2.1.2. Penempatan Pedagang
Selain masalah harga kios yang belum memenuhi standar yang diinginkan pedagang, masalah penempatan pedagang juga menjadi masalah yang cukup
rumit. Menurut pedagang, proses penempatan yang dilakukan oleh investor tidak transparan, mereka tiba- tiba saja ditempatkan di blok B dan C. Untuk blok B
sendiri pedagang hanya diperbolehkan menempati lantai 2, 3, dan 4. Sedangkan untuk blok A tidak terdapat penjelasan yang memberikan kesempatan bagi
pedagang untuk menempatinya.
100
Rancangan pembangunan akan dilakukan itu, menempatkan blok A berada di depan bangunan blok- blok lainnya. Pintu masuk dan halaman parkir berada di
blok A. Pembeli akan masuk dari pintu yang berada di blok A yang berada persis di depan jalan Ahmad Yani, yang merupakan salah satu jalan protokol di kota
Pekanbaru. Dan rencananya akan dilakukan pemagaran seluruh lokasi bangunan dan menerapkan satu pintu.
101
Padahal, selain jalan A. Yani terdapat jalan Alimudinsyah dan jalan Teratai yang berada persis di samping lokasi pasar itu. Oleh karena itu, blok A
berada pada posisi yang sangat strategis, sedangkan blok B dan C, yang berada di belakang blok A, berada pada posisi yang kurang menguntungkan bagi
berlangsungnya transaksi jual beli. Rancangan bangunan memperlihatkan bahwa blok A adalah bangunan modern selain mall yang juga menyediakan kios- kios
atau toko. Dan toko- toko inilah yang dipertanyakan oleh pedagang. Menurut Uni
102
100
Op, Cit, Harian Riau Mandiri
101
Op, Cit, Harian Riau Mandiri
102
Uni adalah panggilan buat kakak yang berasal dari Sumatera Barat
Upik, para pedagang sempat mempertanyakan tentang kejelasan status blok A, siapa yang menjadi pembeli, dan berapa harganya, tetapi jawaban yang mereka
Universitas Sumatera Utara
terima adalah blok A sudah terisi penuh oleh pihak luar. Padahal, menurut Uni Upik, pada waktu itu surat pemberitahuan resmi penjualan kios belum
diumumkan kepada publik atau pers conference tanggal 21 April 2004.
103
Sementara Suryanto menegaskan bahwa blok A adalah pusat perbelanjaan modern yang akan digunakan sebagai penyangga atau mensubsidi blok B dan C
Gika dalam pembangunannya mengalami hambatan dana atau minus. Oleh karena itu, blok A dipatok dengan harga tinggi dan diperuntukkan bagi umum,
non- pedagang pasar Senapelan dan barn akan dipasarkan kepada umum pada tanggal 23 September 2004. Dan bagi 100 orang pendaftar pertama dari 250 kios
yang tersedia, akan diberikan diskon sebesar 10 . Akan tetapi menurut Erwin Virgo seorang pedagang, pedagang yang akan ditempatkan di blok A adalah
para pedagang yang berasal dari Singapura dan Jakarta, dan blok ini telah dipesan jauh hari sebelum rencana pembangunan dilakukan, kami diperlakukan tidak
adil, kalau mau meningkatkan ekonomi lemah, kok begini caranya, pedagang besar malah dimanjakan.
104
Selain masalah penempatan pedagang pada blok- blok yang akan dibangun, penempatan pedagang pada TPS Tempat Penampungan Sementara
juga menjadi masalah. Tempat Penampungan Sementara TPS merupakan tempat berdagang sementara bagi pedagang pasar Senapelan sebelum peremajaan
tersebut selesai dilakukan selama:2 tahun. TPS ini terletak di jalan Teratai dan jalan Alimudinsyah. Berada di belakang pasar Senapelan yang telah rubuh
pembongkaran terjadi tanggal 15 dan 18 April 2004 lalu. Dan TPS diperuntukkan bagi para pedagang resmi, terdaftar pada Dinas Pasar kota
103
Kutipan wawancara LSM Riau Mandiri , Pekanbaru, 4 September 2004
104
Lihat http:www.Riau2020.com. 17 Mei 2004, diakses pada 25 Januari 2008
Universitas Sumatera Utara
Pekanbaru. Untuk mendapatkan TPS, para pedagang harus melalui mekanisme
pengundian yang dilaksanakan oleh Dinas Pasar, satu pedagang mendapatkan satu TPS. Akan tetapi, di lapangan terdapat kendala sehingga seorang pedagang
terkadang memiliki lebih dari satu TPS karena adanya sistem pengundian yang amburadul. Menurut Pak Saiful Bahri dan Pak Haji ketua dan wakil ketua
FKPPS, TPS tersebut memang diberikan seeara gratis oleh investor. Dan reneananya akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti: WC umum, air
PDAM, telepon, dan instalasi listrik. Akan tetapi, seluruh fasilitas yang dijanjikan itu belum terpenuhi sampai sekarang.
105
Berkaitan dengan penyambungan fasilitas listrik, Suryanto wawancara, Pekanbaru, 29 Nopember 2004 mengatakan bahwa pihaknya telah menanyakan
perihal listrik kepda PLN Pekanbaru. Dan PLN tidak dapat memenuhi keinginan investor karena keterbatasan jumlah watt yang tersedia di kota Pekanbaru. Hal ini
juga pemah dipertanyakan oleh Walikota Pekanbaru, melalui surat yang dikirimkan kepada pimpinan PLN eabang Pekanbaru tertanggal 23 Maret, 7, 13
April, dan 27 Juli 2004, Walikota meminta agar PLN segera menyambungkan arus listrik ke TPS yang telah dibangun oleh investor karena TPS tersebut akan
ditempati oleh pedagang yang telah tergusur.
106
Melalui Dinas Pasar, sebagian oknum pedagang memanfaatkan momentum pengambilan TPS melalui mekanisme pengundian ini untuk
mendapatkan lebih dari satu TPS. TPS ini kemudian dipasarkan kembali kepada pedagang yang tidak mendapatkan TPS. Terkadang harga yang dipasarkan
105
Ibid,
106
Ibid,
Universitas Sumatera Utara
mencapai Rp. 2 juta per- unit bahkan bisa mencapai Rp harga 5 juta- an. Menurut pedagang, selain karena modal mereka yang pas- pasan telah habis akibat
pembongkaran kios yang terjadi sebelumnya menderita kerugian, ukuran TPS yang berukuran 2x 1,7 meter sangat kecil, tidak memadai bagi pedagang untuk
melakukan transaksi jual beli Di tambah lagi dengan jarak antar TPS yang terlalu sempit sehingga menyulitkan pembeli dalam bertransaksi dan di waktu hujan
turun, lorong- lorong tersebut,dipenuhi oleh genangan air. Dengan ukuran seperti itu, para pedagang hanya bisa menempatkan sebagian barang dagangan saja, tidak
ada tempat untuk menyimpan, menata, atau tempat istirahat tempat yang cukup luas bagi pedagang.
107
Tempat Penampungan Sementara yang dibangun tersebut terdiri dari empat blok, tiap blok berisi atau mempunyai 150 TPS, dengan demikian jumlah
totalnya adalah 600 TPS. Jika jumlah tersebut dibandingkan dengan jumlah pedagang resmi yang tercatat di Dinas Pasar, maka jumlah 600 tidak mencukupi
bagi 972 orang pedagang, apalagi jika dibandingkan dengan jumlah 2097 pedagang yang tergabung dalam FKPPS. Menurut Ami 30 tahun seorang
pedagang kaki lima, TPS disediakan untuk pedagang yang memiliki kios di pasar Senapelan, kami pedagang kaki lima tidak mempunyai tempat. Hanya tempat
seadanya beginilah, itupun harus membayar karcis seharga Rp. 2000 per hari. Menurutnya, pungutan seharga Rp. 2000 tersebut tidak dikutip oleh petugas
resmi, karcis diedarkan dan dipungut oleh preman setempat.
108
Tumpang tindih masalah penempatan pedagang di TPS juga sering terjadi. Salah satu kasus tersebut adalah satu unit TPS yang dimiliki oleh beberapa orang
107
Op, Cit, Kutipan wawancara LSM Riau Mandiri.
108
Lihat http:www. Riau terkini.com, 19 April 2004, diakses pada 25-02-2008
Universitas Sumatera Utara
pedagang. Seperti yang terjadi pada seorang pedagang yang bernama Heri. TPS itu awalnya milik inet, tetapi entah bagaimana, TPS tersebut berpindah tangan
kepada Heri. Heri diketahui sebagai salah seorang anggota ISIP. Persoalan timbul ketika Heri bemiat untuk berdagang di kios tersebut, kiosnya dirusak orang tidak
dikenal dan dibongkar oleh tiga orang Satpam. Selain itu, Heri juga harus berhadapan dengan Sinet yang juga mempersoalkan kios yang sama. Akhimya,
Heri harus mengalah untuk berdagang di kaki lima dengan terlebih dahulu mengalami kerugian sebesar Rp. 1 juta.
109
Menurut pihak Pemkot, eksekusi pembongkaran mereka lakukan setelah terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada pedagang untuk pindah dari
lokasi pasar melalui beberapa kali pemberitahuan, jadi wajar Pemkot melakukannya penggusuran karena pihak pedagang telah diberitahu
sebelumnya, tetapi mereka tetap tidak mau pindah, alhasil ya karni tetap melakukan pembongkaran kios. Hal ini juga didukung oleh pemyataan Walikota
Pekanbaru Herman Abdullah yang menyatakan bahwa pembongkaran kios harus berjalan seperti rencana semula agar pasar modem dapat dibangun, ini keputusan
fmal, kita harus membenahi sarana perbelanjaan kota.
2.1.3. Pembongkaran Kios- kios Pasar Senapelan