Uraian Materi Film Reproduksi

Mengamati limbah yang dihasilkan oleh perusahaan percetakan 15 meminta ketelitian dan waktu lama. Untuk itu diperlukan proses kimia yang sangat rumit. Pengolahan emulsi fotografi dapat dibagi dalam lima tahap : a. Pengendapan perak halogenida dalam selatin b. Pematangan secara fisik c. Pencucian emulsi d. Pematangan secara kimia e. Pengerjaan akhir emulsi 3. Lapisan Substrat adalah lapisan khusus yang gunanya untuk merekat-eratkan emulsi atau lapisan punggung anti halo pada lapisan dasar. 4. Lapisan Dasar adalah lapisan film grafika yang biasanya terdiri dari triaserat atau poliester. Film triasetat tidak selalu tetap ukuran, tetapi baik sekali untuk pengerjaan hitam puih biasa. Untuk pengerjaan yang memerlukan ukuran tetap yang sangat teliti misalnya untuk pemisahan warna, kartografi dan sebagainya ternyata film dengan dasar poliester di dalam praktek sedemikian stabil atau mantap hingga dapat dipakai di mana-mana dengan hasil sangat baik. Karena itu, pelat kaca hanya dipergunakan dalam hal-hal yang sangat khusus. Tebal lapisan dasar berperan juga dalam membuat kopi film yang harus dibuat kopinya melalui punggung, sebaiknya lapisan dasarnya setipis mungkin. Dengan demikian gambarnya akan menjadi lebih tajam. 5. Lapisan Anti Halo adalah lapisan khusus yang diletakkan pada punggung film grafika. Lapisan ini diwarnai dengan bahan warna tertentu yang sifat spektrum-nya dipilih sedemikian, hingga sinar yang selama penyinaran menembus emulsi, Mengamati limbah yang dihasilkan oleh perusahaan percetakan 16 gejala halo Tebal dan sifat fisik lapisan anti halo itu ditetapkan, hingga tegangan- tegangan yang terjadi dalam lapisan emulsi, pada waktu pengerjaan akhir film dapat dikompensasi, sehingga filmnya tetap datar. Bahan warna lapisan anti halo itu akan hilang seluruhnya pada waktu pencucian. Film grafika dalam pasaran dapat diperoleh sebagai film datar dengan ukuran baku atau sebagai rol dengan bermacam ukuran panjang dan lebar.

b. Kertas

Bahan baku dalam proses cetak adalah kertas dan tinta cetak. Nama kertas dalam bahasa Yunani “papyrus”, yaitu suatu tanaman air yang telah digunakan oleh orang-orang Mesir kuno sebagai bahan untuk tulis menulis. Dari kata “papyrus” ini diturunkan kata “paper” bahasa Inggris, dan “papier” bahasa Belanda. Kertas bahan cetakan adalah merupakan bahan yang sangat penting di dalam pekerjaan cetak sehingga penyesuaian kualitas dari kertas bahan cetakan akan sangat dominan di dalam menentukanmenghasilkan kualitas cetak. Kertas bahan cetakan dapat dibagi menjadi : 1. Uncoated, yang termasuk uncoated antara lain : HVS, HVO, Kertas koran, dll. Uncoated mempunyai sifat penyerapan besar, permukaan yang kasar, mudah terjadi picking tercabut, PH rendah sehingga lambat kering, dan karena permukaannya bergelombang tidak rata maka hasil cetak tidak menimbulkan gloss. Cemani Toka dalam hal ini sudah menyesuaikan tinta untuk kertas uncoated tersebut. 2. Coated, yang termasuk coated antara lain : art paper, coated paper, matt coated, cast coated, art karton, coated karton. PT Cemani Toka dalam hal ini sudah menyesuaikan tinta untuk jenis-jenis kertas coated. Mengamati limbah yang dihasilkan oleh perusahaan percetakan 17 stiker, Yupo, Typex, Gold Foil, Alumunium Foil, art synthetic paper, dll. Karena jenis ini tidak mempunyai daya serap, maka pengeringan terjadi secara oksidasi penuh. Biasanya timbul masalah set off atau lambat kering. Sehingga perlu penanganan khusus seperti : - tidak menumpuk hasil cetakan terlalu tinggi - PH air pembasah tidak terlalu asam karena akan menghambat oksidasi - Memakai air pembasah seminim mungkin Hati-hati karena tinta mempunyai pengeringan lebih cepat dari pada tinta biasa, tidak sampai lapisan tinta mengering. Menurut Dameria 2005 : 98, jenis kertas terbagi menjadi 3 tiga, yaitu : 1. Kertas berdasarkan jenis serat, kertas jenis ini terbagi menjadi 2 dua yaitu: