2.2. Kriteria diagnostik diabetes mellitus Kriteria Diagnostik Diabetes Melitus 1. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu ≥200 mgdL 11,1 mmolL Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir ATAU 2. Gejala klasik DM + kadar glukosa plasma puasa ≥126 mgdL 7,0 mmolL Puasa diartikan pasien tidak menda pat kalori tambahan sedikitnya 8 jam ATAU 3. Kadar gula plasma 2 jam pada TTGO ≥200 mgdL 11,1 mmolL TTGO yang dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75g glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air Pemeriksaan HbA1c ≥6.5 oleh ADA 2011 sudah dimasukkan menjadi salah satu kriteria diagnosis DM, jika dilakukan pada sarana laboratorium yang telah terstandardisasi dengan baik. Sumber : Konsensus Diabetes Melitus Tipe Dua, Indonesia, PERKENI, 2011

2.1.6 Gejala Klinis

Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penderita diabetes. Kecurigaan adanya diabetes perlu difikirkan apabila terdapat keluhan klasik diabetes melitus seperti di bawah ini PERKENI 2011, Kumar dan Clark, 2005 :  Keluhan klasik diabetes melitus be rupa: poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.  Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita.

2.1.7 Penatalaksanaan