Defisiensi Nutrisi TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Defisiensi Nutrisi

Menurut organisasi kesehatan dunia WHO, defisiensi nutrisi adalah ketidakseimbangan selular antara suplai makanan dan energi dengan kebutuhan tubuh untuk menjamin pertumbuhan, pemeliharaan, dan fungsi-fungsi spesifik. 14 Defisiensi nutrisi yang sering terjadi pada pasien penderita angular cheilitis antara lain ialah defisiensi vitamin B 2 riboflavin, B 6 piridoksin, B 12 kobalamin, zat besi, dan asam folat. Sumber vitamin dan mineral tersebut banyak terdapat pada buah, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran, khususnya sayuran hijau. 15 Masukan makanan yang tidak seimbang sebagai hasil dari kondisi rumah tangga yang buruk merupakan salah satu penyebab defisiensi nutrisi pada anak, UNICEF juga menyatakan bahwa kebiasaan makan yang tidak baik sama berperannya dalam menyebabkan defisiensi nutrisi. Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta menunjukkan bahwa terdapat 6.516 anak usia sekolah yang kekurangan gizi sepanjang tahun 2006 dan 2,38 dari 281.131 anak usia sekolah di lima wilayah Ibu Kota DKI Jakarta menderita kurang gizi. 16 Selain faktor ekonomi, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang nutrisi yang baik dapat menyebabkan kurangnya kualitas asupan gizi mereka, masyarakat tidak mengerti bagaimana memilih makanan yang berkualitas baik dengan harga murah yang dapat di konsumsi. Masyarakat tidak memanfaatkan sumber yang tersedia dengan baik karena kekurangan informasi atau pengetahuan mengenai bagaimana cara pemberian makanan sehingga mereka lebih mengutamakan rasa kenyang tanpa memperhatikan kualitas dan variasi makanan. Penyebab lain terjadinya defisiensi nutrisi ialah pengaruh adat dan kebiasaan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara masyarakat yang tidak sesuai dengan praktek mengenai cara pemberian makanan yang benar. 17 Defisiensi nutrisi pada anak dapat dinilai dengan mengukur lingkaran lengan atas LLA. LLA mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot, dapat digunakan untuk identifikasi anak dengan gangguan gizi atau pertumbuhan. Keuntungan penggunaan LLA ini adalah alatnya murah, dapat dibuat sendiri, mudah dibawa dan cepat penggunaannya. 18 Tabel 1. Ukuran Lingkar Lengan anak Usia 6-17 Tahun Usia thn Lingkaran lengan cm Baku 90 Baku 80 Baku 70 Baku 60 Baku ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ 6 17.3 17.3 15.6 15.5 13.8 13.8 12.1 12.1 10.4 10.4 7 17.8 17.8 16.0 16.0 14.2 14.2 12.5 12.5 10.7 10.7 8 18.4 18.4 16.5 16.6 14.7 14.7 12.9 12.9 11.0 11.1 9 19.0 19.1 17.1 17.2 15.2 15.3 13.3 13.4 11.4 11.5 10 19.7 19.9 17.7 17.9 15.8 15.9 13.8 13.9 11.8 11.9 11 20.4 20.7 18.4 18.6 16.3 16.7 14.3 14.5 12.2 12.4 12 21.2 21.5 19.1 19.3 16.9 17.2 14.8 15.0 12.7 12.9 13 22.2 22.4 20.0 20.2 17.7 17.9 15.5 15.7 13.3 13.4 14 23.2 23.2 20.9 20.9 18.6 18.5 16.3 16.2 13.9 13.9 15 25.0 24.4 22.5 20.0 20.0 19.5 17.5 17.1 15.0 14.6 16 26.0 24.7 23.4 22.2 20.8 19.7 18.2 17.3 15.6 14.8 17 26.8 24.9 24.1 22.3 21.4 19.9 18.8 17.4 16.1 15.5 Dikutip dari: The assessment of nutritional status of the community oleh Jelliffe, WHO 1966 18 Nilai pada kolom Baku dan 90 Baku merupakan parameter LLA yang dimana menunjukkan status gizi yang baik. Nilai pada kolom 80 Baku, 70 Baku, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 60 Baku menunjukkan status kekurangan gizi. Kolom 80 Baku merupakan kekurangan nutrisi cukup. Kolom 70 Baku merupakan kekurangan nutrisi sedang dan kolom 60 Baku merupakan parameter kekurangan nutrisi buruk. Pada setiap tingkatan status gizi tersebut dibedakan ukuran untuk anak laki-laki dan perempuan. 18

2.3 Kebiasaan atau Pola Makan Anak Usia Sekolah