60 Baku menunjukkan status kekurangan gizi. Kolom 80 Baku merupakan kekurangan nutrisi cukup. Kolom 70 Baku merupakan kekurangan nutrisi sedang
dan kolom 60 Baku merupakan parameter kekurangan nutrisi buruk. Pada setiap tingkatan status gizi tersebut dibedakan ukuran untuk anak laki-laki dan perempuan.
18
2.3 Kebiasaan atau Pola Makan Anak Usia Sekolah
Pada permulaan usia 6 tahun anak mulai masuk sekolah, dengan demikian anak-anak mulai masuk kedalam dunia baru, dimana mulai banyak berhubungan
dengan orang-orang diluar keluarganya. Hal ini dapat mempengaruhi kebiasaan makan mereka. Pengalaman-pengalaman baru, kegembiraan-kegembiraan di sekolah,
menyebabkan anak-anak menyimpang dari kebiasaan waktu makan yang sudah diberikan orang tua kepada mereka.
19
Pada usia 7-9 tahun anak pandai menetukan makanan yang disukai karena mereka sudah mengenal lingkungan. Untuk itu perlu pengawasan dari orang tua
supaya tidak salah memilih makanan karena pengaruh lingkungan. Disini anak masih dalam tahap pertumbuhan sehingga kebutuhan gizinya harus tetap seimbang. Banyak
makanan yang dijual dipinggir jalan atau tempat umum hanya mengandung karbohidrat dan garam yang hanya akan membuat cepat kenyang dan banyak disukai
anak, sayangnya hal ini bisa mengganggu nafsu makan anak dan jika hal ini dibiarkan berlarut-larut akan dapat mengganggu atau menghambat pertumbuhan tubuhnya.
19
Pola makan pada anak usia 10-12 tahun sudah harus dibagi dalam jenis kelaminnya mengingat kebutuhan mereka yang berbeda. Anak laki-laki lebih banyak
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
melakukan aktivitas fisik sehingga memerlukan kalori yang lebih banyak dibandingkan anak perempuan. Pada usia ini biasanya anak perempuan sudah
mengalami masa haid sehingga memerlukan lebih banyak protein dan zat besi dari usia sebelumnya.
19,20
Pada dasarnya kebiasaan makan pada anak telah terpola pada masa pertumbuhan. Salah satu teori mengenai terbentuknya kebiasaan makan pada anak
dikemukakan oleh Lund Burk dalam a analysis of children’s food consumption behavior model, atau model Lund Burk. Dalam model tersebut kebiasaan makan
pada anak dimulai dari dorongan dasarmotivasi yang kemudian dinyatakan dalam bentuk tindakan makan.
21
Pada penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner untuk mengukur kebiasaan atau pola makan anak usia sekolah. Pertanyaan-pertanyaan dalam
kuesioner tersebut meliputi frekuensi makan dalam satu hari, keteraturan makan, menu makan sehari-hari, kebiasaan makan bersama keluarga, kebiasaan sarapan pagi,
kebiasaan minum susu, konsumsi makanan jajanan dan makanan selingan. Setiap pertanyaan memiliki tiga pilihan dan setiap pilihan tersebut mengandung poin.
Pilihan pertama mengandung 2 poin, pilihan kedua mengandung 1 poin dan pilihan ketiga 0 poin. Jika jumlah poin 11-15 termasuk kategori kebiasaan atau pola makan
baik. Poin 6-10 termasuk kategori pola makan sedang atau cukup baik. Poin 1-5 merupakan kategori pola makan buruk.
2.4 Pengetahuan Gizi Anak Usia Sekolah