b. Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas atau tidak mengandung Heterokedastisitas Ghozali, 2005:105. Untuk mengetahui gejala
heterokedastisitas dilakukan dengan mengamati grafik scatter plot melalui SPSS. Model yang bebas dari heterokedastisitas memiliki scatter plot dengan
pola titik-titik yang menyebar. Pengujian heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan scatter
plot. Jika tidak pola tertentu menunjukkan bahwa model regresi tersebut bebas dari masalah heterokedastisitas. Hasil dari perhitungan dengan SPSS sebagai
berikut: Gambar 4.2
Uji Heterokedastisitas
Regression Standardized Predicted Value
2 1
-1 -2
Reg res
sion Studentized
Re sidual
3 2
1 -1
-2 -3
Scatterplot Dependent Variable: Prestasi Belajar
Gambar di atas menunjukkan bahwa titik-titik tidak membentuk pola tertentu. Dengan demikian, maka dapat dinyatakan bahwa model regresi
tersebut bebas dari segala heterokedastisitas.
4.1.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil analisis regesi diperoleh koefisien-koefisien regresi seperti tercantum pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Analisis Regresi Ganda
31.200 2.789
.352 .088
.300 .121
.039 .273
.539 .121
.378 Constant
Motivasi Belajar Kompetensi Guru
Fasilitas Belajar Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
Sumber: data primer yang diolah Analisis Regresi Linier Berganda yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan regresi berganda 3 variabel bebas yaitu: 1 Variabel Motivasi Belajar X1, 2 Variabel Kompetensi Guru X2, 3 Variabel Fasilitas Belajar X3 dan
Variabel terikatnya yaitu Prestasi Belajar Y. Ada beberapa hal yang dapat diketahui dari analisis ini antara lain: model regresi yang dapat digunakan untuk
mengetahui pengaruh antara hubungan antara motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar, pengaruh hubungan kompetensi guru terhadap prestasi belajar dan
pengaruh hubungan antara fasilitas belajar terhadap prestasi belajar, uji simultan untuk menguji secara bersama-sama apakah pengaruh motivasi belajar siswa,
kompetensi guru, dan fasilitas belajar berpengaruh secara nyata terhadap prestasi belajar, uji parsial untuk menguji secara parsial apakah variabel-variabel bebas
tersebut berpengaruh signifikan, koefisien determinasi simultan untuk mengetahui besarnya kontribusi secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat
dan koefisien determinasi parsial untuk mengetahui sumbangan secara parsial. Model regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Y = 31,200 + 0,352 X
1
+ 0,121 X
2
+ 0,539 X
3
. Berdasarkan model regresi tersebut, diperoleh koefisien regresi variabel
Motivasi Belajar sebesar 0,352 yang berarti bahwa setiap terjadi peningkatan atau kenaikkan Motivasi Belajar akuntansi siswa secara keseluruhan satu satuan akan
menyebabkan peningkatan atau kenaikkan Prestasi Belajar 0,352. Koefisien regresi untuk variabel Kompetensi Guru sebaesar 0,121 yang berarti bahwa setiap
terjadi peningkatan atau kenaikkan kompetensi guru secara keseluruhan satu satuan akan menyebabkan peningkatan atau kenaikkan prestasi belajar sebesar
0,121. Sedangkan untuk koefisien regresi variabel Fasilitas Belajar menyatakan bahwa setiap terjadi peningkatan atau kenaikkan satu satuan akan menyebabkan
peningkatan atau kenaikkan prestasi belajar sebesar 0,539. Secara umum menunjukkan bahwa perubahan Motivasi Belajar, Kompetensi Guru, dan Fasilitas
Belajar pada seluruh siswa kelas XII SMA TEUKU UMAR Semarang kearah positif akan diikuti dengan peningkatan Pretasi Belajar akuntansi siswa kelas XII.
4.1.4 Pengujian Hipotesis
a. Uji Simultan UJi F