Dari Tabel 1.3 menunjukkan bahwa adanya penurunan kinerja yang terjadi
pada PT. Taspen persero Kantor Cabang Utama Medan pada tahun 2009 sampai dengan 2013, uraian tugas yaitu penilaian yang disesuaikan dengan tugas yang
diduduki karyawan, artinya penilaian ini berfokus pada arah dari pekerjaan dan juga mempunyai target waktu pekerjaan. Kompetensi individu yaitu gabungan
antara pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh setiap karyawan. Dan untuk hasil kerja yaitu hasil akhir dari pekerjaan yang telah dikerjakan oleh
karyawan. Tahun 2009 karyawan memiliki kinerja yang baik karena mendapatkan predikat nilai BAIK. Tahun 2010 – 2012 karyawan mengalami penurun kinerja
mendapat nilai CUKUP. Dan tahun 2013 kembali naik menjadi 89 dan mendapat nilai BAIK.
Berdasarkan latar belakang, penulis tertarik melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Budaya Organisasi dan Promosi Jabatan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Taspen Persero Kantor Cabang Utama Medan.”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
Perumusan masalah penelitian ini adalah : “Apakah Budaya Organsisasi dan Promosi Jabatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan pada PT. Taspen Persero Kantor Cabang Utama Medan?” 1.3 Tujuan
Universitas Sumatera Utara
Tujuan dari penelitian ini mengetahui dan menganalisis pengaruh Budaya organisasi dan Promosi Jabatan terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Taspen
Persero Kantor Cabang Utama Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
1 Bagi PT. Taspen Persero Kantor Cabang Utama Medan. Dapat memberikan saran dan masukan yang bermanfaat mengenai Budaya
organisasi dan Promosi Jabatan pada PT. Taspen persero Kantor Cabang Utama Medanuntuk meningkatkan kinerja karyawan perusahaan tersebut.
2 Bagi Pihak lain Bagi peneliti dapat dijadikan perbandingan dalam melakukan pengembangan
penelitian yang sama di masa yang akan datang. Menambah pengetahuan khususnya manajemen sumber daya manusia, yang
berkaitan dengan budaya organisasi dan promosi jabatan dalam meningkatkan kinerja karyawan khususnya di perusahaan asuransi dan perusahaan dibidang
lainnya. 3 Bagi Peneliti
Memperluas wawasan dan pengetahuan penulis mengenai budaya organisasi dan promosi jabatan karyawan serta pengaruhnya meningkatkan kinerja pada
suatu organisasi atau perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Budaya Organisasi 2.1.1 Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan cara berpikir dan melakukan sesuatu yang mentradisi, yang dianut bersama oleh semua anggota organisasi, dan para anggota
baru harus mempelajari atau paling sedikit menerima sebagian dari budaya tersebut agar diterima sebagai bagian dari organisasi. Mathis dan Jakson
2006:46 menyatakan bahwa budaya organisasi adalah sebuah pola dari nilai- nilai dan kepercayaan yang disepakati bersama yang memberikan arti kepada
anggota dari organisasi tersebut dan aturan-aturan berperilaku. Menurut Rivai 2008:432, Budaya organisasi adalah bagaimana organisasi
belajar berhubungan dengan lingkungan yang merupakan penggabungan dari asumsi, perilaku, cerita, mitos, ide, metafora, dan ide lain untuk menentukan apa
arti bekerja dalam suatu organisasi. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, budaya organisasi dapat dikatakan sebagai aturan main yang ada di dalam
perusahaan yang akan menjadi pegangan dari sumber daya manusia, dalam menjalankan kewajibannya, dan nilai-nilai untuk berperilaku dan sikap mereka
sehari-hari selama mereka berada dalam organisasi tersebut, dan sewaktu mewakili organisasi berhadapan dengan pihak luar.
2.1.2 Dimensi Budaya Organisasi
Dimensi budaya organisasi menurut Robbin 2005:12 yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan dituntut untuk melakukan inovasi dan mengambil resiko.
2. Perhatian ke hal yang rinci. Sejauh mana anggota organisasi diharapkan mampu menunjukkan ketepatan, analisis dan perhatian pada hal yang rinci.
3. Orientasi hasil. Sejauh mana para pemimpin berfokus pada hasilkeluaran dan bagaimana orientasi para pimpinan pada prosesteknik yang dilakukan untuk
mencapai hasil. 4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan –
keputusan pimpinan mempertimbangkan efek hasil pada anggota organisasi.
5. Orientasi timkelompok. Sejauh mana aktifitas kerja diorganisasikan dalam kelompok – kelompok kerja dibandingkan pada kerja individual.
2.1.3 Elemen-elemen Budaya Organisasi
Terdapat beberapa elemen dasar budaya organisasi, Eugene McKenna dan Nic Beech 2000:15 mengelompokan elemen-elemen budaya perusahaan sebagai
berikut : 1. Artifacts
Merupakan hal-hal yang dapat dilihat, didengar, dirasakan, jika sesorang berhubungan dengan sebuah kelompok baru dengan budaya yang tidak
dikenalnya. Artifacts termasuk struktur organisasi dan proses yang tampak, seperti produk, jasa, dan tingkah laku anggota kelompok.
Universitas Sumatera Utara
2. Espoused Values Yaitu alasan-alasan tentang mengapa orang berkorban demi apa yang
dikerjakan. Budaya sebagian besar organisasi dapat melacak nilai-nilai yang didukung kembali kepenemu budaya. Meliputi strategi, sasaran, dan filosofi.
3. Basic Underlying Assumption Yaitu keyakinan yang dianggap sudah ada oleh anggota suatu organisasi.
Budaya menetapkan cara yang tepat untuk melakukan sesuatu di organisasi, seringkali melalui asumsi yang tidak diucapkan namun anggota organisasi
meyakini ketepatan tindakan tersebut.
2.1.4 Karakteristik Budaya Organisasi
Menurut Robbins 2008:10 ada 10 sepuluh karakteristik budaya organisasi, yaitu:
1. Inisiatif individual Inisiatif individual adalah tingkat tanggung jawab, kebebasan atau
independensi yang dipunyai setiap individu dalam mengemukakan pendapat. Inisiatif individu tersebut perlu dihargai oleh kelompok atau pimpinan suatu
organisasi sepanjang menyangkut ide untuk memajukan dan budaya organisasi. 2. Toleransi Terhadap Tindakan Beresiko.
Dalam budaya organisasi perlu ditekankan sejauh mana para karyawan dianjurkan untuk dapat bertindak agresif, inovatif dan mengambil resiko. Suatu
Universitas Sumatera Utara
budaya organisasi dikatakan baik apabila dapat memberikan toleransi kepada anggota para karyawan untuk dapat bertindak agresif dan inovatif untuk
memajukan organisasi serta berani mengambil resiko terhadap apa yang dilakukannya.
3. Pengarahan Pengarahan dimaksudkan sejauh mana suatu organisasi dapat menciptakan
dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan. Sasaran dan harapan tersebut jelas tercantum dalam visi, misi dan tujuan organisasi. Kondisi ini
dapat berpengaruh terhadap kinerja organisasi. 4. Integrasi
Integrasi dimaksudkan sejauh mana organisasi dapat mendorong unit-unit organisasi untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi. Kekompakan unit-
unit organisasi dalam bekerja dapat mendorong kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan.
5. Dukungan Manajemen Dukungan manajemen dimaksudkan sejauh mana para manajer dapat
memberikan komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan yang jelas terhadap bawahan. Perhatian manajemen terhadap karyawan sangat membantu
kelancaran kinerja suatu organisasi.
Universitas Sumatera Utara
6. Kontrol Alat kontrol yang dapat dipakai adalah peraturan-peraturan atau norma-norma
yang berlaku dalam suatu organisasi. Untuk itu diperlukan sejumlah peraturan dan tenaga pengawas atasan langsung yang dapat digunakan untuk
mengawasi dan mengendalikan perilaku karyawan dalam suatu organisasi. 7. Identitas
Yang dimaksudkan sejauh mana para karyawan dalam suatu organisasi dapat mengidentifikasikan dirinya sebagai satu kesatuan dan bukan sebagai
kelompok kerja tertentu. Identitas diri sangat membantu manajemen dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
8. Sistem Imbalan Sistem imbalan dimaksudkan sejauh mana alokasi imbalan seperti kenaikan
gaji, promosi dan sebagainya didasarkan atas prestasi kerja karyawan, bukan senioritas atau pilih kasih.
9. Terhadap Konflik Sejauh mana para karyawan disorong untuk mengemukakan konflik dan kritik
secara terbuka. Perbedaan pendapat atau kritik merupakan fenomena yang sering terjadi namun bisa dijadikan sebagai media untukmelakukan perbaikan
atau perubahan strategi untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
Universitas Sumatera Utara
10. Pola Komunikasi Sejauh mana komunikasi dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal.
Kadang-kadang hierarki kewenangan dapat menghambat terjadinya pola komunikasi antara atasan dan bawahan atau antar karyawan itu sendiri.
2.1.5 Faktor-faktor Pembentukan Budaya Organisasi
Menurut Atmosoeprapto 2001:53 faktor-faktor yang membentuk budaya organisasi yaitu:
1. Observed behavioral regularities when people interact Yaitu bahasa yang digunakan dalam organisasi, kebiasaan dan tradisi yang ada,
dan ritual para karyawan dalam menghadapi berbagai macam situasi. 2. Group Norms
Yaitu nilai dan standar baku dalam organisasi. 3. Exposed Values
Yaitu nilai-nilai dan prinsip-prinsip organisasi yang ingin dicapai, misalnya kualitas produk, dan sebagainya
4. Formal Philosophy Yaitu kebijakan dan prinsip ideologis yang mengarahkan perilaku organisasi
terhadap karyawan, pelanggan, dan pemegang saham.
Universitas Sumatera Utara
5. Rules of the Game Yaitu aturan-aturan dalam perusahaan the ropes, hal-hal apa saja yang harus
dipelajari oleh karyawan baru agar dapat diterima di organisasi tersebut. 6. Climate
Yaitu Perasaan yang secara eksplisit dapat terasa dari keadaan fisik organisasi dan interaksi antar karyawan, interaksi atasan dengan bawahan, juga interaksi
dengan pelanggan atau organisasi lain. 7. Embedded Skills
Yaitu kompetensi khusus dari anggota organisasi dalam menyelesaikan tugasnya, dan kemampuan menyalurkan keahliannya dari satu generasi ke
generasi lainnya. 8. Habits of thinking, mental models, andor linguistec paradims
Yaitu adanya suatu kesamaan “frame” yang mengarahkan pada persepsi untuk dapat mengurangi adanya perbedaan persepsi, pikiran, dan bahasa yang
digunakan oleh para karyawan, dan diajarkan pada karyawan baru pada awal proses sosialisasi.
9. Shared Meanings Yaitu rasa saling pengertian yang diciptakan sendiri oleh karyawan dari
interaksi sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
10. Root Metaphors or Integrating Symbols Yaitu ide-ide, perasaan, dan citra organisasi yang dikembangkan sebagai
karakteristik organisasi yang secara sadar ataupun tidak sadar tercermin dari bangunan, lay out ruang kerja, dan materi artifacts lainnya. Hal ini
merefleksikan respon emosional dan estetika anggota organisasi, disamping kemampuan kognitif atau kemampuan evaluatif anggota organisasi.
2.1.6 Proses Terbentuknya Budaya Organisasi
Menurut Eugene McKenna dan Nic Beech 2000:60 proses terbentuknya budaya, yaitu :
1. Filosof, yang menjadi panduan penetapan kebijakan organisasi baik yang berkenaan dengan karyawan ataupun klien.
2. Nilai-nilai dominan yang dipegang oleh organisasi. 3. Norma-norma yang diterapkan dalam bekerja.
4. Aturan main untuk berelasi dengan baik dalam organisasi yang harus dipelajari oleh anggota baru agar dapat diterima oleh organisasi.
5. Tingkah laku khas tertentu dalam berinteraksi yang rutin dilakukan.Perasaan atau suasana yang diciptakan dalam organisasi.
2.1.7 Fungsi Budaya Organisasi Menurut Rivai 2005:430 fungsi budaya organisasi adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, artinya budaya menciptakan perbedaan yang jelas antara suatu organisasi dengan organisasi
yang lain. 2. Budaya memberikan identitas bagi anggota organisasi.
3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas pada kepentingan individu.
4. Budaya meningkatkan kemantapan sistem sosial. 5. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu serta
membentuk sikap dan perilaku karyawan.
2.2 Promosi Jabatan 2.2.1 Pengertian Promosi Jabatan
Promosi memberikan peranan penting bagi setiap karyawan, bahkan menjadi idaman yang selalu diharapkan oleh karyawan. Karena dengan promosi
perusahaan mengakui akan kepercayaan dan kemampuan, serta kecakapan karyawan yang bersangkutan untuk menjabat suatu jabatan yang lebih tinggi
didalam perusahaan. Menurut Rivai 2004:211, promosi adalah apabila seorang karyawan
dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang lebih tinggi dalam pembayaran, tanggung jawab dan atau level. Umumnya diberikan sebagai
penghargaan, hadiah reward system atas usaha dan prestasinya di masa lampau. Sedangkan menurut Manullang 2001:153, promosi berarti penaikan jabatan,
yakni menerima kekuasaan dan tanggung jawab lebih besar dari kekuasaan dan tanggung jawab sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut pendapat Nasution 2000:141, promosi adalah kenaikan jabatan seseorang karyawan dari tingkat yang lebih rendah ketingkat yang lebih tinggi,
dan disertai kenaikan gaji, wewenang dan tanggung jawab. Kesimpulan dari semua defenisi diatas adalah promosi adalah perpindahan dari satu jabatan ke
jabatan yang lebih tinggi, wewenang dan tanggung jawab semakin besar, status serta pendapatan juga semakin tinggi.
2.2.2 Asas-Asas Promosi
Asas promosi harus dituangkan dalam program promosi secara jelas sehingga karyawan mengetahui dan perusahaan mempunyai pegangan untuk
mempromosikan karyawan. Menurut Hasibuan 2002:107, asas-asas promosi :
1. Kepercayaan Promosi hendaknya berasaskan pada kepercayaan atau keyakinan mengenai
kejujuran, kemampuan, dan kecakapan karyawan bersangkutan dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik pada jabatan tersebut. Karyawan
baru akan dipromosikan, jika karyawan itu menunjukkan kejujuran, kemampuan, dan kecakapannya dalam memangku jabatan.
2. Keadilan Promosi berasaskan keadilan, terhadap penilaian kejujuran, kemampuan, dan
kecakapan semua karyawan. Penilaian harus jujur dan objektif tidak pilih kasih atau like and dislike. Karyawan yang mempunyai peringkat rangking terbaik
Universitas Sumatera Utara
hendaknya mendapat kesempatan pertama untuk dipromosikan tanpa melihat suku, golongan, dan keturunannya. Promosi yang berasaskan keadilan akan
menjadi alat motivasi bagi karyawan untuk meningkatkan prestasinya. 3. Formasi
Promosi harus berasaskan kepada formasi yang ada, karena promosi karyawan hanya mungkin dilakukan jika ada formasi jabatan yang lowong. Untuk itu
harus ada uraian pekerjaanjabatan job description yang akan dilaksanakan karyawan. Jadi, promosi hendaknya disesuaikan dengan formasi jabatan yang
ada di dalam perusahaan.
2.2.3 Syarat-Syarat Promosi
Dalam mempromosikan karyawan, harus sudah dipunyai syarat-syarat tertentu yang telah direncanakan, dan dituangkan dalam program promosi
perusahaan. Syarat-syarat promosi harus diinformasikan kepada semua karyawan, agar mereka mengetahuinya secara jelas. Hal ini penting untuk memotivasi
karyawan berusaha mencapai syarat-syarat promosi tersebut. Menurut Hasibuan 2002:110, syarat-syarat promosi pada umumnya meliputi hal-hal berikut
1. Kejujuran Karyawan harus jujur terutama pada dirinya sendiri, bawahannya, perjanjian-
perjanjian dalam menjalankan atau mengelola jabatan tersebut, harus sesuai kata dengan perbuatannya. Dia tidak menyelewengkan jabatannya untuk
kepentingan pribadinya.
Universitas Sumatera Utara
2. Disiplin Karyawan harus disiplin pada dirinya, tugas-tugasnya, serta mentaati
peraturan-peraturan yang berlaku baik tertulis maupun kebiasaan. Disiplin karyawan sangat penting karena hanya dengan kedisiplinan memungkinkan
perusahaan dapat mencapai hasil yang optimal. 3. Prestasi Kerja
Karyawan itu mampu mencapai hasil kerja yang dapat dipertanggung jawabkan kualitas maupun kuantitas, dan bekerja secara efektif dan efisien. Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan dapat memanfaatkan waktu dan mempergunakan alat-alat dengan baik.
4. Kerja Sama Karyawan dapat bekerja sama secara harmonis dengan sesama karyawan baik
horizontal maupun vertikal dalam mencapai sasaran perusahaan. Dengan demikian, akan tercipta suasana hubungan kerja yang baik di antara semua
karyawan. 5. Kecakapan
Karyawan itu cakap, kreatif, dan inovatif dalam menyelesaikan tugas-tugas pada jabatan tersebut dengan baik. Dia bisa bekerja secara mandiri dalam
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, tanpa mendapat bimbingan yang terus-menerus dari atasannya.
Universitas Sumatera Utara
6. Loyalitas Karyawan harus loyal dalam membela perusahaan atau korps dari tindakan
yang merugikan perusahaan atau korpsnya. Ini menunjukkan bahwa dia ikut berpartisipasi aktif terhadap perusahaan atau korpsnya.
7. Kepemimpinan Dia harus mampu membina dan memotivasi bawahannya untuk bekerja sama
dan bekerja secara efektif dalam mencapai sasaran perusahaan. Dia harus menjadi panutan dan memperoleh personality authority yang tinggi dari para
bawahannya. 8. Komunikatif
Karyawan itu dapat berkomunikasi secara efektif dan mampu menerima atau mempersepsi informasi dari atasan maupun dari bawahannya dengan baik,
sehingga tidak terjadi miskomunikasi. 9. Pendidikan
Karyawan harus telah memiliki ijazah dari pendidikan formal sesuai dengan spesifikasi jabatan.
2.2.4 Jenis-Jenis Promosi
Jenis-jenis promosi yang dikemukakan oleh Hasibuan 2002:112, adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Promosi Sementara Temporary Promotion Seorang karyawan dinaikkan jabatannya untuk sementara karena adanya
jabatan lowong yang harus segera diisi. 2. Promosi Tetap Permanent Promotion
Seseorang karyawan dipromosikan dari suatu jabatan ke jabatan yang lebih tinggi karena karyawan tersebut telah memenuhi syarat untuk dipromosikan.
Sifat promosi ini adalah tetap. 3. Promosi Kecil Small Scale Promotion
Menaikkan jabatan seseorang karyawan dari jabatan yang tidak sulit dipindahkan ke jabatan yang sulit yang meminta keterampilan tertentu, tetapi
tidak disertai dengan peningkatan wewenang, tanggung jawab, dan gaji. 4. Promosi Kering Dry Promotion
Seorang karyawan dinaikkan jabatannya ke jabatan yang lebih tinggi disertai dengan peningkatan pangkat, wewenang, dan tanggung jawab tetapi tidak
disertai dengan kenaikan gaji atau upah.
2.2.5 Prosedur Promosi Prosedur pelaksanaan promosi yang biasa dianut perusahaan menurut
Sartrohadiwiryo 2002:263 adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Promosi dari dalam perusahaan Merupakan suatu tradisi untuk mencari calon yang akan menduduki jabatan
manajer pada suatu hierarki perusahaan diantara jajaran tenaga kerja yang ada merupakan kebiasaan umum yang tampaknya hampir membudaya.
2. Promosi melalui prosedur pencalonan Pencalonan oleh manajer adalah proses penunjang guna mengajukan bawahan
tertentu untuk dipromosikan. Tidak dapat disangsikan bahwa prosedur ini tidak sistematis dan mudah keliru, tetapi bagaimanapun juga inilah yang paling luas
digunakan dalam perusahaan untuk menyelidiki tenaga kerja yang akan dipromosikan.
3. Promosi melalui prosedur seleksi Prosedur lain yang ditempuh dalam rangka promosi tenaga kerja adalah
melalui proses seleksi. Biasanya proses seleksi bagi perusahaan-perusahaan besar menggunakan berbagai jenis ujian psikologis untuk tujuan ini. Cara ini
sebenarnya kurang mendapatkan tanggapan positif dari para tenaga kerja karena prosedur dianggap terlalu berbelit-belit, akibatnya banyak waktu dan
tenaga yang terbuang dengan sia-sia.
2.2.6 Efek Sampingan Dalam Pelaksanaan Promosi Jabatan
Menurut Nitisemito 2002:190, ada beberapa efek samping yang mungkin akan timbul didalam melaksanakan promosi jabatan yaitu sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Kesalahan dalam Promosi Meskipun kita sudah mengusahakan ketentuan yang tegas dan jelas tentang
syarat-syarat promosi dan berusaha melaksanakan sebaik-baiknya, tapi kemungkinan kekeliruan dapat saja terjadi. Faktor-faktor subjektif dalam
penilaian siapa yang perlu dipromosikan sering terjadi. Disini kemungkinan pertimbangan bakat dan kemampuan dapat terkalahkan.
2. Rasa Iri Hati Meskipun perusahaaninstansi tersebut dalam melaksanakan promosi telah
melaksanakan dengan seobjektif mungkin, tetapi kemungkinan hal ini tetap dirasakan oleh pegawai lain yang kebetulan belum mendapatkan kesempatan
sebagai tindakan yang kurang objektif. Hal ini akan dapat menimbulkan rasa iri hati dari para pegawai lainnya.
3. Pelaksanaan Promosi yang Dipaksakan Pegawai yang dipilih untuk dipromosikan adalah merupakan pilihan yang
tepat, meskipun demikian kemungkinan pegawai tersebut belum dapat memenuhi syarat-syarat untuk promosi. Hal ini dapat menyebabkan tugas-
tugas yang dibebankan kepada karyawan tersebut akan kurang berhasil.
2.3 Kinerja Karyawan 2.3.1 Pengertian Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kegiatan operasional perusahaan. Keuntungan dan kerugian yang dialami perusahaan
Universitas Sumatera Utara
diakibatkan oleh baik buruknya kinerja karyawan. Perusahaan akan selalu memperhatikan kinerja karyawannya sebagai bentuk evaluasi dan penilaian dari
waktu ke waktu serta perencanaan pencegahan dari kemungkinan apabila terjadi penurunan kinerja.
Menurut Yuli 2005:89 Kinerja karyawan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas, yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Tujuan dari kinerja ini untuk mengetahui apakah karyawan telah bekerja sesuai dengan standar-standar
yang telah ditetapkan sebelumnya. Apabila karyawan telah memenuhi standar yang ditetapkan, maka karyawan tersebut berarti memiliki kinerja yang baik,
demikian juga sebaliknya. Menurut Mathis dan Jackson 2002:78 Kinerja performance pada
dasarnya adalah apa yang dilakukan oleh karyawan. Kinerja karyawan yang umum untuk kebanyakan pekerjaan meliputi elemen sebagai berikut:
1. Kuantitas kerja : volume kerja yang dihasilkan diatas kondisi
normal. 2. Kualitas kerja
: kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan.
3. Pemanfaatan waktu : penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijaksanaan perusahaan.
4. Kerjasama : kemampuan menjalin hubungan dalam kerja.
Universitas Sumatera Utara
Dari pendapat-pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah hasil kumulatif yang dicapai seorang karyawan atas apa yang
telah dikorbankan untuk mencapai target pekerjaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya.
2.3.2 Jenis-jenis Kinerja Karyawan
Menurut Robbins 2002:155 pengukuran kinerja mempertimbangkan hal- hal sebagai berikut:
1. Kuantitas Jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai. Pengukuran kuantitatif
melibatkan perhitungan keluaran dari proses dan pelaksanaan kegiatan. 2. Kualitas
Mutu yang harus dihasilkan oleh individu baik tidaknya. Pengukuran kualitatif keluaran mencerminkan pengukuran tingkat kepuasan.
3. Ketepatan Waktu Sesuai tidaknya dengan waktu yang direncankan atau ditetapkan. Pengukuran
ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari pengukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian kegiatan atau tugas.
2.3.3 Penilaian Kinerja
Menurut Sofyandi 2008 : 123 penilaian kinerja adalah penilaian tentang prestasi kerja pegawai dan akuntabilitasnya. Dalam persaingan global perusahaan-
Universitas Sumatera Utara
perusahaan menuntut kinerja yang tinggi. Penilaian kinerja pada prinsipnya mencakup baik aspek kualitatif maupun kuantitatif dari pelaksanaan pekerjaan.
Penilaian kinerja berkenaan dengan seberapa baik seseorang melakukan pekerjaan
yang ditugaskan kepadanya.
Dessler berpendapat 2006:322 penilaian kinerja merupakan mengevaluasi kinerja karyawan saat ini atau di masa lalu relatif terhadap standart kinerjanya.
Penilaian kinerja juga selalu mengasumsikan bahwa karyawan memahami apa standart kinerja mereka dan penyelia juga memberikan karyawan umpan balik,
pengembangan, dan insentif yang diperlukan untuk membantu orang yang bersangkutan menghilangkan kinerja yang kurang baik atau melanjutkan kinerja
yang baik. Menurut Moeheriono 2009 : 106, ada empat aspek penilaian kinerja , yaitu :
1. Hasil kerja Keberhasilan pegawai dalam pelaksanaan kerja output biasanya terukur,
seberapa besar yang telah dihasilkan, berapa jumlahnya dan berapa besar kenaikannya. Misalkan, omset pemasaran, jumlah keuntungan dan total
perputaran asset, dan lain-lain. 2. Perilaku
Aspek tindak tanduk pegawai dalam melaksanakan pekerjaan, pelayanan, kesopanan, sikap, dan perilakunya, baik terhadap sesama pegawai maupun
kepada pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
3. Atribut dan kompetensi Kemahiran dan penguasaan pegawai sesuai tuntutan jabatan, pengetahuan,
ketrampilan dan keahliannya, seperti kepemimpinan, inisiatif dan komitmen. 4. Komparatif
Membandingkan hasil kinerja pegawai dengan pegawai lainnya yang selevel dengan yang bersangkutan, misalnya sesama sales berapa besar omset
penjualannya selama satu bulan.
2.3.4 Tujuan Penilaian Kinerja
Menurut Dessler 2006 : 325 penilaian kinerja dilakukan untuk : 1. Evaluasi hasil setelah melakukan pelatihan
Penilaian harus memberikan peran yang terintegrasi dalam proses manajemen kinerja pengusaha, penilaian kinerja memberikan manfaat setelah melakukan
pelatihan. 2. Perencanaan perbaikan jika tujuan belum tercapai
Penilaian memungkinkan atasan dan bawahan menyusun sebuah rencana untuk mengoreksi semua kekurangan yang ditemukan dalam penilaian dan untuk
menegaskan hal-hal yang telah dilakukan dengan benar oleh bawahan.
Universitas Sumatera Utara
3. Penunjang perencanaan karier Penilaian harus melayani tujuan perencanaan karier dengan memberikan
kesempatan meninjau rencana karier pegawai dengan memerhatikan kekuatan dan kelemahannya secara spesifik.
2.3.5 Metode Penilaian Kinerja Menurut Moeheriono 2009 : 108 beberapa metode penilaian kinerja yang
dapat diterapkan adalah :
1. Metode skala peringkat Rating scale Sistem ini terdiri atas dua bagian yaitu 1 bagian suatu daftar karakteristik dan
2 bidang, ataupun perilaku yang akan dinilai dan bagian skala. Kekuatan sistem ini adalah dapat diselesaikan dengan cepat dan dengan upaya sesering
mungkin. Kelemahan dari sistem ini adalah subjektif karena kriteria penilaian yang digunakan amat samar dan kurang tepat, khususnya pada skala yang
digunakan. 2. Metode daftar pertanyaan Checklist
Hasil metode ini adalah bobot nilai pada lembar Checklist, tetapi checklist dapat dijadikan sebagai gambaran hasil kerja pegawai yang akurat.
Keuntungannya adalah biaya yang murah, pengurusannya mudah, penilai hanya membutuhkan waktu pelatihan yang sederhana dan distandarisasi.
Kelemahannya terletak pada penyimpangan penilai yang lebih mengedepankan kriteria pribadi pegawai dalam menentukan kriteria hasil kerja, kesalahan
Universitas Sumatera Utara
menafsir materi-materi checklist, dan penentuan bobot nilai tidak seharusnya dilakukan oleh departemen sumber daya manusia.
3. Metode pilihan terarah Forced Choice Method Sistem ini menggunakan evaluasi dalam lima skala yaitu, 1 berkinerja sangat
tinggi, 2 berkinerja rata-rata tinggi, 3 berkinerja rata-rata,4 berkinerja rata- rata rendah, 5 berkinerja sangat rendah. Kekuatan sistem ini adalah dapat
mengidentifikasikan pegawai yang memiliki prestasi tinggi dan luar biasa serta dapat mengurangi penyimpangan penilaian. Kelemahannya adalah tidak
realistis mendorong pimpinan yang memiliki hanya empat atau lima pegawai untuk mendistribusikannya ke lima level.
4. Metode peristiwa kritis Critical Incident Method Pada sistem ini dilaksanakan dengan membuat catatan-catatan contoh yang luar
biasa baik atau tidak diinginkan dari perilaku yang berhubungan dengan kerja seorang pegawai dan meninjaunya bersama pegawai lain pada waktu yang
telah ditentukan sebelumnya. Keuntungan metode ini adalah menyajikan fakta- fakta keras yang spesifik untuk menjelaskan evaluasi dan memastikan bahwa
pimpinan berfikir tentang evaluasi , serta mengidentifikasikan contoh-contoh khusus tentang kinerja yang baik dan jelek dan merencanakan perbaikan
terhadap kemerosotan. Kelemahannya adalah sulit untuk menilai atau memeringkatkan pegawai yang berhubungan dengan satu sama lain.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Penelitian Terdahulu Sutarjo 2008 melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Budaya
Organisasi, Sistem Kompensasi, Promosi Jabatan, dan Profesionalisme terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Bank BRI Cabang Klaten”
. Penelitian ini dilakukan pada 200 orang karyawan PT. Bank BRI Cabang Klaten
dengan sampel sejumlah 60 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diukur dengan teknik skala Likert. Teknik analisa data
menggunakan analisis regresi linier berganda dan uji asumsi klasik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel budaya organisasi, sistem
kompensasi, promosi jabatan, dan profesionalisme terhadap kepuasan kerja karyawan. Pengujian secara parsial Uji t menunjukan bahwa sistem kompensasi,
promosi jabatan, dan profesionalisme secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Bank BRI Cabang Klaten.
Raysa 2006 melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada Perum Pegadaian Kanwil 1
Medan” . Penelitian ini dilakukan pada 75 karyawan Perum Pegadaian Kanwil 1
Medan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada Perum Pegadaian Kanwil 1 Medan.
Lubis 2011 melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Promosi Jabatan Terhadap Kinerja Pegawai Pada PDAM Tirtanadi Cabang Medan
Kota”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh promosi jabatan
Universitas Sumatera Utara
terhadap kinerja pegawai PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis statistik regresi
linier sederhana dan analisis kuantitatif. Populasi penelitian ini yaitu berjumlah 50 orang pegawai PDAM Tirtanadi cabang Medan Kota. Sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode sensus yang terdiri dari 50 orang pegawai. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas, yaitu variabel promosi jabatan secara
positif dan signifikan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada PDAM Tirtanadi cabang Medan Kota.
2.5 Kerangka Konseptual