o.y 5.23 o.y

33 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2010 Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga, laju inflasi tahunannya relatif tetap dibandingkan triwulan I-2010 yaitu sebesar 7,08. Laju inflasi pada kelompok ini relatif teredam oleh perlambatan laju inflasi subkelompok jasa pendidikan, meskipun laju inflasinya tertinggi di kelompoknya. Perlambatan laju inflasi pada subkelompok jasa pendidikan ini karena mulai berkurangnya pengaruh kenaikan jasa pendidikan yang terjadi pada akhir triwulan IV-2009. Karena kondisi yang sama, yaitu kenaikan biaya pendidikan pada triwulan IV-2009, relatif menyebabkan laju inflasi triwulan II-2010 lebih tinggi dibandingkan laju inflasi triwulan II-2009 yang sebesar 3,46 yoy. Sementara di sisi lain, terdapat tekanan inflasi pada kelompok ini sehubungan dengan tahun ajaran baru dan masa liburan sekolah. Kondisi tersebut mendorong terjadinya peningkatan laju inflasi pada subkelompok lainnya selain subkelompok jasa pendidikan. Subkelompok kursus terjadi peningkatan laju inflasi pada awal triwulan II-2010 karena masa persiapan memasuki Perguruan TinggiUniversitas kurang lebih selama 2-3 bulan sebelum Ujian Masyuk Perguruan Tinggi Negeri UMPTN. Sementara peningkatan laju inflasi pada subkelompok peralatanperlengkapan pendidikan, rekreasi dan olahraga cenderung terjadi pada akhir triwulan II-2010, karena moment konsumsi komoditas pada subkelompok tersebut terjadi pada akhir triwulan II-2010. Moment tersebut yaitu liburan sekolah dan persiapan masuk sekolah pada awal Juli 2010 untuk daerah Sulsel. Grafik 2.6. Perkembangan Inflasi Kel. Pendidikan Tabel 2.4. Inflasi Per-Sub Kel. Pendidikan- Rekreasi-Olahraga Kelompok Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau, laju inflasi tahunannya tercatat mengalami perlambatan apabila dibandingkan dengan triwulan I-2010. Laju inflasi kelompok ini pada triwulan laporan tercatat sebesar sebesar 5,23 yoy, sementara pada triwulan I-2010 yang sebesar 6,22. Perlambatan laju inflasi dimaksud didorong oleh ‐ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2008 2009 2010 y.t.d y.o.y Sumber : BPS diolah I ‐2010 II‐2010 ‐ Jasa Pendidikan 13.23 12.96 ‐ Kursus‐kursusPelatihan 3.42 3.66 ‐ PerlengkapanPerltn Pendd. 1.83 1.99 ‐ Rekreasi 1.47 1.71 ‐ Olahraga 2.31 2.32 Inflasi Kelompok 7.08 7.08 Sumber : BPS diolah Sub Kelompok

y.o.y

34 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2010 melambatnya laju inflasi subkelompok minuman tidak beralkohol, yang laju inflasinya tercatat melambat dari 10,95 menjadi 4,49. Perlambatan dimaksud didorong oleh menurunnya tingkat harga gula pasir di pasar regional, terutama pada pertengahan triwulan laporan, yang diperkirakan karena ketersediaan pasokan. Ketersediaan pasokan gula pasir ini diperkirakan dari hasil impor gula secara nasional. Selain itu, terjadi juga perlambatan laju inflasi pada subkelompok makanan jadi, yang relatif disebabkan oleh menurunnya harga bahan baku makanan jadi, seperti daging, beras dan tepung terigu. Meskipun terdapat tekanan inflasi pada subkelompok ini yang dididorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat sehubungan dengan masa libur sekolah dan naiknya harga komoditi bumbu- bumbuan dan sayur-sayuran. Kondisi ini yang relatif mendorong perlambatan laju inflasi pada subkelompok makanan jadi relatif rendah. Grafik 2.7. Perkembangan Inflasi Kel. Makanan Jadi- Minuman-Rokok-Tembakau Tabel 2.5. Inflasi Per-Sub Kel. Makanan Jadi- Minuman-Rokok-Tembakau Sementara itu tekanan inflasi pada kelompok ini diberikan oleh subkelompok tembakau dan minuman beralkohol. Tekanan inflasi oleh subkelompok tembakau dan minuman beralkohol diperkirakan didorong oleh peningkatan harga pada komoditas rokok kretek. Berdasarkan hasil survey, terjadi kenaikan harga rokok kretek dari Rp8.029,00 menjadi Rp8.142,00 sementara untuk harga rokok kretek filter naik dari Rp9.192,00 menjadi Rp9.500,00. 2 4 6 8 10 12 14 16 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2008 2009 2010 y.t.d y.o.y Sumber : BPS diolah I ‐2010 II‐2010 ‐ Makanan Jadi 5.68 5.18 ‐ Minuman yg Tidak Beralkohol 10.95 4.49 ‐ Tembakau Min. Beralkohol 5.04 6.34 Inflasi Kelompok

6.22 5.23

Sumber : BPS diolah

y.o.y

Sub Kelompok 35 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2010 Grafik 2.4. Beberapa Komoditi dalam Kelompok Makanan Jadi Hasil SPH di Makassar Ayam Goreng Mie Gula Pasir Nasi Rokok Kretek Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Gas-Bahan Bakar, tercatat mengalami peningkatan laju inflasi yaitu dari 3,48 pada triwulan I-2010 menjadi sebesar 4,11 yoy. Peningkatan laju inflasi tahunan tersebut didorong oleh peningkatan laju inflasi pada subkelompok biaya tempat tinggal. Peningkatan pada subkelompok ini diperkirakan telah terjadi kenaikan harga pada komoditi bahan bangunan yang merupakan bagian dari subkelompok ini, seperti baja. Kenaikan harga baja ini lebih disebabkan oleh adanya pengaruh harga baja internasional yang cenderung meningkat. ‐4 ‐2 2 4 6 8 10 12 14 6,400 6,600 6,800 7,000 7,200 7,400 7,600 7,800 8,000 8,200 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2008 2009 2010 Ayam Goreng yoy ‐ a.kanan ‐40 ‐35 ‐30 ‐25 ‐20 ‐15 ‐10 ‐5 ‐ 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2008 2009 2010 Mie yoy ‐ a.kanan 10 20 30 40 50 60 70 ‐ 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2008 2009 2010 Gula Pasir yoy ‐ a.kanan ‐5 5 10 15 20 6,200 6,400 6,600 6,800 7,000 7,200 7,400 7,600 7,800 8,000 8,200 8,400 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2008 2009 2010 Nasi yoy ‐ a.kanan 7.0 7.5 8.0 8.5 9.0 9.5 10.0 2 3 4 1 2 2010 Rokok Kretek Rokok Kretek Filter Ribu Rp 36 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2010 Sementara di subkelompok lainnya terjadi perlambatan laju inflasi. Perlambatan laju inflasi pada subkelompok bahan bakar-penerangan-air didorong oleh penurunan harga pada komoditas minyak tanah dan gas elpiji 3 kg. Penurunan tersebut diperkirakan karena faktor ketersediaan pasokan. Di sisi lain, terdapat tekanan inflasi karena faktor pasokan juga yang cukup terbatas di pasar regional terutama pada gas elpiji 12 kg yang relatif menyebabkan harga komoditas dimaksud meningkat. Selain itu, diperkirakan terjadi penurunan permintaan pada subkelompok perlengkapan rumah tangga dan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga. Penurunan permintaan tersebut diperkirakan karena terjadi pergeseran konsumsi masyarakat yang lebih terfokus pada komoditas yeng terkait dengan tahun ajaran baru seperti seragam sekolah dan buku tulis dan liburan seperti rekreasi dan transportasi . Grafik 2.5. Perkembangan Inflasi Kel. Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar Tabel 2.4. Inflasi Per-Sub Kel. Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar Kelompok Kesehatan pada triwulan laporan tercatat mengalami perlambatan laju inflasi tahunan. Pada triwulan I-2010, laju inflasi kelompok ini sebesar 2,98 yoy, yang kemudian turun menjadi sebesar 2,73 pada triwulan laporan. Perlambatan laju inflasi pada triwulan laporan ini didorong oleh sebagian besar subkelompoknya kecuali subkelompok obat-obatan. Tekanan inflasi pada subkelompok obat-obatan tersebut didorong oleh kenaikan harga obat-obatan, yang diperkirakan sebagai dampak dari naiknya HET Harga Eceran Tertinggi untuk obat generik pada tanggal 27 Januari 2010. Perlambatan laju inflasi pada subkelompok jasa kesehatan, subkelompok jasa perawatan jasmani dan subkelompok perawatan jasmani-kosmetika diperkirakan karena terimbas dampak tahun ajaran baruliburan sekolah. Sehingga permintaan terhadap komoditas pada ketiga subkelompok dimaksud mengalami penurunan sehubungan dengan terjadi pergeseran konsumsi masyarakat. ‐ 2 4 6 8 10 12 14 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2008 2009 2010 y.t.d y.o.y Sumber : BPS diolah I ‐2010 II‐2010 ‐ Biaya Tempat Tinggal 2.29 3.88 ‐ Bhn Bakar, Penerangan Air 7.31 6.21 ‐ Perlengkapan Rumah Tangga 2.26 1.90 ‐ Penyelenggaraan Rmh Tgg 3.18 2.74 Inflasi Kelompok

3.48 4.11