33
Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan
Triwulan II - 2010
Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga, laju inflasi tahunannya relatif tetap
dibandingkan triwulan I-2010 yaitu sebesar 7,08. Laju inflasi pada kelompok ini relatif teredam oleh perlambatan laju inflasi subkelompok jasa pendidikan, meskipun laju inflasinya
tertinggi di kelompoknya. Perlambatan laju inflasi pada subkelompok jasa pendidikan ini karena mulai berkurangnya pengaruh kenaikan jasa pendidikan yang terjadi pada akhir
triwulan IV-2009. Karena kondisi yang sama, yaitu kenaikan biaya pendidikan pada triwulan IV-2009, relatif menyebabkan laju inflasi triwulan II-2010 lebih tinggi dibandingkan laju inflasi
triwulan II-2009 yang sebesar 3,46 yoy. Sementara di sisi lain, terdapat tekanan inflasi pada kelompok ini sehubungan
dengan tahun ajaran baru dan masa liburan sekolah. Kondisi tersebut mendorong terjadinya peningkatan laju inflasi pada subkelompok lainnya selain subkelompok jasa pendidikan.
Subkelompok kursus terjadi peningkatan laju inflasi pada awal triwulan II-2010 karena masa persiapan memasuki Perguruan TinggiUniversitas kurang lebih selama 2-3 bulan sebelum
Ujian Masyuk Perguruan Tinggi Negeri UMPTN. Sementara peningkatan laju inflasi pada subkelompok peralatanperlengkapan pendidikan, rekreasi dan olahraga cenderung terjadi
pada akhir triwulan II-2010, karena moment konsumsi komoditas pada subkelompok tersebut terjadi pada akhir triwulan II-2010. Moment tersebut yaitu liburan sekolah dan
persiapan masuk sekolah pada awal Juli 2010 untuk daerah Sulsel.
Grafik 2.6. Perkembangan Inflasi Kel. Pendidikan
Tabel 2.4. Inflasi Per-Sub Kel. Pendidikan-
Rekreasi-Olahraga
Kelompok Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau, laju inflasi tahunannya
tercatat mengalami perlambatan apabila dibandingkan dengan triwulan I-2010. Laju inflasi kelompok ini pada triwulan laporan tercatat sebesar sebesar 5,23 yoy, sementara pada
triwulan I-2010 yang sebesar 6,22. Perlambatan laju inflasi dimaksud didorong oleh
‐ 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
2008 2009
2010
y.t.d y.o.y
Sumber : BPS diolah
I ‐2010 II‐2010
‐ Jasa Pendidikan 13.23
12.96 ‐ Kursus‐kursusPelatihan
3.42 3.66
‐ PerlengkapanPerltn Pendd. 1.83
1.99 ‐ Rekreasi
1.47 1.71
‐ Olahraga 2.31
2.32
Inflasi Kelompok
7.08 7.08
Sumber : BPS diolah
Sub Kelompok
y.o.y
34
Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan
Triwulan II - 2010
melambatnya laju inflasi subkelompok minuman tidak beralkohol, yang laju inflasinya tercatat melambat dari 10,95 menjadi 4,49. Perlambatan dimaksud didorong oleh
menurunnya tingkat harga gula pasir di pasar regional, terutama pada pertengahan triwulan laporan, yang diperkirakan karena ketersediaan pasokan. Ketersediaan pasokan gula pasir ini
diperkirakan dari hasil impor gula secara nasional. Selain itu, terjadi juga perlambatan laju inflasi pada subkelompok makanan jadi, yang relatif disebabkan oleh menurunnya harga
bahan baku makanan jadi, seperti daging, beras dan tepung terigu. Meskipun terdapat tekanan inflasi pada subkelompok ini yang dididorong oleh peningkatan konsumsi
masyarakat sehubungan dengan masa libur sekolah dan naiknya harga komoditi bumbu- bumbuan dan sayur-sayuran. Kondisi ini yang relatif mendorong perlambatan laju inflasi
pada subkelompok makanan jadi relatif rendah.
Grafik 2.7. Perkembangan Inflasi Kel. Makanan Jadi-
Minuman-Rokok-Tembakau Tabel 2.5.
Inflasi Per-Sub Kel. Makanan Jadi- Minuman-Rokok-Tembakau
Sementara itu tekanan inflasi pada kelompok ini diberikan oleh subkelompok tembakau dan minuman beralkohol. Tekanan inflasi oleh subkelompok tembakau dan
minuman beralkohol diperkirakan didorong oleh peningkatan harga pada komoditas rokok kretek. Berdasarkan hasil survey, terjadi kenaikan harga rokok kretek dari Rp8.029,00
menjadi Rp8.142,00 sementara untuk harga rokok kretek filter naik dari Rp9.192,00 menjadi Rp9.500,00.
2 4
6 8
10 12
14 16
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
2008 2009
2010
y.t.d y.o.y
Sumber : BPS diolah
I ‐2010 II‐2010
‐ Makanan Jadi
5.68 5.18
‐ Minuman yg Tidak Beralkohol
10.95 4.49
‐ Tembakau Min. Beralkohol
5.04 6.34
Inflasi Kelompok
6.22 5.23
Sumber : BPS diolah
y.o.y
Sub Kelompok
35
Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan
Triwulan II - 2010
Grafik 2.4. Beberapa Komoditi dalam Kelompok Makanan Jadi
Hasil SPH di Makassar Ayam Goreng
Mie
Gula Pasir Nasi
Rokok Kretek
Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Gas-Bahan Bakar, tercatat mengalami
peningkatan laju inflasi yaitu dari 3,48 pada triwulan I-2010 menjadi sebesar 4,11 yoy. Peningkatan laju inflasi tahunan tersebut didorong oleh peningkatan laju inflasi pada
subkelompok biaya tempat tinggal. Peningkatan pada subkelompok ini diperkirakan telah terjadi kenaikan harga pada komoditi bahan bangunan yang merupakan bagian dari
subkelompok ini, seperti baja. Kenaikan harga baja ini lebih disebabkan oleh adanya pengaruh harga baja internasional yang cenderung meningkat.
‐4 ‐2
2 4
6 8
10 12
14
6,400 6,600
6,800 7,000
7,200 7,400
7,600 7,800
8,000 8,200
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
2008 2009
2010
Ayam Goreng
yoy ‐ a.kanan
‐40 ‐35
‐30 ‐25
‐20 ‐15
‐10 ‐5
‐ 1,000
2,000 3,000
4,000 5,000
6,000
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
2008 2009
2010
Mie yoy
‐ a.kanan
10 20
30 40
50 60
70
‐ 2,000
4,000 6,000
8,000 10,000
12,000
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
2008 2009
2010
Gula Pasir
yoy ‐ a.kanan
‐5 5
10 15
20
6,200 6,400
6,600 6,800
7,000 7,200
7,400 7,600
7,800 8,000
8,200 8,400
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
2008 2009
2010
Nasi yoy
‐ a.kanan
7.0 7.5
8.0 8.5
9.0 9.5
10.0
2 3
4 1
2 2010
Rokok Kretek
Rokok Kretek Filter
Ribu Rp
36
Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan
Triwulan II - 2010
Sementara di subkelompok lainnya terjadi perlambatan laju inflasi. Perlambatan laju inflasi pada subkelompok bahan bakar-penerangan-air didorong oleh penurunan harga pada
komoditas minyak tanah dan gas elpiji 3 kg. Penurunan tersebut diperkirakan karena faktor ketersediaan pasokan. Di sisi lain, terdapat tekanan inflasi karena faktor pasokan juga yang
cukup terbatas di pasar regional terutama pada gas elpiji 12 kg yang relatif menyebabkan harga komoditas dimaksud meningkat.
Selain itu, diperkirakan terjadi penurunan permintaan pada subkelompok perlengkapan rumah tangga dan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga. Penurunan
permintaan tersebut diperkirakan karena terjadi pergeseran konsumsi masyarakat yang lebih terfokus pada komoditas yeng terkait dengan tahun ajaran baru seperti seragam sekolah
dan buku tulis dan liburan seperti rekreasi dan transportasi .
Grafik 2.5. Perkembangan Inflasi Kel.
Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar Tabel 2.4.
Inflasi Per-Sub Kel. Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar
Kelompok Kesehatan pada triwulan laporan tercatat mengalami perlambatan laju
inflasi tahunan. Pada triwulan I-2010, laju inflasi kelompok ini sebesar 2,98 yoy, yang kemudian turun menjadi sebesar 2,73 pada triwulan laporan. Perlambatan laju inflasi pada
triwulan laporan ini didorong oleh sebagian besar subkelompoknya kecuali subkelompok obat-obatan. Tekanan inflasi pada subkelompok obat-obatan tersebut didorong oleh
kenaikan harga obat-obatan, yang diperkirakan sebagai dampak dari naiknya HET Harga Eceran Tertinggi untuk obat generik pada tanggal 27 Januari 2010.
Perlambatan laju inflasi pada subkelompok jasa kesehatan, subkelompok jasa perawatan jasmani dan subkelompok perawatan jasmani-kosmetika diperkirakan karena
terimbas dampak tahun ajaran baruliburan sekolah. Sehingga permintaan terhadap komoditas pada ketiga subkelompok dimaksud mengalami penurunan sehubungan dengan
terjadi pergeseran konsumsi masyarakat.
‐ 2
4 6
8 10
12 14
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
2008 2009
2010
y.t.d y.o.y
Sumber : BPS diolah
I ‐2010 II‐2010
‐ Biaya Tempat Tinggal
2.29 3.88
‐ Bhn Bakar, Penerangan Air
7.31 6.21
‐ Perlengkapan Rumah Tangga
2.26 1.90
‐ Penyelenggaraan Rmh Tgg
3.18 2.74
Inflasi Kelompok
3.48 4.11