Langkah-langkah Metode Simpleks Metode Simpleks

Metode simpleks adalah suatu metode yang secara sistematis dimulai dari suatu pemecahan dasar yang fisibel ke pemecahan dasar fisibel feasible lainnya dan ini dilakukan berulang-ulang dengan jumlah ulangan yang terbatas sehingga akhirnya tercapai suatu pemecahan dasar yang optimum dan pada setiap step iterasi menghasilkan suatu nilai dari fungsi tujuan yang selalu lebih besar atau sama dari step-step sebelumnya Supranto, 1983.

2.3.1 Langkah-langkah Metode Simpleks

Mengubah bentuk baku model program linier ke dalam bentuk tabel akan memudahkan proses perhitungan simpleks. Langkah-langkah perhitungan dalam algoritma simpleks adalah: a. Berdasarkan bentuk baku, tentukan solusi awal initial basic feasible solution dengan menetapkan n-m variabel nonbasis sama dengan nol. Di mana n jumlah variabel dan m banyaknya kendala. b. Kemudian dipilih sebuah entering variable variabel yang masuk di antara yang sedang menjadi variabel nonbasis, yang jika dinaikkan di atas nol, dapat memperbaiki nilai fungsi tujuan. Apabila tidak ada maka berhenti, berarti solusi sudah optimal. Jika tidak, maka lanjutkan ke langkah c. c. Selanjutnya pilih sebuah leaving variable variabel yang keluar di antara yang sedang menjadi variabel basis yang harus menjadi nonbasis nilainya menjadi nol ketika entering variable menjadi variabel basis. d. Tentukan solusi yang baru dengan membuat entering variable dan leaving variable menjadi nonbasis. Selanjutnya kembali ke langkah b. Selanjutnya akan dijelaskan langkah-langhkah penyelesaian persoalan yang formulasinya mempunyai bentuk sebagai berikut: Maksimumkan: = =1 2.4 Dengan kendala: Universitas Sumatera Utara =1 , 0, = 1, 2, , , = 1, 2, , Perhitungan simpleks yang lebih rinci akan diterangkan dengan langkah berikut: Langkah 1 : Mengubah fungsi tujuan dan fungsi kendala. Fungsi tujuan diubah menjadi bentuk implisit dengan jalan menggeser semua ke kiri. Fungsi kendala selain kendala nonnegatif diubah menjadi bentuk persamaan dengan menambahkan variabel slack , yaitu suatu variabel yang mewakili tingkat pengangguran kapasitas yang merupakan batasan. Langkah 2 : Mentabulasikan persamaan-persamaan yang diperoleh pada langkah 1. Tabel 2.1 Bentuk Umum Tabel Simplek Awal Basis 1 2 . . . . Solusi � � . . � . . 11 12 . . 1 1 . . 1 21 22 . . 2 1 . . 2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 2 . . . . 1 − − 1 − 2 . . − 0 . . Kolom baris menunjukkan variabel yang sedang menjadi basis yaitu 1 , 2 , , yang nilainya ditunjukkan oleh kolom solusi. Secara tidak langsung ini menunjukkan bahwa variabel nonbasis 1 , 2 , , yang tidak ditunjukkan pada kolom basis sama dengan nol. Universitas Sumatera Utara Langkah 3 : Menentukan entering variable variabel yang masuk. Tabel di atas memperlihatkan bahwa pada baris − kolom 1 , 2 , , nilainya negatif. Untuk persoalan dengan fungsi maksimasi, baris − dapat diperbaiki dengan meningkatkan nilai 1 , 2 , , pada baris − menjadi tidak negatif. Untuk itu pilihlah kolom pada baris − termasuk kolom slack yang mempunyai nilai negatif terbesar, selanjutnya kolom ini digunakan sebagai entering variable. Jika ditemukan lebih dari satu nilai negatif angka terbesar pilihlah salah satu, sebaliknya jika tidak ditemukan nilai negatif berarti solusi sudah optimal. Sebaliknya untuk kasus minimasi, pilihlah kolom pada baris − yang nilainya positif terbesar. Jika tidak ditemukan nilai positif berarti solusi sudah optimal. Dan pada persoalan di atas kolom 2 merupakan entering variable . Langkah 4 : Menentukan leaving variable variabel yang keluar. Leaving variable dipilih dari rasio yang nilainya positif terkecil. Rasio diperoleh dengan cara membagi nilai solusi dengan koefisien pada kolom entering nya. = 2.5 Baris yang memiliki rasio yang nilainya positif terkecil selanjutnya akan digunakan sebagai leaving variable . Jika tidak ada elemen yang nilainya positif dalam kolom kunci kolom entering variable ini, maka persoalan tidak memiliki pemecahan. Kolom pada entering variable dinamakan entering column , dan baris yang berhubungan dengan leaving variable dinamakan persamaan pivot. Elemen pada perpotongan entering column dan persamaan pivot dinamakan elemen pivot. Langkah 5 : Menentukan persamaan pivot baru. � = 2.6 Universitas Sumatera Utara Langkah 6 : Menentukan persamaan-persamaan baru selain persamaan pivot baru. Persamaan baru = Persamaan lama – Koefisien kolom entering x persamaan pivot baru 2.7 Langkah 7 : Lanjutkan perbaikan-perbaikan. Lakukan langkah perbaikan dengan cara mengulang langkah 3 sampai langkah 6 hingga diperoleh hasil optimal.

2.3.2 Program QM