dulu, masalah bayaran belakangan. Menurut Ijofman Riau Post, 23 September 2004, dari sekitar 2000 lebih unit kios yang disediakan bagi pedagang, baru 900
orang yang mendaftarkan diri terpesan 900 unit. Sedangkan Pak Haji mengatakan, bahwa jumlah pedagang yang mendaftar ulang tidak sampai 1 dari
jumlah keseluruhan pedagang. Sebagian pedagang yang mendaftar terse but belum tentu akan membayar uang muka kerena mahalnya harga kios sementara
modal mereka telah habis.
159
Perlawanan- perlawanan yang dilakukan oleh pedagang mendapatkan dukungan dari sejumlah aktivis yang terdiri dari kalangan mahasiswa dan LSM
maupun dari kalangan intelektual. Mereka digolongkan ke dalam pendukung spesialis karena mereka turnt serta dalam membangun idiologi gerakan pedagang
sehingga pedagang mampu melakukan aksi perlawanan terbuka secara kolektif
3.3. Pihak- pihak yang Mendukung Perlawanan Pedagang
Selain perlawanan- perlawanan yang dilakukan sendiri oleh pedagang, mereka pun mendapatkan bantuan dari sejumlah organisasi non- pemerintah
maupun tokoh tokoh intelektual setempat. Mereka ini orang- orang yang prihatin dan concern terhadap keadaan pedagang. Diantaranya ada yang masih bertahan
sampai sekarang dan ada yang telah menghilang. Dan mereka yang mendukung tersebut dapat dibagi atas dua bagian, yaitu pendukung spesialis dan pendukung
umum.
3.3.1. Pendukung Spesialis
159
Ibid,
Universitas Sumatera Utara
dan menyuarakan aspirasinya secara terbuka. Secara umum, aktivis itu mengikuti setiap aksi unjuk rasa dan mogok
makan yang dilakukan oleh pedagang. Para aktivis juga bersedia untuk menjadi barisan hidup bersama dengan pedagang di saat pemerintah melakukan
pembongkaran paksa pasar Senapelan. Bukan hanya kenikmatan aksi unjuk rasa atau mogok makan saja yang dirasakan oleh para aktivis ini. Mereka juga
mengalami penderitaan, ketika mengalami pemukulan dan penahanan oleh polisi, dikarenakan aksi- aksi mereka itu. Seperti aksi mogok makan yang dilakukan oleh
Rinaldi 23 tahun mahasiswa UIN Susqa Pekanbaru dan sekaligus seorang aktivis PRD cabang Pekanbaru selama tujuh hari. Dan juga aksi unjuk rasa dengan
membakar poster Amien Rais sebagai wujud kekecewaan yang dilakukan oleh Sahat, aktivis BOB.
160
1. Komite Pimpinan Wilayah Partai Rakyat Demokratik Riau KPW- PRD
Riau. Para aktivis ini tergabung dalam berbagai organisasi yang ada di Riau.
Antara lain adalah:
2. Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi HMI- MPO
cabang Pekanbaru. 3.
Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi LMNO Riau. 4.
Jaringan Mahasiswa Demokratik JMD Riau. 5.
Front Nasional Petjuangan Buruh Indonesia FNPBI Riau. 6.
ARAK Aliansi Rakyat.
160
Op, Cit, Tempo 10 Juni 2004
Universitas Sumatera Utara
7. Kaliptra Sumatera.
8. Kantor Bantuan flukum KBH Riau.
9. KOMA Komunitas Mahasiswa.
Pak Saiful menuturkan, bantuan- bantuan yang diberikan oleh mahasiswa dan LSM cukup berarti bagi pedagang. Tetapi bantuan yang mereka berikan
hanya bersifat sementara. Mereka hanya membantu pada waktu pedagang melakukan aksi unjuk rasa dan mogok makan. Setelah aksi- aksi itu berakhir 10
Juni 2004, bantuan merekapoo berakhir. Menurut Pak Haji, mereka menghilang begitu saja, seiring dengan terciumnya maksud dari aksi yang mereka lakukan,
bahkan Rinaldi 22 tahun langsoog menghilang setelah dikunjungi oleh pihak investor di rumah sakit seusai melakukan aksi mogok makan. Pedagang menduga
kuat mereka telah disogok oleh pemerintah dan investor. Pak Syaiful menambahkan, bahwa puncak bantuan yang diberikan oleh
para mahasiswa dan LSM adalah ketika aksi pendudukan gedung DPRD Pekanbaru selama tujuh belas hari tujuh belas malam. Di samping para aktivis
tersebut mengikuti aksi unjuk rasa, mereka juga ikut ambil bagian dalam mogok makan, malahan mereka yang memberi usul untuk melakukan tindakan tersebut.
Dan mereka juga turut membantu mempertanyakan dukungan dari mahasiswa- mahasiswa lainnya, seperti BEM UNRI Universitas Riau, Lancang Kuning, dan
VIR Universitas Islam Riau yang tidak didapatkan oleh pedagang.
161
Sedangkan dari kalangan intelektual, adalah seorang pengacara lokal yang bemama Apriadi S.H atau yang lebih dikenal dengan panggilan Pak Edi. Menurut
pedagang, Pak Edi telah bersama mereka sejak awal perjuangan dilakukan oleh
161
Op, Cit, Riau Mandiri, 5 Mei 2004
Universitas Sumatera Utara
pedagang. Pedagang tidak memberi gaji barang sedikitpun kepada Pak Edi. Menurut Pak Edi, ia ikhlas membantu pedagang, terpanggil rasa kemanusiaan dan
balas budi. Dahulu ibunya merupakan salah seorang pedagang pasar Senapelan, dengan uang hasil berdagang itulah ia berhasil menamatkan pendidikan sampai
menjadi sarjana. Sekarang ia berniat membalasnya.
162
Dapat dikatakan, bahwa dukungan intelektualitas terhadap perjuangan pedagang sangat minim. Memang, ada bantuan dari Prof. Tabrani Rab tokoh
masyarakat Riau, akan tetapi lebih banyak bersifat dukungan moral dan semangat juang saja. Bantuan nyata pernah diberikan oleh Tabrani pada waktu
pembongkaran paksa terjadi. Banyaknya jatuh korban luka- luka dari pihak pedagang menjadikan Tabrani mengambil inisiatif untuk meberikan pengobatan
secara gratis terhadap mereka di rumah sakit miliknya wawancara, Pekanbaru, 7 September 2004. Selain itu, kesediaan Rumah Sakit Tabrani untuk menampung
Bantuan yang diberikan Pak Edi, berupa perjuangan melalui jalur hukum. Dengan mengumpulkan bukti- bukti tertulis bersama pedagang. Bukti tersebut
akan diproses kembali oleh Pak Edi dan kemudian diajukan tuntutan secara hukum. Sejumlah pedagang mengatakan, terdapat seorang lagi tokoh dibelakang
layar yang turnt membantu perjuangan pedagang. Ia adalah seorang Danrem di Pekanbaru, yang memberikan support dan menjamin keamanan bagi para
pedagang yang melakukan protes secara keras terhadap Pemkot, investor, dan anggota dewan. Danrem tersebut merupakan saudara dari Uni Upik.
3.3.2. Pendukung Umum