PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2011
b. PDRB per kapita
PDRB Perkapita merupakan gambaran ratuk sebagai hasa-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses produksi. Pada periode 2006-2010, PDRB
per kapita atas dasar harga berlaku Kota Tebing Tinggi terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2006, PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Kota Tebing Tinggi sebesar
Rp. 10.20 juta per tahun Rp. 0.85 juta per orang per bulan. Pada tahun 2010, angka tersebut naik menjadi Rp. 15.80 juta Rp. 1.32 juta per orang per bulan. PDRB per
kapita atas dasar harga berlaku Kota Tebing Tinggi Tahun 2010 tersebut meningkat 11.74 persen dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp. 14.14 juta Rp. 1.18 juta per orang
per bulan. Secara riil, dengan mengeluarkan faktor inflasi, PDRB per kapita yang dilihat atas dasar harga konstan Kota Tebing Tinggi pada tahun 2010 sebesar Rp. 8.03 juta Rp.
0.68 juta per orang per bulan. PDRB per kapita tersebut naik sebesar 4.97 persen bila dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp. 7.65 juta Rp. 0,64 juta per orang per
bulan.
Tabel : 2.6 PDRB Per Kapita Kota Tebing Tinggi
Tahun 2006-2010 Juta Rupiah
PDRB Per Kapita
2006 2007ingkan
dengan tahun 2009
sebesar Rp.
2008 2009
2010
1 2
3 4
5 6
Atas Dasar Harga Berlaku 10,27
11,55 12,93
14,24 15,80
Atas Dasar Harga Konstan 6,69
7,02 7,35
7,70 8,03
Catatan : Angka Sementara Sumber : Data BPS Kota Tebing Tinggi dalam PDRB Kota Tebing Tinggi menurut
Lapangan Usaha 2010 Dengan demikian, menurut PDRB per kapta atas dasar harga konstan 2000 sudah ada
perbaikan dalam taraf hidup riil masyarakat di Kota Tebing Tinggi selama periode 2006-2010, dari yang sebelumnya tahun 2006 hanya memperoleh Rp. 554.249.- per
orang per bulan menjadi Rp. 668.932 per orang per bulan pada tahun 2010.
c. Distribusi Pendapatan Indeks Gini
Pemerataan pendapatan berdasarkan Indeks GiniLorenz Curve menyimpulkan bahwa distribusi pendapatan di Kota Tebing Tinggi memiliki kategori ketimpangan rendah.
Hal ini dibuktikan dengan ikatakan makin nilai Gini Rasio sebesar 0.3154 atau kecil dari 0.4. Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa suatu distribusi pendapatan makin
merata jika nilai Koefisien Gini mendekati nol 0. Sebaliknya, suatu distribusi pendapatan dikatakan makin tidak merata jika nilai Koefisien Gininya makin
mendekati satu Sumber Data : Bappeda Kota Tebing Tinggi dalam Kajian Interaksi
antara Kinerja Ekonomi dan kemiskinan di Kota Tebing Tinggi. Kemudian berdasarkan kurva Lorenz juga menunjukkan bahwa ketimpangan
pengeluaran rumah tangga di Tebing Tinggi relatif rendah. Hal ini ditunjukkan bahwa
Bab II - 10
PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2011
semakin jauh jarak kurva Lorenz dari garis diagonal, semakin tinggi tingkat ketidakmerataannya. Sebaliknya semakin dekat jarak kurva Lorenz dari garis
diagonal, semakin tinggi tingkat pemerataan distribusi pendapatannya.
d. Persentase Penduduk diatas garis kemiskinan